“Gelombang”
Oleh : Kelompok 6
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang membahas mengenai
Gelombang.
Di mana dalam penulisan makalah ini kita sama mengaharapkan baik pada penulis
maupun kepada pembaca agar dapat memahami dan mengerti tentang Gelombang.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa
makalah yang kami selesaikan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pengampu, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Fisika merupakan cabang sains. Oleh karena itu, hakekat fisika dapat ditinjau dan
dipahami dari hakekat sains. Tujuan pembelajaran fisika harus mengacu pada tiga aspek
esensial menurut Sarkin (Rozaq dkk, 2013), yaitu (1) membangun pengetahuan berupa
pemahaman, konsep, hukum, dan teori serta penerapannya; (2) membangun kemampuan
melakukan proses antara lain pengukuran, percobaan, bernalar melalui diskusi; dan (3)
membangun sikap keilmuan, antara lain kecenderungan keilmuan, berpikir kritis, berpikir
analitis, berpikir kreatif, perhatian pada masalah-masalah sains, dan penghargaan pada hal-hal
yang bersifat sains. Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, pendidikan fisika memiliki peran yang
sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual siswa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang
membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan
getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang
merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkanenergi (tenaga).
Gelombang tali adalah gelombang yang merambat pada tali. Gelombang ini
merupakan gelombang mekanik, dengan tali sebagai mediumnya. Jenis gelombang ini
walaupun terlihat sederhana dapat menjelaskan efek-efek gelombang pada umumnya
seperti refraksi, refleksi, transmisi dan superposisi.
Gelombang Air adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut biasanya
disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan memindahkan tenaganya ke permukaan perairan,
menyebabkan riak-riak, alunan/bukit, dan berubahmenjadi apa yang kita sebut sebagai
gelomau ombak.
Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh lainnya. Ketika
Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang, akan muncul gelombang
yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain adalah gelombang yang
merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila Anda menggerakan tali naik turun. Ketika
kita berbicara mengenai gelombang, kita tidak bisa mengabaikan getaran. Getaran dan
gelombang mempunyai hubungan yang erat sekali. Pokok bahasan getaran telah Anda
pelajari di kelas XI.
Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang kita
berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik setimbangnya.
Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika
kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan merambat sepanjang tali
tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang
mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa
gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula, ketika Anda
menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda berpikir bahwa gelombang
membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang Anda
saksikan adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik
setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau
gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya
berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat.
Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air laut, Anda
merasa merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena setiap
gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di
laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada
gelombang laut. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan
lainnya.
B. Jenis gelombang
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan beberapa contoh gelombang yang kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun terdapat banyak contoh gelombang dalam kehidupan
kita, secara umum hanya terdapat dua jenis gelombang saja, yaknigelombang
mekanik dan gelombang elektromagnetik. Pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada
medium perambatan gelombang :
1. Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang perantaranya butuh medium. Misalnya:
gelombang air, gelombang bunyi, gelombang slinki, gelombang bunyi, gelombang
permukaan air, dan gelombang pada tali.
Sedangkan berdasarkan arah rambatan dan getarannya, dibagi menjadi dua, yaitu gelombang
transversal dan longitudinal:
1. Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah
getarannya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali. Ketika kita menggerakan
tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah
gerak gelombang.
Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah
tegak lurus dengan arah gerak gelombang. Garis putus-putus yang digambarkan di tengah
sepanjang arah rambat gelombang menyatakan posisi setimbang medium (misalnya tali atau
air). Titik tertinggi gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah
disebut lembah. Amplitudoadalah ketinggian maksimum puncak atau kedalaman maksimum
lembah, diukur dari posisi setimbang. Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada
gelombangdisebut panjang gelombang (disebut lambda – huruf Yunani). Panjang
gelombang juga bisa juga dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau jarak dari
lembah ke lembah.
2. Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan arah
getarannya (misalnya gelombang slinki). Gelombang yang terjadi pada slinki yang
digetarkan, searah dengan membujurnya slinki berupa rapatan dan regangan. Jarak dua
rapatan yang berdekatan atau dua regangan yang berdekatan disebut satu gelombang.
Contoh: getaran sinar gitar yang dipetik, getaran tali yang digoyang-goyangkan pada salah
satu ujungnya.
Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling mendekat,
sedangkan regangan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling menjahui. Jika
gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan lembah, maka gelombang
longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan. Panjang gelombang adalah jarak antara
rapatan yang berurutan atau regangan yang berurutan. Yang dimaksudkan di sini adalah jarak
dari dua titik yang sama dan berurutan pada rapatan atau regangan.
Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara. Udara
sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang sepanjang arah rambat
gelombang udara.
Istilah-istilah pada gelombang transversal
Jarak yang ditempuh getaran dalam satu periode disebut panjang gelombang (λ).
Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut. Jarak antara
dua simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah panjang gelombang atau ½ λ.
Amplitudo (A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai partikel.
Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua puncak berurutan
atau jarak antara dua dasar berurutan.
Istilah-istilah pada gelombang longitudinal
Panjang gelombang dari gelombang longitudinal. Karena panjang rapatan dan
renggangan tidak sama, maka panjang gelombang sebaiknya kita definisikan dengan istilah
pusat rapatan dan pusat renggangan.
Pada gelombang longitudinal, satu gelombang (1λ) terdiri dari 1 rapatan dan 1
renggangan. Panjang gelombang didefinisikan sebagai sebagai jarak antara dua pusat rapatan
yang berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan yang berdekatan. Jarak antara pusat
rapatan dan renggangan yang berdekatan adalah setengah panjang gelombang atau ½ λ.
Sedangkan berdasarkan amplitudonya, dibagi menjadi dua, yaitu gelombang berjalan dan
gelombang stasioner.
2. Gelombang stasioner yaitu gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik yang
dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah gelombang datang dan pantul yang
masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya berlawanan.
C. Sifat-Sifat Gelombang
Dispersi Gelombang
Ketika Anda menyentakkan ujung tali naik-turun (setengah getaran), sebuah pulsa transversal
merambat melalui tali (tali sebagai medium). Sesungguhnya bentuk pulsa berubah ketika
pulsa merambat sepanjang tali, pulsa tersebar atau mengalami dispersi. Jadi, dispersi
gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang merambat suatu medium.
Kebanyakan medium nyata di mana gelombang merambat dapat kita dekati sebagai
medium non dispersi. Dalam medium non dispersi, gelombang dapat mempertahankan
bentuknya. Sebagai contoh medium non dispersi adalah udara sebagai medium perambatan
dari gelombang bunyi..
Gelombang-gelombang cahaya dalam vakum adalah nondispersi secara sempurna. Untuk
cahaya putih (polikromatik) yang dilewatkan pada prisma kaca mengalami dispersi sehngga
membentuk spektrum warna-warna pelangi. Apakah yang bertanggungjawab terhadap
dispersi gelombang cahaya ini? Tentu saja dispersi gelombang terjadi dalam prisma kaca
karena kaca termasuk medium dispersi untuk gelombang cahaya.
Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar
menunjukkan pemantulan gelombang lingkaran sewaktu mengenai batang datar yang
merintanginya.
Sumber gelombang datang adalah titik O. Dengan menggunakan hukum pemantulan, yaitu
sudut datang =sudut pantul, kita peroleh bayangan O adalah I. Titik I merupakan sumber
gelombang pantul sehingga muka gelombang pantul adalah lingkaran-lingkaran yang
berpusat di I,
Contoh:
Sebuah pembangkit bola digetarkan naik dan turun pada permukaan air dalam tangki riak
dengan frekuensi tertentu, menghasilkan gelombang lingkaran seperti pada Gambar 1.36.
Suatu keping logam RQS bertindak sebagai perintang gelombang. Semua muka gelombang
pada Gambar 1.36 dihasilkan oleh pembangkit bola dalam waktu 0,6 s. Perintang keping
logam berjarak 0,015m dari sumber gelombang P. Hitung (a) panjang gelombang, (b)
frekuensi, dan (c) cepat rambat gelombang.Pembahasan:
(a) Jarak dua muka gelombang yang berdekatan = 1λ.
Dengan demikian, jarak PQ = 3(1λ)
0,015 m = 3λ
λ = 0,005 m
(b) Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua muka gelombang yang berdekatan
=1/T, dengan T adalah periode gelombang. Gelombang datang (garis utuh) dari P ke Q
menempuh 3T, sedangkan gelombang pantul (garis putus-putus) dari Q ke P menempu waktu
3T.
Jadi, selang waktu total = 3T + 3T
0,6 s = 6T
T = 0,1 s.
Frekuensi f adalah kebalikan periode, sehingga:
f = 1/(0,1s) = 10 Hz.
(c) Cepat rambat v = λf = (0,005m)(10 Hz) = 0, 05 m/s
Pembiasan Gelombang
Pada umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap. Oleh karena
frekuensi gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang (λ=v/f) juga tetap untuk
gelombang yang menjalar dalam satu medium. Apabila gelombang menjalar pada dua
medium yang jenisnya berbeda, misalnya gelombang cahaya dapat merambat dari udara ke
air. Di sini , cepat rambat cahaya berbeda. Cepat rambat cahaya di udara lebih besar daripada
cepat rambat cahaya di dalam air. Oleh karena (λ=v/f), maka panjang gelombang cahaya di
udara juga lebih besar daripada panjang gelombang cahaya di dalam air.
Perhatikan λ sebanding dengan v. Makin besar nilaiv, maka makin besar nilai λ, demikian
juga sebaliknya.
Perubahan panjang gelombang dapat juga diamati di dalam tangki riak dengan cara
memasang keping gelas tebal pada dasar tangki sehingga tangki riak memiliki dua kedalaman
air yang berbeda, dalam dan bahwa panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar
daripada panjang gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2). Oleh karenav=λf, maka cepat
rambat gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada di tempat yang dangkal (v1 >
v2).
Perubahan panjang gelombang menyebabkan pembelokan gelombang seperti diperlihatkan
pada foto pembiasan gelombang lurus sewaktu gelombang lurus mengenai bidang batas
antara tempat yang dalam ke tempat yang dangkal dalam suatu tangki riak Pembelokan
gelombang dinamakan pembiasan.
Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 1.20. Mula-mula, muka gelombang datang
dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan foto. Kemudian sinar datang dan sinar bias
dilukis sebagai garis yang tegaklurus muka gelombang datang dan bias.
Selanjutnya, garis normal dilukis. Sudut antara sinar bias dan garis normal disebut sudut bias
(diberi lambang r). Pada Gambar 1.20 tampak bahwa sudut bias di tempat yang dangkal lebih
kecil daripada sudut datang di tempat yang dalam (r < i). Dapat disimpulkan bahwa sinar
datang dari tempat yang dalam ke tempat yang dangkal sinar dibiaskan mendekati garis
normal (r < i). Sebaliknya, sinar datang dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam
dibiaskan menjauhi garis normal (r>i).
Difraksi Gelombang
Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu,
gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal
ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah. Untuk
ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui celah
tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah
dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas terlihat.
Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah, Jika penghalang
celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang,maka difraksi
gelombang sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa titik, dan muka
gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah
tersebut sebagai pusatnya.
Interferensi Gelombang
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang di
tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristwa ini di sebut
sebagai prinsip superposisi linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan mempengaruhi
medium. Nah, pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang terpadu tersebut
disebut interferensi gelombang.
Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi antara gelombang
datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung tetap, Anda dapatkan bahwa pada
titik-titik tertentu, disebut perut, kedua gelombang saling memperkuat (interferensi
konstruktif), dan dihasilkan amplitudo paling besar, yaitu dua kali amplitudo semuala.
Sedangkan pada titik-titik tertentu, disebut simpul, kedua gelombang saling
memperlemah atau meniadakan (interferensi destruktif), dan dihasilkan amplitudo nol.
Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa interferensi konstruktif (saling
menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu memiliki fase yang sama.
Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali amplitudo tiap gelombang. Interferensi
destruktif (saling meniadakan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase.
Amplitudo gelombang paduan sama dengan nol. Interferensi konstruktif dan destruktif
mudah dipahami dengan menggunakan.
Polarisasi Gelombang
Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada gelombang tali
(satu dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi), gelombang bunyi dan gelombang
cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali, gelombang permukaan air, dan gelombang cahaya
adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada gelombang transversal,
yaitu polarisasi. Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal,
misalnya pada gelombang bunyi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969. Dalam
fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus
terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi, getaran
horizontal diserap sedang getaran vertikal diserap sebagian. Cahaya alami yang getarannya
ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid
hanya memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi
linear.
1. Gempa Bumi
Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik yang
terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber gempabumi berada di laut
b. Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
c. Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR.
d. Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault).
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup
besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu
massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor
atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari
gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami
akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk
membangkitkan tsunami
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan
memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari
kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi.
Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang
tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga
dengan subduksi.
3. Gunung Berapi
Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan
tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar
kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di
seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau
yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya
sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak,
baik jiwa maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di
negara lain.
Mengapa tsunami di pinggir lebih besar daripada di tengah ?
hal tersebut terjadi karena setelah terjadi gempa di dasar laut, air laut menuju ke
pinggir,ketika naik ke daratan gelombang tersebut berbalik arah dengan kecepatan yang lebih
kecil dan bertabrakan dengan gelombang yang baru datang,sehingga terbentuk gelomang
yang lebih besar.
E. Gejala-gejala Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal. Termasuk gelombang mekanik karena
memerlukan media untuk merambat. Sifat-sifat gelombang bunyi sama seperti sifat
gelombang secara umum, tapi gelombang bunyi tidak dapat mengalami polarisasi.
Frekuensi Bunyi
Sebagai bentuk gelombang, bunyi memiliki frekwensi. Berdasarkan frekwensinya,
gelombang bunyi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu audiosonik, ultrasonik, dan infrasonik.
a. Gelombang audiosonik (audible wave). Gelombang audiosonik merupakan gelombang bunyi
yang berada pada rentang frekwensi pendengaran kita, yakni berada pada kisaran frekwensi
antara 16 Hz hingga 20.000 Hz.
b. Gelombang infrasonik (infrasonic wave). Gelombang infrasonik merupakan gelombang bunyi
yang frekwensinya berada di bawah frekwensi gelombang audiosonik, yaitu frekwensinya
lebih kecil dari 16 Hz.
c. Gelombang ultrasonik (ultrasonic wave). Gelombang ultrasonik merupakan gelombang bunyi
yang frekwensinya berada di atas frekwensi gelombang audiosonik, yaitu frekwensinya lebih
besar dari 20.000 Hz.
4. Ultraviolet
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh kuman-kuman
penyakit kulit.
5. Sinar X
Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan tulang
dalam badan terutama untuk menentukan tulang yang patah. Akan tetapi penggunaan sinar X
harus hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak akibat penggunaan sinar X yang
terlalu lama.
6. Alat musik
Pada alat musik seperti gitar sumber bunyinya dihasilkan oleh benda yang bergetar, yaitu
senar. Jika senar dipetik dengan amplitodu (simpangan) yang besar maka bunyi yang
ditimbulkan akan lebih keras. Dan jika ketegangan senar di diregangkan maka suara
lengkingannya akan semakin tinggi. Begitu pula pada kendang dan alat musik yang lain.
Suara timbul karena sumber suara digetarkan.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil
dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan
pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).
Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan
memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal tersebut
disebabkan walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke
bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air lautyang menyusun 71% permukaan bumi,
menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena
rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung tersebut yang
mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik.
Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama, namun dengan derajat yang
lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama
periode sedikit di atas 24 jam (Priyana, 1994).
