Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

OPTIK DAN GELOMBANG


PEMBIASAN

Nama : Fikriyah Luthfiyani


NIM : 11220163000005
Kelas : 3A
Kelompok : Pembiasan
Anggota :
1. Vika Parihatuzahra (11220163000001)
2. Ulil Kawaki Bulaihi Hanifah
(11220163000019)
3. Syauqi Hanif (11220163000043)
4. Yasmin Hasna Sunniyah (11220163000055)

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
PEMBIASAN

Fikriyah Luthfiyani*,Vika Parihatuzahra,Ulil Kawaki Bulaihi Hanifah,Syauqi Hanif,Yasmin


Hasna Sunniyah.

Tadris Fisika,Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negri Syarif


Hidayatullah Jakarta

Email: Fikriyah.luthfiyani22@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak
Pada percobaan praktikum Pembiasan dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh antara sudut datang dengan sudut hasil bias yang dimana pada pembiasan
suatu cahaya akan melewati medium yang sangat rapat ke medium yang kurang rapat kemudian
baru akan dibiaskan. Terdapat dua kali percobaan dengan variabel yang berbeda dan tiga buah
jenis lensa cekung,cembung dan prisma segitiga. Pada percobaan lensa cekung dan cembung
dilakukan percobaan untuk membuktikan hukum snellius pada sinar-sinar istimewa sedangkan
pada percobaan lensa prisma dibuktikan dengan mencari hubungan antara sudut puncak dengan
sinar datang dan sudut biasnya serta mencari sudut deviasi pada balok prisma. Tujuan dari
percobaan ini yaitu membuktikan hukum snellius pada pembiasan, mengidentifikasi bunyi
sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung serta ,menganalisis factor yang
mempngaruhi hasil sudut deviasi dan sudut puncak prisma. Dengan variable tetap yaitu lensa
yang digunakan,variable bebas yaitu arah sinar datangnya dan variable erikat yaitu sudut
deviasi,sudut pucak dan sinar bias.
Kata kunci: Pembiasan,Cahaya,Lensa,Cekung,Cembung,prisma

Pendahuluan
Cahaya merambat bidang batas dua medium, maka rambatan cahaya tersebut akan
mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Banyak Kegiatan
sehari-hari yang dapat menjelaskan peristiwa pembiasan tersebut.Contoh pembiasan di
lingkungan sekitar kita yaitu pensil yang dicelupkan kedalam gelas kemudian pensil tersebut
terlihat bengkok, sebenarnya pensil tersebut tidak bengkok. Hal inilah yang disebut pembiasan.
Pada contoh tersebut belum kita ketahui bagaimana pembiasan itu terjadi dan apa yang
menyebabkannya. Untuk mengetahui pembiasan yang terjadi pada kaca plan paralel dan juga
pergeseran sinar pada kaca plan paralel maka kami akan melakukan percobaan pembiasan pada
kaca plan paralel. Kaca plan paralel itu sendiri merupakan medium masuknya cahaya. Prinsip
kerjanya sama seperti pensil yang dicelupkan di dalam air, namun mediumnya saja yang
berbeda.Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita tidak asing dengan benda-benda seperti
sedotan, namun apabila kita mengamati sedotan yang tercelup dalam gelas berisi air, sedotan
tersebut akan terlihat seperti bengkok. Sebenarnya sedotan tersebut tidak bengkok, sedotan
tersebut mengalami pembiasan. Ketika cahaya merambat bidang batas dua medium, maka
rambatan cahaya tersebut akan mengalami pembelokan. Pada contoh tersebut belum kita
ketahui bagaimana pembiasan itu terjadi dan apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi, untuk
mengetahui bagaimana pembiasan yang terjadi, maka digunakan kaca plan paralel yang prinsip
kerjanya sama seperti sedotan yang dicelupkan di dalam air, namun mediumnya saja yang
berbeda untuk mengetahui besarnya pembiasan dan pergeseran sehingga benda terlihat seperti
bengkok.

