Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II

DIFRAKSI CAHAYA

FRENGKI ERSON

1606060004

LABORATORIUM FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada jarak tertentu mata kita sulit membedakan posisi dua nyala lampu yang sangat
berdekatan. Gejala ini dikarenakan diameter pupil mata kita sangat sempit. Akibatnya adalah
cahaya dua lampu tersebut ketika sampai ke mata kita mengalami difraksi. Difraksi cahaya
adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat
sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari
yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu
neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh.

Dengan melewatkan berkas sinar laser yang koheren dan monokromatik pada sebuah
tepi tajam maka akan terbentuk pola difraksi pada layar. Pola difraksi juga dapat terjadi jika
sinar laser dilewatkan pada celah tunggal, lebar dari celah tunggal yang digunakan dapat
diukur dengan mengamati pola difraksi yang terjadi. Pola distribusi intensitas difraksi baik
oleh tepi tajam maupun oleh celah tunggal dapat diketahui dengan menggunakan photocell.

Cahaya kemudian akan membelok dan menyebar dengan membentuk sudut tertentu.
Apabila yang dilalui oleh cahaya adalah celah ganda dengan jarak pemisahan tertentu maka
akan terjadi interferensi karena gelombang–gelombang cahaya dengan frekuensi yang sama
akan saling bertumbukan. Interferensi yang terjadi dapat berupa interferensi konstruktif atau
interferensi destruktif. Pada titik disaat gelombang cahaya dengan fase yang sama dan
frekuensi yang sama saling bertumbukan, interferensi konstruktif akan terjadi yaitu
gelombang dengan amplitudo yang maksimal. Sedangkan pada saat cahaya dengan fase yang
berbeda saling bertumbukan, interferensi destruktif akan terjadi yaitu gelombang dengan
amplitudo minimal.

Pada umumnya difraksi terjadi jika gelombang yang lewat bukan kecil (small
opening) di sekitar rintangan atau melewati sisi yang tajam. Contoh difraksi, apabila diantara
sumber titik cahaya dan layar ditempatkan suatu objek gelap, perbatasan didaerah bayangan
dan pencahayaan pada layar tidak tajam. Bayangan akan mengandung pita-pita cahaya terang
dan gelap jika cahaya membelok ke daerah bayangan. Intensitas pada pita yang pertama akan
lebih besar daripada intensitas di daerah penerangan uniform.
Untuk dapat mempelajari dan memahami fenomena difraksi cahaya dan interferensi
serta pola yang dihasilkan yang terjadi pada saat difraksi cahaya, diperlukan suatu cara yang
dapat mengilustrasikan difraksi cahaya dan interferensi tersebut. Salah satu cara
mengilustrasikan difraksi cahaya dan interferensi yang terjadi pada saat difraksi cahaya
adalah dengan melakukan praktikum Eksperimen Fisika yang berjudul Difraksi ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mempelajari peristiwa difraksi laser
2. Menentukan panjang gelombang sumber sinar
3. Menentukan jarak antara celah dari kisi difraksi yang diketahui besarnya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pola interferensi

Gelombang air mula-mula datang dalam formasi yang bias dikatakan membentuk muka
gelombang datar. Sebuah papan penghalang yang terdapat celah kecil digunakan untuk
menahan gelombang air menyebabkan hanya sebagian kecil saja dari air yang
di”transmisikan”. Pola gelombang dari air yang ditransmisikan tersebut berbentuk lingkaran,
pola semacam ini dapat dipahami dengan prinsip Huygens. Karena air terus menerus
mengalir maka gelombang-gelombang tersebut saling mengalami interferensi satu sama lain.
Interferensi disebabkan oleh adanya beda lintasan antar gelombang sehingga beda fase
gelombang-gelombang tersebut juga berbeda menghasilkan pola muka gelombang yang lebih
besar dan pola muka gelombang minimum, perhatikan dengan seksama Gambar 1. Pada
peristiwa interferensi, untuk menghasilkan sumber yang koheren, secara prinsip, selalu
digunakan satu sumber gelombang dimana gelombang tersebut kemudian dipecah menjadi
dua atau lebih dan diset sedemikian rupa sehingga lintasan antar gelombang-gelombang
tersebut berbeda. Karena gelombang pada umumnya merambat lurus, terutama gelombang
elektromagnetik, maka untuk menghasilkan beda lintasan arah rambat gelombang tersebut
dibelokkan. Peristiwa dimana arah rambat gelombang elektromagnetik dibelokkan ketika
mengenai suatu penghalang disebut sebagai difraksi.

Peristiwa difraksi yang sangat mudah kita jumpai adalah difraksi sinar matahari oleh
pintu rumah atau jendela. Jika kita perhatikan, di lantai atau dinding akan jumpai wilayah
yang terang dan agak gelap.Wilayah yang terang disebabkan oleh sinar matahari yang masuk
sedangkan wilayah yang agak gelap karena sinar matahari tidak dapat menjangkau wilayah
tersebut. Terlihat bahwa seolah-olah terdapat garis miring yang memisahkan kedua wilayah
tersebut. Garis batas tersebut menunjukkan bahwa cahaya matahari dibelokkan oleh daun
pintu atau jendela. Itu merupakan salah satu contoh peristiwa difraksi. Berdasarkan literatur,
pengamatan terhadap fenomena difraksi tercatat pertama kali dilakukan oleh Leonardo da
Vinci, si pelukis terkenal yang hidup antara 1452–1519. Studi yang lebih ekstensif dilakukan
oleh Grimaldi yang hasil pengamatannya kemudian dibukukan dan resmi dipublikasikan pada
tahun 1665, dua tahun setelah kepergiannya ke alam baka. Namun demikian teori-teori yang
dicetuskan oleh Grimaldi sebatas menjelaskan bagaimana cahaya merambat, belum dapat
menjelaskan fenomena difraksi dengan memuaskan (Baiquni, 1985).
2. Difraksi dan Resolusi Alat Optik

Pada pembahasan sebelumnya telah kita tunjukkan bahwa lebar celah yang digunakan
untuk difraksi cahaya mempengaruhi pola difraksi yang terbentuk pada layar. Pada difraksi
Franhoufer diperoleh interferensi maksimum terlokalisir pada satu titik yaitu pada saat sudut
θ=0. Namun demikian, di sekitar terang maksimum terdapat pola terang lainnya walaupun
intensitasnya sangat kecil.Dalam aplikasinya, munculnya pola terang di sekitar terang pusat
menunjukkan keterbatasan suatu alat optik untuk memisahkan objek. Yang dimaksud dengan
memisahkan objek adalah melihat objek dengan jelas.Tingkat akurasi alat optik yang
digunakan untuk melihat objek dengan jelas/melihat jelas dua atau lebih objek yang
berdekatan disebut resolusi. Contoh sederhana yang dapat kita gunakan sebagai ilustrasi
adalah melihat lampu sebuah mobil yang berada pada jarak yang sangat jauh. Jika kita berada
dekat dengan mobil, mata kita dapat dengan mudah membedakan dan mendeteksi bahwa
kedua lampu mobil tersebut terpisah. Namun jika kita berada pada jarak yang sangat jauh,
lampu mobil seolah-olah menjadi satu. Mata kita memiliki keterbatasan dalam melihat dua
benda atau atau lebih yang terpisah. Kebanyakan alat optik menggunakan cermin atau lensa
yang berbentuk lingkaran. Pada tahun 1830-an, Goerge Airy mengadakan eksperimen terkait
fenomena difraksi pada cahaya yang dilewatkan pada celah berbentuk lingkaran.

3. Kisi Difraksi

Jika cahaya dilewatkan pada sebuah celah maka cahaya tersebut akan mengalami difraksi
yang pada gilirannya akan mengalami interferensi, ditandai dengan adanya pola gelap-terang
yang terlihat pada layar. Pada dasarnya setiap gelombang cahaya yang melalui suatu
penghalang akan mengalami pembelokan arah rambat. Berdasarkan eksperimen yang
dilakukan para ilmuwan, difraksi dapat juga diamati jika cahaya dilewatkan pada banyak
celah. Kita telah mempelajari mengenai interferensi dan difraksi pada celah tunggal dan
ganda. Dari dua konfigurasi tersebut selalu diperoleh pola gelap-terang pada layar. Suatu
penghalang yang terdiri dari banyak sekali celah dimana jarak antara celah tersebut seragam
(jarak antar celah sama dan teratur) disebut dengan kisi difraksi. Jumlah celah dalam suatu
kisi dapat mencapai orde ribuan celah tiap cm. Kisi difraksi memiliki beberapa kelebihan
dibanding celah tunggal atau ganda. Ketika cahaya melalui kisi, setiap celah pada kisi
tersebut dapat dianggap sebagai sumber gelombang cahaya. Setiap cahaya dibelokkan dengan
besar sudut tertentu sehingga cahaya-cahaya tersebut memiliki lintasan yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
Pada layar terbentuk pola gelap terang, jika demikian maka cahaya yang mengalami
interferensi akan lebih banyak dibanding interferensi yang terjadi pada celah ganda dan
tunggal. Jumlah interferensi yang lebih banyak ini menghasilkan pola gelap terang yang lebih
kuat (intensitasnya lebih kuat) pada layar sehingga pengukuran dan identifikasi terhadap
pola-pola interferensi tersebut menjadi lebih akurat. Pola gelap dipenuhi jika beda fase antara
gelombang cahaya tersebut 1800. Beda fase tersebut sebanding dengan beda lintasan ½λ.
Untuk Sembarang posisi pada layar, pola gelap teramati pada beda fase ½λ dan kelipatan
bilangan bulat. Cahaya yang mengalami interferensi atau difraksi pada dasarnya tidak
mengalami penambahan atau pengurangan (Mooney, 2000).

Energi gelombang elektromagnetik yang dibawa oleh cahaya adalah kekal. Cahaya hanya
mengalami pembelokan arah rambat dan superposisi saja. Jika I0 menyatakan intensitas
cahaya yang dibawa oleh berkas cahaya yang melewati sebuah celah pada suatu kisi maka
intensitas total cahaya yang jatuh pada layar adalah Itotal=NI0 dengan N menyatakan jumlah
celah pada kisi yang digunakan. Intensitas rata-rata pada layar dengan demikian adalah NI0.
Pada layar terbentuk pola gelap terang sehingga intensitas cahaya tersebar tidak tepat pada
seluruh permukaan layar melainkan terkonsentrasi pada titik-titik dimana terjadi interferensi
maksimum saja. Dengan demikian intensitas pada setiap titik maksimum tentu lebih besar
dari NI0. Intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat medan listrik (Sanjaya, 2010).
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan waktu

Adapun lokasi dan waktu tempat penelitian berlangsung :

Tempat : Laboratorium Fisika Dasar FST UNDANA

Hari/tgl : Selasa, 15 Mei 2018

Waktu : Pkl. 11:00 Wita – Selesai.

3.2 Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan :

Alat:
i. Laser
ii. Kisi

Bahan:

i. Kerangka

3.3 Prosedur Percobaan

1) Atur jarak antara kisi dan laser pada keangka difraksi


2) Tembakkan laser kearah kisi, laser ditembakkan tepat pada angka 0
3) Diatur jarak antar kisi 8 cm, 9 cm, 10 cm, 11 cm, 12 cm, 13 cm,14 cm
4) Setelah diatur dan ditembakkan, lihat perubahan yang terjadi.
3.4 Data Percobaan

NO X Y Z SIN Y/Z X^2 Yi XYi


1 8 3 8,544003745 0,351123442 64 0,000586376 0,004691009
2 9 4 9,848857802 0,406138466 81 0,000678251 0,006104261
3 10 4 10,77032961 0,371390676 100 0,000620222 0,006202224
4 11 4,2 11,77454882 0,356701566 121 0,000595692 0,006552608
5 12 4,2 12,71377206 0,330350425 144 0,000551685 0,006620223
6 13 5 13,92838828 0,358979079 169 0,000599495 0,007793436
7 14 5,2 14,93452376 0,34818653 196 0,000581472 0,008140601
Jumlah 77 29,6 82,51442408 2,522870183 875 0,004213193 0,046104362
Rata-rata 11 4,228571429 11,78777487 0,360410026 125 0,000601885 0,006586337

SIN X/Z Xi a0 a1 X Y
0,805387657 0,001345 3,681835785 -0,007282808 8 33,13652206
0,791837321 0,00132237 3,68268 -0,00282 9 36,8268
0,800708325 0,00133718 3,68268 -0,00282 10 40,50948
0,804134696 0,0013429 3,68268 -0,00282 11 44,19216
0,809827696 0,00135241 3,68268 -0,00282 12 47,87484
0,803615568 0,00134204 3,68268 -0,00282 13 51,55752
0,806036882 0,00134608 3,68268 -0,00282 14 55,2402
5,621548145 0,00938799 25,77791578 -0,024202808 77 309,3375221
0,803078306 0,00134114 3,682559398 -0,003457544 11 44,19107458
BAB 4

PEMBAHASAN

Pada tahun 1818 Fresnel menunjukkan bahwa fenomena difraksi dapat dijelaskan
dengan merujuk pada teori Huygens digabung dengan konsep interferensi. Hasil kerja keras
Fresnel ditindaklanjuti oleh Kirchhoff yang pada tahun 1882 mencetuskan cara pandang baru
dalam memahami fenomena difraksi. Teorema Krchhoff ini terimplementasi dalam suatu
persamaan yang disebut sebagai integral Kirchhoff. Integral Kirchhoff ditarik dari prinsip
Hurgens–Fresnel yang menyatakan bahwa rambatan gelombang cahaya dari suatu muka
gelombang dihasilkan dari superposisi muka gelombang sebelumnya.

Fenomena difraksi terkenal sebagai salah satu bidang optik yang sarat dengan
matematika yang rumit sehingga solusi-solusi persamaan-persamaan matematis yang
digunakan sebagai penjelas fenomena difraksi pada saat itu tidak ada satupun yang dianggap
paling ampuh. Hingga pada tahun 1896 Sommerfeld berhasil membuat formulasi yang
dianggap “ampuh” untuk menjelaskan fenomena difraksi. Sommerfeld melakukan investigasi
terhadap fenomena difraksi yang terjadi pada gelombang bidang yang dirambatkan melalui
cermin reflektor-transmiter.

Namun, kembali pada masalah teknis, karena kerumitan model matematika yang
digunakan oleh Sommerfeld dan teman-temannya maka sebagai implifikasi digunakanlah
pendekatan-pendekatan yang, paling tidak, mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif
fenomena difraksi. Dari model-model yang telah diuji, model pendekatan Huygens dan
Fresnel adalah yang paling banyak digemari para ilmuwan karena disamping sederhan,
metode tersebut juga cukup ampuh untuk digunakan sebagai analisis fenomena difraksi.

Difraksi adalah peristiwa pelenturan muka gelombang ketika melewati celah sempit.
Pola difraksi gelombang cahaya dapat diamati dengan eksperimen menggunakan difraksi
celah tunggal dan kisi difraksi. Difraksi cahaya terjadi apabila cahaya yang sedang merambat
mengenai suatu objek penghalang atau melalui suatu celah yang sangat sempit. Difraksi
cahaya terjadi sebagai akibat dari interferensi yang terjadi diantara tiap–tiap muka gelombang
pada gelombang cahaya itu sendiri. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan prinsip Huygens
yang menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang berlaku sebagai sumber sekunder
pada gelombang merambat kearah rambat berikutnya. Interferensi bila di depan celah
diletakkan sebuah layar detektor, akan tampak pola gelap yang terjadi akibat interferensi
destruktif dari gelombang cahaya dan mengakibatkan jumlah total amplitudo nya berkurang,
dan pola terang yang terjadi akibat interferensi konstruktif dari gelombang cahaya dan
mengakibatkan jumlah total amplitudonya bertambah. Pada difraksi celah tunggal, cahaya
sumber dilewatkan pada satu buah celah. Pola difraksi cahayanya bergantung pada
perbandingan ukuran panjang gelombang dengan lebar celah yang dilewati.

Di dalam difraksi celah tunggal setiap titik pada celah tunggal dapat dianggap sebagai
sumber gelombang sekunder.Selisih antara kedua berkas yang terpisah sejauh d adalah dsin θ.
Analogi dengan pola interferensi celah ganda Young, pola terang difraksi celah tunggal
diperoleh jika: dsin θ =nλ, dengan n= 0, 1, 2, 3, dengan d adalah lebar celah. Interferensi
minimum (garis gelap) terjadi jika dsin θ=(n– ½ )λ, dengan n= 1, 2, 3, …

Pada difraksi celah ganda, cahaya sumber dilewatkan pada dua buah celah yang
terpisah secara paralel. Difraksi cahaya pada celah ganda pola difraksi cahayanya bergantung
pada perbandingan ukuran panjang gelombang dengan lebar celah yang dilewati dan juga
jarak pemisahan celah pertama dan celah kedua .

Difraksi yang terjadi pada kisi-kisi terdiri atas banyak celah dengan lebar yang sama.
Lebar tiap celah pada kisi difraksi disebut konstanta kisi dan dilambangkan dengan d. Jika
dalam sebuah kisi sepanjang 1 cm terdapat N celah konstanta kisinya adalah pola terang oleh
kisi difraksi diperoleh jika: dsin θ =nλ, dengan n=0, 1, 2, 3, …dengan d adalah konstanta kisi
dan θ adalah sudut difraksi. Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika d sin θ = (n – ½ )
λ, dengan n=1, 2, 3, …

Dalam optika dikenal difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhofer. Difraksi Fresnel terjadi
jika gelombang cahaya melalui celah dan terdifraksi pada daerah yang relatif dekat,
menyebabkan setiap pola difraksi yang teramati berbeda-beda bentuk dan ukurannnya, relatif
terhadap jarak. Difraksi Fresnel juga disebut difraksi medan dekat.

