Si,MT
TUGAS OPTIK
INTERFERENSI DAN DIFRAKSI
OLEH
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya dan atas kehendakNyalah makalah ini dapat diselesaikan.
Sholawat beriring salam, tidak lupa kita hadiahkan pada Nabi Muhammad SAW
junjungan semesta alam.
Makalah ini sengaja dibuat penulis untuk memenuhi tugas Optik. Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat bimbingan
dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari upaya lanjut untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa
mendatang. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. INTERFERENSI....................................................................................................................3
1. Interferensi Gelombang...................................................................................................4
2. Interferensi Cahaya..........................................................................................................6
B. DIFRAKSI.............................................................................................................................11
1. Celah Tunggal....................................................................................................................11
3. Kisi Difraksi......................................................................................................................12
BAB III.............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bila Cahaya melintas dari suatu sumber melalui sebuah celah pada layar, dan cahaya
yang keluar dari celah tersebut digunakan untuk menerangi dua celah bersebelahan pada
layar kedua. Bila cahaya diteruskan dari kedua celah tersebut dan jatuh pada layar ketiga,
maka akan terbentuk sederet pita interferensi yang sejajar. Ini sebagai fenomena
interferensi.
Sebagai gelombang, cahaya juga dapat melentur (berdifraksi), serta interfrensi yang
dibahas diatas merupakan hasil dari cahaya yang berdifraksi. Difraksi adalah penyebaran
atau pembelokan gelombang pada saat gelombang ini melintas melalui bukaan atau
mengelilingi ujung penghalang. Gelombang terdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama
lain sehingga menghasilkan daerah penguatan dan pelemahan. Difraksi juga berlangsung
pada aliran partikel.Dengan kata lain, Difraksi adalah peristiwa dimana berkas cahaya akan
dilenturkan pada saat melewati celah sempit. Difraksi juga menggambarkan suatu deviasi
dari cahaya dengan pola lurus ketika melewati lubang lensa atau disekeliling benda. Menurut
Huygens bahwa setiap bagian celah akan menjadi suatu sumber gelombang (cahaya) biru.
Celah sempit tersebut disebut dengan kisi difraksi. Kisi difraksi adalah kepingan kaca
yang digores sejajar dan berjumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama (biasanya
dalam ordo 1000 per mm). Cahaya terdifraksi, setelah diteruskan melalui kaca atau
dipantulkan oleh spekulum, menghasilkan cahaya maksimum padaθ = 0° dan berkurang
sampai minimum (intensitas = nol) pada sudutθ .
Untuk melewati pola difraksi cahaya, cahaya dilewatkan melalui suatu celah tunggal
dan mengamati cahaya yang diteruskan oleh celah pada suatu film. Difraksi pada celah
1
tunggal akan menghasilkan pola garis terang dan gelap pada layar. Celah tunggal dapat
dianggap terdiri atas beberapa celah sempit yang dibatasi titik-titik dan setiap celah itu
merupakan sumber cahaya sehingga satu sama lainnya dapat berinterferensi.
Kemudian difraksi cahaya terjadi pula pada cahaya yang melalui banyak celah
sempit, dengan jarak celah sama. Celah sempit yang demikian disebu dengan kisi difraksi.
Semakin banyak celah, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada layar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTERFERENSI
Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu dengan
lainnya, sementara difraksi terjadi ketika suatu gelombang melewati suatu apertur (celah
titik). Interaksi tersebut diakibatkan oleh prinsip superposisi. Baik interferensi, difraksi,
maupun prinsip superposisi merupakan konsep penting untuk dipahami dalam upaya
mengenali beberapa aplikasi gelombang.
Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika perbedaan gelombang
cahaya dicampur bersamaan. Contoh interferensi adalah pelangi yang kamu lihat dalam
gelembung sabun, spektrum warna opal, dan kilauan warna dari beberapa bulu burung. Di
sebagian area pola interferensi, gelombang cahaya berada dalam fase, dengan bukit dan
lembah saling menguatkan, membentuk daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar fase,
dengan bukit dan lembah yang berlawanan, membentuk daerah yang suram. Terdapat
3
berbagai variasi cara untuk memperagakan interferensi, pada bagian daerah yang terang
maupun daerah suram, dan perbedaan warna menggambarkan perbedaan panjang
gelombang cahaya.
Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi)
gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang lebih besar. Ketika bukit
sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang bertemu, gelombang saling
mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah disebut fase.
1. Interferensi Gelombang
Jika kedua gelombang memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama
memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase,
jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama
memiliki arah simpangan yang berlawanan.
Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink
(ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi, jika pertemunan
kedua gelombang saling menguatkan, disebut interfreusi maksimum atau interferensi
konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase.
Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum
atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua
gelombangnya berlawanan fase.
4
Interferensi destruktif dua gelombang harmonik
Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa yang sama
sedangkan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai beda fasa
sebesar p.
Beda fasa dua gelombang yang bersuperposisi di suatu tempat dapat terjadi karena
perbedaan jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa.
Bila beda fasa dua gelombang di suatu tempat terjadi karena perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka
5
Dua gelombang dikatakan koheren jika beda fasanya tetap.
2. Interferensi Cahaya
6
Adanya pola interferensi disebabkan karena superposisi dua gelombang yang
menempuh jarak berbeda untuk mencapai suatu titik pada layar.
Penentuan posisi terang-gelap pada layar dapat dilakukan dengan menganggap jarak layar
dari celah sangat besar (dibandingkan jarak antara kedua celah).
Dengan anggapan ini, maka kedua berkas dapat dianggap sejajar.
Jika kedua berkas dianggap sejajar, maka beda panjang lintasan keduanya adalah
l d sin
Interferensi maksimum (interferensi konstruktif) yang menghasilkan pola terang di
layar terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang merupakan kelipatan
bilangan bulat dari panjang gelombang
Misalkan bentuk gelombang dari sumber 1 di suatu posisi pada layar adalah
E1=Acos(t) sedangkan akibat gelombang dari sumber 2 adalah E2=Acos(t + ).
7
Sedangkan
Jadi
8
Sedangkan berkas gelombang 2 fasanya berubah karena adanya perbedaan lintasan
tempuh. Jika 0, maka beda panjang lintasan yang ditempuh berkas gelombang 2
dibandingkan berkas gelombang 1 adalah 2t. Beda panjang lintasan ini menimbulkan beda
fasa sebesar
Interferensi maksimum (konstruktif) terjadi jika beda fasa total tersebut sama dengan
bilangan bulat dikalikan dengan 2.
Interferensi minimum (destruktif) terjadi jika beda fasa total sama dengan setengah
bilangan bulat dikalikan dengan 2.
Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika kedua
gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi saling
memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis terang yang teramati pada
layar.
Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat
destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. Marilah sekarang
kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya yang telah dilakukan percobaan/eksperimen
oleh para ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas Young dan Fresnell.
9
Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya adalah
sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya yang
koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling
berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya yang
koheren.
Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah cermin datar yang disusun hampir
membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh dua bayangan sumber cahaya.
Sinar yang dipantulkan oleh cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua gelombang
cahaya yang koheren. Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya, di depan celah tersebut
diletakkan layar pada jarak L maka akan terlihat pada layar berupa garis gelap dan terang.
Garis terang merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap
adalah hasil interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada
selisih jarak tempuh/ lintasan cahaya dari celah ke layar.
10
planparalel dan lensa plan-konveks yang disinari cahaya sejajar monokromatik secara tegak
lurus dari atas kaca plan-paralel.
Cincin Newton ini terjadi karena interferensi cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan cembung lensa dengan sinar yang telah menembus lapisan udara, yang
kemudian dipantulkan oleh permukaan bagian atas kaca plan-paralel.
B. DIFRAKSI
Difraksi juga disebut penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa
diterangkan oleh prinsip Huygens. Difraksi adalah peristiwa pembelokan gelombang saat
melewati suatu objek (misalnya berupa rintangan ataupun celah).
Difraksi merupakan deviasi dari perambatan cahaya atau pembelokan arah rambat
cahaya. Efek difraksi adalah karakteristik dari fenomena gelombang, apakah bunyi, atau
cahaya dimana mukamuka gelombangnya dibelokkan.
Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak
terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang speris
kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik (listrik/magnet)
di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka gelombang speris tadi.
Difraksi cahaya adalah pelenturan suatu gelombang. Berarti difraksi cahaya dapat
didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya melalui celah maka cahaya
dapat terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat seperti
cahaya baru. Sifat-sifat difraksi pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola
interferensi yang terjadi pada layar saat dipasang dibelakang celah.
1. Celah Tunggal
Cobalah kalian buat suatu celah sempit dan lewatkan sinar monokromatik pada celah
itu maka saat dibelakangnya dipasang layar akan tampak pola interferensi pada layar.
Pola interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap.
Sedangkan pola terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar
pada kedua sisi. Dari kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat interferensi sebagai berikut.