Salah satu contoh pembiasan ini yang sangat terkenal adalah pelangi. Pelangi sendiri
memiliki warna yang sangat menarik.Cahaya sendiri adalah suatu gelombang elektromagnetik
yang merambat lurus ke berbagai arah dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan panjang gelombang
sekitar 380 hingga 750 nm.Secara sederhana, refraksi merupakan peristiwa pembelokan cahaya
ketika melewati dua zat atau medium. Ketika proses tersebut terjadi, maka terdapat dua
kecepatan optic cahaya yang berbeda.Proses juga dapat terjadi karena pengaruh dari kecepatan
cahaya ketika memasuki medium yang berbeda. Oleh karena itu, suatu kecepatan cahaya
berubah dan menyebabkan gelombang cahaya berbelok. Di dalam materi fisika, penemu dari
teori refraksi ini adalah Willebrord Snellius (1580-1626), bahkan disebutkan bahwa ia juga
menjadi pencetus dasar optika ini.Perkembangan yang terjadi pada masa Renaissance atau
zaman pencerahan Eropa membuat banyak ilmu pengetahuan berkembang. Snellius yang
merupakan seorang ahli matematika berkebangsaan Belanda sekaligus astronom menjelaskan
mengenai proses refraksi cahaya dengan metode trigonometri. Adapun tujuan dari praktikum
ini yaitu membuktikan hukum snellius dan bunyi sinar-sinar istimewa pada percobaan lensa
cekung dan cembung serta mencari sudut dispersi yang dihasilkan pada percobaan
menggunakan lensa prisma sert factor yang mempengaruhi.

Kajian Teori
Pembiasan cahaya atau refraksi adalah sebagai peristiwa ketika sebuah cahaya terlihat
berbelok ketika melewati suatu medium ke medium yang memiliki kerapatan optik berbeda
akibat terjadinya percepatan. Kerapatan optik sendiri adalah sifat yang dimiliki oleh medium
tembus cahaya.Adapun pembiasan cahaya dibagi menjadi dua, yaitu pertama adalah pembiasan
yang mendekati garis normal. Artinya kondisi saat cahaya yang datang dari medium renggang
atau kurang rapat menuju ke medium yang lebih rapat dan kemudian cahaya pun akan
dibiaskan mendekati garis normal. Contohnya adalah cahaya dari udara menuju ke
air.Kemudian yang kedua adalah pembiasan menjauhi garis normal. Artinya adalah ketika
cahaya datang dari medium yang lebih rapat menuju ke medium yang renggang atau kurang
rapat, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Contohnya adalah cahaya dari air
menuju ke udara.

Gambar 1. Lensa Cembung

pada lensa juga terdapat tiga sinar istimewa. Lensa cembung merupakan lensa yang berbentuk
cembung. Lensa ini bersifat mengumpulkan cahaya atau konvergen.Adapun sinar-sinar
istimewa pada lensa cembung yaitu sebagai berikut

1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan melalui titik fokus
2. Sinar yang datang melalui titik fokus lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar yang datang melewati titik pusat optic akan diteruskan tanpa dibiaskan

Gambar 2. Lensa Cekung


Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya atau divergen. Pada cermin cekung juga terdapat
tiga sinar-sinar istimewa yaitu sebagai berikut :

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah berasal dari titik fokus pertama
2. Sinar datang menuju titik fokus kedua akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang yang melalui titik pusat optik akan diteruskan tanpa dibiaskan.

Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kelajuan cahaya di udara dengan kelajuan
cahaya di dalam zat tersebut. Kelajuan cahaya di udara selalu lebih besar daripada di dalam zat
lain. Oleh karena itu, indeks bias zat lain selain udara selalu lebih besar dari 1.Semakin besar
indeks bias suatu zat maka semakin besar cahaya dibelokkan oleh zat tersebut. Besarnya
pembiasan juga bergantung pada panjang gelombang cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak,
panjang gelombang cahaya bervariasi dari gelombang merah yang terpanjang sampai
gelombang ungu yang terpendek.Ketika cahaya dari sebuah medium merambat melewati
medium lain yang berbeda kerapatan optiknya, cepat rambat cahaya akan berubah. Cepat
rambat cahaya akan berkurang jika memasuki medium dengan kerapatan tinggi. Sebaliknya,
cepat rambat cahaya akan bertambah jika memasuki medium dengan kerapatan rendah.
Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya di dalam
medium disebut indeks bias mutlak. Indeks bias mutlak suatu medium dapat dicari dengan
persamaan berikut.

n = 𝑐
𝑣

Keterangan:

n = indeks bias mutlak medium

c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 × 108 m/s)

v = cepat rambat cahaya di dalam medium.

