Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

FTIR (FOURIER TRANSFORM INFRA RED)

DISUSUN OLEH :
Teuku Muhammad Aqsahul Fakhar Hadi
NIM: 2021243010030

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEMAWE
TAHUN AJARAN 2022
LAPORAN PRAKTIKUM
FTIR (FOURIER TRANSFORM INFRA RED)

DISUSUN OLEH :

NAMA : T.M Aqsahul Fakhar Hadi


NIM : 2021243010030
KELOMPOK : 6A
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Suryani, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEMAWE
TAHUN AJARAN 2022
LEMBAR TUGAS

JUDUL PRAKTIKUM : Fourier Transform Infra Red


NAMA : Teuku Muhammad Aqsahul Fakhar Hadi
NIM : 2021243010030
JURUSAN / PRODI : Teknik Kimia/ Teknologi Rekayasa Kimia Industri
KELOMPOK :6A
ANGGOTA KELOPOK : -Sukma Maulisa
-Surya Mauladani
-T.M Abrar Farhan Yazid
-T.M Aqsahul Fakhar Hadi

Kasie.Lab.kimia dasar dan analitik Dosen Pembimbing

Dra. Facraniah, M. Si Dr. Suryani, S.T., M.T.


19610727 198903 2 001 19700802 199702 2 001
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Teuku Muhammad Aqsahul Fakhar Hadi


Nim : 2021243010030
Kelas : 1A
Semester : II
Kelompok : 6A
Anggota : -Sukma Maulisa
-Surya Mauladani
-T.M Abrar Farhan Yazid
-T.M Aqsahul Fakhar Hadi
Dosen Pembimbing : Dr. Suryani, S.T., M.T.
NIP :19700802 199702 2 001
Kasie. Laboratorium : Dra. Facraniah, M. Si
NIP :19610727 198903 2 001

Kasie Laborator ium Dosen Pembimbing

Dra. Facraniah, M.Si Dr. Suryani, S.T., M.T.


NIP : 1961072 198903 2 001 NIP : 19700802 199702 2 001
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan:


Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengoperasikan FTIR Prestige21 Shimadzu dengan benar
2. Melakukan analisis zat padat dengan FTIR
3. Melakukan analisis zat cair dengan FTIR
4. Menginterpretasikan Spektrum FTIR yang dihasilkan

1.2 Dasar Teori:


Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi antara energi cahaya dan materi. Fakta
menunjukkan bahwa panjang gelombang dimana suatu senyawa kimia menyerap energi cahaya
bergantung pada struktur senyawa tersebut. Dengan demikian fenomena spektroskopi dapat
dimanfaatkan untuk menentukan struktur suatu senyawa dan untuk mempelajari karakteristik
ikatan dalam molekul.
Spektrofotometer inframerah (IR) secara luas telah banyak digunakan dalam analisis
struktur atau analisis gugus fungsi kimia, khususnya senyawa organik. Metode ini mengukur
vibrasi molekul dan hasilnya ditunjukan oleh spektrum pada angka gelombang tertentu. Angka
gelombang digambarkan sebagai satu per panjang gelombang. Angka gelombang daerah infra
merah adalah antara 650 cm-1 – 4000 cm-1 . Di bawah 650 cm-1 disebut daerah infra merah
jauh, sedangkan di atas 4000 cm-1 disebut daerah infra merah dekat. Spektrum FTIR digunakan
untuk untuk menentukan gugus fungsi dari suatu senyawa kimia. Karena setiap ikatan memiliki
sifat frekuensi yang berbeda dan karena tipe ikatan yang sama dalam dua senyawa berbeda
terletak dalam lingkungan yang sedikit berbeda, maka tidak ada dua molekul yang berbeda
bentuknya akan memmpunyai serapan infra merah yang sama. Dengan membandingkan serapan
dari dua senyawa yang diperkirakan identik, baru dapat diperoleh kesimpulan apakah senyawa
itu identik atau tidak. Pelacakan ini biasa disebut dengan bentuk sidik jari dari dua spektrum
infra merah. Manfaat lain dari spektrum infra merah adalah memberi keterangan tentang
molekul. Kisaran serapan yang kecil dapat digunakan untuk menentukan tipe ikatan atau jenis
gugus fungsi dalam suatu senyawa kimia.
Spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR) adalah teknik pengukuran dengan
spektrum inframerah, energi pada berbagai frekuensi sinar inframerah direkam dan diteruskan ke
interferometer, sinyal diubah menjadi interferogram dan perhitungan secara matematika (Fourier
Transform) untuk sinyal tersebut akan menghasikan spektrum yang identik pada spektroskopi
inframerah. Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR adalah sama dengan Spektofotometer IR,
yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar
inframerah melewati cuplikan. Sensitifitas dari metoda Spektrofotmeter FTIR lebih besar sebab
radiasi yang masuk ke sistim detector lebih banyak karena tanpa harus melalui celah.
Interferometer mengubah komponen tertentu dalam sinyal menjadi berbagai nilai intensitas.
radiasi secara simultan menuju sampel sehingga waktu analisis lebih singkat. FTIR juga dapat
dihubungkan dengan peralatan lain seperti HPLC atau GC.

