Anda di halaman 1dari 15

Rangkuman UTS 2 Optika

Oleh :

Ihza Cahya Utama / 170322613040

Offering AM

Jurusan Fisika / Prodi Fisika / Universitas Negeri Malang

INTERFERENSI CAHAYA
SISTEM PEMBAGI MUKA GELOMBANG
Interferensi optik bisa dinyatakan sebagai sebuah interaksi dari dua atau lebih gelombang
cahaya yang menghasilkan irradiansi resultan yang menyimpang dari jumlah komponen-
komponen irradiansi atau intensitas.

Gambar Ilustrasi interferensi koheren dan tak koheren


Kita tinjau pertama-tama interferensi dua gelombang, E1 dan E2, dimana kita
memperhitungkan sifat vektorial medan listrik. Di dalam kasus interferensi, kedua gelombang
berasal dari satu sumber dan bertemu setelah menempuh lintasan berbeda. Namun demikian, arah
perjalanan gelombang tidak harus sama, sehingga apakah mereka mempertahankan frekuensi yang
sama, umumnya mereka tidak mempunyai vektor perambatan yang sama k. Maka, kita dapat
menyatakan persamaan gelombang dengan

Pada titik P, yang didefinisikan oleh vektor posisi r, gelombang berpotongan untuk menghasilkan
gangguan yang mempunyai medan listrik Ep yang dinyatakan oleh prinsip superposisi,
Ep = E1 + E2
E1 dan E2 bervariasi secara cepat dengan frekuensi optik berorde 1014 dan 1015 Hz
untuk cahaya tampak. Maka baik E1 dan E2 reratanya nol untuk interval waktu yang singkat.
Pengukuran gelombang melalui efeknya pada mata atau detektor tergantung pada energi
berkas cahaya. Rapat daya radian, atau irradian, I (W/m2 ), mengukur rerata waktu kuadrat
amplitudo gelombang.

Maka irradians di titik P adalah

atau

akhirnya kita dapat menuliskan,

ketika cos 𝛿 = +1, interferensi konstruktif menghasilkan inrradiansi maksimum


Syarat ini terjadi ketika beda fase 𝛿 = 2𝑚𝜋, dimana m adalah bilangan bulat atau nol. Di lain
pihak, ketika cos 𝛿 = −1, interferensi destruktif menghasilkan irrdiansi minimum atau
background

suatu syarat yang terjadi ketika 𝛿 = (2𝑚 + 1)𝜋.

 Macam – macam Interferensi

Gambar Interferensi banyak gelombang: sefase, berbeda fase, atau fase acak : Jika diplot
amplitude kompleksnya

Dapat disimpulkan bahwa interferensi hanya terjadi jike gelombang-gelombang mempunyai


warna sama, polarisasi sama, dan beda fase yang tetap, dengan kata lain sumbersumber tersebut
koheren. Cahaya Koheren mempunyai sifat sebagai berikut :

SISTEM PEMBAGI MUKA GELOMBANG


1. Percobaan Celah Ganda Young
Syarat untuk interferensi konstruktif di titik P pada layar maka,

Sedangkan untuk interferensi destruktif adalah

Irradiansi pada layar, di titik yang ditentukan oleh sudut 𝜃 dan relasi antara beda
2𝜋
lintasan ∆ dan beda fase 𝛿, dimana 𝛿 = ( 𝜆 ) Δ adalah

Gambar Percobaan celah ganda Young


Untuk titik P dekat sumbu optik, dimana 𝑦 ≪ 𝑠, kita dapat mendekati
sin θ ≅ tan θ ≅ 𝑦/𝑠,
Sehingga,
2. Interferensi celah ganda dengan sumber virtual

Gambar Interferensi dengan biprisma Fresnel. Sumber koheren adalah bayangan virtual S1 dan
S2 dari sumber S yang dibentuk oleh pantulan oleh kedua sisi prisma.
SISTEM PEMBAGI AMPLITUDO GELOMBANG
1. Interferensi Pada Film Tipis
Beda lintasan optik ∆, dalam kasus sinar datang normal, panjang lintasan tambahan
ABC yang ditempuh oleh sinar bias dikalikan indeks bias film. Maka

dimana t adalah tebal film. Sebagai contoh, jika 2𝑛𝑡 = 𝜆0 , panjang gelombang cahaya dalam
vakum, kedua sinar yang berinterferensi, pada basis beda lintasan optik saja, ahan sefase dan
menghasilkan interferensi konstruktif. Namun demikian beda fase tambahan, disebabkan gejala
perubahan fase pada pemantulann harus diperhitungkan. Anggap 𝑛𝑓 > 𝑛𝑜 dan 𝑛𝑓 > 𝑛𝑠.
1.a. Interferensi Pada Lapisan Sabun

Warna-warna interferensi dari lapisan (film) sabun dapat dikaitkan dengan ketebalan film dengan
menggunakan syarat interferensi dan perubahan fase 1800 pada pemantulan dari permukaan
film, tetapi tidak ada perubahan fase untuk pemantulan dari permukaan belakang. Warna yang
terlihat tergantung juga pada sudut pandang.

Gambar Refleksi dan Interferensi Lapisan Sabun


1.b. Interferensi Lapisan Minyak

Gambar Refleksi dan Interferensi Lapisan Minyak

Warna-warna interferensi dari lapisan (film) minyak dapat dikaitkan dengan ketebalan film
dengan menggunakan syarat interferensi dan perubahan fase 1800 pada pemantulan dari
permukaan film, tetapi tidak ada perubahan fase untuk pemantulan dari permukaan belakang.
Warna yang terlihat tergantung juga pada sudut pandang.
1.c. Coating Anti Refleksi

1.d. Filter Interferensi


Gambar Filter Interferensi
Jika sebuah pemisah transparan tipis ditempatkan diantara dua coating semireflektif,
refleksi jamak dan interferensi dapat digunakan untuk menyeleksi pita frekuensi tipis, dengan
filter refleklsi. Jika pemisah adalah setengah panjang gelombang untuk panjang gelombang yang
diinginkan, maka panjang gelombang lainnya akan diperlemah oleh interferensi destriktruktif.
Filter komersial tersedia dengan lebar setengah daya sekitar satu angstrom. Jika lapisan belakang
reflektif total, maka susunan tersebut disebut cermin dikroik, yang memantulkan hanya panjang
gelombang yang dipilih. Piranti ini didisain untuk sinar datang normal, dan pergeseran panjang
gelombang ke arah lebih pendek jika dimiringkan.
1.e. Cincin Newton

Gambar (a) Cincin Newton. Frinji interferensi tebal sama dihasilkan oleh baji udara antara lensa
dan plat gelas. (b) Geometri untuk menghasilkan cincin Newton.

2. Interferometer Michelson
Interferometer Michelson menghasilkan interferensi dengan membagi seberkas cahaya
monokromatik sehingga salah satu berkas menuju cermin tetap dan lainnya menuju ke cermin
bergerak.

Gambar Interferometer Michelson

Jarak d yang berkaitan dengan m frinji adalah


Oleh karena S1 dan S2’, dari sumber bidang dalam cermin haruslah terpisah dua kali pemisahan
cermin, jarak antara Q1’ dan Q2’ adalah 2d, dan beda lintasan optik antara kedua sinar yang
muncul dari interferometer adalah

1. KLASIFIKASI KEADAAN POLARISASI

Gambar 1. Beberapa tipe polarisasi


1.a. Polarisasi Linier
Kita dapat menyatakan kedua disturbance optik ortogonal yang ditinjau di atas dalam bentuk

dimana ε beda fase relative antara gelombang-gelombang tersebut, keduanya bergerak dalam arah
z. Gangguan optik resultan secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut :

Gambar 2. Cahaya terpolarisasi linier


1.b. Polarisasi Sirkuler

Gambar 3. Cahaya Terpolarisasi Sirkular Kanan


1.c. Polarisasi Eliptik

Gambar 7

Persamaan ini merupakan persamaan sebuah elips yang membuat sudut α dengan system koordinat
(Ex, Ey) (gambar 7) sedemikian hingga

2. BEBERAPA METODE POLARISASI


2.a. Polarisasi Melalui Pemantulan

2.b. Polarisasi Melalui Hamburan (scattering)


Hamburan cahaya oleh molekul udara menghasilkan cahaya terpolarisasi linier dalam
bidang yang tegak lurus pada cahay datang. Penghambur dapat divisualisaikan sebagai antenna
kecil. Yang meradiasikan tegak lurus pada garis osilasinya. Jika muatan-muatan dalam sebuah
molekul berosilasi sepanjang sumbu-y, ia tidak akan meradiasi sepanjang sumbu-y. Oleh karena
itu, pada sudut 900 dari arah berkas cahaya, cahaya terhambur ini terpolrisasi linier. Ini
menyebabkan cahaya yang mengalami hamburan Rayleigh dari langit biru menjadi terpolarisasi
sebagian.

Gambar 8
2.c. Material Birefringent
Material kristalin mungkin mempunyai indeks bias berbeda yang berkaitan dengan arah
kristalografi. Pada umumnya kristal mineral mepunyai dua indeks bias berbeda, dan disebut
material birefringent. Jika arah-y dan –z adalah ekivalen dinyatakan dalam gaya kristalin, maka
sumbu-x adalah unik dan disebut sumbu optik material. Perambatan cahaya sepanjang sumbu optik
akan tidak tergantung polarisasinya; medan listriknya disetiap tempat tegak lurus pada sumbu
optik dan disebut gelombang ordinair atau gelombang-o.
Gelombang cahaya dengan medan-E pararel sumbu otpik disebut gelombang
ekstraordinair atao gelombang-e. Material birefringent digunakan secara luas dalam optik untuk
menghasilkan prisma polarisasi atau plat retarder seperti plat seperempat gelombang (quarter-
wave plate). Dengan meletakkan sebuah material birefringent anatar polarisator bersilangan dapat
menghasilkan warna-warna interferensi. Material birefringent yang banyak digunakan adalah
caolcite. Birefringent-nya sangat lebar, dengan indek bias untuk gelombang –o dan –e adalah
1,6584 dan 1,4864.
2.d. Polarisasi Melalui Absorpsi
Sejumlah material kristalin menyerap lebih cahaya datang dari pada lainnya,b sehingga
cahaya yang bergerak menembus material menjadi lebih terpolarisasi selama proses perambatan.
Ke-anisotropan absorpsi ini disebut dichroism. Tertdapat beberapa material dichroism yang terjadi
secara alamiah, dan material komersial Polaroid juga mempolarisasi melalui absorpsi selektif.

Gambar 9
3. REPRESENTASI MATRIK CAHAYA TERPOLARISAI
Ditinjau seberkas cahaya diarahkan tegak lurus keluar bidang kertas, terletak di origin
sistem sumbu:

Komponen E sebagai fungsi ruang dan waktu:

dan
bila adalah amplitudo komplek gelombang terpolarisasi, maka:

Oleh karena keadaan polarisasi cahaya ditentukan oleh amplitudo dan fase relative
komponenkomponennya, sehingga kita cukup hanya meninjau amplitudo komplek saja yang
dapat ditulis dalam bentuk matrik dua elemen atau vektor Jones:

4. Representasi Matematis Piranti Optik


4.a. Polarisator
Polarisator Linier
Polarisator secara efektif menyerap semua atau sebagian besar getaran E dalam arah
tertentu, dan meneruskan getaran dalam arah tegak lurus arah rambat.

Gambar 10
Matrik yang menyatakan polarisator linier vertikal di atas dapat diturunkan sebagai berikut:

Maka dapat disimpulkan vektor Jones untuk polarisator linier adalah sebagai berikut:

4.b. Penunda (Retarder) Fase


Piranti ini berfungsi tidak untuk menghilangkan komponen-komponen getaran orthogonal
tetapi untuk membangkitkan beda fase diantara komponen-komponen getaran ortogonal, ∆𝜑.
Prinsip kerja Penunda fase di jelaskan dalam gambar di bawah. Cahaya tak terpolarisasi setelah
melewati Retarder, komponen vertikalnya bergerak lebih cepat dari komponen horisontalnya. Bila
∆𝜑 = 90°, penunda fase disebut plat seperempar gelombang (quarter-wave plate , QWP),
sedangkan bila ∆𝜑 = 180°, penunda fase disebut plat setengah gelombang (half-wave plate, HWP).

Gambar 11
Matrik yang mentransformasikan keterlambatan fase dari gelombang bidang dapat
diturunkan sebagai berikut
dimana ε adalah pertambahan fase.

Matrik yang mentransformasikan keterlambatan fase adalah:


4.c. Rotator
Piranti rotator berfungsi memutar arah arah polarisasi cahaya terpolarisasi linier yang
datang pada arah tertentu.
Efek rotator adalah mentransmisikan cahaya terpolarisasi linier yang mempunyai arah
getaran terputar counterclockwise dengan sudut 𝜃. Sebuah rotator sudut β akan mengkonversi
vektor E yang berosilasi linier pada sudut 𝜃 menjadi vektor E yang berosilasi linier dengan sudut
(𝜃 + 𝛽): 𝛽 → (𝜃 + 𝛽). Maka elemen-elemen matriknya memenuhi:

4.e. Vektor Jones untuk beberapa keadaan Polarisasi


Difraksi
Difraksi merupakan deviasi gelombang cahaya yang diakibatkan oleh halangan atau gangguan
pada muka gelombang. Sebagai contoh sebuah lubang pada layar merupakan suatu penghalang.
Frinji berupa lingkaran cahaya yang menunjukkan efek-efek tepi teramati pada layar yang
diletakkan di depan lubang.
persamaan intensitas pada celah ganda.
Persamaan intensitas pada celah ganda dapat kita dapatkan dengan melihat persamaan pada
celah tunggal dengan persamaan sebagai berikut,

Setelah itu dengan menggunakan persamaan di atas, kita terapkan batas – batas integral
sesuai dengan gambar 1 (Spesifikasi lebar celah dan separasi difraksi celah ganda).
Gambar 1.Spesifikasi lebar celah dan separasi difraksi celah ganda
Diambil amplitude saja, kita dapatkan;

Dengan memasukkan nilai batas Integral, didapatkan hasil;

Dengan mengingat kembali substitusi persamaan fase dari suku eksponensial dengan
melibatkan lebar celah b

Substitusi persamaan fase dari suku eksponensial dengan melibatkan lebar celah a

Setelah disubstitusikan persamaan fase dari suku eksponensial ke dalam persamaan 𝐸𝑅


didapatkan hasil sebagai berikut;

Dengan menggunakan persamaan Euler

Atau lebih kompak ditulis sebagai berikut;