Metode
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 10 November 2023 yang bertempat di laboratorium
gelombang dan optik fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan universitas islam negri syarif
hidayatullah jakarta yang berlangsung selama kurang lebih 1-2 jam pada pukul 13.30-15.00
wib. praktikum dilakukan dengan dua percobaan berbeda dengan tiga kali pengulangan pada
percobaan kedua dan dua dua percobaan berbeda pada percobaan pertama. Dengan alat dan
bahan yang digunakan adalah lensa cekung dan cembung, prisma segitiga,mistar,milimeter
blok, laser monokromatik,pulpen warna-warni dan busur.

Gambar 3. Pengambilan Data


Sebelum praktikum dilakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan pada
percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan dua jenis lensa yaitu lensa cekung yang
akan bersifat divergen dan cembung yang bersifat konvergen dimana pada percobaan ini
dengan membuktikan tiga bunyi sinar istimewa. lensa diletakkan di atas milimeter blok
kemudian digambar pada milimeter blok selanjutnya lensa diberikan sinar laser dengan sinar
datang sesuai dengan bunyi sinar istimewa dan digambar hasil dari sinar datang dan sudut sinar
pantul yang dihasilkan begitu juga antara lensa cembung dan cekung.untuk prisma dibuat
gambar diatas kertas multimeter kemudian dibuat garis normal/sumbu utama kemudian diberi
laser dengan sinar datang dan diamati hasil sudut antara sinar datang dan sinar biasnya.

Hasil
Adapun hasil data percobaan lensa cekung, lensa cembung dan prisma sebagai berikut.
Kegiatan 1. Pembiasan pada lensa cembung dan lensa cekung
Tabel 1. Hasil pengukuran jarak titik fokus lensa cembung dan lensa cekung

N Lensa f (cm) R Keterangan Gambar


o (cm)

1 Cekung 3,5 cm 7 cm

2 Cembu 7,2 cm 14,4


ng cm

Tabel 2. Hasil pengamatan hukum snellius pada lensa cembung dan lensa cekung
No Lensa Arah Sinar Keterangan Gambar
Datang
Sejajar dengan
1 Cembung
sumbu
utama

2 Cembung Melewati titik focus


Melewati titik pusat
3 Cembung
kelengkungan

Sejajar dengan sumbu


4 Cekung
utama

5 Cekung Melewati titik focus

6 Cekung Melewati titik pusat


kelengkungan

Kegiatan 2. Pembiasan pada prisma

Tabel 3. Hasil pengamatan pembiasan pada prisma


No 𝒊𝟏 𝒓𝟏 𝒊𝟐 𝒓𝟐 𝖰 δ
1 48° 30° 30° 34° 60° 22°
2 45° 32° 30° 55° 62° 48°

Gambar prisma 1 Gambar prisma 2


Untuk menghitung nilai sudut puncak (𝛽) digunakan rumus,
𝛽 = 𝑟1 + 𝑖2
dengan
β = sudut puncakprisma (°)
r1 = sudut bias pertama (°)
i2 = sudut datang kedua (°)
Untuk menghitung nilai sudut deviasi (δ) digunakan rumus,
δ = (𝑖1 + 𝑟2) − 𝛽
δ = sudut deviasi (°)
β = sudut puncak prisma (°)
r2 = sudut bias kedua(°)
i1 = sudut datang pertama (°)

Analisis dan Pengolahan Data


 Titik fokus dan titik pusat kelengkungan
Lensa Titik focus Titik pusat kelengkungan

Cekung 𝑓 = 3,5 𝑐𝑚 𝑅 = 2𝑓
𝑅 = 2(3,5 𝑐𝑚)
𝑅 = 7 𝑐𝑚
Cembung 𝑓 = 7,2 𝑐𝑚 𝑅 = 2𝑓
𝑅 = 2(7,2 𝑐𝑚)
𝑅 = 14,4 𝑐𝑚

 Sudut Puncak Prisma (β) dan Sudut Deviasi (δ)


Sudut Puncak Prisma (β) Sudut Deviasi (δ)
Pengulangan
r1 i2 𝛽 𝑖1 r2 δ
δ = (𝑖1 + 𝑟2) − 𝛽
𝛽 = 𝑟 1 + 𝑖2
δ = (48° + 34°) −
1 30° 30° 𝛽 = 30° + 30° 48° 34°
60°
𝛽 = 60° δ = (82°) − 60°
δ = 22°
δ = (𝑖1 + 𝑟2) − 𝛽
𝛽 = 𝑟 1 + 𝑖2
δ = (45° +55°) −
2 32° 30° 𝛽 = 32° + 30° 45° 55°
62°
𝛽 = 62° δ = (100°) − 62°
δ = 48°

