Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA II

PRISMA

Disusun oleh :
Nama : SAMUEL ARDHI K
Nim : 225003
Semester : Dua (2)
Prodi : S1 TEKNIK MESIN
Tanggal percobaan : 20 Juni 2023
Nama Dosen : FATIMAH NUR HIDAYAH, S.Si., M.Si

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA


Jl. Raya Solo-Baki Km 2, Kwarasan, Solo Baru, Sukoharjo
Telp. 0271-621176, 0271-621178, Fax. 0271-621178
PRAKATA

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan yang
berjudul “INDEKS BIAS PRISMA” ini tepat pada waktunya. Praktikum Fisika 2 dengan
jenis praktikum prisma ini berisi pokok bahasan antara lain: Pengamatan yang dilakukan
dengan menggunakan prisma yang bertujuan untuk menentukan pembelokan cahaya atau
indeks bias.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Fisika II, dan juga sebagai tolak ukur saya selaku mahasiswa telah mengikuti
kegiatan praktikum dengan baik dan sesuai prosedur. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang prisma dan indeks bias untuk menentukan
arah yang dihasilkan bila cahaya masuk dipantulkan oleh prisma.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu FATIMAH NUR HIDAYAH, S.Si., M.Si
selaku Dosen mata kuliah Praktikum Fisika 2 yang telah memberikan ilmu ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak Sekolah Tinggi Teknologi Warga yang
telah memfasilitasi kami selaku mahasiswa untuk menimba ilmu di STTW.
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Surakarta, 20 / Juni / 2022

Samuel Ardhi Kristiawan

i
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1 Landasan Teori ........................................................................ 3
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 8
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................ 8
3.3 Prosedure Penelitian ................................................................ 8
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN ............................ 10
4.1 Hasil Pengukuran Indeks Bias Prisma...................................... 10
4.2 Pembahasan ............................................................................ 14
BAB V PENUTUP........................................................................................ 17
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 17
5.2 Saran ....................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan
waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam
bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel sub mikroskopis yang membentuk
segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu
kesatuan kosmos.
Salah ilmu ilmu fisika yang mempelajari perilaku dapat kita ambil contoh
Cahaya, dimana cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Pada bidang fisika,
cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata
maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut dualisme gelombang partikel. Paket cahaya yang disebut spektrum
kemudian dipersepsikan secara visual oleh indra penglihatan sebagai warna.
Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang
penting pada fisika modern. Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era
optika klasik yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas. frekuensi atau
panjang gelombang, polarisasi dan fase cahaya.
Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan
paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya
yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. Salah satu sifat yang dimiliki sebuah
cahaya adalah pembiasan cahaya saat cahaya masuk melalui dua medium yang
berbeda. Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati
bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya. Pembiasan cahaya
menganut hukum Snellius tentang pembiasan cahaya. Setiap cahaya yang datang dan
melewati medium yang berbeda, maka sinar tersebut dibiaskan tergantung

1
kerapatannya. Sudut sinar bias dapat mendekati garis normal maupun menjauhinya
tergantung kerapatannya.
Hukum ini dapat ditulis dengan matematis bahwa nisbah sinus sudut datang dan
sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang
ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan
cahaya pada kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias. Cahaya
atau berkas sinar akan mengalami 2 kali pembiasan oleh dua medium yang berbeda
kerapatanya. Berkas cahaya dari udara udara yang masuk ke dalam kaca akan
mengalami pembelokan. Peristiwa itu dapat terjadi disebabkan medium udara dan
medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Pada praktiknya dapat dilihat
seperti gambar dibawah:

Gambar 1.1 Pembiasan Cahaya pada Gelas Kaca.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menentukan indeks bias prisma dengan deviasi minimum.
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh sudut datang terhadap sudut daviasi.
3. Mahasiswa mampu mengetahui perbandingan ideks bias prisma.
4. Mahasiswa dapat membandingkan hasil indeks bias prisma dengan literatur.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya
karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya arah pembiasan cahaya
dibedakan menjadi dua macam yaitu mendekati garis normal dan menjauhi garis
normal Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari
udara ke dalam air Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat
dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya
merambat dari dalam air ke udara. Indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat
rambat cahaya dalam hampa udara (c) terhadap cepat rambat cahaya dalam zat
tersebut (v), atau perbandingan sinus sudut datang terhadap sinus sudut bias. Harga
indeks bias berubah-ubah tergantung pada panjang gelombang cahaya dan suhu
(Zemansky, 2007).
Penerapan konsep indeks bias banyak di temukan dalam kehidupan sehari Contoh
globalnya dalam pembiasan adalah sedotan yang ditempatkan dalam segelas air,
apabila di lihat dari samping tampak sedotan patah atau bengkok Sedangkan konsep
indeks bias pada prisma yaitu pelangi dan fatamorgana Pemanfaatannya pada benda
berlensa misalnya teropong dan teleskop. Praktikum mengenai indeks bias kaca dan
prisma dilakukan dua percobaan yaitu penentuan indeks bias prisma pada plan
paralel dan yang kedua penentuan indeks bias pada prisma Percobaan dilakukan
dengan memvariasikan sudut sinar datang yang terkena plan paralel maupun prisma,
yang kemudian di tentukan titik-titik yang terlihat lurus terhadap mata dimana untuk
melihatnya pada satu sisi saja.
Pada praktikum kali ini benda kerja yang digunakan sebagai alat untuk pembiasan
cahaya adalah prisma yang terbuat dari kaca tembus pandang, dengan alat bantu
pensil sebagai penanda titik pembiasan terjadi. Pengertian prisma sendiri adalah zat
bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah

3
satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan
mendekati garis normal Sampai pada bidang pembias II. berkas sinar tersebut akan
dibiaskan menjauhi garis normal Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati
garis normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat
yaitu dari udara ke kaca Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjauhi
garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat optik kurang rapat yaitu
dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan
mengalami pembelokan arah dari arah semula. Marilah kita mempelajari fenomena
yang terjadi jika seberkas cahaya melewati sebuah prisma seperti halnya terjadinya
sudut deviasi dan dispersi cahaya.

Gambar 2.1 Prisma.


Pembiasan cahaya adalah fenomena di mana cahaya berubah arah ketika
melintasi batas antara dua media dengan indeks bias yang berbeda. Pembiasan
cahaya terjadi ketika cahaya melintasi permukaan batas antara dua media dengan
kecepatan rambat yang berbeda. Ketika cahaya melewati prisma, ia akan mengalami
pembiasan karena perubahan kecepatan rambatnya. Prisma memiliki bentuk
geometris yang memungkinkan cahaya dibelokkan pada sudut tertentu. Prinsip dasar
pembiasan cahaya pada prisma dijelaskan dengan hukum Snellius, yang menyatakan
bahwa perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias adalah tetap, yang
dikenal dengan indeks bias.
Untuk memahami tentang bagaimana suatu cahaya dapat dibiaskan oleh prisma
maka akan kami ilustrasikan pada sebuah gambar. Dengan melihat ilustrasi maka
diharapkan mahasiswa dapat memahami proses suatu cahaya dapat dibiaskan.

4
Gambar berikut ini merupakan ilustrasi dari proses suatu cahaya dapat dibiaskan
melalui prisma :

Gambar 2.2 Proses Pembiasan Prisma.


Dari gambar 2.2 diatas maka akan didapat beberapa rumus dan persamaan yang
akan kita gunakan untuk melakukan analisis data :
Persamaan sudut puncak prisma.
𝛽 = 𝑟 1 + 𝑖2 (1)
Dimana:
𝛽 = Sudut pembias prisma atau sudut puncak.
𝑟1 = Sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara-prisma.
𝑖2 = Sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-udara.

Besarnya sudut deviasi dapat dicari sebagai berikut:


𝛿 = 𝑖1 + 𝑟2 – 𝛽 (2)
Dimana:
𝛿 = sudut deviasi prisma.
i1 = sudut sinar datang pada prisma.
r2 = sudut bias sinar meninggalkan prisma.
β = sudut pembias prisma.
Besarnya sudut deviasi sinar bergantung pada sudut datangnya cahaya ke prisma.
Apabila sudut datangnya sinar diperkecil, maka sudut deviasinya pun akan semakin

5
kecil. Sudut deviasi akan mencapai minimum (m) jika sudut datang cahaya ke prisma
sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma atau pada saat itu berkas
cahaya yang masuk ke prisma akan memotong prisma itu menjadi segitiga sama kaki,
sehingga berlaku i1 = r2 = i (dengan i = sudut datang cahaya ke prisma) dan i2 = r1
= r (dengan r = sudut bias cahaya memasuki prisma).
Pada praktikum prisma akan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
pembiasan cahaya. Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan dapat
mempengaruhi pembiasan cahaya pada prisma. Berikut ini merupakan beberapa
faktor yang mempengaruhi pembiasan pada prisma:
1. Indeks Bias.
Indeks bias prisma merupakan faktor kunci yang mempengaruhi pembiasan
cahaya. Indeks bias prisma bergantung pada sifat optik dari bahan prisma yang
digunakan. Setiap bahan prisma memiliki indeks bias yang unik untuk panjang
gelombang tertentu. Perbedaan indeks bias antara prisma dan medium
sekitarnya menyebabkan pembiasan cahaya saat melintasi permukaan prisma.
2. Sudut Datang Cahaya.
Sudut datang cahaya pada permukaan prisma juga mempengaruhi pembiasan.
Ketika sudut datang berubah, sudut bias dan sudut keluar juga akan berubah
sesuai dengan hukum Snellius. Sudut datang yang lebih besar atau lebih kecil
dapat menghasilkan pembiasan yang berbeda.
3. Bentuk dan Geometri Prisma.
Bentuk dan geometri prisma juga mempengaruhi pembiasan cahaya. Prisma
umumnya memiliki permukaan datar dan satu permukaan bidang yang
memantulkan cahaya. Permukaan bidang tersebut memungkinkan terjadinya
pantulan internal yang mempengaruhi jalur cahaya dalam prisma.
4. Ketebalan Prisma.
Ketebalan prisma juga dapat mempengaruhi pembiasan. Ketebalan yang lebih
besar dapat menghasilkan perubahan sudut pembiasan dan jalur cahaya yang
lebih panjang di dalam prisma. Namun, dalam prakteknya, prisma yang sangat
tipis digunakan agar efek dispersi dapat diamati dengan jelas.

6
5. Panjang Gelombang Cahaya.
Panjang gelombang cahaya yang digunakan juga mempengaruhi pembiasan
pada prisma. Indeks bias material prisma umumnya berbeda-beda tergantung
pada panjang gelombang. Oleh karena itu, prisma dapat memisahkan cahaya
berdasarkan panjang gelombangnya dan menghasilkan efek dispersi.
Dengan memahami faktor-faktor ini dapat membantu kita dalam menganalisis
dan memprediksi jalur cahaya dalam prisma serta menginterpretasikan efek dispersi
cahaya yang dihasilkan. Setelah memahami dasar teori dan juga faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran indeks bias melalui prisma,
mahasiswa selanjutkan dapat melakukan praktek dengan juga berpatokan pada
jobsheet serta BPK Praktikum Fisika 2.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Fisika 2 dengan materi “Prisma” akan dilaksanakan pada hari selasa
20 Juni 2023 pada pukul 10.00 – 11.00 waktu setempat. Praktikum “Prisma” ini akan
bertempat pada laboratorium pengukuran dan dibimbing langsung oleh Yth. Bu
FATIMAH NUR HIDAYAH, S.Si., M.Si selaku Dosen materi kuliah Praktikum
Metrologi

3.2 Alat dan Bahan


1. Prisma sama sisi.
2. Prisma sama kaki.
3. Penggaris.
4. Busur.
5. Pensil / Bolpoin.
6. Jarum.
7. Kertas Putih.

3.3 Prosedure Penelitian


- Percobaan I
a) Letakkan prisma diatas kertas dan garis kedua sisi prisma dengan pensil.
b) Buat garis normal tegak lurus sisi kiri satu prisma dan tancapkan jarum
1 pada titik potong garis normal dengan sisi prisma (titik A).
c) Tancapkan jarum 2 disembarang tempat dititik P.
d) Tancapkan jarum 3 disisi II prisma (titik R) dan dititik S sehingga
keempat jarum berhimpit (satu garis).
e) Ambil prisma dan buat garis yang melalui titik PARS.
f) Ukurlah sudut i1, r1, i2, r2, deviasi.

8
g) Ulangi percobaan sebanyak tiga kali dengan mengubah sudut datangnya
(i1).

- Percobaan II
a) Ambil kertas putih letakkan diatas papan.
b) Buatlah garis I dan m yang saling sejajar (± 3 cm).
c) Letakkan sisi bawah (alas) prisma berimpit dengan garis 1.
d) Garislah dengan pensil kedua sisi prisma tersebut, dan tancapkan dua
jarum masing-masing pada A dan R (dan R adalah titik potong garis m
dengan sisi prisma).
e) Tancapkan jarumdi suatu tempat diluar sisi kiri bawah garis m (dititik P)
dan tancapkan jarum S sedemikian hingga jika dilihat dari sebelah kanan
(mata setinggi prisma), keempat jarum terlihat satu garis lurus
(berimpit).
f) Ambilah prisma dan semua jarum serta buat garis yang melalui P, R, dan
S.
g) Ukurlah sudut Dmnya dengan busur derajat.
h) Ulangi percobaan tersebut sebanyak tiga kali.
i) Tentukan indek bias kaca tersebut.

9
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Hasil Pengukuran Indeks Bias Prisma


Judul Praktikum : Prisma
Nama Praktikan : Samuel Ardhi K
Nim : 225003
Tangga Praktikum : 20 Juni 2023

Praktikum Prisma yang akan dilaksanakan pada hari ini dilakukan dengan
kelompok dan membagi tugas setiap orang akan bertanggung jawab akan satu
perkerjaan itu. Dengan cara membagi tugas dalam praktikum kali ini dapat
meminimalisir kesalahan karena satu orang melaksanakan satu job tidak lebih. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pengamatan yang teruji dengan baik dan
sesuai dengan parameter yang benar seperti pada BPK Praktikum Fisika II.
Praktikum kali ini tidak hanya melakukan satu kali percobaan, seperti pada
praktikum Fisika I untuk praktikum Fisika II kali ini juga menggunakan format
pengambilan data yang sama. Pengambilan data yang sama maksudnya pengambilan
data yang menggunakan beberapa variasi pengukuran untuk nantinya dapat
digunakan sebagai bahan analisis.
Tak hanya menggunakan satu variasi yang digunakan, tetapi juga menggunakan
variasi beberapa variasi dengan memindah titik cahaya masuk atau tempat beradanya
sebuah pensil yang nantinya mengakibatkan besaran sudut yang dihasilkan atau
indeks bias yang dihasilkan oleh prisma berbeda setiap variasinya . Hal ini digunakan
untuk nantinya mengamati apakah peletakan cahaya masuk berpengaruh kepada
indeks bias yang dipantulkan oleh prisma.
Sehingga setiap melakukan percobaan akan didapati hasil yang bervariasi yang
nantinya digunakan untuk melakukan analisis terhadap berbagai pengaruh indeks

10
bias. Adapun variasi pengukuran yang akan digunakan untuk melakukan percobaan
kali ini, dapat dilihat pada hasil pengamatan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Proses penggambaran garis bantu segitiga dengan prisma.

Gambar 4.2 Proses penentuan titik cahaya masuk dan hasil indeks bias.

Gambar 4.3 Proses penggabungan titik indeks bias dan menentukan sudut.

11
Sudut datang Sudut bias 𝒔𝒊𝒏 𝒊
No n = 𝒔𝒊𝒏 𝒓 δ = i+r-β
(i) (r)
1 10° 10° 1 -70°
2 56° 6° 7,93 -28°
3 60° 60° 1 30°
4 57° 29° 1,72 -4°
5 60° 47° 1,27 25°
Tabel 4.1 Tabel hasil pengukuran.
Setelah diperoleh data-data diatas maka kita akan menganilis dan membahas data
tersebut. Berikut ini merupakan perhitungan analisis data yang kami lakukan:
1. Percobaan pertama.
sin i
n =
sin r
0,17
=
0,17
=1
𝛿 =𝑖+𝑟−𝛽
𝛿 = 10° + 10° − 90°
𝛿 = -70°
2. Percobaan kedua.
sin i
n =
sin r
0,82
=
0,10
= 7,93
𝛿 =𝑖+𝑟−𝛽
𝛿 = 56° + 6° − 90°
𝛿 = -28°

12
3. Percobaan ketiga.
sin i
n =
sin r
0,86
=
0,86
=1
𝛿 =𝑖+𝑟−𝛽
𝛿 = 60° + 60° − 90°
𝛿 = 30°
4. Percobaan keempat.
sin i
n =
sin r
0,83
=
0,48
= 1,72
𝛿 =𝑖+𝑟−𝛽
𝛿 = 57° + 29° − 90°
𝛿 = -4°
5. Percobaan kelima.
sin i
n = 𝑠𝑖𝑛 𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑟 n =
sin r
0,92
=
0,73
=1
𝛿 =𝑖+𝑟−𝛽
𝛿 = 60° + 47° − 90°
𝛿 = 25°

13
4.2 Pembahasan
Praktikum Prisma yang akan dilaksanakan pada hari ini dilakukan dengan
kelompok dan membagi tugas setiap orang akan bertanggung jawab akan satu
perkerjaan itu. Dengan cara membagi tugas dalam praktikum kali ini dapat
meminimalisir kesalahan karena satu orang melaksanakan satu job tidak lebih. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pengamatan yang teruji dengan baik dan
sesuai dengan parameter yang benar seperti pada BPK Praktikum Fisika II.
Setelah diperoleh hasil dari analisis data diatas maka kita akan melakukuan
pembahasan mengenai praktikum ini. Pada percobaan pertama sudut puncak prisma
ialah 90° (𝛽), sudut datangnya cahaya ialah 10° dan Sudut bias saat berkas sinar
memasuki bidang batas udara prisma ialah 10°. Untuk nilai deviasi (𝛿) yang kita
dapat pada percobaan pertama ini ialah -71°. Berikut ini merupakan ilustrasi dari
percobaan pertama.

Gambar 4.4 Ilustrasi percobaan prisma pertama.


Percobaan kedua sudut puncak prisma ialah 90° (𝛽), sudut datangnya cahaya
ialah 56° dan Sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara prisma ialah
6°. Untuk nilai deviasi (𝛿) yang kita dapat pada percobaan pertama ini ialah -28°.
Berikut ini merupakan ilustrasi dari percobaan kedua.

Gambar 4.5 Ilustrasi percobaan prisma kedua.

14
Selanjutnya pada percobaan ketiga sudut puncak prisma ialah 90° (𝛽), sudut
datangnya cahaya ialah 60° dan Sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas
udara prisma ialah 60°. Untuk nilai deviasi (𝛿) yang kita dapat pada percobaan
pertama ini ialah 30°. Berikut ini merupakan ilustrasi dari percobaan ketiga.

Gambar 4.6 Ilustrasi percobaan prisma ketiga.


Terakhir pada percobaan keempat sudut puncak prisma ialah 90° (𝛽), sudut
datangnya cahaya ialah 57° dan Sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas
udara prisma ialah 29°. Untuk nilai deviasi (𝛿) yang kita dapat pada percobaan
pertama ini ialah -4°. Berikut ini merupakan ilustrasi dari percobaan keempat.

Gambar 4.7 Ilustrasi percobaan prisma keempat.


Dari praktikum atau percobaan yang telah kami lakukan tersebut dapat diambil
disimpulkan bahwa nilai sudut deviasi dapat diperoleh dengan mengetahui nilai sudut
datangnya cahaya, sudut bias dan nilai sudut dari prisma. Secara teoritis dapat
dikatakan bahwa besarnya sudut datang dapat mempengaruhi besarnya sudut bias
yang dihasilkan. Berdasarkan data hasil beberapa percobaan tersebut, terdapat
beberapa perbedaan hasil yang kami peroleh dengan teori yang ada. Perbedaan
tersebut mungkin terjadi dikarenakan nilai antara sudut datang dengan sudut bias
prisma yang kami peroleh besarnya tidak sama.

15
Perolehan nilai sudut bias yang tidak sama dengan sudut datang tersebut mungkin
karena ketidaktelitian kami dalam melihat garis bias. Sehingga menurut kami perlu
adanya pengulangan percobaan saat pengambilan data sedang berlangsung. Dengan
pembilan data secara berulang maka nilai yang didapat akan menjadi lebih terbukti
atau dapat dipercaya.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari tujuan praktikum ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
mahasiswa mampu melaksanakan tujuan dari praktikum ini yaitu:
Melalui percobaan yang telah dilakukan mahasiswa mampu menentukan indeks bias
pada prisma dengan deviasi minimum. Selain itu mahasiswa telah belajar dan
memahami konsep dasar mengenai pembiasan cahaya. Mahasiswa juga mempu
menbandingkan indeks bias dengan cara membandingkan variasi satu dengan lainnya
yang nantinya akan ditarik kesimpulan bahwa perbedaan penempatan dan sudut
cahaya masuk dapat menentukan hasil indeks bias cahaya oleh prisma.
Tak hanya itu juga mahasiswa dapat membandingkan hasil pekerjaannya dengan
literatur lain yang sejenis hingga mahasiswa dapat mampu betul memahami materi
yang ada pada praktikum prisma kali ini.Kesimpulan ini menunjukkan bahwa
mahasiswa telah memperoleh pemahaman dasar yang kuat tentang konsep
pembiasan cahaya pada prisma.

5.2 Saran
Diharapkan kepada peserta praktikum dapat memahami konsep indeks bias
menggunakan prisma dan nantinya dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari bila
mana dibutuhkan. Tidak hanya itu kami selaku mahasiswa meminta kepada Ibu
FATIMAH NUR HIDAYAH, S.Si., M.Si selaku dosen untuk mata kuliah Praktikum
Fisika II ini untuk dapat menyampaikan kepada pihak kaprodi S1 Teknik Mesin
STTW agar dapat lebih memperhatikan situasi kami selaku mahasiswa pada saat
melakukan praktikum.
Dikarenakan pada saat melakukan praktikum terdapat hal yang diinginkan kami
selaku mahasiswa yaitu kenyamanan tempat praktikum dan juga alat yang kamu
gunakan agar dapat lebih bisa dioptimalkan. Kami selaku mahasiswa akan merasa
sangat senang apabila pihak STTW sangat memperhatikan kondisi ini, menurut saya

17
bila dibenahi dari sekarang maka tahun-tahun berikutnya kami akan merasa nyaman
dan semakin bisa mengembangkan prestasi kami bilamana pihak STTW juga
mendukung apa yang kami mahasiswa inginkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto Budi. (2009). Theory and Application og Physics.


Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Edisi Kelima. Praktikum Fisika(1).
D Halliday, R Resnick, & J Walker. (2011). Fundamental of physics. 9th
Edition.
Herman. (2015). Penuntun Praktikum Fisika. Makasar: Universitas Negri
Makasar.
Herman, dkk. (2014). Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Fisika Dasar
Jurusan Fisika.
Tim Guru Indonesia. (2010). Buku Pintar Belajar Six In One.
Mikrajuddin. (2016). Fisika Dasar 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Tim Koordinator Tentor. (2014). Hand Book untuk Program IPA.
Serway, Raynond A, Jewett, John W. (2009). Fisika untuk Sains dan Teknik.
Fisika Dasar.
Suswanto, & Rufaida, S. A. (2014). Fisika. Peminatan Matematika Dan Ilmu
- ilmu Alam.

iii

Anda mungkin juga menyukai