Maka, besarnya Intensitas pada celah ganda

Atau

Dimana besarnya I0 adalah


perbedaan antara celah tunggal dan ganda.
Perbedaan antara celah tunggal dan ganda
1) Difraksi Celah Tunggal
Sebuah celah panjang dengan lebar infinitesimal akan mendifraksi sinar cahaya insiden
menjadi deretan gelombang circular, dan muka gelombang yang lepas dari celah
tersebut akan berupa gelombang silinder dengan intensitas yang uniform.
Deduksi persamaan dari pengamatan jarak antara tiap sumber titik destruktif adalah:
𝑑 sin(𝜃)
2
2) Difraksi Celah Ganda
Pada mekanika kuantum, eksperimen celah ganda yang dilakukan oleh Thomas Young
menunjukkan sifat yang tidak terpisahkan dari cahaya sebagai gelombang dan partikel.
Sebuah sumber cahaya koheren yang menyinari bidang halangan dengan dua celah
akan membentuk pola interferensi gelombang berupa pita cahaya yang terang dan gelap
pada bidang pengamatan, walaupun demikian, pada bidang pengamatan, cahaya
ditemukan terserap sebagai partikel diskrit yang disebut foton.
Interferensi konstruktif terjadi saat :
𝑛𝜆 𝑥 𝑥𝑎
= ⟹ 𝑛𝜆 =
𝑎 𝐿 𝐿
λ adalah panjang gelombang cahaya
a adalah jarak antar celah, jarak antara titik A dan B pada diagram di samping kanan
n is the order of maximum observed (central maximum is n = 0),
x adalah jarak antara pita cahaya dan central maximum (disebut juga fringe distance)
pada bidang pengamatan
L adalah jarak antara celah dengan titik tengah bidang pengamatan
persamaan intensitas pada celah banyak/kisi.
Persamaan intensitas pada celah banyak/kisi dapat didapatkan dengan,
Celah individual identifikasi oleh indek j dalam ekspresi berikutnya untuk amplitude
resultan :

Setelah integrasi dan substitusi batas, didapatkan,

Dengan menggunakan persamaan

dan

Maka, persamaannya menjadi,

Dengan menggunakan persamaan euler, persamaan dapat dituliskan,

Atau

persamaan Bragg.

Persamaan Bragg dapat diperoleh dengan melalui sebuah kasus fisik yaitu, dua atom A dan
B, yang terpisah dengan jarak r, seperti gambar di atas. Ambillah 𝒖𝒊 sebagai vektor satuan
sepanjang arah rambat gelombang datang, dan 𝒖𝒔 sebagai vektor satuan sepanjang arah
rambat gelombang terhambur. Selisih panjang lintasan untuk gelombang datang dan
terhambur untuk kedua atom itu adalah AD - BC, dan geseran fasenya diberikan oleh :

(1)
Tetapi AD = 𝒖𝒔 . r. dan BC = 𝒖𝒊 . r. Karena itu

(2)
dimana v = 𝒖𝒔 - 𝒖𝒊 . Dengan melambangkan sudut antara 𝒖𝒔 dan 𝒖𝒊 dengan 2𝜃, maka
terlihat dalam Gambar 4-18 bahwa
(3)
Kondisi untuk interferensi konstruktif dalam arah 𝒖𝒔 adalah 𝛿 = 2𝑛𝜋 atau, dipandang
dari persamaan
(4)
Bidang Penghambur Sejajar dalam Kristal
Dari gambar di atas dan dengan menggunakan pesamaan 3, terlihat bahwa v .r = v r
𝑐𝑜𝑠 𝛼 = 2 𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝛼 = 2𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃 dimana 𝑑 = 𝐴𝐸 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝛼 adalah jarak antara bidang
P1 dan P2. Persamaannya menjadi

(5)
Persamaan ini yang dikenal sebagai Persamaan Bragg.
hamburan.
Dalam menjelaskan tentang hamburan, menggunakan contoh kasus suatu sebuah bola
berbahan elastik digantungkan di udara dan sebuah gelombang kompresi atau akustik
dihasilkan di dekatnya. Ketiga gelombang lewat di sekeliling bola, mulamula gelombang
mengalami difraksi dengan jenis yang telah dibahas sebelumnya. Tetapi sebagai tambahan
bola elastik tersebut mengalami deformasi osilasi yang disebabkan oleh fluktuasi tekanan
yang membangkitkan gelombang itu. Maka osilasi permukaan permukaan bola tersebut
menghasilkan gangguan atau gelombang baru pada udara disekelilingnya; dan gelombang
ini akan bersuperposisi dengan gelombang mula-mula. Gelombang-gelombang baru yang
dihasilkan oleh bola yang berosilasi ini merupakan gelombang terhambur, dan prosesnya
disebut hamburan.

Hamburan sinar-X oleh dua atom A dan B

Anda mungkin juga menyukai