Gambar 1.1. Rangkaian kerja Spektrofotometer FTIR

Gambar 1.2 Perbandingan Sistem Optik IR dan FTIR

1.2.1 Absorpsi Radiasi Inframerah


Panjang gelombang eksak dari absorpsi oleh suatu tipe ikatan tertentu bergantung pada
jenis getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu untuk tipe ikatan yang berbeda (seperti C-H, C-
C, O-H) menyerap radiasi inframerah pada panjang gelombang yang berbeda dan khas.
Suatu ikatan dalam sebuah molekul dapat menjalani lebih dari satu jenis osilasi, sehingga
dapat menyerap energi pada lebih dari satu jenis panjang gelombang. Misalnya jenis ikatan O-H
menyerap energi pada panjang gelombang 3 mm (bilangan gelombang 330 cm-1) yang
menyebabkan kenaikan vibrasi ulur (stretching vibration) ikatan O-H tersebut, di samping itu
juga menyerap energi pada panjang gelombang 8 mm (bilangan gelombang 1250 cm -1) yang
menyebabkan kenaikan vibrasi tekuk (bending vibration).
Daerah absorpsi infra merah dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu daerah frekuensi Gugus
Fungsional dan daerah Sidik Jari (Fingerprint).
-1
Daerah frekuensi Gugus Fungsional berada pada daerah radiasi 4000-1400 cm . Pita-pita

absorpsi pada daerah ini utamanya disebabkan oleh vibrasi dua atom, sedangkan frekuensinya
karakteristik terhadap massa atom yang berikatan dan konstanta gaya ikatan.
-1
Daerah sidik jari terletak pada 1400-400 cm . Pita-pita absorpsi pada daerah ini
berhubungan dengan vibrasi molekul secara keseluruhan. Setiap atom dalam molekul akan saling
mempengaruhi sehingga dihasilkan pita-pita absorpsi yang khas untuk setiap molekul. Oleh
karena itu, pita-pita pada daerah ini dapat dijadikan sarana identifikasi molekul yang tak
terbantahkan.
Jumlah energi yang diserap oleh suatu ikatan bergantung pada perubahan dalam momen
ikatan. Makin besar perubahan dalam momen ikatan mengakibatkan serapan sejumlah energi
juga semakin besar. Ikatan non polar (seperti C-C) relative menyebabkan serapan yang lemah
(weak), berbeda dengan ikatan polar seperti C=O menunjukkan serapan yang kuat (strong).
Instrumen FTIR secara rutin divalidasi menggunakan film Polystyrena sehingga posisi
puncak-puncak gugus fungsi diharapkan tidak bergeser dari posisi angka gelombang sebenarnya
atau dapat dikoreksi.

Gambar 1.3 Spektrum Polystyrene


1.2.2 Analisis

Analisis kualitatif digunakan untuk menbandingkan spektrum zat sampel dengan


spektrum zat standar. Bila zat yang diperiksa sama dengan standar, maka posisi dan intensitas
relatif dari puncak-puncak resapan harus sama. Proses penyiapan sampel maupun standar
menggunakan pelarut yang sama. Larutkan sampel dengan pelarut yang cocok dan gunakan
absorban pelarut sebagai blanko. Bandingkan dengan standar dengan cara yang sama.

Disamping untuk analisis kualitatif, spektrofotometri FTIR dapat juga digunakan untuk
analisis kuantitatif. Meskipun tehnik ini kurang akurat jika dibandingkan dengan tehnik
kuantitatif yang lain, tetapi dalam hal tertentu, ia malah lebih baik, misalnya untuk penetapan
kadar polimetri. Tehnik yang umum dilakukan untuk pembuatan spektra pada analisis kuantitatif
yaitu solution spektra atau KBr disc.

1.2.3 Prinsip Kerja FTIR

Spektofotometer FTIR terdiri atas 5 komponen utama, yaitu Sumber sinar yang terbuat
dari filamen Nernst/globar yang dipanaskan menggunakan listrik temperatur 1000–1800 0C,
Beam Splitter berupa material transparan dengan indeks relatif sehingga menghasilkan 50%
radiasi akan direfleksikan dan 50% radiasi akan diteruskan, Interferometer merupakan bagian
utama yang berfungsi membentuk interferogram yang akan diteruskan ke detektor, Daerah
cuplikan dimana berkas acuan dan cuplikan masuk ke dalam daerah cuplikan dan masing-masing
menembus sel acuan dan cuplikan secara bersesuaian, Detektor merupakan piranti yang
mengukur energi yang dihasilkan.

Sistim optik Spektrofotometer FTIR seperti pada gambar 1.4 dilengkapi dengan cermin
yang bergerak (movable mirror) tegak lurus dan cermin yang diam (fixed mirror). Dengan
demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak tempuh menuju cermin yang
bergerak dan jarak cermin yang diam. Perbedaan jarak tempuh radiasi disebut retardasi.
Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai
interferogram. Transformasi Fourier mengubah interferogram ini dari domain waktu menjadi
satu titik spectral yang lebih dikenal dari domain frekuensi. Pada prinsipnya, analisis satu pita
lebar radiasi yang lewat melalui sampel akan meningkatkan spektrum inframerah lengkap.

Gambar 1.4 Skema Spektrofotometer FTIR

Pada sistim optik FTIR di gunakan LASER (Light Amplilifaction by Stimulated


Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi
infa red agar sinyal radiasi infa merah yang diterima oleh detector secara utuh dan lebih baik.
Interferometer menggunakan model Michelson. Beam splitter jenis Ge dilapisi KBr dan bahan
sumber sinar adalah keramik dan tungsten.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR ini adalah D LAT GS (Glycerine
Sulphate). Demountable cell terbuat dari KBr yang sangat peka terhadap uap air di udara
(atmosfir)
Tidak adanya serapan oleh suatu molekul pada suatu panjang gelombang tertentu
direkam sebagai 100 %T, dimana spectrum ini disebut garis dasar (base line), yang dalam
tampak inframerah direkam pada bagian atas. Bila suatu molekul menyerap radiasi pada panjang
gelombang tertentu, intensitas radiasi yang diteruskan oleh contoh akan berkurang, akibatnya
terjadi penurunan dalam %T dan tampak dalam spectrum sebagai suatu sumur yang disebut
puncak atau pita absorpsi.

1.2.4 Penafsiran Spektra Inframerah

Para ahli kimia telah mempelajari ribuan spektra inframerah dan menentukan panjang
gelombang absorpsi masing-masing gugus fungsi. Dari hasil penyelidikan tersebut berhasil
dibuat peta korelasi (cerrelation chart) seperti gambar 1.5
Gambar 1.5 Peta Korelasi Spektrum FTIR

Daerah serapan antara 1400-4000 cm-1 (2,5-7,1 mm) bagian kiri spektrum inframerah
merupakan daerah khas yang berguna untuk identifikasi gugus fungsional senyawa kimia.
Daerah ini menunjukkan serapan yang disebabkan oleh modus uluran. Daerah sisi kanan 1400
cm-1 pada umumnya agak rumit dianalisis sebab baik modus uluran maupun modus tekukan
terjadi di daerah tersebut. Dalam daerah ini biasanya korelasi antara pita serapan dengan suatu
gugus fungsi spesifik sulit ditentukan dengan cermat, namun tiap senyawa organik mempunyai
serapan yang khas sehingga daerah ini biasa disebut daerah sidik jari (fingerprint region). Misal
senyawa n-oktana dan 2-metilheptana, keduanya adalah isomer, memiliki rumus molekul yang
sama (C8H18), tetapi keduanya memiliki struktur yang berbeda. Perbedaan struktur ini dapat
diamati dengan spektrum inframerah, tepatnya pada daerah sidik jari spektrum tersebut.
Senyawa alkohol dan amina menunjukkan serapan uluran OH dan NH yang cukup jelas
pada 3000-3700 cm-1 (2,7 – 3,3 mm), dikiri serapan CH. Dan juga menunjukkan serapan C-O
dan C-N dalam daerah sidik jari (900-1300 cm -1), namun pada pita ini tidak selalu mudah
diidentifikasikan sebab banyak kemungkinan peak yang lain. Spektrum inframerah untuk amina
primer (ada 2 atom H pada atom N), nampak peaknya kembar, untuk amina sekunder, nampak
peaknya tunggal, sedangkan amina tertier tidak memberikan serapan