Pembahasan

Pada percobaan kali ini kita telah melakukan percobaan pembiasan dengan menggunakan
tiga buah lensa yang bersifat homogen dimana pada percobaan ini di mengunakan prinsip kerja
pembiasan dimana apabila suatu Cahaya melewati media yang rapat ke media yang kurang
rapat makan sinar bias akan mendekati garis normal dan sebaliknya apabila dari media kurang
rapat ke rapat maka akan menjauhi garis normal. Dalam percobaan ini terdapat beberapa
variable dengan variable terikat meliputi sudut deviasi,yang mengukur sejauh mana Cahaya
berbelok melewati permukaan yang dapat memisahkan. Sudut deviasi ini bergantung pada
perbedaan indeks bias diantara kedua media. Sementara itu, variable bebasnya meliputi sudut
puncak dan sudut datang, yaitu sudut dimana Cahaya telah memasuki permukaan pemisah.
Dalam percobaan ini, sudut datang dapat ditentukan sendiri dan mengamati sudut deviasi akan
berpengaruh pada hal ini.
Dalam praktikum ini dilakukan dengan dua jenis percobaan dimana percobaan satu
dengan menggunakan lensa cekung dan cembung untuk membuktikan bunyi sinar istimewa
pada tiap percobaan dan didapatkan dari percobaan untuk lensa cekung dimana sinar datang
melewati titik focus maka sinar bias akan sejajar dengan sumbu utama,apabila sinar datang
sejajar dengan sumbu utama maka sinar bias akan melewati titik focus dan apabila sinar datang
melewati titik kelengkungan maka sinar bias akan dipanjangkan begitupun pada lensa cembung
dalam percobaan lensa cembung menghasilkan Cahaya yang memusat sedangkan pada lensa
cekung cahayanya menyebar.
Sedangkan pada percobaan kedua dengan menentukan sudut deviasi dan sudut puncak
yang dihasilkan oleh prisma setelah diberikan Cahaya didapatkan pada saat sinar datang
diberikan menghasilkan sudut 48°,30°,30°,34° dengan sudut puncak yaitu 60° dan sudut
deviasi 22° dan pada percobaan kedua menghasilkan sudut yang meliputi 45°,32°,30° dengan
sudut puncak 62° dan sudut deviasi 48° hasil yang didapatkan seharusnya anatara sudut deviasi
dan sudut puncak memiliki perbedaan yang tidak terlalu besar hal ini dapat terjadi karena
pembiasan yang dilakukan pada saat melewati suatu medium kurang sempurna.
Dengan memahami hubungan antara sudut deviasi,sudut puncak,sudut datang dan indeks
bias kita dapat memahami hukum optic yang mendasari phenomena pembiasan Cahaya. Hasil
dari praktikum ini dapat digunakan untuk mengembangkan seperti desain lensa dan prisma,
yang memanfaatkan pembiasan cahaya. Dengan mempertimbangkan praktikan untuk lebih
memperhatikan ketelitian dan pengukuran yang teliti, eksperimen ini dapat memberikan
kontribusi penting dalam memahami optika dan mengembangkan teknologi optik yang lebih
baik.

Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang dibuat dapat disimpulkan pada percobaan ini prinsip kerja dari
pembiasan dimana Cahaya akan di biaskan dari medium yang rapat kemudia diteruskan ke
medium yang krang rapat hal tersebut telah dinyatakan pada pernyataan snellius dan dapat
dibuktikan pada percobaan Ketika Cahaya melewati medium yang rapat ke medium yang
kurang rapat maka Cahaya biasnya akan mendekati garis normal dan indeks biasnya akan
semakin besar dan Ketika Cahaya melewati medium yang kurang rapat ke medium yang
rapat maka Cahaya akan menjauhi garis normal dimana indeks biasnya akan semakin kecil.
, tujuan selanjutnya yaitu membuktikan adanya sinar istimewa dalam pembiasan cahaya.
Sinar istimewa adalah fenomena penting dalam optika, dan melalui eksperimen ini,
praktikan dapat mengamati dan memahami bagaimana fenomena ini terjadi secara konkret.
Terakhir, tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya pembiasan. Hal ini penting untuk memahami bagaimana variabel
seperti indeks bias dan geometri permukaan dapat memengaruhi perilaku cahaya saat
melintasi antarmuka dua media. Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, praktikum pembiasan
cahaya memberikan kesempatan bagi praktikan untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang optika dan prinsip-prinsip dasar yang terlibat dalam pembiasan cahaya. Selain
itu, praktikum ini juga memungkinkan praktikan untuk mengamati dan memvalidasi teori-
teori optik yang mendasari fenomena ini, sehingga memberikan wawasan yang lebih
mendalam dalam ilmu optika.