Interferensi maksimum : D sin θ = (m + )λ
Interferensi minimum : D sin θ = m λ ....(3.4)
11
dengan :
D = lebar celah (m)
θ = sudut berkas sinar dengan arah tegak lurus (derajat)
λ = panjang gelombang cahaya (m) m = 1, 2, 3, 4, ....
Sir George Airy (1801 − 1892) adalah seorang astronom Inggris yang telah
mempelajari pola cahaya yang melalui suatu bukaan optik (lubang bulat). Pola yang terjadi
dinamakan Cakram Airy. Airy telah menjelaskan jarak terkecil dua sumber cahaya yang
masih bisa dibedakan saat melalui bukaan optik. Syarat terpisahnya dua titik sumber cahaya
yang masih bisa dibedakan harus memenuhi sudut resolusi minimum. Menurut Airy, sudut
ini memenuhi pola interferensi minimum dengan memenuhi persamaan sebagai berikut.
dengan :
θm = sudut resolusi minimum (rad)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
D = diameter bukaan alat optik (m)
ym = daya urai (m)
1,22 = tetapan dari Airy
3. Kisi Difraksi
Kisi difraksi disebut juga celah majemuk yaitu celah-celah sempit yang tertata rapi
dengan jarak yang cukup dekat. Pada kisi ini biasanya tertulis data N garis/cm. Dari nilai N ini
dapat ditentukan jarak antara celah d dengan hubungan sebagai berikut.
Gambar kiri adalah kisi difraksi
12
Interferensi maksimum : d sin θ = m λ
Interferensi minimum : d sin θ = (m −1/2 ) λ
dengan :
d = jarak antar celah (m)
θ = sudut berkas cahaya terhadap arah tegaklurus
λ = panjang gelombang sinar (m)
m = orde (m = 0, 1, 2, 3, .....)
13
BAB III
PENUTUP
1. Interferensi adalah hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu
titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
2. Interferensi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada air yang berisi
lapisan minyak diatasnya terlihat berwarna, gelembung sabun, lapisan tipis(thin film)
dsb.
3. Untuk menghasilkan interferensi dibutuhkan sumber-sumber gelombang(cahaya) yang
bersifat koheren yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi sama dan beda fase tetap
dalam penjalarannya.
4. Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu :
Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau
konstruktif)
Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memperlemah atau
destruktif)
5. Interferensi merupan hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada
satu titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
6. Syarat interferensi maksimum
Interferensi maksimum terjadi jika kedua gel memiliki fase yg sama (sefase), yaitu jika
selisih lintasannya sama dgn nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang λ
d sin m ; m 0,1,2,...
Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat, m=1 disebut terang
ke-1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d),
maka sudut θ sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dgn demikian
pd
m
l
14
d sin (m 12 ) ; m 1,2,3,...
Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180 o, yaitu jika selisih lintasannya
sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ. d sin (m 12 ) ; m 1,2,3,...
Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1 disebut gelap ke-1,
dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka pd
(m 12 )
l
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua garis gelap berurutan.
Jika jarak itu disebut Δp, maka
pd
l
8. Difraksi
Jika muka gel bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang
gelombang), maka gel ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gel2 setengah
lingkaran yg melebar di belakang celah tsb. Gejala ini dikenal dgn peristiwa difraksi.
9. Syarat terjadinya garis gelap ke-m adalah d sin m ; m 1,2,3,...
pd
Untuk sudut θ yg kecil, berlaku m
l
d sin (m 12 ) ; m 0,1,2,...
Untuk sudut θ yg kecil, berlaku
pd
( m 12 )
l
11. Difraksi Celah Majemuk
Pola difraksi maksimum
d sin m ; m 0,1,2,...
d sin (m 12 ) ; m 1,2,3,...
15
DAFTAR PUSTAKA
http://ftpitp09.blogdetik.com/files/2010/03/24_sifat-gel-cahaya.pdf
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080823055745AA7YJvO
http://masteropik.blogspot.com/2010/05/difraksi-cahaya.html
http://masteropik.blogspot.com/2010/05/interferensi-cahaya.html
http://nashir.tk/interferensi-cahaya.html#more-259
http://phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/02/4-interferensi-cahaya1.pdf
http://www.phys.itb.ac.id/~khbasar/arsip/FI1201/Interferensidandifraksi.pdf
http://www.scribd.com/doc/26832846/Difraksi-celah-dan-grid-ganda
http://www.sirah.org/2009/06/difraksi-cahaya.html
16