Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari cahaya tentu sangat diperlukan untuk membantu
aktivitas kehidupan bagi makhluk hidup. Cahaya yang sangat diperlukan makhluk
hidup dibumi ini terutama adalah cahaya matahari. Bahkan tanpa cahaya matahari
makhluk hidup akan mati, karena energi bersumber dari cahaya matahari. Dan cahaya
juga membantu kita untuk dapat melihat alam disekitar kita.Cahaya merupakan
radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata manusia. Cahaya
memiliki sifat-sifat gelombang secara umum, antara lain ialah difraksi dan
interferensi cahaya. Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan
terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat gejala ini
dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian
kita arahkan pada sumber cahaya yang jaraknya jauh seperti pada bohlam, dan lampu
neon.
Difraksi terjadi pada semua gelombang, yaitu gelombang padapermukaan
air,gelombang bumi, cahaya, gelombang mikro, dan sebagainya. Karena gelombang
bunyi mempunyai panjang gelombang antara 2 cm dan 20 m, yaitu kira-kira sama
dengan ukuran benda yang ada di sekitar kita, maka gelombang bunyi terdifraksi
dengan kuat. Difraksi pada gelombang cahaya oleh celah sempit, dapat diamati
dengan mudah bila digunakan cahaya dengan sinar-sinar yang sejajar dan kuat,
misalnya sinar laser, dan digunakan celah sempit kira-kira sepersepuluh milimeter,
Oleh sebab itu dilakukanlah eksperimen mengenai permasalahan optika yaitu
difraksi, salah satu petunjuk yang dapat mengungkap tentang peristiwa pembelokan
energi cahaya yang dibawa oleh gelombang ke daerah bayang-bayang.
1.2 Tujuan

Page | 1

Untuk mengetahui difraksi gelombang cahaya dan menentukan panjang


gelombang suatu cahaya.
1.3 Alat dan Bahan
1. Laser diode light
2. Apertures bracket
3. High sensitivity light sensor
4. Bangku optik 120 cm
5. Rotary motion sensor
6. Interface 850
7. Single-slit set
8. Software PASCO
9. Laptop

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Page | 2

2.1 Difraksi Cahaya


a

sin
2
2
a sin

Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari

sumber melewati celah yang terbatas untuk menyebar ketika merambat. Menurut
prinsip Huygens Setiap titik pada muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber
baru.

Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil
dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga
terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di belakang celah
tersebut. Peristiwa ini dikenal dengan difraksi.
Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang oleh
celah sempit sebagai penghalang.Pola yang keluar dari susunan celah-celah
penghalang (obstruction) dapat membentuk pola terang gelap secara bergantian.
Gelombang terdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama lain sehingga
menghasilkan daerah penguatan dan pelemahan. Timbul pola terang dan gelap
dimana intensitas pola terang tidak sama ataumakin jauh makin kecil intensitasnya.

Page | 3

Point
source

Gambar
di
atas
menunjukkan pola cahaya
yang terbentuk pada layar
akibat cahaya dari suatu
sumber yang melewati
lubang kecil (titik) obyek
buram
(tidak
tembus
cahaya).
2.2 Difraksi Celah Tunggal
Dalam topik ini akan dibahas difraksi Fraunhofer yang dihasilkan oleh celah
tunggal. Salah satu jenis difraksi Fraunhofer, yaitu difraksi dengan sumber cahaya
dan layar penerima berada pada jarak tak terhingga dari benda penyebab difraksi,
sehingga muka gelombang tidak lagi diperlakukan sebagai bidang sferis, melainkan
sebagai bidang datar. Dengan kata lain, difraksi ini melibatkan berkas cahaya sejajar.

Page | 4

Gambar 1 : Difraksi celah tunggal.


Pada Gambar 1 menunjukkan gelombang cahaya dengan panjang gelombang
didifraksikan oleh celah sempit dengan lebar d. Pola gelap dan terang terbentuk
ketika gelombang cahaya mengalami interferensi.
Beda lintasan ke titik P adalah ( d/2 ) sin , dengan adalah sudut antara garis
tegak lurus terhadap celah dan garis dari pusat celah ke P. Apabila beda lintasan yang
terjadi adalah 1/2 , maka kedua cahaya (Gambar 1) akan saling memperlemah dan
menyebabkan terjadinya interferensi minimum sehingga pada layar terbentuk pola
gelap.
Jadi, pola gelap (difraksi minimum) terjadi jika:
d sin = n ; n=1,2,3
Sementara itu, pola terang (difraksi maksimum) terjadi bila:
d sin =

(n 12 ) ; n=1,2,3

2.3 Difraksi Celah Majemuk (Kisi Difraksi)


Kisi difraksi merupakan celah yang diberi kisi sehingga terbentuk banyak celah
dengan lebar yang sama. Artinya, selisih lintasan dua sinar berurutan adalah sama
besar. Difraksi yang disebabkan oleh kisi ini kemudian disebut dengan difraksi oleh
kisi.

Page | 5

Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan spektrum dengan


menggunakan difraksi dan interferensi, yang tersusun oleh celah sejajar dalam jumlah
sangat banyak dan memiliki jarak yang sama (biasanya dalam orde 1.000 per mm).

Gambar 2 : Kisi difraksi.


Dengan menggunakan banyak celah, garis-garis terang dan gelap yang
dihasilkan pada layar menjadi lebih tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan
panjang, misalnya cm adalah N, maka tetapan kisi d adalah:
d=

1
N

Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke layar, maka pada layar akan terjadi
hal-hal berikut ini.
1. Garis terang (maksimum), bila:
d sin = n ; n=0,1,2
2. Garis gelap (minimum), bila:
d sin =

(n 12 ) ; n=1,2,3

Kemampuan lensa untuk membebaskan bayangan dari dua titik benda yang
sangat dekat disebut resolusi lensa. Jika dua titik benda sangat dekat, maka pola
difraksi bayangan yang terbentuk akan tumpang tindih.

Page | 6

Kriteria Rayleigh menyatakan bahwa :Dua bayangan dapat diuraikan jika


pusat piringan difraksi salah satunya persis di atas minimum pertama pola difraksi
yang lainnya.
Ukuran kemampuan alat optik untuk membentuk bayangan terpisahkan dari
benda-benda rapat atau untuk memisahkan panjang gelombang radiasi yang rapat
disebut daya urai.
2.4 Pengaruh Memperbesar Jumlah Celah
Diagram menunjukkan pola interferensi yang dibungkus oleh pita interferensi
pusat untuk setiap kasus. Jarak celah sama untuk 5 kasus tersebut. Hal yang penting
adalah:

Posisi angular dari maksimum utama (primary maxima) untuk N yang berbeda

adalah sama.
Jumlah maksimum sekunder antara dua maksimum primer meningkat

dengan N dan sama dengan N-2.


Intensitas maksimum sekunder melemah dibandingkan maksimum primer.
Lebar maksimum primer berkurang dengan naiknya N.

2.5 Jenis-jenis Difraksi (Kind of Diffraction)


Difraksi cahaya terdiri atas dua jenis yaitu :
1. Difraksi Fresnel

Page | 7

Difraksi Fresnel merupakan jenis difraksi dimana sumber cahaya atau layar
terletak pada jarak tertentu (dekat) dari celah difraksi, dan secara umum difraksi yang
dibahas merupakan jenis Difraksi Fresnel.
Tinjauan teoritis dari difraksi fresnel sangat kompleks. Berikut gambar dari
difraksi fresnel :

Gambar 9. Difraksi celah tunggal biasa merupakan jenis Difraksi Fresnel


(Sumber : My Blog Green, 2010)
2. Difraksi Fraunhofer
Difraksi Fraunhofer merupakan jenis difraksi dimana sumber, kisi, dan layar
jauh jaraknya, sehingga semua garis dari sumber ke kisi dapat dianggap sejajar.
Berikut adalah suatu eksperimen untuk memperoleh pola difraksi fraunhofer dari
suatu celah tunggal ;

Pada Difraksi Fraunhofer digunakan lensa cembung yang berfungsi untuk


memfokuskan cahaya yang datang dari sumber yang jaraknya sangat jauh. Berkas
cahaya tersebut terlebih dahulu difokuskan dengan menggunakan sebuah lensa
cembung yang telah diatur agar focus lensa tepat berada pada celah pertama. Dengan
demikian, berkas cahaya yan terfokus ini dapat menjadi sumber cahaya baru yang
akan didifraksikan.

Page | 8

Sebelum melewati celah difraksi, berkas cahaya terlebih dahulu melewati lensa
cembung agar cahaya yang tadinya telah terfokus pada titik fukus lensa pertama dapat
sejajar kembali dan kemudian berkas sejajar inilah yang akan mengalami difraksi.
Perlu diperhatikan bahwa jarak antara lensa cembung kedua dan kisi difraksi
haruslah sangat kecil agar berkas cahaya tidak sempat difokuskan oleh lensa cembung
kedua pada titik fokusnya.
Difraksi dapat digunakan untuk membuktikan bahwa cahaya putih merupakan
cahaya polikromatik yang terdiri dari berbagai spectrum warna. Dan spectrum warna
cahaya bila dipadukan akan menghasilkan warna putih kembali dapat dibuktikan
dengan difraksi fraunhofer.

