Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FISIKA

INTERFERENSI GELOMBANG DAN MODE NORMAL


Dosen Pengampu: Atika Dwi Wiji Utami M.Pd

Oleh :

Kelompok 2:

1. Dita Riyadi N.

2. Andes Kurniawan

3. Claudya Oktavia S. P

4. Dena Nuki H

5. Agustina Wulandari

6. Rizki Safitri

7. Ahmadi Fadilah

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA E1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya dan atas kehendakNyalah makalah ini dapat diselesaikan.

Sholawat beriring salam, tidak lupa kita hadiahkan pada Nabi Muhammad SAW
junjungan semesta alam.

Makalah ini sengaja dibuat penulis untuk memenuhi tugas laporan atau makalah
dalam kelompok Fisika. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami
kesulitan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis


dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini agar makalah ini dapat terwujud dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari upaya lanjut untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa mendatang.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Yogyakarta, Desember 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

INTERFERENSI....................................................................................................................2

1. Interferensi Gelombang...............................................................................................3

2. Interferensi Cahaya......................................................................................................5

3. Interferensi Bunyi………….……………………………………………………….10

BAB III.....................................................................................................................................12

CONTOH SOAL………………………………………………………………………….12

PENUTUP................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Gelombang elektromagnetik sama seperti gelombang mekanik, dapat berinterfrensi


satu sama lain. Kita dapat ketahui bahwa cahaya sebagai gelombang, memperlihatkan gejala
interfrensi gelombang-gelombang yang mempunyai beda fase yang tetap.

Bila Cahaya melintas dari suatu sumber melalui sebuah celah pada layar,dan cahaya
yang keluar dari celah tersebut digunakan untuk menerangi duacelah bersebelahan pada layar
kedua. Bila cahaya diteruskan dari kedua celahtersebut dan jatuh pada layar ketiga, maka
akan terbentuk sederet pitainterferensi yang sejajar. Ini sebagai fenomena interferensi.

Sebagai gelombang, cahaya juga dapat melentur (berdifraksi), sertainterfrensi yang


dibahas diatas merupakan hasil dari cahaya yang berdifraksi.Difraksi adalah penyebaran atau
pembelokan gelombang pada saat gelombangini melintas melalui bukaan atau mengelilingi
ujung penghalang. Gelombangterdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama lain sehingga
menghasilkandaerah penguatan dan pelemahan. Difraksi juga berlangsung pada
aliranpartikel.Dengan kata lain, Difraksi adalah peristiwa dimana berkas cahayaakan
dilenturkan pada saat melewati celah sempit. Difraksi jugamenggambarkan suatu deviasi dari
cahaya dengan pola lurus ketika melewatilubang lensa atau disekeliling benda. Menurut
Huygens bahwa setiap bagiancelah akan menjadi suatu sumber gelombang (cahaya) biru.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. INTERFERENSI

Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi


dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua
gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua
gelombang saling menghilangkan.

Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu dengan
lainnya, sementara difraksi terjadi ketika suatu gelombang melewati suatu apertur (celah
titik). Interaksi tersebut diakibatkan oleh prinsip superposisi. Baik interferensi, difraksi,
maupun prinsip superposisi merupakan konsep penting untuk dipahami dalam upaya
mengenali beberapa aplikasi gelombang.

Ketika dua gelombang berinteraksi, prinsip superposisi mengatakan bahwa fungsi


gelombang yang dihasilkan merupakan penjumlahan kedua fungsi gelombang pembentuk itu
masing masing. Fenomena ini umumnya merupakan penjelasan tentang interferensi.

Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika perbedaan gelombang
cahaya dicampur bersamaan. Contoh interferensi adalah pelangi yang dapatdilihat dalam
gelembung sabun, spektrum warna opal, dan kilauan warna dari beberapa bulu burung. Di
sebagian area pola interferensi, gelombang cahaya berada dalam fase, dengan bukit dan
lembah saling menguatkan, membentuk daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar fase,
dengan bukit dan lembah yang berlawanan, membentuk daerah yang suram. Terdapat
berbagai variasi cara untuk memperagakan interferensi, pada bagian daerah yang terang
maupun daerah suram, dan perbedaan warna menggambarkan perbedaan panjang gelombang
cahaya. 
Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi)
gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang lebih besar. Ketika bukit
2
sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang bertemu, gelombang saling
mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah disebut fase.

1. Interferensi Gelombang

Jika kedua gelombang memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama
memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase,
jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama
memiliki arah simpangan yang berlawanan.
Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink
(ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi, jika pertemunan
kedua gelombang saling menguatkan, disebut interfreusi maksimum atau interferensi
konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase.
Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum
atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua
gelombangnya berlawanan fase.

Interferensi konstruktif dua gelombang harmonik

Interferensi destruktif dua gelombang harmonik


3
Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa yang sama
sedangkan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai beda fasa sebesar
p.

Beda fasa dua gelombang yang bersuperposisi di suatu tempat dapat terjadi karena perbedaan
jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa.

Bila beda fasa dua gelombang di suatu tempat terjadi karena perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka

Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat terjadi terus menerus di suatu tempat,


maka sumber-sumber gelombangnya harus menghasilkan gelombang yang koheren.
4
Dua gelombang dikatakan koheren jika beda fasanya tetap.

2. Interferensi Cahaya

Interferensi Cahaya Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya. Agar hasil


interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren, yaitu
memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta selisih fase tetap. Warna-warni pelangi
menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan gabungan dari berbagai
macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada gelombang sabun, lapisan
minyak, warna bulu burng merah dan burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan.
Tetapi karna terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari sinar yang dipantulkan oleh
suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa
cahaya itu adalah gelombang.
Cahaya juga merupakan gelombang (yaitu gelombang EM) sehingga prinsip
superposisi linear juga berlaku pada cahaya. Fenomena interferensi (konstruktif dan
destruktif) juga dapat ditemui pada gelombang cahaya.
Untuk menghasilkan dua gelombang yang sefasa (koheren), digunakan satu sumber cahaya
monokromatik yang dilewatkan pada dua celah sempit.
Kedua celah S1 dan S2 masing-masing bertindak
sebagai sumber yang koheren. Pola interferensi
konstruktifdestruktif yang bergantian dapat
diamati pada layar.
5

Adanya pola interferensi disebabkan karena superposisi dua gelombang yang


menempuh jarak berbeda untuk mencapai suatu titik pada layar.
Penentuan posisi terang-gelap pada layar dapat dilakukan dengan menganggap jarak layar
dari celah sangat besar (dibandingkan jarak antara kedua celah).
Dengan anggapan ini, maka kedua berkas dapat dianggap sejajar.

Jika kedua berkas dianggap sejajar, maka beda panjang lintasan keduanya adalah
l d sin
Interferensi maksimum (interferensi konstruktif) yang menghasilkan pola terang di
layar terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang merupakan kelipatan
bilangan bulat dari panjang gelombang

Sedangkan interferensi minimum (interferensi destruktif) yang menghasilkan pola


gelap terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang adalah
6
Misalkan bentuk gelombang dari sumber 1 di suatu posisi pada layar adalah
E1=Acos(t) sedangkan akibat gelombang dari sumber 2 adalah E2=Acos(t + ).

Sedangkan

Jadi

Plot intensitas pola interferensi dua celah

Interferensi lapisan tipis Cahaya


monokromatik yang dikenakan pada suatu
permukaan lapisan tipis dapat menunjukkan
fenomena interferensi. Hal ini terjadi karena
ada beda fasa antara berkas cahaya yang
langsung dipantulkan (berkas 1) dengan cahaya yang mengalami pembiasan lebih dulu
(berkas 2).

Perbedaan fasa antara berkas 1 dan 2 disebabkan


adanya beda panjang lintasan dan juga karena
pembalikan fasa saat gelombang dipantulkan oleh
medium yang lebih rapat. Analoginya seperti
gelombang tali
Gelombang yang menjalar dari suatu medium
menuju medium yang lebih rapat akan mengalami
pemantulan oleh medium yang lebih rapat dan
mengalami perubahan fasa sebesar .

Sedangkan gelombang yang menjalar dari suatu


medium menuju medium yang kurang rapat tidak
mengalami perubahan fasa.

Misalkan fasa berkas gelombang datang adalah , maka berkas gelombang 1


mempunyai fasa yang berubah karena adanya pemantulan dari medium yang kurang rapat
(n1) ke medium yang lebih rapat (n2).
Fasa gelombang 1 adalah 

Sedangkan berkas gelombang 2 fasanya berubah karena adanya perbedaan lintasan


tempuh. Jika 0, maka beda panjang lintasan yang ditempuh berkas gelombang 2
dibandingkan berkas gelombang 1 adalah 2t. Beda panjang lintasan ini menimbulkan beda
fasa sebesar

Fasa gelombang 2 adalah

Beda fasa antara gelombang 1 dan 2 adalah


Interferensi maksimum (konstruktif) terjadi jika beda fasa total tersebut sama dengan
bilangan bulat dikalikan dengan 2.

Interferensi minimum (destruktif) terjadi jika beda fasa total sama dengan setengah
bilangan bulat dikalikan dengan 2.

Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika kedua
gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi saling
memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis terang yang teramati pada
layar.  
Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat
destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. Marilah sekarang
kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya yang telah dilakukan percobaan/eksperimen
oleh para ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas Young dan Fresnell.  

a. Interferensi Cahaya pada Celah Ganda 


Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya adalah
sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya yang
koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling berdekatan,
sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya yang koheren.  
Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah cermin datar yang disusun hampir
membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh dua bayangan sumber cahaya. 
Sinar yang dipantulkan oleh cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua gelombang
cahaya yang koheren.  Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya, di depan celah tersebut
diletakkan layar pada jarak L maka akan terlihat pada layar berupa garis gelap dan terang. 
Garis terang merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap
adalah hasil interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada selisih
jarak tempuh/ lintasan cahaya dari celah ke layar.  

b. Interferensi pada Selaput Tipis 


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat adanya warna-warna pelangi yang
terjadi pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di permukaan air jika terkena
cahaya matahari.
9
Hal ini menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari pada selaput tipis air sabun
atau selaput tipis minyak di atas permukaan air.
Interferensi cahaya terjadi dari cahaya yang dipantulkan oleh lapisan permukaan atas
dan bawah dari selaput tipis tersebut.  Gambar tersebut melukiskan seberkas sinar
monokromatik jatuh pada selaput tipis setebal d, pada lapisan atas selaput cahaya dipantulkan
(menempuh lintasan AE) dan sebagian dibiaskan yang kemudian dipantulkan lagi oleh
lapisan bawah menempuh lintasan ABC. 
Antara sinar yang menempuh lintasan AE dan ABC akan saling berinterferensi di titik
P tergantung pada selisih jarak lintasan optik.  

c. Cincin Newton 
Cincin Newton merupakan pola interferensi pada selaput tipis udara yang berupa
lingkaran-lingkaran garis gelap dan terang yang sepusat. Cincin Newton terletak antara
permukaan optik. Cincin Newton dapat terjadi pada selaput tipis udara antara kaca
planparalel dan lensa plan-konveks yang disinari cahaya sejajar monokromatik secara tegak
lurus dari atas kaca plan-paralel. 
Cincin Newton ini terjadi karena interferensi cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan cembung lensa dengan sinar yang telah menembus lapisan udara, yang kemudian
dipantulkan oleh permukaan bagian atas kaca plan-paralel.

3. Interferensi Bunyi

Seperti halnya pada cahaya, pada bunyi pun terjadi interferensi.


Bunyi kuat terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi pada suatu titik adalah sefase
atau memiliki beda lintasan yang merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang bunyi.

Bunyi kuat Δs = nλ;

n = 0, 1, 2, 3, . .

n = 0, n = 1, dan n = 2, berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi
kuat ketiga.

10

Bunyi lemah terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi kuat pertama, bunyi kuat
kedua, dan bunyi kuat ketiga. Interferensi destruktifjika kedua gelombang yang bertemu
pada suatu titik adalah berlawanan fase atau memiliki beda lintasan,

Bunyi lemah Δs = λ; n = 0, 1, 2, 3, . .

n = 0, n = 1, n = 2,

Berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat
ketiga.
11

BAB III

CONTOH SOAL

1. Tentukanlah panjang gelombang sinar yang digunakan, jika terjadi interferensi


minimum orde 2 pada lapisan di udara dengan ketebalan 103 nm, sudut bias 60°, dan
indeks bias lapisan 1,5.

Penyelesaian:

Dengan menggunakan persamaan diperoleh

2nd cos r = mλ

2(1,5) (103 nm) (cos 60°) = 2λ

λ = 0,75 × 103 nm = 750 nm.

Jadi, panjang gelombang cahaya yang digunakan 750 nm.

2. Percobaan Thomas Young, celah ganda berjarak 5 mm. Dibelakang celah yang
jaraknya 2 mM ditempatkan layar , celah disinari dengan cahaya dengan panjang
gelombang 600 nm., maka jarak pola terang ke 3 dari pusat terang adalah….

a. 72 mm   b. 7,2 mm     c. 0,72 mm


d  . 0,72 mm               e. 0,007 mm

Diketahui : d = 5 mm, l = 2 m=2000 mm

λ= 600 nm = 7 x 10-5 mm, m = 3


Ditanyakan: p =……?
Jawab :

12

p. 5/200 = (2.3) 1/2 6.10-5…..p = 0,72 mm

3. Pada Gambar 3.3, dua pengeras suara koheren, A dan B, di pisahkan pada jarak 3,60
m. Seorang pendengar berada sejauh 2,70 m dari pengeras suara B. Segitiga ABC
adalah segitiga siku-siku. Kedua pengeras suara mengeluarkan bunyi frekuenasi sama
95 Hz, dan cepat rambat bunyi di udara adalah 342 m/s. Apakah pendengar
mendengar bunyi kuat atau sama sekali tidak mendengar bunyi?

Gambar 3.3 interferensi kontruktif atau destruktif

Pembahasan:

Pendengar mendengar bunyi kuat atau sama sekali tak mendengar bunyi di C
bergantung apakah di C terjadi interferensi konstruktif atau destruktif. Interferensi
konstruktif atau destruktif ditentukan oleh hubungan beda lintasan Δs = AC – BC
terhadap panjang gelombang bunyi λ.

Jawab:

Perhatikan segitiga siku-siku ABC pada gambar 3.3:

13

AC2 = AB2 + BC2

= 3,602 + 2,702 = (4 × 0,9)2 + (3 × 0,9)2

AC = 0,9 = 0,9(5) = 4,5m

Beda lintasan kedua gelombang bunyi yang bertemu di C adalah

Δs = AC – BC = 4,5 m – 2,70 m = 1,80 m

Sekarang mari kita hitung panjag gelombang bunyi, λ, dengan persamaan dasar
gelombang.

v = λf ↔ λ = 3,60 m

Perhatikan,      Δs = 1,80 m =

Δs =

Karena Δs= , maka di C terjadi interferensi konstruktif dan pendengar akan


mendengar bunyi yang kuat.
14

BAB IV

PENUTUP

1. Interferensi adalah hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu
titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
2. Interferensi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada air yang berisi
lapisan minyak diatasnya terlihat berwarna, gelembung sabun, lapisan tipis(thin film)
dsb.
3. Untuk menghasilkan interferensi dibutuhkan sumber-sumber gelombang(cahaya) yang
bersifat koheren yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi sama dan beda fase tetap
dalam penjalarannya.
4. Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu :
Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau
konstruktif)
Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memperlemah atau
destruktif)
5. Interferensi merupakan hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada
satu titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
6. Syarat interferensi maksimum
1
d sin θ=(m− 2 )λ ; m=1,2,3 ,. . .

Interferensi maksimum terjadi jika kedua gel memiliki fase yg sama (sefase), yaitu jika
selisih lintasannya sama dgn nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang λ

d sin θ=mλ ; m=0,1,2,...


Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat, m=1 disebut terang ke-
1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d),
maka sudut θ sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dgn demikian

pd
=mλ
l
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.

7. Syarat interferensi minimum


15

Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180 o, yaitu jika selisih lintasannya
sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ. 1
d sin θ=(m− 2 )λ ; m=1,2,3 ,. . .

Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1 disebut gelap ke-1,
dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka pd 1
=(m− 2 )λ
l
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.

Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua garis gelap berurutan. Jika
jarak itu disebut Δp,

Δ pd

l
16
DAFTAR PUSTAKA

http://masteropik.blogspot.com/2010/05/interferensi-cahaya.html

http://ftpitp09.blogdetik.com/files/2010/03/24_sifat-gel-cahaya.pdf

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080823055745AA7YJvO

http://nashir.tk/interferensi-cahaya.html#more-259

http://phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/02/4-interferensi-cahaya1.pdf

http://www.phys.itb.ac.id/~khbasar/arsip/FI1201/Interferensidandifraksi.pdf
17

Anda mungkin juga menyukai