Anda di halaman 1dari 17

“GELOMBANG DAN OPTIK”

“REFLEKTANSI DAN TRANSMITANSI, PEMANTULAN TOTAL DAN


PADA MEDIUM KONDUKTIF ”

Dosen Pengampu:
Dr. Rai Sujanem, M.Si.

Oleh Kelompok 5 :
Ni Putu Indah Pratiwi 1713021029/ VI B
Daniar Aurellia Warda J 1713021031/VI B
I Wayan Wahyu Astari 1713021040/VI B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Reflektansi dan Transmitansi,
Pemantulan Total pada Medium Konduktif” tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Penulis sadar bahwa selesainya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Rai Sujanem, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah
Gelombang dan Optik.
Dalam makalah ini akan dijelaskan materi mengenai, menentukan
hubungan energi pantulan dan transmisi, menjelaskan konsep pemantulan total
dari tinjauan energi, menentukan transmitansi dan reflektansi pada medium
konduktif, sehingga dalam makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
memahami dengan baik materi ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan tidak
terlepas dari kesalahan ataupun kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca guna kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.
Demikianlah makalah ini penulis susun, akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas partisipasinya,
penulis ucapkan terima kasih.
“Om Santih, Santih, Santih Om”
Singaraja, 24 Mei 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................2
1.5 Metode Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Reflektansi dan Transmitansi...............................................................................3
2.2 Pemantulan total...................................................................................................6
2.3 Pemantulan pada medium konduktif....................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................18
3.1 Simpulan...........................................................................................................18
3.2 Saran..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena pemantulan seringkali ditemukan didalam kehidupan sehari-
hari, sebagai contoh: pada saat kita bercermin dan terlihat bayangan nyata
pada cermin berupa objek yang terpantulkan. Tetapi sadarkah kita bahwa
fenomena tersebut mungkin kurang/tidak kita ketahui tentang dasar dari
fenomena tersebut. berikut merupakan sedikit ulasan dari penulis tentang
pemantulan.
Gelombang yang dating mengenai bidang batas, misalnya: cermin,
maka gelombang tersebut akan dilanjutkan bergerak menjauhi bidang batas
dengan arah gerak yang searah dari arah datangnya (misalnya: dari kiri ke
kanan), dan fenomena itulah yang kita kenal dengan sebuah pemantulan. Jika
sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium kurang rapat, maka
sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal. Jika sudut sinar datang kita
perbesar, maka sudut bias akan makin besar pula. Suatu saat, sudut bias akan
sama dengan 90º. Hal ini berarti sinar dibiaskan sejajar dengan bidang
antarmedium. Jika sudut sinar datang kita perbesar lagi, maka sinar datang
tidak lagi di biaskan, akan tetapi dipantulkan. Peristiwa ini yang kita sebut
dengan pemantulan total atau pemantulan sempurna.
Fenomena pemantulan terjadi pada dua bidang batas yang berbeda,
misalnya, medium udara dengan indeks bias ( n ) n=1 dan medium kaca dengan
indeks bias n=1,5 yang mana dalam hal ini sebagian energi gelombang datang
akan dipantulkan dan sebagian lagi akan dibiaskan. Sinar datang mengenai
bidang batas dengan sudut tertentu terhadap garis normalnya, sudut datang
( Θ i ) , maka sinar tersebut juga akan dipantulkan dengan membentuk sudut
yang besarnya sama dengan sudut datang dan sudut ini disebut dengan sudut
pantul.
Bila suatu gelombang datang pada suatu permukaan batas yang
memisahkan dua daerah dengan laju gelombang yang berbeda, maka sebagian
gelombang akan dipantulkan (refleksi) dan sebagian lain akan ditransmisikan.
Berkas yang terpantul membentuk sudut dengan garis normal permukaan yang
besarnya sama dengan sudut berkas datang (berlaku untuk semua gelombang).
Berkas yang ditransmisikan akan dibelokkan mendekat atau menjauh dari
garis normal-bergantung pada apakah laju gelombang pada medium kedua
lebih kecil atau lebih besar daripada laju gelombang dalam medium datang.
Pembelokan berkas yang ditransmisikan disebut refraksi (pembiasan) (berlaku
untuk semua gelombang).
Pada proses pemantulan dan pembiasan gelombang dapat terpolarisasi
sebagian atau seluruhnya oleh refleksi. Perbandingan intensitas cahaya yang
dipantulkan dengan cahaya yang datang disebut reflektansi (R), sedangkan
perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan cahaya datang
disebut transmitansi (T). Fresnel menyelidiki dan merumuskan suatu
persamaan koefisien refleksi dan koefisien transmisi yang dihasilkan oleh
pemantulan dan pembiasan (Pedrotti, 1993).
Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya pembahasan yang lebih
detail mengenai Reflektansi dan Transmitansi, Pemantulan total dan
Pemantulan pada medium konduktif tersebut. Makalah ini membahsan
mengenai hal-hal tersebut yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaiman hubungan energi pantulan dan transmisi?
1.2.2 Apa saja konsep pemantulan total dari tinjauan energi?
1.2.3 Bagaimana cara menentukan transmitansi dan reflektansi pada
medium konduktif?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dirinci sebelumnya,
ditentukan tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1.3.1 Menjelaskan hubungan energi pantulan dan transmisi.
1.3.2 Menjelaskan konsep pemantulan total dari tinjauan energi.
1.3.3 Menjelaskan menentukan transmitansi dan reflektansi pada medium
konduktif.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini berdasarkan tujuan yang telah
ditentukan diatas baik untuk penulis dan pembaca adalah:
1.4.1 Bagi penulis manfaat yang dapat diperoleh adalah terasahnya
kemampuan penulis dalam mencai sumber data yang relevan,
mengumpulkan sumber, serta meningkatkan kemampuan dalam
menulis tulisan ilmiah. Selain itu manfaat pendalaman materi mata
kuliah Gelombang dan Optik juga didapatkan oleh penulis.
1.4.2 Bagi pembaca manfaat yang diperoleh adalah menambah wawasan
pembaca mengenai hubungan energi pantulan dan transmisi, konsep
pemantulan total dari tinjauan energi, serta transmitansi dan reflektansi
pada medium konduktif.
1.5 Metode Penulisan
Pada makalah kali ini metode penulisan yang digunakan adalah metode
kajian pustaka dimana pada metode ini penulis mengumpulkan data dari
berbagai sumber kepustakaan baik dari buku, artikel, internet, mau pun
sumber kepustakaan lainnya yang relevan dan sesuai untuk kebutuhan
pengembangan materi pada makalah ini.
BAB II
PEMBAHSAN
2.1 Hubungan Pemantulan dan Transmisi dengan Energi
Jika gelombang merambat dari medium 1 ke medium 2 yang berbeda
jenisnya, maka akan terjadi Gelombang Transmisi dan Gelombang Refleksi.
Transmisi Gelombang adalah Gelombang yang diteruskan ke medium 2,
sedangkan Refleksi Gelombang adalah Gelombang yang dipantulkan kembali ke
medium 1.
a. Transmisi gelombang merupakan sisa energi gelombang setelah
melewati/menembus suatu struktur penahan gelombang. Gelombang
transmisi sangat dipengaruhi pada karakteristik gelombang. Koefisien
transmisi (t) adalah perbandingan amplitudo gelombang yang ditransmisikan
dibandingkan gelombang datang.
Pembelokan berkas yang ditransmisikan disebut refraksi (pembiasan).
Pembiasan terjadi karena gelombang memasuki medium yang berbeda dan
kecepatan gelombang pada medium awal dan medium yang dimasuki
berbeda. Jika arah datang gelombang tidak sejajar dengan garis normal maka
pembiasan menyebabkan pembelokan arah rambat gelombang. Gelombang
air yang melalui daerah yang lebih dangkal mengalami perubahan kecepatan,
sehingga terjadi pembiasan. Cahaya yang bergerak dari udara ke air
mengalami pembiasan karena perbedaan kecepatan cahaya di udara dan di air.
b. Pemantulan gelombang (Refleksi), terjadi pada saat sebuah gelombang yang
merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan
media lainnya. Dengan demikian, Pemantulan (refleksi) sebuah gelombang
adalah bidang batas antara dua medium yang berbeda. Koefisien refleksi (r)
adalah perbandingan amplitudo gelombang pantul dibandingkan amplitudo
gelombang datang.
Hukum pemantulan menyatakan bahwa sudut datang persis sama dengan
sudut pantul, atau θd=θp.
Selanjutnya pembahasan tentang pemantulan dan transmisi gelombang
dilanjutkan pada permasalahan “bagaimana energi dari gelombang datang
terbagi menjadi energi gelombang pantul dan energi gelombang transmisi”
Rata-rata rapat arus energi dari gelombang datang dinyatakan dengan ⟨ S i ⟩ yang
memeilki dua komponen yaitu; komponen tegak lurus bidang batas dan komponen
sejajar bidang batas. Pada peristiwa ini terjadi pemantulan energi gelombang pada
medium yang sama dengan medium gelombang datang, dan transmisi energi
gelombang pada medium yang berbeda dengan medium gelombang datang. Untuk
itu didefinisikan koefisien reflektansi R yaitu sebagai perbandingan komonen
energi gelombang pantul tegak lurus bidang batas dengan komponen energi
gelombang datang yang tegak lurus bidang batas.
⟨S r ⟩. n^
R =| |
⟨S i ⟩. n^ 3.37
1
ε 2 2^
telah diketahui pada bab I bahwa
1
⟨S⟩= 2 ()
μ
|E| k
, karena medium
gelombang pantul dan gelombang datang adalah sama dan sudut datang sama
dengan sudut pantul, maka persamaan 3.37 dapat dinyatakan menjadi;

Er 2
R =| |
Ei 3.38
dengan demikian koefiein reflektansi dari masing-masing mode pemantulan
diperoleh;
2
n 2 cosθ 1− n 1 cos θ2

RTM =
r 2TM =
( n 2 cos θ1 + n 1 cosθ2 ) 3.39
2
n1 cosθ1 − n2 cos θ2

RTE =
r 2TE =
( n1 cos θ1 + n 2 cosθ2 ) 3.40
Demikian juga untuk energi gelombang transmisi didefinisikan koefisien
transmitansi T, sebagai perbandingan rata-rata rapat arus energi gelombang
transmisi dengan rapat arus gelombang datang.
⟨S t ⟩. n^
T =| |
⟨S i ⟩. n^ 3.41
karena medium gelombang transmisi berbeda dengan medium gelombang datang
maka persamaan 3.41 menjadi;
ε 2 12 2 ^

T=
1
2 ()
μ2
|E t| k t . n^

ε 1 12 2 ^
1
2 ()
μ1
|Ei| k i . n^
, 3.42

karena k^ . n^ = cos θ , dengan mengambil pendekatan 1= 2 dan (2/1)1/2 =


(n2/n1)1/2 maka persamaan dapat dinyatakan menjadi;
n2 cos θ i 2
T= t
n1 cos θ i 3.43
dengan demikian koefisien transmitansi dari masing-masing mode transmisi
gelombang adalah;
2
n cos θ t 2 n2 cosθt 2n1 cosθi
T TM= 2 t =
(
n1 cos θ i TE n1 cosθi n 1 cos θi + n 2 cos θt )
4n1 cos θi cos θt
T TM=
( n 1 cos θi + n 2 cos θ )2 3.44
dengan cara yang sama juga akan diperoleh;
4n1 cos θi cos θ t
T TE= 2
( n1 cos θi + n 2 cos θ )
3.45
dapat ditunjukkan bahwa dalam setiap mode pemantulan dan transmisi gelombang
berlaku;
R+T=1 3.46
Persamaan ini menyatakan bahwa dalam medium dielektrik energi yang dibawa
oleh gelombang datang sebagian dipantulkan dan sebagian lagi diteruskan, jumlah
energi gelombang pantul dengan energi gelombang transmisi adalah sama dengan
besarnya energi gelombang datang. Dengan demikian medium dielektrik tidak
menyerap energi gelombang.
2.1.1 Kasus Gelombang Datang Secara Tegak Lurus Bidang Batas
Untuk kasus gelombang datang secara tegak lurus bidang batas yaitu
untuk i = 0o maka arti dari bidang datang menjadi tidak ada karena dua vektor
yang mendefinisikan bidang tersebut menjadi sejajar. Pada peristiwa ini akan
dapat ditunjukkan bahwa RTM = RTE.
Koefisien refleksi r dan koefisien transmisi t pada i = 0o dapat diperoleh
dengan mengambil limit koefisien tersebut untuk i  0o maka persamaan 3.27;
3.28; 3.33 dan 3.34 akan menhasilkan koefisien transmisi yang sama baik untuk
mode TM dan Mode TE yaitu;
2 n1
t TM =t TE =
n 2 +n1
3.47
untuk koefisien refleksi dari kedua mode diperoleh;
n2 −n1
r TM =−
n 2 +n1 3.48
dan untuk mode TE dihasilkan;
n2 −n1
r TM =
n2 +n1 3.49
hasil persamaan 3.48 dan 3.49 menghasilkan besar yang sama hanya tandanya
berbeda. Dengan demikian transmitansi dan reflektansi dari kedua mode untuk
kasus gelombang datang secara tegak lurus bidang batas dapat ditentukan.
2
n2−n 1
R=
( )
n2 +n1
3.50
sedangkan untuk nilai transmitansinya diperoleh dari
2
n −n 4 n1 . n2
T =1−R=1− 2 1 =
n2 +n 1 (
( n2 +n1 )
2 ) 3.51
2.2 Pemantulan Total
Pemantulan sempurna terjadi ketika semua cahaya yang menumbuk
suatu bidang atau beda di pantulkan secara keseluruhan. Dua factor utama
yang mempengaruhi kejadian ini adalah indeks bias dai kedua mediumdan
sudut datang cahaya itu sendiri.
Indeks bias merupakan parameter optic suatu material baisanya
dinotasikan “n”, diamna n merupakan pembagian kecepatan cahaya diruang
hampa dengan kecepatan cahaya dimedium. Beberapa nilai indeks bias yang
sering dibahas, antara lain: n(udara)=1, n(air)=1.33, dan n(gelas)=1.5.
sedangkan sudut datang adalah besar sudut yang dibuat oleh sinar cahaya
datang dengan garis normal.
Adapun proses pemantulan sempurna atau total secara sederhana bisa
dijelaskan sebagi berikut:

Gambar 1. Pemantulan
Pada gambar diatas, ketika cahaya datang medium yang memiliki
indeks bias yang lebih tinggi ke medium yang memiliki indeks bias yang
lebih rendah maka cahaya akan diteruskan menjauhi garis normal.
Jika sudut datang terus diperbesar, suatu saat akan sampai pada kondisi
diamana sudut pantul sama dengan 90 derajat atau berada pada bidang
pertemuan kedua medium, ditunjukan pada gamabar 2 berikut. Pada kondisi
ini besar sudut i disebut juga sudut kritis.

Gambar 2. Pemantulan dengan sudut 90 0


Adapun persamaan sudut krirtis:
n2
sin i k = 3.5 2
n1
i k = sudut kritisi medium lebih rapat (asal sinar datang).
n1= indeks bias medium kurang rapat (tempat sinar bias).
n2 = indeks bias bahan lebih rapat (asal sinar datang).
Kemudian jika kita perbesar kembali sudut datang dari cahaya melebihi
sudut kritisi seperti pada gamabar 3, pada saat inilah pemantulan sempurna
mulai terjadi. Prinsip inilah yang diterapkan pada proses petrasmisi cahaya
melalui serat optic dengan mengatur berbagai indeks bias dan sudut datang
agar diperoleh hasil yang maksimum.

Gambar 3. Pemantulan dengan sudut datang > sudut kritis


Jadi agar pemantulan total dapat terjadi maka ada dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu sebagai berikut:
a. Sinar datang harus dari medium lebih rapat ke medium kurang
rapat.
b. Sudut datang lebih besar daripada sudut kritisi.
Bila ni >n t berdasarkan hukum Snellius diperoleh θt > θi, karena θ anatar

π
0° samapai , sin θ merupakan fungsi naik secara monoton. Sudut θt mencapai
2

π
, maka sin θt =1. Bial sudut datang sama dengan θi=θc yang disebut sudut
2

π
kritisi pada mana θt = , maka menurut Hukum Snellius diperoleh:
2
nt
−1
θc =sin ( )
ni
3.5 3

Bila gelombang datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang
kurang rapat, maka reflektansi untuk polarisasi tegak lurus adalah meningkat
secara monoton sebagai fungsi dari sudut datang, sedangkan reflektasi untuk
polarisasi sejajar akan menurun mencapai nol untuk sudut datang sama dengan
sudut Brewster, yang selanjutnya menunjukkan perilaku yang sama seperti
reflektasi dari gelombang yang terpolarisasi tegal lurus.
Bila cahaya datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
dengan sudut datang lebih besar dari sudut kritis maka cahaya mengalami
pemantulan total seperti ditunjukkan gambar 3.7a dan 3.7b. Bila n i  nt
berdasarkan hukum Snell diperoleh t  i , karena untuk  antara 0o samapai /2,
sin  merupakan fungsi naik secara monoton. Sudut t mencapai /2, maka sin  =
1. Bila sudut datang sama dengan i = c yang disebut sudut kritis pada mana t =
/2, maka menurut Hukum Snell diperoleh

nt
θc =sin −1
()
ni
3.53

t kt
t kt

i c
i ki
kr
ki

Gambar 4 a. Gelombang datang dengan i  c


b. Gelombang datang dengan i = c

Bila gelombang datang dengan sudut lebih besar dari c maka terjadi pemantulan
total, dengan demikian pemantulan total terjadi bila c  i  /2, karena sudut
datang yang lebih besar dari c akan menghasilkan t yang imaginer. Keadaan ini
dapat dipahami dari;

cosθt = √1−sin2 θt
3.54
dari hukum Snell maka persamaan 3.54 dapat dituliskan kembali menjadi;

ni 2 2 sin θi 2


cos θt = 1−
nt ()
sin θi= 1−
sin θ c √ ( )
3.55
sin θi
untuk interval 0    /2 diperoleh 0  sin  1, sehingga sin θc  1, kondisi
demikian mengarah pada kesimpulan bahwa cos t menjadi sebuah fungsi
imaginer.

sin θi
cos θt =i
√( sin θ c
−1
) 0  i  /2 3.56
dengan demikian gelombang transmisi yang digambarkan oleh gambar 4 dengan
vektor penjalaran kt dapat dituliskan dalam bentuk;
−ik t . r −ik ( x sin θ + y cos θ )
Et ∝ e =e t t t

3.57
karena cos t sebagai sebuah fungsi imaginer maka persamaan 3.57 menyatakan
bahwa gelombang transmisi akan menjalar sepanjang permukaan batas dan
teratenuasi secara eksponensial sepnajang y. Berdasarkan persamaan 3.28 dan
3.34 diperoleh bahwa reflektansi untuk masing-masing mode sama dengan 1,
dengan demikian tentu tidak ada energi yang mengalir melewati bidang batas.
2.3 Pemantulan Pada sebuah Konduktor
Untuk membahas peristiwa pemantulan gelombang oleh sebuah
konduktor, maka hasil yang diturunkan untuk pemantulan dan transmisi
gelombang pada sebuah bidang batas diterapkan pada sebuah metrial dengan
indeks bias real diterapkan untuk material dengan indeks bias kompleks yaitu
dengan mengganti indeks bias real dengan indeks bias komplek yang ekivalen,
dalam hal ini nt yang berharga real diganti dengan indeks bian kompleks  dan ni
= 1. Dengan menerapkan pada persamaan 3.48 diperoleh;
( N −1 ) ( N ¿−1 ) ( n−1+inK ) ( n−1−inK ) ( n−1 )2 + ( nK )2
R= = =
( N +1 ) ( N ¿ +1 ) ( n+1+inK )( n+1−inK ) ( n+1 )2 + ( nK )2
4n
R=1−
( n+1 )2 + ( nK )2
3.58
Jika indek bias dari material konduktor adalah imaginer murni N = inK maka akan
diperoleh R = 1, dan materila tersebut akan menjadi sebuah reflektor sempurna.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, adapun simpulan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
a. Dapat ditunjukkan bahwa dalam setiap mode pemantulan dan
transmisi gelombang berlaku;
R+T =1
Persamaan ini menyatakan bahwa dalam medium dielektrik energi
yang dibawa oleh gelombang datang sebagian dipantulkan dan
sebagian lagi diteruskan, jumlah energi gelombang pantul dengan
energi gelombang transmisi adalah sama dengan besarnya energi
gelombang datang. Dengan demikian medium dielektrik tidak
menyerap energi gelombang.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan, maka saran yang dapat
diajukan penulis adalah materi tentang pemantulan dan pembiasan gelombang
elektromegnetik wajib dipahami oleh seorang guru karena materi ini
merupakan salah satu subbab dari materi Gelombang Optik. Memahami
materi ini akan memberikan pemahaman secara kontekstual mengenai
Gelombang yang ada disekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
Hecht, Eugene. 2002. Optics Fourth Edition. New York: Addison Wesley.
Ramalis, T. R. 2003. Gelombang dan Optik. Bandung: JICA
Suardana, I Kade. 2002. Gelombang dan Optik (Bagian Gelombang Mekanik).
IKIPN Singaraja (Buku Ajar).
Yasa, Putu. 2019. Gelombang dan Optik. Singaraja: Pendidikan Fisika (Modul
Ajar).

Anda mungkin juga menyukai