Difraksi Fraunhofer terjadi jika gelombang medan melalui celah atau kisi,
menyebabkan perubahan hanya pada ukuran pola yang teramati pada daerah yang jauh.
Gelombang-gelombang cahaya yang keluar dari celah atau kisi pada difraksi Fraunhofer
hampir sejajar. Difraksi fraunhofer juga disebut difraksi medan jauh.

Jika kita memiliki dua benda titik yang terpisah pada jarak tertentu, bayangan kedua
benda bukanlah dua titik tetapi dua pola difraksi. Jika jarak pisah kedua benda titik terlalu
dekat maka pola difraksi kedua benda saling menindih. Kriteria Rayleigh yang ditemukan
Lord Rayleigh menyatakan bahwa dua benda titik yang dapat dibedakan oleh alat optik, jika
pusat pola difraksi benda titik pertama berimpit dengan pita gelap (minimum) ke satu pola
difraksi benda kedua. Ukuran sudut pemisah agar dua benda titik masih dapat dipisahkan
secara tepat berdasarkan Kriteria Rayleigh disebut sudut resolusi minimum (θm).

Percobaan difraksi ini dilakukan dengan menggunakan dua celah diantaranya adalah
celah tunggal dan celah banyak. Pada percobaan celah tunggal, dilakukan dengan
menghidupkan sebuah laser yang mengarah ke dinding. Setelah seberkas sinar terbentuk pada
didinding, praktikan mencatat data dan mengamati pola difraksi yang terbentuk. Sedangkan
pada celah banyak, sinar laser diarahkan menuju layar sebagai objek pantulan sinar dari laser.
Perbedaan percobaan dengan menggunakan celah tunggal dan celah banyak salah satunya
adalah pada jarak antara sumber cahaya (laser) ke objek ukur (dinding dan layar).

Gelombang cahaya yang terbentuk pada layar tersusun secara pararel tetapi tidak
bertindih. ada beberapa kendala yang di alami oleh para praktikan disaat berlangsungnya
proses pengambilan data diantaranya adalah praktikan mengalami kesulitan dalam
menentukan cahaya terang yang menjadi titik acuan pengukuran, susah dalam membuat pola
difraksi yang bagus agar mudah diamati karena sinar laser tidak tepat mengarah ke celah
variabel, dan tidak hanya itu kemampuan dari para praktikan yang terbatas dalam ilmu
pengetahuan terutama terkait teori sifat gelombang cahaya juga mempengaruhi jalannya
percobaan.

60

50

40
Kisi Difraksi

30
Y
20 Linear (Y)

10

0
7 8 9 10 11 12 13 14 15
Grafik Difraksi Cahaya
BAB 5

PENUTUP

Kesimpulan

1. Kisi difraksi adalah kisi-kisi yang dibuat dengan galur-galur sejajar yang berjarak sama
terhadap satu sama lain, yang lebih spesifiknya lagi kisi difraksi bermanfaat untuk mengukur
panjang gelombang.

2. Jika dalam sebuah kisi sepanjang 1 cm terdapat N celah konstanta kisinya adalah pola
terang oleh kisi difraksi diperoleh d sinθ=nλ.

3. Semakin besar nilai N yang digunakan semakin besar nilai y yang didapatkan.

4. Semakin besar nilai N yang digunakan jarak kisi (d) yang didapatkan semakin kecil,
sebaliknya semakin kecil nilai N yang digunakan nilai jarak kisi (d) yang didapatkan semakin
besar.
DAFTAR PUSTAKA

Allard, Frederick C. 1990. Fiber Optics Handbook for Engineer and Scientist. USA: Mc
Graw Hill.

Baiquni. 1985. Fisika Modern. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Dood, Annabel Z. 2000. The Essential Guideto Telecomunications (Panduan Pokok untuk
Telekomunikasi). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Halliday, Resnick. 1987. Fisika Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Ishimaru, Akira. 1991. Electromagnetic, Wave Propagation, Radiation and Scattering. Inc:
Prentice Hall.

Keiser, Gerd. 1991. Optical Fiber Communications. USA: Mc Graw-Hill.Inc.

Mooney, William J. 2000. Optoelectronic Devices and Principle. USA: Prentice-Hall


International. Inc.

Sanjaya, Mada. 2010. Modul Eksperimen Fisika 2 . Bandung: Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung.

Tripler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Tekhnik. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai