LUMINESENSI MOLEKUL
DOSEN PENGAMPU:
Drs. AJAT SURAJAT, M.Si
OLEH:
Nama : Rita Ulfa Khairani
NIM : 8206141006
Kelas : Pendidikan Kimia A 2020
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Rahman, atas segala
rahmatnya yang telah diberikan kepada hambanya sehingga makalah yang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. TUJUAN MAKALAH..................................................................................2
C. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya
berdasarkan cahaya, suara atau pratikel yang dipancarkan, diserap atau
dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan
sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang dimana “cahaya tampak”
digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan
kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring
teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya
cahaya tamoak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-
elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon,
gelombang suara, sinar x, dan lain sebagainya.
Spektroskopi umunya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis
untuk mengidentifikasikan suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan
atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spectrometer.
Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan
penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai
spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik
lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk mengukur komposisi kimia dan
atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan
objek astronomi atau untuk mengukur kcepatan objek astronomi berdasarkan
pergeran Doppler garis- garis spectral. Salah satu jenis spektroskopi adalah
spektroskopi fluoresensi.
Spektroskopi fluoresensi merupakan suatu metode yang didasarkan
pada penyerapan energi oleh suatu materi sama seperti spektroskopi lainnya.
Bedanya terletak pada energi yang dibebaskannya setelah terjadi peristiwa
eksitasi. Dengan spektroskopi fluoresensi, energi yang dipancarkan lebih kecil
dari energi untuk eksitasi, karena sebagian energi yang digunakan misalnya
untuk getaran (vibrasi). Akibat panjang gelombang untuk eksitasi berbeda
1
dengan panjang gelombang untuk pancaran (emisi) dan perubahan panjang
gelombang.
B. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian
dari spektroskopi fluresensi, alat yang digunakan, prinsip
penggunaannya, dan manfaat (penerapan) dalam mengidentifikasi
berbagai jenis sampel.
C. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Instrumentasi
3
Gambar 1. Spektroskopi Flouresensi
4
B. Fluorimetri
T2 = Excited Triplet
5
C. Spektrum Eksitasi (Peresapan) dan Fluoresensi (Emisi)
Maksimum dari spektrum fluoresensi setelah pada panjang gelombang
yang lebih panjang jika dibandingkan dengan maksimum dari spektrum
eksitasi. Ini disebabkan karena perbedaan energi dari excited state dan ground
state pada waktu absorbsi lebih besar dari proses emisi. Teoritis, secara
keseluruhan kedua spektrum tersebut merupakan bayangan cermin seperti
terlihat pada diagram berikut:
6
perlunya ketiadaan pemikiran yang ada. Perlu dicatat bahwa keadaan triplet
ini mempunyai energy sedikit lebih rendah dibandingkan dengan keadaan eksitasi
singlet.
Sifat-sifat molekul dalam triplet yang dieksitasi berbeda secara
signifikan dari pada keadaan singlet. Misalnya, molekul adalah paramagnetic
dalam kondisi tripolet dan diamagnetik dalam singlet. Waktu rata-rata dari
keadaan triplet yang dieksitasi adalah berkisar dari 10-4 hingga beberapa
detik, dibandingkan dengan lama rata-rata 10-5 hingga 10-8s untuk keadaan
singlet yang dieksitasi. Eksitasi yang dipengaruhi oleh radiasi dari molekul
keadaandasar hingga pada keadaan triplet yang dieksitasi memiliki probabilitas
rendah dan absorpsi puncak terhadap proses yang memiliki beberapa golongan
dari besaranyang kurang intensif dibandingkan dengan transisi singlet.
7
menyerap cahaya tampak. Serapan ahaya tampak tersebut berkaitan dengan
transisi elektronik yang terjadi pada bahan kromofor. Selain itu, molekul
kromofor organik umunya memiliki atom hidrogen yang bermuatan parsial positif
dan gugus atom bermuatan parsial negatif. Dengan demikian dimungknkan terjadi
interaksi antara dua molekul kromofor atau interaksi antara molekul kromofr dan
molekul pelarut. Perubahan medium dapat memiliki efek terhadap konformasi
molekul.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Nile red merupakan sebuah senyawa yang sangat fluorescent, dan bisa dilarutkan
dalam beberapa pelarut, dan menghasilkan larutan dengan berbagai macam warna.