Page | 9

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian

yangdigunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap variable-variabel


yang ditelitidan dalam kondisi yang dikendalikan.
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum gelombang dan optik percobaan interferensi celah ganda ini
dilaksanakan pada 29 Oktober 2016 dimulai pada pukul 15.30 sampai dengan selesai.
Bertempat di Laboratorium Gelombang dan Optik, Program Studi Pendidikan Fisika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Palu.
3.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini.
2. Menyusun alat seperti pada gambar dibawah ini.

3. Memutar single slit set pada celah tunggah 0,16 mm.


4. Menyalakan laser diode light.

Page | 10

5. Mengatur jarak antara single slit set dengan apertures bracket, kemudian
mengukur jarak tersebut sebagai L.
6. Mengatur software PASCO pada laptop, dengan membuka hardware setup dan
memilih rotary motion sensor dan light sensor.
7. Membuka graph dan mengatur pada sumbu y sebagailight intensity dan sumbu
x sebagai position.
8. Mengklik tombol record pada software PASCO bersamaan dengan menggeser
sensor gerak rotasi secara perlahan sehingga pada monitor terbentuk grafik,
kemudian menghentikan perekaman dengan mengklik tombol stop.
9. Memilih ikon smart tool untuk melihat titik maksimum dan minimum pada
grafik hasil pola difraksi.
10. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
11. Mengulangi langkah 3 sampai 10 pada celah tunggal 0,08 mm.

Page | 11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


L= 30 cm = 0,3 m
d = 0,16 mm = 1,6 x 10-4 m
N

Yn (m)

I(%)

0
1
2
3

0,1717
0,1667
0,1617
0,1575

0,005
0,01
0,0142

2,2
1,0
0,3
0,2

d = 0,08 mm = 8,0 x 10-5 m

Yn (m)

I(%)

0
1
2
3

0,1729
0,1712
0,1683
0,1662

0,0017
0,0046
0,0067

12,6
11,4
8,3
4,6

Page | 12

d = 0,16 mm

d = 0,08mm

Page | 13

Page | 14

4.2 Analisa Data


d y
=n
L

d y
nl

1. Untuk lebar celah 0,16 mm


4
d y
(1,6 x 10 )(0,005)
1=
=
nl
1 x 0,3
4

2=

d y
nl

(1,6 x 10 )( 0,01)
=
2 x 0,3

3 =

d y
nl

(1,6 x 10 )( 0,0142)
=
3 x 0,3

ratarata=

= 2,67 x 10-6 m
= 2,67 x 10-6 m

= 2,52 x 10-6 m

1 + 2 + 3
=
n
n
=

( 2,67 +2,67+2,52 ) x 106


3

= 2,62 x 10-6 m
2. Lebar celah 0,08 mm
5

1=

d y
nl

(8,0 x 10 )(0,0017)
=
1 x 0,3

2=

d y
nl

(8,0 x 10 )(0,0046)
=
2 x 0,3

3 =

d y
nl

(8,0 x 10 )(0,0067)
=
3 x 0,3

= 4,53 x 10-7 m

= 6,13 x 10-7 m

= 5,96 x 10-7 m

Page | 15

ratarata=

1 + 2 + 3
=
n
n
=

( 4,53+6,13+5,96 ) x 107
3

= 5,54 x 10-7m
4.3 Pembahasan
Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari sumber
melewati celah yang terbatas untuk menyebar ketika merambat.Menurut prinsip
Huygens Setiap titik pada muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber baru.
Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang oleh
celah sempit sebagai penghalang.Pola yang keluar dari susunan celah-celah
penghalang (obstruction) dapat membentuk pola terang gelap secara bergantian.
Gelombang terdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama lain sehingga
menghasilkan daerah penguatan dan pelemahan. Timbul pola terang dan gelap
dimana intensitas pola terang tidak sama atau makin jauh makin kecil intensitasnya.
Kisi difraksi merupakan celah yang diberi kisi sehingga terbentuk banyak celah
dengan lebar yang sama. Artinya, selisih lintasan dua sinar berurutan adalah sama
besar. Difraksi yang disebabkan oleh kisi ini kemudian disebut dengan difraksi oleh
kisi.
Tujuan dari dilakukannya percobaan iniyaitu untuk mengetahui difraksi
gelombang cahaya dan menentukan panjang gelombang suatu cahaya.
Berikut fungsialat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu red
diode laser berfungsi sebagai cahaya monokromatis yang akan diselidiki sifatnya
serta diukur intensitas gelombang terhadap sudut yang akan digunakan, high
sensitivity light sensor berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang dipancarkan dari red
diode laser, aparature bracket memilikiaparature disk yang bisa diputar ke salah satu
sembilan posisi dan digunakan salah sejalan dengan high sensitivity light sensor yang
Page | 16

dipasang di belakang aperture disk, rotary motion sensor berfungsi untuk mendeteksi
gerak rotasi dari apareture bracket yang digeser secara perlahan, single-slit set
merupakan perangkat celah tunggal atau kisi yang akan digunakan untuk mengetahui
difraksi gelombang cahaya, bangku optik 120 cm berfungsi sebagai dasar dan
penyangga untuk red diode laser, high sensitivity light sensor, aparature bracket,
ataupunsingle-slit set. Interface 850 berfungsi untuk menghubungkan antara laptop
yang telah memiliki PASCO Capstone software dengan light sensor, rotation motion
sensor, PASCO Capstone software merupakan software yang ada pada laptop yang
digunakan untuk mengolah data dari alat psraktikum yang telah dihubungkan
sebelumnya dengan Interface 850.
Adapun prosedur praktikum yang dilakukan praktikan yaitu pertama
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan.Kemudian
menyusun/merangkai alat seperti pada prosedur kerja, lalu memutar single slit set
pada celah tunggal 0,16 mm dan menyalakan laser diode light. Setelah itu mengatur
jarak antara single slit set dengan apertures bracket, kemudian mengukur jarak
tersebut sebagai L. Kemudian mengatur software PASCO pada laptop, dengan
membuka hardware setup dan memilih rotary motion sensor dan light sensor. Lalu
membuka graph dan mengatur pada sumbu y sebagailight intensity dan sumbu x
sebagai position. Setelah semua alat dan bahan siap,praktikan mengklik tombol
record pada software PASCO bersamaan dengan menggeser sensor gerak rotasi
secara perlahan sehingga pada monitor terbentuk grafik, kemudian menghentikan
perekaman dengan mengklik tombol stop, lalu memilih ikon smart tool untuk melihat
titik maksimum dan minimum pada grafik hasil pola difraksi, dan terakhir yaitu
mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan. Praktikan mengulangi
perlakuan yang sama untuk celah tunggal 0,08 mm.
Pada analisa data, dilakukan perhitungan dari data yang telah didapatkan
sebelumnya pada hasil pengamatan. Untuk lebar celah 0,16 mm atau 1,6 x 10 -4 m
didapatkan panjang gelombang untuk orde 1 hingga 3 secara berturut-turut sebesar
2,67 x 10-6 m, 2,67 x 10-6 m, 2,52 x 10-6 m. Sedangkan untuk lebar celah 0,08 atau 8,0
Page | 17

x 10-5diperoleh panjang gelombang untuk orde 1 hingga 3 secara berturut-turut


sebesar 4,53 x 10-7 m, 6,13 x 10-7 m, 5,96 x 10-7 m. Jika di rata-ratakan panjang
gelombang untuk lebar celah 0,16 mm atau 1,6 x 10-4 m diperoleh panjang gelombang
sebesar 2,62 x 10-6 m dan untuk lebar celah 0,08 atau 8,0 x 10-5diperolehpanjang
gelombang sebesar 5,54 x 10-7 m atau 0,554 x 10-6 m, sedangkandiketahui dari
literatur besar panjang gelombang red dioda laser adalah 6,5 x 10-7 m. Dari hal
tersebutdapat diketahui bahwa ketika cahaya red dioda laser terdifraksi nilai panjang
gelombang cahaya laser yang terdifraksitersebut tidak akan sama dengan panjang
gelombang sebelumnya. Nilai panjang gelombang yang dihasilkan sesudah terdifraksi
bergantung pada besar-kecilnya lebar celah, dimana semakin kecil lebar celah yang
digunakan maka nilai panjang gelombangnya akan semakin kecil.
Dari grafik hubungandan tabel pada hasil pengamatan antara posisi dengan
intensitas cahaya pada hasil pengamatan terlihat bahwa semakin besar lebar celah
maka semakin kecil pusat difraksinya dan intensitasnya semakin besar bila lebar
celahnya semakin kecil. Hipotesis tersebut dilihat dari nilai intensitas danpusat
difraksi yang diperoleh pada hasil pengamatan yaitu, untuk d = 0,16 mm secara
berturut-turut (dari orde terkecil ke terbesar) sebesar 2,2% - 0,1717 m, 1,0% - 0,1667
m, 0,3% - 0,1617 m, dan 0,2% - 0,1575 m ,sedangkan pada d = 0,08 mm diperoleh
secara berturut-turut (dari orde terkecil ke terbesar) sebesar 12,6% - 0,1729 m, 11,4%
- 0,1712 m, 8,3% - 0,1683 m, dan 4,6% - 0,1662 m.Adapun juga diketahui dari data
diatas bahwa apabilaordenya semakin bertambah maka nilai intensitas dan titik pusat
difraksinya semakin menurun.

Page | 18

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang oleh
celah sempit sebagai penghalang. Pola yang keluar dari susunan celah-celah
penghalang (obstruction) dapat membentuk pola terang gelap secara
bergantian.
2. Untuk menghitung panjang gelombang digunakan rumus :
=

d y
nl

Keterangan :
= panjang gelombang (m)

d=lebar celah (m)


n=orde
L= jarak laser ke kisi difraks i(m)

y= selisih antara titik terang pusat dan titik terang pusat berikutnya(m)
3. Dari analisa data diperoleh besar nilai rata-rata panjang gelombang, sebagai
berikut :
-

Untuk lebar celah (d) 0,16 mm,

r atarata =

2,62 x 10-6 m

Page | 19

Untuk lebar celah (d) 0,08 mm,

rata rata=

5,54 x 10-7 m

4. Dari analisa data diperoleh besar nilai intensitas- pusat difraksi gelombang,
sebagai berikut :
-

Untuk lebar celah (d) 0,16 mm, I -Yn; 2,2% - 0,1717 m, 1,0% - 0,1667 m,
0,3% - 0,1617 m, dan 0,2% - 0,1575 m.

Untuk lebar celah (d) 0,08 mm,I -Yn; 12,6% - 0,1729 m, 11,4% - 0,1712 m,
8,3% - 0,1683 m, dan 4,6% - 0,1662 m.

5. Nilai panjang gelombang yang dihasilkan sesudah terdifraksi bergantung pada


besar-kecilnya lebar celah, dimana semakin kecillebar celah yang digunakan
maka nilai panjang gelombangnya akan semakin kecil.
6. semakin besar lebar celah maka semakin kecil pusat difraksinya dan
intensitasnya semakin besar bila lebar celahnya semakin kecil.
7. semakin bertambah orde maka nilai intensitas dan titik pusat difraksinya
semakin menurun.
8. Grafik hubungan antara intensitas cahaya dengan posisi

5.2 Saran

Page | 20

Diharapkan agar kedepannya penjelasan prosedur kerja atau petunjuk pada


modul praktikum ataupun bimbingan dari asisten lebih lengkap dan jelas. Sehingga
pada saat praktikum waktu yang digunakan lebih efisien dan diharapkan dapat
meminimalisir kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Ari,

Irawan.

(2014).

Kisi

Difraksi.

[Online].

Tersedia:

http://ari-

irawan4.blogspot.co.id/2014/05/kisi-difraksi.html [22 Oktober 2016]


Anjela,

Maya.

(2013).

Difraksi.

[Online].

Tersedia:

http://fisika-

maya.blogspot.co.id/2013/05/difraksi.html [22 Oktober 2016]


Ayudia,

Hesti.

(2013).

Makalah

Optik

Difraksi.

[Online].

Tersedia:

https://id.scribd.com/doc/313439168/264025139-Makalah-Optik-Difraksi-docx
[22 Oktober 2016]
Damayanti, Indah Kurnia Putri. (2012). Difraksi Cahaya. [Online]. Tersedia:
http://indahkurniaputridamayanti.blogspot.co.id/2012/05/difraksi-cahaya.html
[22 Oktober 2016]
Eko, Nursulistyo. (2012). Difraksi Celah Tunggal, Difraksi Celah Ganda,dan
Difraksi Celah Majemuk. [Online]. Tersedia: https://ekophysicseducation.files.
wordpress.com/2012/06/difraksi-celah-tunggal-celah-ganda-celah.pptx.
[22 Oktober 2016]
Tim Penyusun. (2016). Penuntun Praktikum Gelombang & Optik. Palu : Universitas
Tadulako.

Page | 21

Anda mungkin juga menyukai