ANIS MUSTAFIDA
181810201019
KELOMPOK A2
JURUSAN FISIKA
2020
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan................................................................................1
2.1 Sejarah...................................................................................3
2.2 Teori.......................................................................................3
3.3.2 Ralat................................................................................12
4.1 Hasil.........................................................................................14
4.2 Pembahasan............................................................................15
5.1 Kesimpulan.............................................................................17
5.2 Saran.......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................18
LAMPIRAN...........................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN
Praktikum spektrum kisi ini bertujuan untuk mengetahui jarak antar kisi atau
celah pada suatu kisi yang dapat menghasilkan peristiwa difraksi. Peristiwa difraksi
pada kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah pada mata. Mata melihat dua buah
bintang yang berdekatan, dan terletak sangat jauh maka terlihat seperti satu titik.
Rumusan masalah pada praktikum spektrum kisi ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh lebar celah pada pembentukan spektrum?
2. Bagaimana pengaruh sudut difraksi
1
terhadap spektrum warna yang
dihasilkan?
3. Bagaimana hubungan antara posisi sudut θ dengan panjang gelombang
spektrum cahaya untuk orde yang berbeda?
1.3 Tujuan
Teori difraksi pertama kali dikemukakan oleh Francesco Grimaldi pada tahun
1665 dengan percobaannya tentang deviasi cahaya sepanjang garis lurus (deviation of
light from rectilinear propagation), kemudian dia menyebutnya dengan "diffraction",
yaitu suatu karakteristik umum dari fenomena gelombang yang terjadi saat muka
gelombang (wave front) bisa suara, materi gelombang, atau cahaya yang terhalang
oleh sesuatu. Berbagai macam muka gelombang yang mengenai penghalang akan
mengalami interferensi, yang menyebabkan distribusi kerapatan energi partikel (the
particular energy-density distribution) juga terdifraksi, sehingga tidak ada perbedaan
yang signifikan antara interferensi dan difraksi. Dua peristiwa ini mempunyai
cakupan yang berbeda, jika superposisi gelombang hanya sedikit, maka peristiwa ini
dinamakan interferensi, namun jika superposisi gelombang banyak, maka peristiwa
ini disebut difraksi. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar.
Prinsip Huygens bahwa setiap muka gelombang dapat dianggap memproduksi
gelombang-gelombang baru dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang
gelombang sebelumnya, Kajian ini menjadi sangat menarik pada tahun 1600-an
sampai pada tahun 1800-an. Augustin Jean Fresnel pada tahun 1815 berhasil
mendefinisikan difraksi dari eksperimen celah ganda Young sebagai interferensi
gelombang yang kemudian dikenal dengan "near field diffraction erkembang
selanjutnya dilakukan oleh Joseph von Fraunhofer dengan mengamati bentuk
gelombang difraksi yang mengalami perubahan akibat jauhnya bidang pengamatan.
Difraksi Fraunhofer kemudian dikenal sebagai "far field diffraction" (Tjia, 1993).
2.2 Teori
3
bagian dispersi yaitu dengan prisma dan kisi. Pada spektrometer berbasis Prisma
Prisma memiliki keuntungan menghasilkan 1 spektrum cahaya yang jelas (terang)
tapi nilainya tidak linier titik dispersi akan berkurang secara signifikan di daerah
panjang gelombang merah dan analisis spektral selanjutnya memerlukan 3 referensi
(pengukuran uulang) ntuk kalibrasinya. Sedangkan pada kisi mempunyai kemampuan
untuk memberikan resolusi yang sangat baik, tapi grating juga akan mendispersikan
spektrum visible pada gambar titik ini berarti tidak semua spektrum cocok dibidang
kamera, mungkin diperlukan beberapa eksposur untuk menangkap gambar (Soedojo,
1985).