Bumi berputar pada porosnya, maka pasang tinggi yang terjadi pun akan bergerak
bergantian secara perlahan-lahan dari satu tempat ke tempat yang lain di permukaan bumi.
Satu perputaran yang dialami bumi sehubungan dengan gerakan bulan memerlukan waktu
selama 24 jam 50 menit, maka dua pasang tinggi dan dua pasang rendah terjadi dalam
periode tersebut.
Gaya tarik gravitasi matahari juga mempengaruhi terjadinya pasang walaupun tenaga
yang ditimbulkan terhadap lautan hanya sekitar 47% dari tenaga yang dihasilkan oleh gaya
gavitasi bulan. Pada waktu bulan baru dan bulan penuh matahari dan bulan terletak pada satu
garis terhadap bumi dan gaya gravitasi yang ditimbulkan mempunyai arah yang sama.
Akibatnya, gaya tarik gabungan tersebut menghasilkan tonjolan air pasang yang lebih besar
dari biasanya dan pasang yang terjadi pada saat ini dinamakan spring tide. Pada waktu bulan
seperempat dan tiga perempat, matahari dan bulan terletak pada posisi yang membentuk
sudut siku-siku (90°) satu sama lain, sehingga pada saat ini gaya tarik gravitasi matahari
bersifat melemahkan gaya tarik bulan. Akibatnya, gaya tarik yang ditimbulkan terhadap
massa air laut menjadi berkurang dan terjadi pasang yang lebih kecil dinamakan neap tide.
Faktor-faktor setempat seperti bentuk dasar lautan dan massa daratan di sekitarnya
kemungkinan menghalangi aliran air yang dapat berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang.
Contohnya, di Cua Cam di Teluk Tonkin, tipe pasangnya adalah diurnal, di sini hanya terjadi
satu periode pasang tinggi dan satu periode pasang rendah dalam waktu satu hari. Mixed
tide adalah tipe pasang yang tingginya selalu berubah-ubah yang terjadi di beberapa tempat.
Pasang campuran (mixed tides) yang bentuk pasangnya berdasar pada pola
pasang semi diurnal terjadi di daerah Sandakan di Laut Sulu, sedang yang bentuk pasangnya
berdasar pada pola pasang diurnal terdapatdi Hon Nie Nieu di Vietnam.
Gambar 1.3 Bentuk pantai juga memepengaruhi
Faktor lain yang mempengaruhi efek ketinggian gelombang adalah proses revolusi
bulan mengelilingi bumi dalam elliptical orbit. Titik perige apabila bulan berada dekat
dengan bumi dan titik apogee apabila bulan berada pada titik terjauh dari bumi. Gelombang
yang terjadi akibat proses revolusi bulan terhadap bumi dibedakan menjadi:
a. Fase gelombang perige, apabila 2 kali dalam setahun bumi, bulan dan matahari berada
dalam satu garis dan bulan berada dalam titik perige sehingga terjadi puncak gelombang
benar-benar tinggi dan lembah gelombang benar-benar rendah.
Gelombang pasang merupakan sinergi dari tiga fenomena yang terjadi serentak yakni:
a. Pasang tertinggi. Terjadi setiap 18,6 tahun sekali pada 17 mei terjadi bulan baru sehingga
bumi segaris lurus dengan bulan dan matahari pada jarak terdekat (perigeum), sehingga
kombinasi gravitasi keduanya mampu mengangkat air hingga mencapai pasang maksimal.
Sinergi tiga kekuatan ini (pasang surut, rotasi bumi, dan angin) yang masing-masing
pada kondisi maksimum, mengahasilkan gelombang maksimum pula. Ketika gelombang
tersebut bertemu topografi dasar laut yang melandai di dekat pantai, maka puncak gelombang
tersebut akan tampak membesar, sehingga ketika menghantam pantai menimbulkan bencana
yang mengerikan.
Beberapa tipe gelombang pasang surut tersebut juga mempengaruhi arus gelombang
pasang surut. Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan turunnya pasang surut,
diiringi oleh gerakan air horizontal yang disebut dengan arus pasang surut. Permukaan
air laut senantiasa berubah-ubah setiap saat karena gerakan pasang surut, keadaan tersebut
juga terjadi pada tempat-tempat sempit, seperti teluk dan selat, sehingga
menimbulkan arus pasut(Tidal current). Gerakan arus pasut dari laut lepas yang merambat ke
perairan pantai akan mengalami perubahan, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah
berkurangnya kedalaman (Mihardja, 1994).
Arus yang terjadi di laut teluk dan laguna akibat massa air mengalir dari permukaan
yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah yang disebabkan oleh pasang
surut. Arus pasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang memiliki
karakteristik pasang (Flood) dan surut. Pada waktu gelombang pasang surut merambat
memasuki perairan dangkal, seperti muara sungai atau teluk, maka badan air kawasan ini
akan bereaksi terhadap aksi dari perairan lepas (King, 1962).
Tipe pasang surut juga dapat ditentukan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang
dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]
Sifat pasang surut yang periodik tentunya dapat diramalkan. Untuk meramalkan
pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing komponen
pembangkit pasang surut. Komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen
tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi)
pantai dan superposisi antar gelombang pasang surut komponen utama, akan terbentuklah
komponen-komponen pasang surut yang baru.
B. Tsunami
Perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal
dengan tiba-tiba dinamakan Tsunami. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan
oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor
bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala
arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000
km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.Ketinggian gelombang di laut dalam
hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang
berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30
km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang tsunami dapat masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.
Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karenatsunami dapat diakibatkan hantaman air
maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Gambar 3.1 Proses Tsunami
A. Kesimpulan
Gelombang pasang surut air laut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut teori
keseimbangan gaya pembangkit pasang surut terjadi karena pemisahkan pergerakan sistem
bumi-bulan-matahari menjadi 2, yaitu sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari.
Sedangkan menurut teori dinamik gaya pembangkit pasang surut menghasilkan gelombang
pasang surut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut.
Selain itu, faktor faktor lokal seperti bentuk dasar lautan dan massa daratan di sekitarnya
kemungkinan menghalangi aliran air yang dapat berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang.
. Tenaga pembentuk pasang surut juga berasal dari bulan, bumi, dan matahari yang
menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang
surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran pasang surut air laut antara lain, tide
staff, Tide Gauge, dan satelit. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengukuran pasang
surut air laut dengan proses perhitungan dari komputer didasarkan pada penyesuaian
lengkung dari data pengamatan dengan metoda kuadrat terkecil dengan menggunakan
beberapa komponen yang dianggap mempunyai faktor yang paling menentukan. Dengan
bantuan komputer, maka akan memperoleh data pasang surut air laut.
Tsunami merupakan gelombang laut besar yang terjadi karena gempa tektonik di
dasar laut, gunung meletus, dan tanah longsor. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
bumi atau sesar. Patahan tersebut akan terisi oleh air secara tiba-tiba yang biasanya
dinamakan surut secara drastis. Jika sudah cukup terisi oleh air dan mendapat tekanan yang
kuat, maka gelombang tersebut lama-kelamaan akan tinggi dan sangat kuat untuk mencapai
daratan, hingga membuat kerusakan. Gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan500-1000 km per jam. Dengan gelombang besar tersebut menyebabkan daerah di
sekitar pantai juga luluh lantak.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan Bahwa Gelombang tali sebagai berikut:
1. Getaran adalah gerak bolak balik secara periodik melalui titik kesetimbangan.
3. Gelombang adalah getaran yang merambat atau menjalar ke suatu tempat dalam suatu
ruang (gelombang adalah fenomena perambatan energi).
4. Getaran merupakan elemen dasar dari gelombang, maka seluruh karakteristik getaran juga
dimiliki oleh gelombang
Berdasarkan cara rambat dan medium yang dilalui, gelombang dikelompokkan menjadi
dua:Gelombang Mekanik dan gelombang elektromagnetik
6. Sifat-sifat umum gelombang , antara lain: dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dapat
dipadukan, dapat dilenturkan, dapat diserap arah getarnya.