Oleh :
Offering AM
INTERFERENSI CAHAYA
SISTEM PEMBAGI MUKA GELOMBANG
Interferensi optik bisa dinyatakan sebagai sebuah interaksi dari dua atau lebih gelombang
cahaya yang menghasilkan irradiansi resultan yang menyimpang dari jumlah komponen-
komponen irradiansi atau intensitas.
Pada titik P, yang didefinisikan oleh vektor posisi r, gelombang berpotongan untuk menghasilkan
gangguan yang mempunyai medan listrik Ep yang dinyatakan oleh prinsip superposisi,
Ep = E1 + E2
E1 dan E2 bervariasi secara cepat dengan frekuensi optik berorde 1014 dan 1015 Hz
untuk cahaya tampak. Maka baik E1 dan E2 reratanya nol untuk interval waktu yang singkat.
Pengukuran gelombang melalui efeknya pada mata atau detektor tergantung pada energi
berkas cahaya. Rapat daya radian, atau irradian, I (W/m2 ), mengukur rerata waktu kuadrat
amplitudo gelombang.
atau
Gambar Interferensi banyak gelombang: sefase, berbeda fase, atau fase acak : Jika diplot
amplitude kompleksnya
Irradiansi pada layar, di titik yang ditentukan oleh sudut 𝜃 dan relasi antara beda
2𝜋
lintasan ∆ dan beda fase 𝛿, dimana 𝛿 = ( 𝜆 ) Δ adalah
Gambar Interferensi dengan biprisma Fresnel. Sumber koheren adalah bayangan virtual S1 dan
S2 dari sumber S yang dibentuk oleh pantulan oleh kedua sisi prisma.
SISTEM PEMBAGI AMPLITUDO GELOMBANG
1. Interferensi Pada Film Tipis
Beda lintasan optik ∆, dalam kasus sinar datang normal, panjang lintasan tambahan
ABC yang ditempuh oleh sinar bias dikalikan indeks bias film. Maka
dimana t adalah tebal film. Sebagai contoh, jika 2𝑛𝑡 = 𝜆0 , panjang gelombang cahaya dalam
vakum, kedua sinar yang berinterferensi, pada basis beda lintasan optik saja, ahan sefase dan
menghasilkan interferensi konstruktif. Namun demikian beda fase tambahan, disebabkan gejala
perubahan fase pada pemantulann harus diperhitungkan. Anggap 𝑛𝑓 > 𝑛𝑜 dan 𝑛𝑓 > 𝑛𝑠.
1.a. Interferensi Pada Lapisan Sabun
Warna-warna interferensi dari lapisan (film) sabun dapat dikaitkan dengan ketebalan film dengan
menggunakan syarat interferensi dan perubahan fase 1800 pada pemantulan dari permukaan
film, tetapi tidak ada perubahan fase untuk pemantulan dari permukaan belakang. Warna yang
terlihat tergantung juga pada sudut pandang.
Warna-warna interferensi dari lapisan (film) minyak dapat dikaitkan dengan ketebalan film
dengan menggunakan syarat interferensi dan perubahan fase 1800 pada pemantulan dari
permukaan film, tetapi tidak ada perubahan fase untuk pemantulan dari permukaan belakang.
Warna yang terlihat tergantung juga pada sudut pandang.
1.c. Coating Anti Refleksi
Gambar (a) Cincin Newton. Frinji interferensi tebal sama dihasilkan oleh baji udara antara lensa
dan plat gelas. (b) Geometri untuk menghasilkan cincin Newton.
2. Interferometer Michelson
Interferometer Michelson menghasilkan interferensi dengan membagi seberkas cahaya
monokromatik sehingga salah satu berkas menuju cermin tetap dan lainnya menuju ke cermin
bergerak.
dimana ε beda fase relative antara gelombang-gelombang tersebut, keduanya bergerak dalam arah
z. Gangguan optik resultan secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut :
Gambar 7
Persamaan ini merupakan persamaan sebuah elips yang membuat sudut α dengan system koordinat
(Ex, Ey) (gambar 7) sedemikian hingga
Gambar 8
2.c. Material Birefringent
Material kristalin mungkin mempunyai indeks bias berbeda yang berkaitan dengan arah
kristalografi. Pada umumnya kristal mineral mepunyai dua indeks bias berbeda, dan disebut
material birefringent. Jika arah-y dan –z adalah ekivalen dinyatakan dalam gaya kristalin, maka
sumbu-x adalah unik dan disebut sumbu optik material. Perambatan cahaya sepanjang sumbu optik
akan tidak tergantung polarisasinya; medan listriknya disetiap tempat tegak lurus pada sumbu
optik dan disebut gelombang ordinair atau gelombang-o.
Gelombang cahaya dengan medan-E pararel sumbu otpik disebut gelombang
ekstraordinair atao gelombang-e. Material birefringent digunakan secara luas dalam optik untuk
menghasilkan prisma polarisasi atau plat retarder seperti plat seperempat gelombang (quarter-
wave plate). Dengan meletakkan sebuah material birefringent anatar polarisator bersilangan dapat
menghasilkan warna-warna interferensi. Material birefringent yang banyak digunakan adalah
caolcite. Birefringent-nya sangat lebar, dengan indek bias untuk gelombang –o dan –e adalah
1,6584 dan 1,4864.
2.d. Polarisasi Melalui Absorpsi
Sejumlah material kristalin menyerap lebih cahaya datang dari pada lainnya,b sehingga
cahaya yang bergerak menembus material menjadi lebih terpolarisasi selama proses perambatan.
Ke-anisotropan absorpsi ini disebut dichroism. Tertdapat beberapa material dichroism yang terjadi
secara alamiah, dan material komersial Polaroid juga mempolarisasi melalui absorpsi selektif.
Gambar 9
3. REPRESENTASI MATRIK CAHAYA TERPOLARISAI
Ditinjau seberkas cahaya diarahkan tegak lurus keluar bidang kertas, terletak di origin
sistem sumbu:
dan
bila adalah amplitudo komplek gelombang terpolarisasi, maka:
Oleh karena keadaan polarisasi cahaya ditentukan oleh amplitudo dan fase relative
komponenkomponennya, sehingga kita cukup hanya meninjau amplitudo komplek saja yang
dapat ditulis dalam bentuk matrik dua elemen atau vektor Jones:
Gambar 10
Matrik yang menyatakan polarisator linier vertikal di atas dapat diturunkan sebagai berikut:
Maka dapat disimpulkan vektor Jones untuk polarisator linier adalah sebagai berikut:
Gambar 11
Matrik yang mentransformasikan keterlambatan fase dari gelombang bidang dapat
diturunkan sebagai berikut
dimana ε adalah pertambahan fase.
Setelah itu dengan menggunakan persamaan di atas, kita terapkan batas – batas integral
sesuai dengan gambar 1 (Spesifikasi lebar celah dan separasi difraksi celah ganda).
Gambar 1.Spesifikasi lebar celah dan separasi difraksi celah ganda
Diambil amplitude saja, kita dapatkan;
Dengan mengingat kembali substitusi persamaan fase dari suku eksponensial dengan
melibatkan lebar celah b
Substitusi persamaan fase dari suku eksponensial dengan melibatkan lebar celah a
Atau
dan
Atau
persamaan Bragg.
Persamaan Bragg dapat diperoleh dengan melalui sebuah kasus fisik yaitu, dua atom A dan
B, yang terpisah dengan jarak r, seperti gambar di atas. Ambillah 𝒖𝒊 sebagai vektor satuan
sepanjang arah rambat gelombang datang, dan 𝒖𝒔 sebagai vektor satuan sepanjang arah
rambat gelombang terhambur. Selisih panjang lintasan untuk gelombang datang dan
terhambur untuk kedua atom itu adalah AD - BC, dan geseran fasenya diberikan oleh :
(1)
Tetapi AD = 𝒖𝒔 . r. dan BC = 𝒖𝒊 . r. Karena itu
(2)
dimana v = 𝒖𝒔 - 𝒖𝒊 . Dengan melambangkan sudut antara 𝒖𝒔 dan 𝒖𝒊 dengan 2𝜃, maka
terlihat dalam Gambar 4-18 bahwa
(3)
Kondisi untuk interferensi konstruktif dalam arah 𝒖𝒔 adalah 𝛿 = 2𝑛𝜋 atau, dipandang
dari persamaan
(4)
Bidang Penghambur Sejajar dalam Kristal
Dari gambar di atas dan dengan menggunakan pesamaan 3, terlihat bahwa v .r = v r
𝑐𝑜𝑠 𝛼 = 2 𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝛼 = 2𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃 dimana 𝑑 = 𝐴𝐸 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝛼 adalah jarak antara bidang
P1 dan P2. Persamaannya menjadi
(5)
Persamaan ini yang dikenal sebagai Persamaan Bragg.
hamburan.
Dalam menjelaskan tentang hamburan, menggunakan contoh kasus suatu sebuah bola
berbahan elastik digantungkan di udara dan sebuah gelombang kompresi atau akustik
dihasilkan di dekatnya. Ketiga gelombang lewat di sekeliling bola, mulamula gelombang
mengalami difraksi dengan jenis yang telah dibahas sebelumnya. Tetapi sebagai tambahan
bola elastik tersebut mengalami deformasi osilasi yang disebabkan oleh fluktuasi tekanan
yang membangkitkan gelombang itu. Maka osilasi permukaan permukaan bola tersebut
menghasilkan gangguan atau gelombang baru pada udara disekelilingnya; dan gelombang
ini akan bersuperposisi dengan gelombang mula-mula. Gelombang-gelombang baru yang
dihasilkan oleh bola yang berosilasi ini merupakan gelombang terhambur, dan prosesnya
disebut hamburan.