Oleh :
Kelompok 2:
1. Dita Riyadi N.
2. Andes Kurniawan
3. Claudya Oktavia S. P
4. Dena Nuki H
5. Agustina Wulandari
6. Rizki Safitri
7. Ahmadi Fadilah
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya dan atas kehendakNyalah makalah ini dapat diselesaikan.
Sholawat beriring salam, tidak lupa kita hadiahkan pada Nabi Muhammad SAW
junjungan semesta alam.
Makalah ini sengaja dibuat penulis untuk memenuhi tugas laporan atau makalah
dalam kelompok Fisika. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami
kesulitan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari upaya lanjut untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa mendatang.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
INTERFERENSI....................................................................................................................2
1. Interferensi Gelombang...............................................................................................3
2. Interferensi Cahaya......................................................................................................5
3. Interferensi Bunyi………….……………………………………………………….10
BAB III.....................................................................................................................................12
CONTOH SOAL………………………………………………………………………….12
PENUTUP................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bila Cahaya melintas dari suatu sumber melalui sebuah celah pada layar,dan cahaya
yang keluar dari celah tersebut digunakan untuk menerangi duacelah bersebelahan pada layar
kedua. Bila cahaya diteruskan dari kedua celahtersebut dan jatuh pada layar ketiga, maka
akan terbentuk sederet pitainterferensi yang sejajar. Ini sebagai fenomena interferensi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTERFERENSI
Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu dengan
lainnya, sementara difraksi terjadi ketika suatu gelombang melewati suatu apertur (celah
titik). Interaksi tersebut diakibatkan oleh prinsip superposisi. Baik interferensi, difraksi,
maupun prinsip superposisi merupakan konsep penting untuk dipahami dalam upaya
mengenali beberapa aplikasi gelombang.
Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika perbedaan gelombang
cahaya dicampur bersamaan. Contoh interferensi adalah pelangi yang dapatdilihat dalam
gelembung sabun, spektrum warna opal, dan kilauan warna dari beberapa bulu burung. Di
sebagian area pola interferensi, gelombang cahaya berada dalam fase, dengan bukit dan
lembah saling menguatkan, membentuk daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar fase,
dengan bukit dan lembah yang berlawanan, membentuk daerah yang suram. Terdapat
berbagai variasi cara untuk memperagakan interferensi, pada bagian daerah yang terang
maupun daerah suram, dan perbedaan warna menggambarkan perbedaan panjang gelombang
cahaya.
Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi)
gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang lebih besar. Ketika bukit
2
sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang bertemu, gelombang saling
mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah disebut fase.
1. Interferensi Gelombang
Jika kedua gelombang memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama
memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase,
jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama
memiliki arah simpangan yang berlawanan.
Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink
(ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi, jika pertemunan
kedua gelombang saling menguatkan, disebut interfreusi maksimum atau interferensi
konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase.
Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum
atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua
gelombangnya berlawanan fase.
Beda fasa dua gelombang yang bersuperposisi di suatu tempat dapat terjadi karena perbedaan
jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa.
Bila beda fasa dua gelombang di suatu tempat terjadi karena perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka
2. Interferensi Cahaya
Jika kedua berkas dianggap sejajar, maka beda panjang lintasan keduanya adalah
l d sin
Interferensi maksimum (interferensi konstruktif) yang menghasilkan pola terang di
layar terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang merupakan kelipatan
bilangan bulat dari panjang gelombang
Sedangkan
Jadi
Interferensi minimum (destruktif) terjadi jika beda fasa total sama dengan setengah
bilangan bulat dikalikan dengan 2.
Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika kedua
gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi saling
memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis terang yang teramati pada
layar.
Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat
destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. Marilah sekarang
kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya yang telah dilakukan percobaan/eksperimen
oleh para ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas Young dan Fresnell.
c. Cincin Newton
Cincin Newton merupakan pola interferensi pada selaput tipis udara yang berupa
lingkaran-lingkaran garis gelap dan terang yang sepusat. Cincin Newton terletak antara
permukaan optik. Cincin Newton dapat terjadi pada selaput tipis udara antara kaca
planparalel dan lensa plan-konveks yang disinari cahaya sejajar monokromatik secara tegak
lurus dari atas kaca plan-paralel.
Cincin Newton ini terjadi karena interferensi cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan cembung lensa dengan sinar yang telah menembus lapisan udara, yang kemudian
dipantulkan oleh permukaan bagian atas kaca plan-paralel.
3. Interferensi Bunyi
n = 0, 1, 2, 3, . .
n = 0, n = 1, dan n = 2, berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi
kuat ketiga.
10
Bunyi lemah terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi kuat pertama, bunyi kuat
kedua, dan bunyi kuat ketiga. Interferensi destruktifjika kedua gelombang yang bertemu
pada suatu titik adalah berlawanan fase atau memiliki beda lintasan,
Bunyi lemah Δs = λ; n = 0, 1, 2, 3, . .
n = 0, n = 1, n = 2,
Berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat
ketiga.
11
BAB III
CONTOH SOAL
Penyelesaian:
2nd cos r = mλ
2. Percobaan Thomas Young, celah ganda berjarak 5 mm. Dibelakang celah yang
jaraknya 2 mM ditempatkan layar , celah disinari dengan cahaya dengan panjang
gelombang 600 nm., maka jarak pola terang ke 3 dari pusat terang adalah….
12
3. Pada Gambar 3.3, dua pengeras suara koheren, A dan B, di pisahkan pada jarak 3,60
m. Seorang pendengar berada sejauh 2,70 m dari pengeras suara B. Segitiga ABC
adalah segitiga siku-siku. Kedua pengeras suara mengeluarkan bunyi frekuenasi sama
95 Hz, dan cepat rambat bunyi di udara adalah 342 m/s. Apakah pendengar
mendengar bunyi kuat atau sama sekali tidak mendengar bunyi?
Pembahasan:
Pendengar mendengar bunyi kuat atau sama sekali tak mendengar bunyi di C
bergantung apakah di C terjadi interferensi konstruktif atau destruktif. Interferensi
konstruktif atau destruktif ditentukan oleh hubungan beda lintasan Δs = AC – BC
terhadap panjang gelombang bunyi λ.
Jawab:
13
Sekarang mari kita hitung panjag gelombang bunyi, λ, dengan persamaan dasar
gelombang.
v = λf ↔ λ = 3,60 m
Perhatikan, Δs = 1,80 m =
Δs =
BAB IV
PENUTUP
1. Interferensi adalah hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu
titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
2. Interferensi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada air yang berisi
lapisan minyak diatasnya terlihat berwarna, gelembung sabun, lapisan tipis(thin film)
dsb.
3. Untuk menghasilkan interferensi dibutuhkan sumber-sumber gelombang(cahaya) yang
bersifat koheren yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi sama dan beda fase tetap
dalam penjalarannya.
4. Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu :
Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau
konstruktif)
Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memperlemah atau
destruktif)
5. Interferensi merupakan hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada
satu titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
6. Syarat interferensi maksimum
1
d sin θ=(m− 2 )λ ; m=1,2,3 ,. . .
Interferensi maksimum terjadi jika kedua gel memiliki fase yg sama (sefase), yaitu jika
selisih lintasannya sama dgn nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang λ
pd
=mλ
l
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180 o, yaitu jika selisih lintasannya
sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ. 1
d sin θ=(m− 2 )λ ; m=1,2,3 ,. . .
Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1 disebut gelap ke-1,
dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka pd 1
=(m− 2 )λ
l
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua garis gelap berurutan. Jika
jarak itu disebut Δp,
Δ pd
=λ
l
16
DAFTAR PUSTAKA
http://masteropik.blogspot.com/2010/05/interferensi-cahaya.html
http://ftpitp09.blogdetik.com/files/2010/03/24_sifat-gel-cahaya.pdf
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080823055745AA7YJvO
http://nashir.tk/interferensi-cahaya.html#more-259
http://phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/02/4-interferensi-cahaya1.pdf
http://www.phys.itb.ac.id/~khbasar/arsip/FI1201/Interferensidandifraksi.pdf
17