Gambar 1.6 Contoh Spektrum Dodekana

1. Alkana (ikatan tunggal, C-C)


Pita yang nampak di dalam spektra infra merah alkana disebabkan oleh streching C-H di
daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di daerah 1450-1470 cm-1, rocking C-H pada
kurang lebih 1370-1380 cm-1, dan pita rocking pada 720-725 cm-1.

2. Alkena (ikatan rangkap dua, C=C)


Alkena biasanya mengabsorbsi di daerah 3050-3150 cm-1. bentuk C=C alkena terjadi di
daerah 1645-1670 cm-1. Vibrasi bonding C-H di luar bidang terjadi di antara 650-1000 cm-1.
Untuk alkena ujung vibrasi-vibrasi ini jelas sekali dan nampak diantara 890-990 cm-1.

3. Alkuna (ikatan rangkap tiga, C C)


Alkuna ujung memperlihatkan pita stretching C-H yang tajam pada 3300-3320 cm-1 dan
bentuk bonding C-H yang jelas pada 600-700 cm-1. Streching C≡C pada alkuna ujung nampak
pada 2100-2140 cm-1 dengan intensitas sedang. Untuk streching C≡C alkuna dalam berupa pita
lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm -1.

4. Alkil halide

Ciri absorbsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh C-X. Posisi untuk pita-pita ini
adalah 1000-1350 cm-1 untuk C-F,750-850 cm-1 untuk C-Cl, 500-680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-
500 cm-1 untuk C-I.

5. Alkohol dan Eter

Alkohol dan eter mempunyai ciri absorbsi infra merah karena streching C-O di daerah
1050-1200 cm-1. Dan streching O-H alkohol terjadi di daerah 3200-3600 cm -1. Sedangkan pada
t-butil alkohol streching O-H sangat kuat yang berpusat pada 3360 cm-1.

5. Asam etanoat

Dari strukturnya dapat diketahui bahwa senyawa tersebut terdiri dari Ikatan rangkap
karbon-oksigen, C=O; Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O; Ikatan oksigen-hidrogen, O- H;
Ikatan karbon-hidrogen, C-H; Ikatan tunggal carbon-carbon, C-C; Ikatan karbon- karbon
mempunyai penyerapan cahaya yang terjadi pada gelombang dalam jangkauan yang luas di
dalam 'Area sidik jari'. Ikatan tunggal karbon-oksigen juga mempunyai penyerapan dalam 'Area
sidik jari', yang berkisar antara 1000-1300cm-1,tergantung pada molekul yang mempunyai ikatan
tersebut.

Ikatan C-H (dimana hidrogen tersebut menempel pada karbon yang mempunyai ikatan
tunggal dengan unsur-unsur lainnya) menyerap sinar pada jangkauan sekitar 2853-2962 cm -1.
Karena ikatan ini terdapat pada sebagian besar senyawa ornganik, maka ini sangatlah tidak bisa
diandalkan. Ikatan rangkap antara karbon-oksigen, C=O, adalah salah satu penyerapan yang
sangat berguna, yang bisa anda temukan pada daerah sekitar 1680-1750 cm-1.

Ikatan lainnya yang sangat berguna adalah ikatan O-H. Ikatan ini menyerap sinar yang
berbeda-beda, tergantung pada kondisi lingkungannya. Ikatan ini akan sangat mudah dikenali
dalam sebuah asam karena akan menghasilkan lembah yang sangat luas pada daerah sekitar
2500-3300 cm-1.
BAB 2
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan yang digunakan:


Infra merah (FTIR IR Prestige-21 Shimadzu) Sel sampel cairan, Sel sampel padatan
Lumpang dan alunya Desiccator
Alat suntik sampel cairan
Spatula

2.2 Bahan yang digunakan

KBr powder, sampel padat, dan sampel cairan

2.3 Langkah Kerja

2.3.1 Initialisasi Instrumen

1. Periksa tempat sampel harus dalam keadaan kosong, nyalakan FTIR


2. Klik dua kali lambang IRsolution
3. Klik menu Environment, pilih Instrument Preference
4. Klik type alat, IR Prestige-21, klik OK
5. Klik menu Measurement dan pilih Initialize, tunggu sampai inisialisasi selesai

2.3.2 Pembutan Background

1. Pastikan tempat sampel dalam keadaan kosong, kemudian pada menu Measure tuliskan
keterangan sampel pada Comment dan nama file pada Data file
2. Atur parameter analisa pada instrument setting
Sample Isikan nama sampel, ext=smf
Scan Mode Trnasmitan (%T)
No of scan 10
Apdization Function Happ-genzel
Resolution 4 cm-1
Scan range 4000-400 cm-1
3. Klik [BKG] dan tunggu sampai proses pembuatan Background selesai

2.3.3 Pembuatan Spektrum Sampel padatan dengan DRS-8000

1. Pasang DRS-8000 pada tempat sampel


2. Masukkan KBr serbuk (siapkan sebelumnya, dihaluskan pada lumpang khusus) pada “sampel
pan”
3. Atur parameter analisa pada instrument setting
4. Klik [BKG] dan tunggu hingga background selesai
5. Masukkan campuran sampel KBr (siapkan sebelumnya, dihaluskan, sampel 5-10%) pada
“sample pan”
6. Tulis nama file pada [Name], keterangan pelengkap pada [Comment]
7. Klik [Sample] dan tunggu hingga proses selesai
8. Ulangi langkah 5 – 7 untuk membuat spectrum standar berikutnya

2.3.4 Menampilkan Bilangan Gelombang


1. Tampilkan data spectrum > File > Open > pilih data file
2. Klik Manipulation 1 > Peak Table > atur parameter > Calc > OK
3. Muncul table wavenumber & intensity
2.3.5 Print Out Data
1. Setelah dilakukan proses menampilkan bilangan gelombang
2. Klik View > File > Print Preview > pilh Template > Spectrum&peak table_P > Print

2.4 Keselamatan Kerja

IR Prestige-21 terdiri dari beam splitter yang sangat peka terhadap getaran, hati-hati
dalam mengoperasikannya. Alat harus ditempatkan dalam ruangan kering dengan kelembaban di
bawah 65%. Sel sampel cairan (demountable liquid cell) terbuat dari NaCl, sangat peka terhadap
uap air, maka harus ditempatkan dalam desikator yang baik penyerapannya. Bersihkan sel
dengan pelarut yang mudah menguap seperti CCl 4, aseton, dan benzene. Bahan-bahan ini dapat
mengganggu pernafasan sehingga disarankan menggunakan masker. Jangan terlalu kuat
menggosok cell plat karena dapat rusak.
2.5 Gambar alat

Gambar 1.7 IR Prestige-21 Shimadzu

a. Sampel bubuk (DRS 8000) b. Sampel film


c. Sel sampel cairan d. Sampel cairan
Gambar 1.8 Berbagai jenis sampel FTIR
BAB 3

DATA PENGAMATAN

3.1 FTIR BKG/ Kbr

3.2 ASAM ASALISILAT


BAB 4

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 BKG/ KBr

Kalium bromida (KBr) banyak digunakan dalam kehidupan, salah satu contohnya
adalah dalam bentuk garam. Kalium Bromida, merupakan garam ionik yang khas. Garam ini
dapat terdisosiasi sempurna dan mendekati pH 7 dalam larutan berair. Senyawa ini berfungsi
sebagai sumber ion bromida dan pada penelitian FTIR, KBr menjadi background pada FTIR
Prestige21 Shimadzhu. Hasil pengamatan dapat ditunjukkan pada grafik 4.1 menunjukkan
gugus fungsi pada BKG dan KBr.

Grafik 4.1 BKG/ KBr


4.2 Asam Asalisilat

Asam asalisilat atau C7H6O3 merupakan asam organik, untuk menganalisis


sampel asam asalisilat maka diharuskan untuk mencampurkan sampel dengan BKG
yang digunakan.Pada praktikum ini BKG nya adalah Kalium Bromida (KBr). KBr
dicampur dengan asam asilisilat dengan perbandingan 1:1, 50% KBr dan 50% asam
asalisilat.yang berufungsi untuk menganalisis sampel asam asalisilat dengan benar.