Nile red bersifat berbeda bergantung pada lingkungan ataupun pelarut, sifatnya ini
ditunjukkan melalui emisi cahaya di bagian diskrit dari spectrum cahaya.
9
Gambar 6. Grafik Intensitas Normal Pada Nile Red
Bahan organik yang digunakan disini adalah bahan Nile red yang terdiri
dari beberapa jenis, bergantung panjang gelombang absorbansinya. Nile red yang
digunakan disini berwarna merah muda dimana ahan ini dapat melakukan emisi
pada saat panjang gelombang 600 nm – 700nm. Hal ini dapat pula dilihat dari
grafik pada Gambar.6 bahwa terdapat puncak emisi disekitar panjang gelombang
± 645nm . Emisi dapat terjadi ketika energi pengeksitasi dari sumber cahaya
lebih besar dibandingkan dengan energi gap dari bahan tersebut. Disini
perbandingan dapat dilihat pada panjang gelombang, emisi akan terjadi ketika
panjabg gelombang cahaya pengeksitasi lebih kecil dibandingkan panjang
gelombang bahan dapat mengalami absorbansi ini didasarkan pada rumus :
h. c
E= λ
10
fluoresens.
11
Sifat Optik Polimer Hibrid dengan dopan Luminisen
12
Polimer hibrid dengan dopan coumarin 1 mengeluarkan emisi biru,
Coumarin 6 mengeluarkan emisi hijau, dan nile red mengeluarkan emisi merah.
Jika ketiga kromofor tersebut dicampurkan emisi mencangkup seluruh daerah
cahaya tampak. Pada komposisi tertentu dapat dihasilkan emisi putih.
13
sangat esensial, karena intensitas berubah-ubah sesuai dengan panjang gelombang.
3. Metoda iluminasi
a. right angle method : mengukur fluoresensi yang tegak lurus radiasi eksitasi.
Cara ini lebih umum dipakai karena alat yang dibuat untuk cara ini
lebih ekonomis dan memberikan nilai blangko yang lebih kecil untuk
cahaya terhambur dan fluoresensi dari dinding kuvet.
b. frontal-method : mengukur fluoresensi pada sudut beberapa derajat dari
arah radiasi eksitasi. Cara ini dipakai untuk larutan yang kurang
transparan (opaque), larutan pekat atau zat padat, kromatrografi kertas atau
KLT
4. Oksigen
Merupakan zat pengganggu karena beroksidasi sehingga intensitas fluoresensi
menurun (quenching).
5. pH
Perubahan pH mempunyai efek yang nyata terhadap fluoresensi.
6. Foto dekomposisi
Diperlukan sumber cahaya dengan intensitas tinggi sehingga penguraian zat
yang diperiksa lebih besar.
7. Suhu dan kekentalan
Perubahan suhu dan kekentalan menyebabkan perubahan frekuensi banturan
molekul-molekul.
14
3.5 Kelebihan fluorometer dan fosforimeter dalam analisis kuantitatif
15
BAB IV
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Allen, B., (2005), Enccapsulation and Enzyme Medicated Release of Molecular
Cargo inPolysulfide nanoparticles, United states
Jamil, N. A., (2013), Ekstraksi Dan Hasil Ekstraksi Dan Penentuan Kadarion
Aluminium Hasil Ekstraksidari Abu Terbang (Fly Ash) Batubara,
Universitas Jember, Jember.
Norman S., Fitrilawati, Indra Masruri dan Rahmat Hidayat, "Prototipe Lampu
Flouresen Padat Berbasis Polimer Hibrid dan Karakterisasinya",
Prosiding Seminar Nasional Energi 2010, Jatinangor 3 November 2010
(2010) (ISSN 2087-7471).
Pitriana, P., Hidayati, R., Purba, D., Syakir, N., Fitrilawati, F., Herman, Hidayat,
R., Preparation and Characterization of Hybrid Inorganic-Organic
Polymer, International Seminar on Chemistry 2008 , Bandung 30-31
October 2008303.
17