Anda di halaman 1dari 19

NAMA DOSEN : SYAHRIL S.

Si,MT

TUGAS OPTIK
INTERFERENSI DAN DIFRAKSI

OLEH

NAMA : YULIA HADI METRI


NIM : 0805113274
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
MATA KULIAH : OPTIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya dan atas kehendakNyalah makalah ini dapat diselesaikan.

Sholawat beriring salam, tidak lupa kita hadiahkan pada Nabi Muhammad SAW
junjungan semesta alam.

Makalah ini sengaja dibuat penulis untuk memenuhi tugas Optik. Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat bimbingan
dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang


telah membantu penulis dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini agar makalah ini dapat
terwujud dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari upaya lanjut untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa
mendatang. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Pekanbaru, Juli 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................2

BAB I...................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................................1

BAB II.................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...................................................................................................................................3

A. INTERFERENSI....................................................................................................................3

1. Interferensi Gelombang...................................................................................................4

2. Interferensi Cahaya..........................................................................................................6

B. DIFRAKSI.............................................................................................................................11

1. Celah Tunggal....................................................................................................................11

2. Pengaruh difraksi pada perbesaran maksimum alat optik.......................................12

3. Kisi Difraksi......................................................................................................................12

BAB III.............................................................................................................................................14

PENUTUP..........................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Gelombang elektromagnetik sama seperti gelombang mekanik, dapat berinterfrensi


satu sama lain. Kita dapat ketahui bahwa cahaya sebagai gelombang, memperlihatkan gejala
interfrensi gelombang-gelombang yang mempunyai beda fase yang tetap.

Bila Cahaya melintas dari suatu sumber melalui sebuah celah pada layar, dan cahaya
yang keluar dari celah tersebut digunakan untuk menerangi dua celah bersebelahan pada
layar kedua. Bila cahaya diteruskan dari kedua celah tersebut dan jatuh pada layar ketiga,
maka akan terbentuk sederet pita interferensi yang sejajar. Ini sebagai fenomena
interferensi.

Sebagai gelombang, cahaya juga dapat melentur (berdifraksi), serta interfrensi yang
dibahas diatas merupakan hasil dari cahaya yang berdifraksi. Difraksi adalah penyebaran
atau pembelokan gelombang pada saat gelombang ini melintas melalui bukaan atau
mengelilingi ujung penghalang. Gelombang terdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama
lain sehingga menghasilkan daerah penguatan dan pelemahan. Difraksi juga berlangsung
pada aliran partikel.Dengan kata lain, Difraksi adalah peristiwa dimana berkas cahaya akan
dilenturkan pada saat melewati celah sempit. Difraksi juga menggambarkan suatu deviasi
dari cahaya dengan pola lurus ketika melewati lubang lensa atau disekeliling benda. Menurut
Huygens bahwa setiap bagian celah akan menjadi suatu sumber gelombang (cahaya) biru.

Celah sempit tersebut disebut dengan kisi difraksi. Kisi difraksi adalah kepingan kaca
yang digores sejajar dan berjumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama (biasanya
dalam ordo 1000 per mm). Cahaya terdifraksi, setelah diteruskan melalui kaca atau
dipantulkan oleh spekulum, menghasilkan cahaya maksimum padaθ = 0° dan berkurang
sampai minimum (intensitas = nol) pada sudutθ .

Untuk melewati pola difraksi cahaya, cahaya dilewatkan melalui suatu celah tunggal
dan mengamati cahaya yang diteruskan oleh celah pada suatu film. Difraksi pada celah

1
tunggal akan menghasilkan pola garis terang dan gelap pada layar. Celah tunggal dapat
dianggap terdiri atas beberapa celah sempit yang dibatasi titik-titik dan setiap celah itu
merupakan sumber cahaya sehingga satu sama lainnya dapat berinterferensi.

Kemudian difraksi cahaya terjadi pula pada cahaya yang melalui banyak celah
sempit, dengan jarak celah sama. Celah sempit yang demikian disebu dengan kisi difraksi.
Semakin banyak celah, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada layar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. INTERFERENSI

Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi


dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua
gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua
gelombang saling menghilangkan.

Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu dengan
lainnya, sementara difraksi terjadi ketika suatu gelombang melewati suatu apertur (celah
titik). Interaksi tersebut diakibatkan oleh prinsip superposisi. Baik interferensi, difraksi,
maupun prinsip superposisi merupakan konsep penting untuk dipahami dalam upaya
mengenali beberapa aplikasi gelombang.

Ketika dua gelombang berinteraksi, prinsip superposisi mengatakan bahwa fungsi


gelombang yang dihasilkan merupakan penjumlahan kedua fungsi gelombang pembentuk
itu masing masing. Fenomena ini umumnya merupakan penjelasan tentang interferensi.
Bayangkan suatu kasus dimana butir butir air menetes ke dalam sebuah bak berisi air. Bila
setiap tetes air menyentuk permukaan air di bak, maka akan terbentuk gelombang
melingkar di permukaan air tersebut. Bila kita meneteskan air di tempat lain, maka tetesan
itupun akan membentuk suatu gelombang melingkar yang baru. Dan bila kedua kelombang
tersebut saling bertemu, akan terjadi saling tumpang tindih diantara kedua gelombang
tersebut. Pada titik titik dimana kedua gelombang tadi bertemu, gelombang yang terjadi
akan merupakan penjumlahan antara kedua gelombang asalnya.

Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika perbedaan gelombang
cahaya dicampur bersamaan. Contoh interferensi adalah pelangi yang kamu lihat dalam
gelembung sabun, spektrum warna opal, dan kilauan warna dari beberapa bulu burung. Di
sebagian area pola interferensi, gelombang cahaya berada dalam fase, dengan bukit dan
lembah saling menguatkan, membentuk daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar fase,
dengan bukit dan lembah yang berlawanan, membentuk daerah yang suram. Terdapat

3
berbagai variasi cara untuk memperagakan interferensi, pada bagian daerah yang terang
maupun daerah suram, dan perbedaan warna menggambarkan perbedaan panjang
gelombang cahaya.
Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi)
gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang lebih besar. Ketika bukit
sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang bertemu, gelombang saling
mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah disebut fase.

1. Interferensi Gelombang

Jika kedua gelombang memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama
memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase,
jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama
memiliki arah simpangan yang berlawanan.
Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink
(ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi, jika pertemunan
kedua gelombang saling menguatkan, disebut interfreusi maksimum atau interferensi
konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase.
Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum
atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua
gelombangnya berlawanan fase.

Interferensi konstruktif dua gelombang harmonik

4
Interferensi destruktif dua gelombang harmonik

Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa yang sama
sedangkan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai beda fasa
sebesar p.

Beda fasa dua gelombang yang bersuperposisi di suatu tempat dapat terjadi karena
perbedaan jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa.

Bila beda fasa dua gelombang di suatu tempat terjadi karena perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka

Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat terjadi terus menerus di suatu tempat,


maka sumber-sumber gelombangnya harus menghasilkan gelombang yang koheren.

5
Dua gelombang dikatakan koheren jika beda fasanya tetap.

2. Interferensi Cahaya

Interferensi Cahaya Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya. Agar hasil


interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren, yaitu
memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta selisih fase tetap. Warna-warni pelangi
menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan gabungan dari berbagai
macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada gelombang sabun, lapisan
minyak, warna bulu burng merah dan burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan.
Tetapi karna terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari sinar yang dipantulkan oleh
suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa
cahaya itu adalah gelombang.
Cahaya juga merupakan gelombang (yaitu gelombang EM) sehingga prinsip
superposisi linear juga berlaku pada cahaya. Fenomena interferensi (konstruktif dan
destruktif) juga dapat ditemui pada gelombang cahaya.
Untuk menghasilkan dua gelombang yang sefasa (koheren), digunakan satu sumber cahaya

monokromatik yang dilewatkan pada dua celah sempit.


Kedua celah S1 dan S2 masing-masing bertindak
sebagai sumber yang koheren. Pola interferensi
konstruktifdestruktif yang bergantian dapat
diamati pada layar.

6
Adanya pola interferensi disebabkan karena superposisi dua gelombang yang
menempuh jarak berbeda untuk mencapai suatu titik pada layar.
Penentuan posisi terang-gelap pada layar dapat dilakukan dengan menganggap jarak layar
dari celah sangat besar (dibandingkan jarak antara kedua celah).
Dengan anggapan ini, maka kedua berkas dapat dianggap sejajar.

Jika kedua berkas dianggap sejajar, maka beda panjang lintasan keduanya adalah
l d sin
Interferensi maksimum (interferensi konstruktif) yang menghasilkan pola terang di
layar terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang merupakan kelipatan
bilangan bulat dari panjang gelombang

Sedangkan interferensi minimum (interferensi destruktif) yang menghasilkan pola


gelap terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang adalah

Misalkan bentuk gelombang dari sumber 1 di suatu posisi pada layar adalah
E1=Acos(t) sedangkan akibat gelombang dari sumber 2 adalah E2=Acos(t + ).

7
Sedangkan

Jadi

Plot intensitas pola interferensi dua celah

Interferensi lapisan tipis Cahaya


monokromatik yang dikenakan pada suatu
permukaan lapisan tipis dapat menunjukkan
fenomena interferensi. Hal ini terjadi karena
ada beda fasa antara berkas cahaya yang langsung dipantulkan (berkas 1) dengan cahaya
yang mengalami pembiasan lebih dulu (berkas 2).

Perbedaan fasa antara berkas 1 dan 2


disebabkan adanya beda panjang lintasan dan juga
karena pembalikan fasa saat gelombang dipantulkan
oleh medium yang lebih rapat. Analoginya seperti
gelombang tali
Gelombang yang menjalar dari suatu medium
menuju medium yang lebih rapat akan mengalami
pemantulan oleh medium yang lebih rapat dan
mengalami perubahan fasa sebesar .

Sedangkan gelombang yang menjalar dari suatu


medium menuju medium yang kurang rapat tidak mengalami perubahan fasa.
Misalkan fasa berkas gelombang datang adalah
, maka berkas gelombang 1 mempunyai fasa yang
berubah karena adanya pemantulan dari medium yang
kurang rapat (n1) ke medium yang lebih rapat (n2).
Fasa gelombang 1 adalah 

8
Sedangkan berkas gelombang 2 fasanya berubah karena adanya perbedaan lintasan
tempuh. Jika 0, maka beda panjang lintasan yang ditempuh berkas gelombang 2
dibandingkan berkas gelombang 1 adalah 2t. Beda panjang lintasan ini menimbulkan beda
fasa sebesar

Fasa gelombang 2 adalah

Beda fasa antara gelombang 1 dan 2 adalah

Interferensi maksimum (konstruktif) terjadi jika beda fasa total tersebut sama dengan
bilangan bulat dikalikan dengan 2.

Interferensi minimum (destruktif) terjadi jika beda fasa total sama dengan setengah
bilangan bulat dikalikan dengan 2.

Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika kedua
gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi saling
memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis terang yang teramati pada
layar.
Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat
destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. Marilah sekarang
kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya yang telah dilakukan percobaan/eksperimen
oleh para ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas Young dan Fresnell.

a. Interferensi Cahaya pada Celah Ganda

9
Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya adalah
sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya yang
koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling
berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya yang
koheren.
Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah cermin datar yang disusun hampir
membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh dua bayangan sumber cahaya.
Sinar yang dipantulkan oleh cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua gelombang
cahaya yang koheren. Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya, di depan celah tersebut
diletakkan layar pada jarak L maka akan terlihat pada layar berupa garis gelap dan terang.
Garis terang merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap
adalah hasil interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada
selisih jarak tempuh/ lintasan cahaya dari celah ke layar.

b. Interferensi pada Selaput Tipis


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat adanya warna-warna pelangi yang
terjadi pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di permukaan air jika terkena
cahaya matahari. Hal ini menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari pada selaput
tipis air sabun atau selaput tipis minyak di atas permukaan air.
Interferensi cahaya terjadi dari cahaya yang dipantulkan oleh lapisan permukaan atas
dan bawah dari selaput tipis tersebut. Gambar tersebut melukiskan seberkas sinar
monokromatik jatuh pada selaput tipis setebal d, pada lapisan atas selaput cahaya
dipantulkan (menempuh lintasan AE) dan sebagian dibiaskan yang kemudian dipantulkan
lagi oleh lapisan bawah menempuh lintasan ABC.
Antara sinar yang menempuh lintasan AE dan ABC akan saling berinterferensi di titik
P tergantung pada selisih jarak lintasan optik.
c. Cincin Newton
Cincin Newton merupakan pola interferensi pada selaput tipis udara yang berupa
lingkaran-lingkaran garis gelap dan terang yang sepusat. Cincin Newton terletak antara
permukaan optik. Cincin Newton dapat terjadi pada selaput tipis udara antara kaca

10
planparalel dan lensa plan-konveks yang disinari cahaya sejajar monokromatik secara tegak
lurus dari atas kaca plan-paralel.
Cincin Newton ini terjadi karena interferensi cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan cembung lensa dengan sinar yang telah menembus lapisan udara, yang
kemudian dipantulkan oleh permukaan bagian atas kaca plan-paralel.

B. DIFRAKSI
Difraksi juga disebut penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa
diterangkan oleh prinsip Huygens. Difraksi adalah peristiwa pembelokan gelombang saat
melewati suatu objek (misalnya berupa rintangan ataupun celah).
Difraksi merupakan deviasi dari perambatan cahaya atau pembelokan arah rambat
cahaya. Efek difraksi adalah karakteristik dari fenomena gelombang, apakah bunyi, atau
cahaya dimana mukamuka gelombangnya dibelokkan.
Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak
terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang speris
kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik (listrik/magnet)
di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka gelombang speris tadi.
Difraksi cahaya adalah pelenturan suatu gelombang. Berarti difraksi cahaya dapat
didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya melalui celah maka cahaya
dapat terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat seperti
cahaya baru. Sifat-sifat difraksi pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola
interferensi yang terjadi pada layar saat dipasang dibelakang celah.

1. Celah Tunggal

Cobalah kalian buat suatu celah sempit dan lewatkan sinar monokromatik pada celah
itu maka saat dibelakangnya dipasang layar akan tampak pola interferensi pada layar.
Pola interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap.
Sedangkan pola terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar
pada kedua sisi. Dari kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat interferensi sebagai berikut.
Interferensi maksimum : D sin θ = (m + )λ
Interferensi minimum : D sin θ = m λ ....(3.4)

11
dengan :
D = lebar celah (m)
θ = sudut berkas sinar dengan arah tegak lurus (derajat)
λ = panjang gelombang cahaya (m) m = 1, 2, 3, 4, ....

2. Pengaruh difraksi pada perbesaran maksimum alat optik

Sir George Airy (1801 − 1892) adalah seorang astronom Inggris yang telah
mempelajari pola cahaya yang melalui suatu bukaan optik (lubang bulat). Pola yang terjadi
dinamakan Cakram Airy. Airy telah menjelaskan jarak terkecil dua sumber cahaya yang
masih bisa dibedakan saat melalui bukaan optik. Syarat terpisahnya dua titik sumber cahaya
yang masih bisa dibedakan harus memenuhi sudut resolusi minimum. Menurut Airy, sudut
ini memenuhi pola interferensi minimum dengan memenuhi persamaan sebagai berikut.

dengan :
θm = sudut resolusi minimum (rad)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
D = diameter bukaan alat optik (m)
ym = daya urai (m)
1,22 = tetapan dari Airy