Gambar 4.2 Asam Asilisilat

Dari data tersebut didapatkan tabel berikut:


Wavenumber Intensity Gugus Fungsi Daerah Serapan Intensitas
459.06 47.297 C–X < 667 Kuat
551.64 42.753 C-X < 667 Kuat
682.8 27.553 C–H 675-995 Kuat
887.26 19.279 C-H 675-995 Kuat
1215.15 16.219 C-O 1050-1300 Kuat
1465.9 13.477 C-H 1340-1470 Kuat
1693.5 16.479 C=O 1690-1760 Kuat
3232.7 17.67 O-H 3200-3600 Berubah-
ubah,terkadang
melebar
3522.02 74.646 O–H 3500-3650 Sedang
BAB 5
KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada grafik BKG, grafik memperlihatkan banyak puncak puncak di tengah-tengah


terjadinya penaikan dan penurunan grafik yg tertera dalam gambar 4.1

2.Pada grafik sampel asam asalisilat,grafik akan menurun dan banyak juga melihatkan
puncak puncqk gelombang yg tertera dalam gambar 4.2

3. Gugus fungsi yang ada didalam asam salisilat adalah alkana,alkena,alkohol dan
asam karboksilat

4.Metode spektroskopi FTIR ( Fourier Transform Infra Red) yaitu metode


spektroskopi inframerah modern yang dilengkapi dengan teknik transform fourier
untuk medeteksi dan menganalis spektrumnya.

5.2 Saran

Pada saat melakukan praktikum diharapkan mahasiswa melakukan dengan teliti agar
mendapatkan hasil pengamatan yang baik dan benar serta berhati-hatilah dalam melakukan
percobaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Karena dengan berhati-hati dan
teliti akan memudahkan mahasiswa untuk melakukan praktikum serta mendapatkan hasil
pengamatan.
Pertanyaan:

1. Jelaskan prinsip analisis dengan FTIR serta kegunaannya


Jawab :
Prinsip kerja spektrafometer FTIR ( Fourier Transform Infra Red) adalah sama dengan
spektrafometri yang lainnya yakn interaksi energy dengan suatu materi. Spektrofometri FTIR
berfokus pada radiasi eektromagnetik pada rentang frekuensi 400 – 4000 cm/-1 dimana cm/-1
dikenal dengan wave number (1/wavelength) yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.
Untuk menghasilkan spectrum IR, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR
dilewatkan melalui sampel. Frekuensi yang diserap kemudian akan muncul sebagai
penurunan sinyal yang terdeteksi

2. Sebutkan komponen-komponen utama pada alat FTIR

Jawab :

Komponen utama pada alat spektrofometer FTIR adalah sumber sinar, interferometer, sampel,
detector penguat (amplifer), pengubah analog ke digital, dan computer.

3. Sebutkan bentuk-bentuk vibrasi yang dapat terukur pada FTIR

Jawab :

vibrasi ulur (stretching vibration) , vibrasi tekuk (bending vibration) dan vibrasi bengkok,

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan daerah sidik jari pada analisis FTIR

Jawab :
Daerah sidik jari adalah area yang kompleks dengan banyak pita yang saling tumpeng tindih,
sehingga diperlukan metode dengan teknik kemometrik PCA untuk penyederhanaan
keberagaman data pada spectrum. Daerah sidik jari terletak pada 1400-400 cm . Pita-pita
absorpsi pada daerah ini berhubungan dengan vibrasi molekul secara keseluruhan.
5. Jelaskan aplikasi analisis FTIR di Industri Kimia

Jawab :

FTIR Dapat digunakan untuk mengamati setiap perubahan pada suatu ikatan molekul secara
kualitatif dan disisi lain, proses kalibrasi FTIR dalam bidang ini sangat sulit karena bahan
sampel banyak campuran dari berbagai bahan kimia sangat kritis dalam bidang ini
mengandung campuran berbagai macam zat. Oleh karena itu diperlukan analisis FTIR untuk
mengetahui berbagai macam campuran yang diperlukan pada proses industry kimia.

Daftar Pustaka

JOBSHEET FTIR Lab. Kimia Analitik, Politeknik Negeri Lhokseumawe

Anda mungkin juga menyukai