Prinsip kerja dari spektrometer adalah cahaya didatangkan lewat celah sempit
yang disebut kolimator. Kolimator ini merupakan fokus lensa, sehingga cahaya yang
diteruskan akan bersifat sejajar. Cahaya sejajar, kemudian diteruskan kekisi untuk
kemudian ditangkap oleh teleskop yang posisinya dapat digerakkan. Pada posisi
teleskop tertentu yaitu pada sudut θ, merupakan posisi yang sesuai dengan terjadinya
pola terang (pola maksimum) maka hubungan panjang gelombang cahaya memenuhi
persamaan:
Di mana n adalah bilangan bulat yang mempresentasikan orde dan D jarak antara
garis-garis pada kisi. Dengan mengukur nilai Teta maka nilai lamda panjang
gelombang dari Cahaya dapat diukur titik sebuah kisi yang mempunyai banyak celah
digunakan untuk menghasilkan pola maksimum minimum yang sangat tajam dan
sudut deviasi dapat diukur secara sangat teliti titik setiap panjang gelombang yang
dipancarkan oleh sumbernya akan menghasilkan bayangan terpisah celah peng
kolimasi dalam spektroskop yang disebut garis spektrum. Seberkas garis yang
bersesuaian dengan n = 1 disebut spektrum orde satu (Tippler, 2001).
4
hijau biru nila dan ungu tutup kurung lewat pembiasan atau pembelokan titik Cahaya
merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Sifat-
sifat cahaya diantaranya adalah dapat mengalami pemantulan buka kurung refleksi
pembiasan buka kurung refraksi pelenturan buka kurung difraksi, diserap arah
getarnya buka kurung polarisasi dan diuraikan buka kurung dispersi dispersi yaitu
peristiwa terurainya cahaya putih menjadi cahaya yang berwarna-warni. Suatu cahaya
putih terdiri atas beberapa spektrum warna yang terbagi berdasarkan panjang
gelombang masing-masing. Saat suatu Sinar cahaya melewati suatu medium yang
transparan maka akan mengalami pembiasan akibat perbedaan indeks bias medium
yang dilewatinya cahaya putih yang dapat terurai menjadi cahaya yang berwarna-
warni disebut cahaya polikromatik sedangkan cahaya tunggal yang tidak bisa
diuraikan lagi disebut cahaya ya monokromatik. Peristiwa dispersi juga terjadi
apabila Seberkas cahaya putih dilewatkan pada suatu Prisma sehingga membentuk
spektrum cahaya. Spektrum ini dapat diamati melalui spectrometer (Zemansky,
2001).
Menurut Bueche (2006), kisi difraksi berupa celah banyak dengan lebar yang
sama, sehingga selisih lintasan dua sinar berurutan adalah sama besar. Difraksi yang
disebabkan oleh celah banyak ini disebut difraksi kisi, hal ini membuat besar fase
pada titik ujung yang dilewati muka gelombang datang akan memiliki fase yang
sama. Difraksi yang dihasilkan oleh deretan celah N yang lebar celah tersebut b serta
jarak antar celah sama a, maka deretan celah n.
n= 0, 1, 2, 3...
Gambar 2.2 Difraksi dari deretan N celah identik
5
Menurut Krane (1982), cahaya yang datang menjadi beberapa spektrum yang
berbeda panjang gelombang. Kisi difraksi mempunyai karakteristik yang ditentukan
oleh dua parameter yaitu penyebaran (dispersion) D, dan daya pisah. Daya pisah yaitu
kemampuan kisi untuk memisahkan spektrum warna dengapanjang gelombang
tertentu yang bisa diketahui dengan persamaan sebagai berikut:
dθ n
D= = (2.2)
dλ d cos θ
λ
R= =Nn (2.3)
∆λ
dengan :
R = Daya pisah
D = Disperse
λ = Panjang gelombang
d = Jarak celah
Alat dan bahan yang digunakan dalam Eksperimen spektrum kisi yaitu
sebagai berikut:
1. Komputer/Laptop
2. Web Browser internet explorer 11 (wajib)
3. Youtube
4. Pengolah kata dan pengolah angka (ms Word dan Excel)
5. Koneksi Internet
3.2 Prosedur Kerja 7
Mulai
Selesai
2. Setelah anda melihat tampilan awal berupa set spektrometer, lakukan pemfokusan
tampilan teleskop dengan cara menggeser bar “focusing telescope” sehingga
tombol “start” aktif
3. Setelah anda klik tombol “start” maka akan muncul tampilan halaman berikut :
f. Change angle “grating table” : memutar grating table/meja kisi g.Change angle
“vernier scale” : memutar skala sudut (termasuk grating table ikut berubah
mengikuti putaran vernier scale)
h. Change angel “fine angle telescope” : memutar teleskop baik ke kiri maupun ke
kanan secara perlahan-lahan (perubahan sudut kecil)
i. “Zoom” box : untuk mengamati perbesaran “vernier scale” dan hasil difraksi
(lingkaran kiri atas)
k. Vernier scale : skala sudut untuk membaca gerakan teleskop, terdiri dari dua buah
skala, bagian atas biasa disebut skala vernier kiri dan bagian bawah disebut skala
vernier kanan
l. Klik pada lengan ayun teleskop sampai muncul 2 panah, berfungsi untuk memutar
teleskop (sama dengan fungsi change angle telescope)
m. Klik di sekitar vernier scale (bagian berwarna hitam) sampai muncul 2 panah,
berfungsi untuk memutar vernier scale (sama seperti fungsi Change angel vernier
scale) Perhatikan, pahami, dan coba operasikan tombol- tombol navigasi tersebut
untuk kelancaran proses pengambilan data !
4. Untuk memperoleh tampilan pita putih yang jelas pada layar teleskop, klik tombol
“Switch on Light”, atur Change angel “telescope” pada sudut 90°, atur tombol
“Slit fokus” sampai memperoleh pita terang pusat yang jelas, atur juga “Slit
width” setipis mungkin. Gunakan fasilitas “zoom” agar pengaturan lebih presisi.
10
Klik “Place grating” untuk memasang grating/kisi difraksi pada holder grating
table.
5. Pada kondisi awal, Change angle “telescope” diset pada angka 90°, Change angle
“vernier scale” diset pada angka 0° dan Change angle “grating table” juga diset
pada angka 0° sehingga diperoleh sudut datang i=0°6.
6. Amati pita terang/putih tepat pada layar, posisikan tepat di tengah garis dengan
mengatur Change angel “fine angle telescope”. Catat pembacaan skala vernier
sebagai sudut awal/posisi nol teropong
9. Ulangi langkah 7 dan 8 sampai mendapatkan pita hijau yang lebih redup (orde 2),
catat kembali hasil pembacaan skala verniernya.
3.3 Metode Analisis
Analisis data yang digunakan dalam Eksperimen spektrum kisi adalah sebagai
berikut :
3.3.2 Ralat
a. Besar sudut difraksi
θ r +θl
θn =
2
b. Jarak antar kisi
d ( sinθ ) =nλ
n=1 ,2 , 3 , …
nλ
d=
sinθ 12
c. Deskripansi
d eks−d ref
D= | d ref |
×100 %
1
d ref = mm
600
d. Ralat
∆ d= ( ∂∂θ sinθ1 ) ∆ θ
∆ d=
( −cosθ
sin θ )2
∆θ
1 1
∆ θ= nst= ×1 °
2 2
y=mx+c
N ∑ xi y i−∑ x i yi
m=
N ∑ x i2−¿ ¿
∑ y i−m∑ x i
c=
N
σ yN 1/2
∆ m=
N ∑ x i2−¿ ¿
y ± σ y =( m ± σ m ) x+(c ± σ yc )
∆ d 1+ ∆ d 2 +∆ d 3 + ∆ d 4
∆ d=
4
Sudut datang i = 0°
Posisi nol teropong = 0°
Tetapan Kisi
λ=0,0005461 tetapan kisi a Tetapan kisi a
Teori Diskrepansi (..%)
mm (mm) (garis/mm)
(mm/garis)
Sudut datang i = 0°
Posisi nol teropong = 0°
Tabel 4.2 Perhitungan panjang gelombang spektrum cahaya lampu merkuri
pengukuran sudut difraksi
θr (Kanan) θl (Kiri) θ
orde spektrum
…°…” …,…° … rad …°…” …,…° … rad rad
159°4.2
kuning 159.07° 2.77 201°3,6' 201.06° 3.5 3.135
'
hijau 160°3' 160.05° 2.79 198°3' 198.05° 3.45 3.12
1 biru 163.13° 2.84 164°4.8' 164.08° 2.86 2.85 2.85
Tetapan
panjang Tetapan kisi Tetapan kisi Diskrepansi
θ degree Kisi Teori
gelombang a (mm) a (garis/mm) (..%)
(mm)
179.6222688 0.000577 0.087522296 11.42566002 0.00166 5172.427477
178.7628321 0.0005461 0.025292975 39.53667044 0.00166 1423.673167
163.2929716 0.000436 0.001516638 659.3532393 0.00166 8.636281339
179.9087477 0.000405 0.254292694 3.932476337 0.00166 15218.83696
179.6222688 0.000365 0.055365057 18.06193379 0.00166 3235.244418
179.9087477 0.000577 0.362288603 2.760230358 0.00166 21724.61463
178.4763532 0.0005461 0.020538167 48.68983602 0.00166 1137.238997
179.9087477 0.000436 0.273757073 3.652873662 0.00166 16391.38991
179.3357899 0.000405 0.034936701 28.6231949 0.00166 2004.620538
179.6222688 0.000365 0.055365057 18.06193379 0.00166 3235.244418
4.2 Pembahasan
Percobaan praktikum kali ini berjudul spektrum kisi. Percobaan spektrum kisi ini
ada 2 percobaan. Percobaan yang pertama yaitu menentukan tetapan kisi
menggunakan spektrum warna hijau dengan panjang gelombang λ=546,1 nm dan
percobaan yang kedua yaitu menetukan panjang gelombang λ spektrum sumber
cayaha lampu merkuri. Praktikum pertama menggunakan spektrum warna hijau pada
orde 1 da orde 2. Orde 1 warnanya lebih terang, sedangkan warna spektrum orde dua
tidak begitu terang. Percobaan pertama ini menggunakan Panjang gelombang yang
sama pada orde 1 maupun orde 2. Hasil sudut deviasi seblah kanan lebih kecil dari
pada sudut deviasi sebelah kiri. Sudut deviasi sebelah kanan nilai nya lebih besar saat
orde 2, tetapi ketika sudut deviasi sebelah kiri nilainya lebih besar pada saat orde 1.
Percobaan praktikum kedua yaitu menggunakan 5 warna spektrum. Warna
spektrum yang dihasilkan ada 5, diantanya adalah warna kuning, hijau, biru, ungu,
15
dan ultra ungu. Panjang gelombang yang digunakan pada percobaan kedua ini
menyesuaikan dengan warna spektrum kisi. Warna spektrum kuning menghasilkan
sudut deviasi paling besar pada saat sudut deviasi kiri, tapi menghasilkan sudut
deviasi terkecil saat sudut deviasi kana. Urutan nilai sudut deviasi warna spektrum
dari yg terbesar ke yang terkecil adalah kuning, hijau, biru, unguu, dan ultraungu. Hal
tersebut hanya berlaku saat sudut deviasi kiri. Sedangkan pada sudut deviasi kanan
yaitu kebalikan dari sudut deviasi kiri, dimana urutannya menjadi ultraungu, ungu,
biru, hijau, dan kuning menghasilkan sudut deviasi terkecil. Kesimpulan hasil dari
semua spektrum yaitu sudut deviasi sebelah kanan lebih kecil dari pada sudut deviasi
sebelah kiri. Sudut deviasi sebelah kanan nilai nya lebih besar saat orde 2, tetapi
ketika sudut deviasi sebelah kiri nilainya lebih besar pada saat orde 1.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesumpulan 16
1. Garis gelap dan terang atau pembentukan spektrum akan lebih jelas dan
tajam jika lebar lelahnya semakin sempit atau konstanta kisinya semakin
banyak atau besar.
Saran pada praktikum spektrum kisi yaitu praktikan harus sudah memahami
teori yang akan di praktikum kan, agar saat melakukan prakikum tidak mengalami
kesalahan teknis. Praktikan harus lebih teliti saat membaca sudut deviasi. Hal tersebut
bertujuan agar praktikan mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori.
DAFTAR
17 PUSTAKA
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains san Teknik. Jakarta: Erlangga.
Halaman start
Spektrum orde 2
Spektrum hijau orde 1