Ucapan Terimakasih
Alhamdulillah, segala rasa syukur dan terima kasih praktikan ucapkan pada Allah SWT. yang
telah memberikan pemahaman dalam praktikum ini. Terimakasih saya ucapkan kepada bapak
Dwi Nanto, M.Si., Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum gelombang dan
optik. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada asisten laboratorium yang telah
memandu praktikum ini dengan baik serta rekan-rekan kelompok yang telah bekerja sama
dalam praktikum ini. Praktikan mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan saat
pengambilan data maupun pada penulisan laporan.

Daftar Rujukan

Addi, F. (2017). Hukum Pembiasan Cahaya Snellius. https://id.scribd.com.


Andi, s. (2020). Pembiasan Cahaya: Pengertian,Hukum dan Penerapannya.
https://sampoernaacademy.sch.id.
Anonim. (2016). Indeks Bias-Universitas Stekom. https://p2kstekom.ac.id.
zavira, V. (2020). Sinar Istimewa pada lensa cekung dan cembung. https:www.scribd.com.

Lampiran
Foto Kegiatan

Tugas Pasca
SOAL
1. Tuliskan hukum pembiasan pada lensa cembung dan lensa cekung!
2. Jelaskan sifat cahaya yang dibiaskan pada lensa cembung, cekung dan prisma!
3. Jelaskan proses yang terjadi pada lensa tebal dan lensa tipis!
4. Jelaskan hubungan antara medium dan indeks bias!
5. Jelaskan pemanfaatan lensa pada kehidupan sehari-hari!
6. A cylindrical glass rod (Fig. below) has index of refraction 1.52

It is surrounded by air. One end is ground to a hemispherical surface with radius


A small object is placed on the axis of the rod, 8.00 cm to the left of the vertex.
Find (a) the image distance and (b) the lateral magnification

Jawab

1. Hukum pembiasan cahaya pada lensa cekung dan lensa cembung dinyatakan dalam
Hukum Pembiasan Snellius. Hukum ini menyatakan bahwa sinar datang, garis
normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar. Apabila sinar datang dari
medium lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Sebaliknya, jika sinar datang dari medium kurang rapat
menuju medium yang lebih rapat, maka sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.
Perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias r merupakan suatu
bilangan tetap. Bilangan tetap akan menunjukkan indeks bias. Indeks bias cahaya
dijelaskan menggunakan rumus Hukum Pembiasan Snellius, yaitu: ni sin θi = nr sin
θr dengan, ni adalah indeks bias sinar datang nr adalah indeks bias tujuan sindar θi
adalah sudut sinar datang θr adalah sudut sinar bias.

2. Lensa cembung: Cahaya yang jatuh pada permukaan lensa cembung akan mengalami
pembiasan. Berkas-berkas sinar datang akan dibiaskan sehingga berkas-berkas sinar
biasnya mengumpul. Oleh karena itu, lensa cembung disebut juga lensa konvergen. Sinar
datang sejajar sumbu utama dibiaskan menuju titik fokus. Sinar datang yang melalui titik
pusat lensa tidak mengalami pembiasan. Sinar datang melalui titik fokus akan dibiaskan
sejajar sumbu utama bersifat konvergen.
Lensa cekung: Cahaya yang jatuh pada permukaan lensa cekung akan mengalami
pembiasan. Berkas-berkas sinar datang akan dibiaskan sehingga berkas-berkas sinar
biasnya menyebarkan. Oleh karena itu, lensa cekung disebut juga lensa divergen. Sinar
datang sejajar sumbu utama dibiaskan menjauhi titik fokus. Sinar datang yang melalui titik
pusat lensa tidak mengalami pembiasan. Sinar datang yang menuju titik fokus akan
dibiaskan sejajar sumbu utama bersifat divergen.
Prisma: Cahaya yang melewati prisma akan mengalami pembiasan. Pembiasan ini terjadi
karena cahaya yang melewati prisma mengalami perubahan kecepatan. Cahaya yang
melewati prisma akan terbelah menjadi beberapa warna. Warna-warna tersebut
membentuk spektrum Cahaya.