3. Kisi Difraksi

Kisi difraksi disebut juga celah majemuk yaitu celah-celah sempit yang tertata rapi
dengan jarak yang cukup dekat. Pada kisi ini biasanya tertulis data N garis/cm. Dari nilai N ini
dapat ditentukan jarak antara celah d dengan hubungan sebagai berikut.
Gambar kiri adalah kisi difraksi

Cahaya itu akan mengalami


difraksi atau pelenturan. Bukti difraksi pada kisi ini dapat
dilihat dari pola-pola interferensi yang terjadi pada layar
yang dipasang dibelakangnya.
Pola interferensi yang dihasilkan memiliki syarat-
syarat seperti pada celah ganda percobaan Young. Syarat
interferensi tersebut dapat dilihat pada persamaan berikut.

12
Interferensi maksimum : d sin θ = m λ
Interferensi minimum : d sin θ = (m −1/2 ) λ
dengan :
d = jarak antar celah (m)
θ = sudut berkas cahaya terhadap arah tegaklurus
λ = panjang gelombang sinar (m)
m = orde (m = 0, 1, 2, 3, .....)

13
BAB III

PENUTUP

1. Interferensi adalah hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu
titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
2. Interferensi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada air yang berisi
lapisan minyak diatasnya terlihat berwarna, gelembung sabun, lapisan tipis(thin film)
dsb.
3. Untuk menghasilkan interferensi dibutuhkan sumber-sumber gelombang(cahaya) yang
bersifat koheren yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi sama dan beda fase tetap
dalam penjalarannya.
4. Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu :
Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau
konstruktif)
Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memperlemah atau
destruktif)
5. Interferensi merupan hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada
satu titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
6. Syarat interferensi maksimum
Interferensi maksimum terjadi jika kedua gel memiliki fase yg sama (sefase), yaitu jika
selisih lintasannya sama dgn nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang λ

d sin   m ; m  0,1,2,...

Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat, m=1 disebut terang
ke-1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d),
maka sudut θ sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dgn demikian
pd
 m
l

Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.

7. Syarat interferensi minimum

14
d sin   (m  12 ) ; m  1,2,3,...

Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180 o, yaitu jika selisih lintasannya
sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ. d sin   (m  12 ) ; m  1,2,3,...

Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1 disebut gelap ke-1,
dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka pd
 (m  12 )
l
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.

Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua garis gelap berurutan.
Jika jarak itu disebut Δp, maka

pd

l
8. Difraksi
Jika muka gel bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang
gelombang), maka gel ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gel2 setengah
lingkaran yg melebar di belakang celah tsb. Gejala ini dikenal dgn peristiwa difraksi.
9. Syarat terjadinya garis gelap ke-m adalah d sin   m ; m  1,2,3,...

pd
Untuk sudut θ yg kecil, berlaku  m
l

10. Syarat terjadinya garis terang ke-m adalah

d sin   (m  12 ) ; m  0,1,2,...
Untuk sudut θ yg kecil, berlaku
pd
 ( m  12 )
l
11. Difraksi Celah Majemuk
Pola difraksi maksimum
d sin   m ; m  0,1,2,...

12. Pola difraksi minimum

d sin   (m  12 ) ; m  1,2,3,...

15
DAFTAR PUSTAKA

http://ftpitp09.blogdetik.com/files/2010/03/24_sifat-gel-cahaya.pdf

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080823055745AA7YJvO

http://masteropik.blogspot.com/2010/05/difraksi-cahaya.html

http://masteropik.blogspot.com/2010/05/interferensi-cahaya.html

http://nashir.tk/interferensi-cahaya.html#more-259

http://phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/02/4-interferensi-cahaya1.pdf

http://www.phys.itb.ac.id/~khbasar/arsip/FI1201/Interferensidandifraksi.pdf

http://www.scribd.com/doc/26832846/Difraksi-celah-dan-grid-ganda

http://www.sirah.org/2009/06/difraksi-cahaya.html

16

Anda mungkin juga menyukai