3. Lensa tipis adalah lensa dengan ketebalan yang dapat diabaikan dibandingkan dengan jari-
jari kelengkungan permukaan lensa. Lensa tipis dapat dianggap sebagai lensa yang
memiliki ketebalan jauh lebih kecil daripada jari-jari kelengkungan permukaannya. Oleh
karena itu, lensa tipis sering digunakan dalam perhitungan optik. Sementara itu, lensa tebal
adalah lensa yang ketebalannya tidak dapat diabaikan. Lensa tebal sering digunakan dalam
aplikasi praktis seperti lensa kacamata dan lensa kamera. Pembentukan gambar pada lensa
tipis mengikuti aturan sederhana saat melewati lensa tipis, yaitu:
 Sinar apa pun yang masuk sejajar dengan sumbu di satu sisi lensa menuju ke titik fokus
di sisi lain.
 Sinar apa pun yang tiba di lensa setelah melewati titik fokus di sisi depan, keluar sejajar
dengan sumbu di sisi lain.
 Sinar apa pun yang melewati bagian tengah lensa tidak akan berubah arah.

Sementara itu, pembentukan gambar pada lensa tebal lebih kompleks. Cahaya yang
melewati lensa tebal akan mengalami pembiasan pada kedua permukaan lensa. Pembiasan
ini tergantung pada jari-jari kelengkungan kedua permukaan lensa dan indeks bias medium
lensa.
4. Indeks bias merupakan kemampuan suatu medium untuk membiaskan cahaya. Indeks bias
mutlak suatu medium dapat dihitung dengan membandingkan kecepatan cahaya di udara
dengan kecepatan cahaya di medium tersebut. Semakin besar indeks bias suatu medium,
semakin besar kemampuan medium tersebut untuk membiaskan cahaya. Hubungan antara
medium dan indeks bias dapat dijelaskan menggunakan Hukum Snellius. Hukum ini
menyatakan bahwa perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias r
merupakan suatu bilangan tetap. Bilangan tetap ini menunjukkan indeks bias medium yang
dilalui sinar cahaya. Dengan demikian, indeks bias suatu medium dapat dihitung
menggunakan rumus Hukum Snellius, yaitu ni sin θi = nr sin θr.

5. Lensa kamera: Lensa kamera digunakan untuk memfokuskan cahaya pada sensor kamera.
Lensa kamera terdiri dari beberapa elemen lensa yang dirancang untuk menghasilkan
gambar yang tajam dan jelas.
Kacamata: Kacamata digunakan untuk memperbaiki penglihatan orang yang mengalami
masalah dengan penglihatannya. Kacamata terdiri dari lensa yang dirancang untuk
memfokuskan cahaya pada retina mata.
Teropong: Teropong digunakan untuk melihat objek yang jauh. Teropong terdiri dari
beberapa elemen lensa yang dirancang untuk memperbesar gambar objek yang diamati.
Mikroskop: Mikroskop digunakan untuk melihat objek yang sangat kecil. Mikroskop
terdiri dari beberapa elemen lensa yang dirancang untuk memperbesar gambar objek yang
diamati.
Teleskop: Teleskop digunakan untuk melihat objek yang sangat jauh. Teleskop terdiri dari
beberapa elemen lensa yang dirancang untuk memperbesar gambar objek yang diamati.

6. 𝜃1 = 𝑥 + 𝑦
𝜃2 = 𝜋 − 𝑦′ − 𝑧 = 𝜋 − (𝜋 − 𝑦) − 𝑧 = 𝑦 − 𝑧
Dengan aproksimasi sudut terkecil, berdasarkan hokum snellius kita dapat,
𝑛𝑎 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑖 = 𝑛𝑏 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑟
𝑛𝑎 (X+Y) = 𝑛𝑏 (Y-Z)
Menggunakan radian AB =Ry,AB=Sx =S’Z
𝐴𝐵 𝐴𝐵 𝐴𝐵 𝐴𝐵
𝑛𝑎 ( + 𝑅 ) = 𝑛𝑏 ( 𝑅 - 𝑆′ )
𝑆
na nb nb−na
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑅
1 1.52 0.52
+ =
8 𝑆′ 2
𝑠′ = 1.52/0.135 = 11.26 𝑐𝑚
h0 h1
𝜃1= , 𝜃2 =
𝑠 𝑠′
M= -0.93

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai