Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

OPTIK DAN GELOMBANG

KISI DIFRAKSI

Nama : M. Ashar Rifky

NIM : 11220163000034

Kelas : Tadris Fisika 3B

Kelompok : 5 (Lima)

Nama Anggota :

1. Rahma Amelia (11220163000008)


2. Latifa Rahmi (11220163000049)
3. Nurrahmah Nadya Putri (11220163000058)
4. Sagita Fitri (11210163000076)

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
KISI DIFRAKSI

M. Ashar Rifky*, Rahma Amelia, Latifa Rahmi, Nurrahmah Nadya Putri, Sagita Fitri

Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta

Email: ashar.rifky22@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak
Telah dilakukan praktikum berjudul pemantulan. Praktikum ini dilaksanakan pada Jum’at, 10
Oktober 2023 di Laboratorium Fisika Dasar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali tanpa sadar
mengalami dan melihat peristiwa yang berkaitan dengan kisi difraksi. Misalnya, saat kita melihat
warna-warna pelangi di langit setelah hujan, kita sebenarnya menyaksikan pola difraksi cahaya
matahari saat melewati tetesan air di udara. Pola difraksi tersebut menghasilkan spektrum warna yang
indah dan terlihat dalam bentuk melengkung yang khas. Difraksi adalah penyebaran atau pembelokan
gelombang ketika berada jauh atau di sekitar tepi suatu penghalang. Pola difraksi akan semakin jelas
jika ukuran penghalang mencapai panjang gelombang datang. Adapun tujuan dalam praktikum ini
yaitu, Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar dari difraksi cahaya. Mahasiswa mampu untuk
mengidentifikasi mengidentifikasi pola gelap terang, mahasiswa mampu menganalisis pengaruh
jumlah celah pada kisi terhadap jarak antar titik-titik pada pola difraksi yang dihasilkan. Berdasarkan
praktikum kisi difraksi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa difraksi dapat terjadi ketika
sebuah gelombang cahaya melewati suatu penghalang berupa celah sempit atau kisi dan akan
menghasilkan gelombang baru. Saat cahaya laser melewati celah kisi, cahaya akan mengalami pola
yang disebut dengan pola gelap terang dan akan menyebar atau berdifraksi. Hasil dari penyebaran
cahaya akan menghasilkan gelombang baru dengan panjang gelombang yang sama namun dengan
jarak yang berbeda. Perbedaan jarak yang dihasilkan dipengaruhi oleh banyaknya celah pada kisi
yang digunakan, semakin banyak celah pada kisi yang digunakan maka jarak yang dihasilkan antar
titik akan semakin panjang, begitupun sebaliknya, semakin sedikit celah pada kisi yang digunakan
maka jarak yang dihasilkan antar titik akan semakin dekat. Hal ini telah dibuktikan dalam percobaan
kisi difraksi, yang dimana pada kisi dengan celah 100mm memiliki jarak yang lebih pendek antar
titik-titiknya dibandingkan kisi dengan celah 300mm dan kisi dengan celah 600mm, begitu pun
sebaliknya, kisi dengan celah 600mm memiliki jarak yang lebih jauh antar titik-titiknya dibandingkan
kisi dengan celah 100mm dan kisi dengan celah 300mm.
Kata Kunci: Difraksi, Pola Gelap Terang, Panjang Gelombang

1
Pendahuluan
Fenomena yang terjadi ketika gelombang melewati suatu rintangan atau celah, dan menghasilkan
pola perambatan dan pembengkokan gelombang yang khas disebut dengan difraksi. Kisi difraksi
adalah fenomena di mana cahaya atau gelombang lainnya melewati atau berinteraksi dengan suatu
struktur berpola, seperti kisi kristal atau kisi periodik, dan menghasilkan pola difraksi yang khas.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali tanpa sadar mengalami dan melihat peristiwa yang
berkaitan dengan kisi difraksi. Misalnya, saat kita melihat warna-warna pelangi di langit setelah
hujan, kita sebenarnya menyaksikan pola difraksi cahaya matahari saat melewati tetesan air di udara.
Pola difraksi tersebut menghasilkan spektrum warna yang indah dan terlihat dalam bentuk
melengkung yang khas.
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu, Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar dari
difraksi cahaya. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi mengidentifikasi pola gelap terang,
mahasiswa mampu menganalisis pengaruh jumlah celah pada kisi terhadap jarak antar titik-titik pada
pola difraksi yang dihasilkan.

Kajian Teori
Difraksi adalah penyebaran atau pembelokan gelombang ketika berada jauh atau di sekitar
tepi suatu penghalang. Difraksi terjadi apabila suatu gelombang terdistorsi oleh suatu hambatan yang
besarnya sebanding dengan panjang gelombang gelombang datang. Pola difraksi akan semakin jelas
jika ukuran penghalang mencapai panjang gelombang datang.
Menurut prinsip Huygens, setiap titik kekosongan dapat dianggap sebagai sumber dari
gelombang baru. Dengan demikian, celah yang tidak terlalu sempit dapat dianggap sebagai sumber
gelombang titik, sehingga superposisinya menghasilkan fenomena difraksi. Jika kita membahas
difraksi, kita juga membahas difraksi kisi. Garis-garis pada permukaan datar diwakili oleh kisi-kisi.
Jumlah goresan sangat penting. Ada kisi-kisi yang mempunyai ciri yaitu ruang yang sangat sempit
bagi cahaya untuk masuk ke dalam kisi-kisi tersebut, dan ada pula kisi-kisi yang mempunyai ciri
yaitu reflektor yang sangat sempit sehingga cahaya dapat dipantulkan oleh kisi-kisi tersebut.
Gelombang baru dapat dilihat sebagai gelombang yang berasal dari titik sempit di grid tempat cahaya
menerpa. Dengan cara ini terjadi superposisi gelombang yang datang dari sumber dalam jumlah yang
sangat besar dan terjadi difraksi. (Setiawan & Putri, 2018).
Kisi difraksi adalah sebuah struktur periodik yang terdiri dari rangkaian celah paralel dengan
jarak antar celah yang seragam. Ketika cahaya monokromatik melewati kisi, fenomena difraksi
terjadi, di mana cahaya akan mengalami pembelokan dan membentuk pola difraksi yang khas. Pola
difraksi yang terbentuk adalah hasil dari pemantulan dan pembelokan cahaya yang melewati celah-
celah kisi. Setiap celah pada kisi bertindak seperti sumber gelombang sendiri dan menghasilkan pola
2
difraksi yang terbentuk oleh superposisi gelombang-gelombang tersebut. Ketika dua gelombang
cahaya yang memiliki fase yang seragam bertemu, mereka akan menghasilkan interferensi
konstruktif dan menciptakan puncak-puncak intensitas cahaya. Sebaliknya, ketika dua gelombang
cahaya yang memiliki fase yang berbeda bertemu, mereka akan menghasilkan interferensi destruktif
dan menciptakan daerah-daerah gelap. (Pramono & Suharyadi, 2017).
Laser adalah hasil dari cahaya yang diperkuat yang diperoleh dari stimulisasi radiasi pada
sebuah sumber cahaya. Cahaya akan direfreksikan secara berulang-ulang sehingga dikeluarkan dalam
bentuk sinar yang fokus pada suatu obyek. Laser memiliki karakteristik koherean (frekuensi dan
amplitudonya sama), monokromatik (satu warna), dan focus (bergerak lurus serta terarah pada satu
titik). (Wan, 2019)

Metode
Praktikum gelombang stasioner dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar, Prodi Tadris
Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada hari jum’at, 10 Oktober 2023 pukul 01.30 – 03.10. Adapun alat bahan yang digunakan dalam
praktikum kisi difraksi ini adalah catu daya, kabel penghubung, laser, penyangga laser, rel presisi,
penyangga rel presisi, kaki rel presisi, penyangga kisi, diafragma kisi, pulpen, spidol, meteran.

Gambar 1. Alat dan bahan praktikum

Langkah awal yang dilakukan oleh praktikan saat memulai praktikum ialah menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan. Setelah alat dan bahan sudah disipkan dan dipastikan ada dalam
keadaan baik, maka langkah selanjutnya yaitu menghudungkan 2 rel presisi dengan menggunakan
penyangga rel presisi lalu pada setiap ujung rel presisi di letakkan penyangga kaki rel presisi agar rel
presisi dapat seimbang. Langkah selanjutnya adalah memasang penyangga laser dan juga penyangga
kisi dengan jarak 10 cm. Setelah penyangga terpasang, selanjutnya meletakkan laser dan juga
diafragma kisi pada penyangganya masing-masing. Kemudian, laser dihubungkan pada power supply
dan atur voltasenya sebesar 6 volt. Kemudian, cahaya laser diarahkan pada kisi yang akan dilakukan
percobaan. Percobaan 1 menggunakan kisi dengan celah 100mm, percobaan 2 menggunakan kisi

3
dengan celah 300mm, dan percobaan 3 menggunakan kisi dengan celah 600mm, kemudian ukur jarak
titik terang pusat.

Gambar 2. Kegiatan praktikum

Pengukuran panjang jarak titik teerang dilakukan dengan menggunakan alat ukur meteran.
Setelah selesai melakukan semua pengukuran pada setiap kisi yang digunakan, hasil yang diamati
dapat langsung di catat dalam laporan sementara sebagai bukti telah dilaksanakannya praktikum dan
juga pengukuran pada praktikum dengan judul kisi difraksi ini.

Hasil
 DATA PERCOBAAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Kisi Difraksi dengan 𝑁 = 100 𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ/𝑚𝑚
No. T l (m) p (m) Orde 𝝀
Kanan Kiri
1. 𝑇𝑝 − 𝑇1 0,1 ± 0,0005 0,07 ± 0,0005 0,07 ± 0,0005 9 1,75𝑥10−6 𝑚
2. 𝑇𝑝 − 𝑇2 0,1 ± 0,0005 0,07 ± 0,0005 0,07 ± 0,0005 9 1,75𝑥10−6 𝑚
3. 𝑇𝑝 − 𝑇3 0,1 ± 0,0005 0,07 ± 0,0005 0,07 ± 0,0005 9 1,75𝑥10−6 𝑚
4. 𝑇𝑝 − 𝑇4 0,1 ± 0,0005 0,07 ± 0,0005 0,07 ± 0,0005 9 1,75𝑥10−6 𝑚

Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan Kisi Difraksi dengan 𝑁 = 300 𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ/𝑚𝑚


No. T l (m) p (m) Orde 𝝀
Kanan Kiri
1. 𝑇𝑝 − 𝑇1 0,1 ± 0,0005 0,21 ± 0,0005 0,21 ± 0,0005 5 3,15𝑥10−6 𝑚
2. 𝑇𝑝 − 𝑇2 0,1 ± 0,0005 0,24 ± 0,0005 0,24 ± 0,0005 5 3,6 𝑥 10−6 𝑚

Tabel 3. Hasil Pengamatan Percobaan Kisi Difraksi dengan 𝑁 = 600 𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ/𝑚𝑚


No. T l (m) p (m) Orde 𝝀
Kanan Kiri
1. 𝑇𝑝 − 𝑇1 0,1 ± 0,0005 0,46 ± 0,0005 0,46 ± 0,0005 3 2,46 𝑥 10−6 𝑚
2. 𝑇𝑝 − 𝑇1 0,1 ± 0,0005 0,48 ± 0,0005 0,48 ± 0,0005 3 2,56 𝑥 10−6 𝑚
3. 𝑇𝑝 − 𝑇1 0,1 ± 0,0005 0,42 ± 0,0005 0,42 ± 0,0005 3 2,24 𝑥 10−6 𝑚

4
 PENGOLAHAN DATA
Persamaan kisi difraksi: Ketidakpastian pengukuran:
𝑑. 𝑝 𝑑𝑚
= 𝑚𝜆 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙
𝑙 𝑙
Untuk mencari panjang gelombang:
𝑑. 𝑝 Kesalahan relative:
𝜆= ∆𝜆
𝑚. 𝑙 𝐾𝑅 = 100%
Keterangan: 𝜆
𝑑 = Konstanta kisi
𝑝 = Jarak titik terang pusat
𝑙 = Jarak kisi ke layar
𝑚 = Orde
𝜆 = Panjang gelombang

Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Kisi Difraksi dengan 𝑁 = 100 𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ/𝑚𝑚


Panjang gelombang Ketidakpastian pengukuran Kesalahan relative
 𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1
𝑑𝑝 𝑑𝑚 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
10−5 𝑥 0,07±0,0005 10−5 𝑥 4 5,6 𝑥 10−5
= = 0,07 + = 1,75𝑥10−6 100%
2 𝑥 0,1±0,0005 0,1
7𝑥10−7 ±0,0005 −5
10 𝑥 0,07 𝑥 4 𝑥 0,1 𝑥 0,1 −2
= 3,2 𝑥 101
= 0,4±0,0005 = 2,8 𝑥 10−5 + 2,8 𝑥 10−5
= 1,75𝑥10−6 𝑚 = 5,6 𝑥 10−5
 𝑇𝑝 − 𝑇2  𝑇𝑝 − 𝑇2  𝑇𝑝 − 𝑇2
𝑑𝑝 𝑑𝑚 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
10−5 𝑥 0,07±0,0005 10−5 𝑥 4 5,6 𝑥 10−5
= = 0,07 + = 1,75𝑥10−6 100%
4 𝑥 0,1±0,0005 0,1
7𝑥10−7 ±0,0005 −5
10 𝑥 0,07 𝑥 4 𝑥 0,1 𝑥 0,1 −2
= 3,2 𝑥 101
= 0,4±0,0005 = 2,8 𝑥 10−5 + 2,8 𝑥 10−5
= 1,75𝑥10−6 𝑚 = 5,6 𝑥 10−5
 𝑇𝑝 − 𝑇3  𝑇𝑝 − 𝑇3  𝑇𝑝 − 𝑇3
𝑑𝑝 𝑑𝑚 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
10−5 𝑥 0,07±0,0005 10−5 𝑥 4 5,6 𝑥 10−5
= = 0,07 + = 1,75𝑥10−6 100%
4 𝑥 0,1±0,0005 0,1
7𝑥10−7 ±0,0005 −5
10 𝑥 0,07 𝑥 4 𝑥 0,1 𝑥 0,1 −2
= 3,2 𝑥 101
= 0,4±0,0005 = 2,8 𝑥 10−5 + 2,8 𝑥 10−5
= 1,75𝑥10−6 𝑚 = 5,6 𝑥 10−5
 𝑇𝑝 − 𝑇4  𝑇𝑝 − 𝑇4  𝑇𝑝 − 𝑇4
𝑑𝑝 𝑑𝑚 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
10−5 𝑥 0,07±0,0005 10−5 𝑥 4 5,6 𝑥 10−5
= = 0,07 + = 1,75𝑥10−6 100%
4 𝑥 0,1±0,0005 0,1
7𝑥10−7 ±0,0005 10 𝑥 0,07 𝑥 4 𝑥 0,1−2 𝑥 0,1
−5
= 3,2 𝑥 101
= 0,4±0,0005 = 2,8 𝑥 10−5 + 2,8 𝑥 10−5
= 1,75𝑥10−6 𝑚 = 5,6 𝑥 10−5

5
Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan Kisi Difraksi dengan 𝑁 = 300 𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ/𝑚𝑚
Panjang gelombang Ketidakpastian pengukuran Kesalahan relative
 𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1
𝑑𝑝 𝑑𝑚 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
3𝑥 10−6 𝑥 0,21±0,0005 3 𝑥 10−6 𝑥 2 2,25 𝑥 10−5
= = 0,21 + = 100%
2 𝑥 0,1±0,0005 0,1 3,15𝑥10−6
6,3𝑥10−7 ±0,0005 −6
3 𝑥 10 𝑥 0,21 𝑥 2 𝑥 0,1 𝑥 0,1 −2
= 7,1
= 0,2±0,0005
−6
= 1,26 𝑥 10−5 + 1,26 𝑥 10−5
= 3,15 𝑥 10 𝑚 = 2,25 𝑥 10−5
 𝑇𝑝 − 𝑇2  𝑇𝑝 − 𝑇2  𝑇𝑝 − 𝑇2
𝑑𝑝 𝑑𝑚 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
3𝑥 10−6 𝑥 0,24±0,0005 3 𝑥 10−6 𝑥 2 2,88 𝑥 10−5
= = 0,24 + = 100%
2 𝑥 0,1±0,0005 0,1 3,6 𝑥 10−6
7,2 𝑥 10−7 ±0,0005 −6
3 𝑥 10 𝑥 0,24 𝑥 2 𝑥 0,1 𝑥 0,1 −2
=8
= 0,2±0,0005
−6
= 1,44 𝑥 10−5 + 1,44 𝑥 10−5
= 3,6 𝑥 10 𝑚 = 2,88 𝑥 10−5

Tabel 3. Hasil Pengamatan Percobaan Kisi Difraksi dengan 𝑁 = 600 𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ/𝑚𝑚


Panjang gelombang Ketidakpastian pengukuran Kesalahan relative
 𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1
𝑑𝑝 𝑑𝑚 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
1,6 𝑥 10−6 𝑥 0,46±0,0005 1,6 𝑥 10−6 𝑥 2 2,95 𝑥 10−5
= = 0,46 + = 2,46 𝑥 10−6 100%
3 𝑥 0,1±0,0005 0,1
7,36 𝑥 10−7 ±0,0005 −6
1,6 𝑥 10 𝑥 0,46 𝑥 2 𝑥 0,1 𝑥 0,1 −2
= 11,9
= 0,3±0,0005
−6
= 1,472 𝑥 10−5 + 1,472 𝑥 10−5
= 2,46 𝑥 10 𝑚 = 2,95 𝑥 10−5
 𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1
𝑑𝑝 𝑑𝑚 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 −2 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
1,6 𝑥 10−6 𝑥 0,48±0,0005 1,6 𝑥 10−6 𝑥 2 3,07 𝑥 10−5
= = 0,48 + = 2,56 𝑥 10−6 100%
3 𝑥 0,1±0,0005 0,1
7,68 𝑥 10−7 ±0,0005 1,6 𝑥 10−6 𝑥 0,48 𝑥 2 𝑥 0,1−2 𝑥 0,1 = 11,9
= 0,3±0,0005
−6
= 1,536 𝑥 10−5 + 1,536 𝑥 10−5
= 2,56 𝑥 10 𝑚 = 3,07 𝑥 10−5
 𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1  𝑇𝑝 − 𝑇1
𝑑𝑝 𝑑𝑚 −2 ∆𝜆
𝜆 = 𝑚𝑙 ∆𝜆 = ∆𝑝 + 𝑑𝑝𝑚𝑙 ∆𝑙 𝐾𝑅 = 100%
𝑙 𝜆
1,6 𝑥 10−6 𝑥 0,42±0,0005 1,6 𝑥 10−6 𝑥 2 2,68 𝑥 10−5
= = 0,42 + = 2,24 𝑥 10−6 100%
3 𝑥 0,1±0,0005 0,1
6,72 𝑥 10−7 ±0,0005 1,6 𝑥 10−6 𝑥 0,42 𝑥 2 𝑥 0,1−2 𝑥 0,1 = 11,9
= 0,3±0,0005
−6
= 1,344 𝑥 10−5 + 1,344 𝑥 10−5
= 2,24 𝑥 10 𝑚 = 2,68 𝑥 10−5

6
Analisis
0,000004

0,0000035

0,000003

0,0000025

0,000002

0,0000015

0,000001

0,0000005

0
Tp-T1 Tp-T2 Tp-T3 Tp-T4

100mm 300mm 600mm 600mm2 600mm3

Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai kisi difraksi, seperti yang diketahui bahwa difraksi merupakan
fenomena pembelokan ataupenyebaran cahaya ketika melewati celah sempit yang disebut kisi.
Praktikum ini melakukan percobaan dengan menggunakan celah kisi yang berbeda-beda untuk
mengetahui pola cahaya dan juga panjang gelombang yang terbentuk saat cahaya saat melewati celah
kisi yang berbeda-beda.
Dalam praktikum kisi difraksi ini terdapat peristiwa pola gelap dan pola terang, pola gelap terjadi
ketika gelombang bertemu pada satu titik yang sama dan pola terang terjadi ketika gelombang tidak
bertemu satu sama lain. Dalam praktikum kisi difraksi ini kita tidak dapat melihat secara langsung
pola gelap terang yang terjadi. Namun, kita dapat melihat dengan cara membandingkan warna laser
yang terbentuk ketika cahaya masuk melalui celah sempit. Jika warna pada pola yang terbentuk
terlihat dengan jelas maka menandakan sebagai pola gelap dan jika warna pada pola terlihat redup
maka menandakan sebagai pola terang.
Dalam praktikum kisi difraksi, praktikan melakukan 3 percobaan dengan menggunakan celah
kisi 100 celah/mm, 300 celah/mm, dan 600celah/mm. Pada percobaan pertama dengan menggunakan
celah kisi sebanyak 100 celah/mm. Terdapat 4 pola yang terbentuk sehingga dilakukan pengukuran
panjang sebanyak 4 kali atau disebut 𝑇1 , 𝑇2 , 𝑇3 , dan 𝑇4 . Percobaan kedua dengan menggunakan celah
kisi sebanyak 300 celah/mm Terdapat 2 pola yang terbentuk sehingga pengukuran panjangnnya
terdapat 2 atau 𝑇1 dan 𝑇2 .
Pada percobaan ketiga dengan menggunakan celah kisi sebanyak 600 celah/mm. Dalam
percobaan ketiga ini terdapat 1 pola yang terbentuk, untuk membuktikan apakah benar hanya 1 pola
yang terbentuk, maka praktikan melakukan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga hasil yang di
dapatkan adalah pola yang terbentuk hanya 1 dengan jarak yang berbeda-beda yaitu 46cm, 48cm, dan
42cm. Panjang gelombang yang terbentuk pada setiap kisi seharusnya sama, namun pada kisi dengan
celah 300 dan kisi dengan celah 600 memiliki panjang gelombang yang berbeda pada setiap ordenya.

7
Berdasarkan data percobaan dan pengolahan data diatas, dapat dilihat bahwa panjang gelombang
pada setiap kisi berbeda, yang dimana panjang gelombang yang dihasilkan pada setiap kisi
seharusnya sama karena dalam praktikum ini hanya menggunakan satu laser saja yaitu laser berwarna
merah. Sinar laser menghasilkan cahaya yang monokromatik dan koheren sehingga saat gelombang
cahaya masuk melalui celah kisi memiliki fase yang seragam dan panjang gelombang yang konsisten.
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa celah kisi yang memiliki panjang gelombang yang sama ada
pada kisi dengan celah 100mm, yang dimana 𝑇1 , 𝑇2 , 𝑇3 , dan 𝑇4 memiliki panjang gelombang yang
sama, sedangkan pada kisi dengan celah 300 mm dan kisi dengan celah 600mm memiliki panjang
gelombang yang berbeda-beda, hal ini dapat dikarenakan oleh faktor ruangan yang sempit dan
keterbatasan praktikan dalam melihat pola yang terbentuk

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kisi difraksi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa difraksi
dapat terjadi ketika sebuah gelombang cahaya melewati suatu penghalang berupa celah sempit atau
kisi dan akan menghasilkan gelombang baru. Saat cahaya laser melewati celah kisi, cahaya akan
mengalami pola yang disebut dengan pola gelap terang dan akan menyebar atau berdifraksi. Hasil
dari penyebaran cahaya akan menghasilkan gelombang baru dengan panjang gelombang yang sama
namun dengan jarak yang berbeda. Perbedaan jarak yang dihasilkan dipengaruhi oleh banyaknya
celah pada kisi yang digunakan, semakin banyak celah pada kisi yang digunakan maka jarak yang
dihasilkan antar titik akan semakin panjang, begitupun sebaliknya, semakin sedikit celah pada kisi
yang digunakan maka jarak yang dihasilkan antar titik akan semakin dekat. Hal ini telah dibuktikan
dalam percobaan kisi difraksi, yang dimana pada kisi dengan celah 100mm memiliki jarak yang lebih
pendek antar titik-titiknya dibandingkan kisi dengan celah 300mm dan kisi dengan celah 600mm,
begitu pun sebaliknya, kisi dengan celah 600mm memiliki jarak yang lebih jauh antar titik-titiknya
dibandingkan kisi dengan celah 100mm dan kisi dengan celah 300mm.

Ucapan Terima kasih


Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum “Kisi difraksi” tepat pada waktunya.
Dalam menyusun laporan ini penulis tidak luput dari bimbingan dan dorongan Dosen serta asisten
laboratorium optik, dengan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Praktikum Gelombang Dan Optik Bapak Dwi Nanto M.Si., Ph.D. dan kak Alisa
Nurhidayah sebagai asisten laboratorium gelombang dan optik serta jajaran aslab lainnya yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu telah berperan penuh dalam pelaksanaan Praktikum Kisi Difraksi
ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya yang telah
membantu dalam penulisan laporan ini.

8
Daftar Rujukan

Pramono, E., & Suharyadi, E. (2017). Pengenalan Dasar Kisi Difraksi. Yogyakarta: Gava Media.

Setiawan, A., & Putri, A. (2018). Analisis Kisi Difraksi pada Material Silikon Menggunakan Metode Difraksi
Sinar-X. Jurnal Fisika Indonesia, 22(1), 7-14.

Wan, H. K. (2019). POTENSI LASER (Light amplification by simulated emission of radiation) SEBAGAI
PENDETEKSI BAKTERI (Studi awal detektor makanan halal). CIRCUIT : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Teknik Elektro, 3(1), 1.

9
Lampiran
Tugas Pasca Praktikum
1. Hitunglah panjang gelombang yang terbentuk di setiap celah serta berikan argumenmu!
2. Buatlah grafik perbandingan panjang gelombang pada percobaan dan teori! Dan berilah
penjelasan atau deskripsi!
3. Kenapa dalam praktikum kisi difraksi menggunakan sinar laser? Kenapa tidak menggunakan
bohlam biasa?
4. You pass 633-nm laser light through a narrow slit and obserbe the diffraction pattern on a
screen 6.0 m away. The distance on the screen between the centers of the first minima on
cither side of the central bright fringe is 32 mm (Fig. below). How wide is the slit?

Jawaban
1.
𝑵 = 𝟏𝟎𝟎 𝒄𝒆𝒍𝒂𝒉/𝒎𝒎 𝑵 = 𝟑𝟎𝟎 𝒄𝒆𝒍𝒂𝒉/𝒎𝒎 𝑵 = 𝟔𝟎𝟎 𝒄𝒆𝒍𝒂𝒉/𝒎𝒎
𝑇𝑝 − 𝑇1 = 1,75𝑥10−6 𝑚 𝑇𝑝 − 𝑇1 = 3,15𝑥10−6 𝑚 𝑇𝑝 − 𝑇1 = 2,46 𝑥 10−6 𝑚
𝑇𝑝 − 𝑇2 = 1,75𝑥10−6 𝑚 𝑇𝑝 − 𝑇2 = 3,6 𝑥 10−6 𝑚 𝑇𝑝 − 𝑇1 = 2,56 𝑥 10−6 𝑚
𝑇𝑝 − 𝑇3 = 1,75𝑥10−6 𝑚 𝑇𝑝 − 𝑇1 = 2,24 𝑥 10−6 𝑚
𝑇𝑝 − 𝑇4 = 1,75𝑥10−6 𝑚

Dari ketiga data diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kisi dengan celah 100mm, titik cahaya
yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan titik cahaya pada kisi dengan celah 300mm dan
600mm, serta jarak antar titik lebih rapat dibandingkan kisi dengan celah 300mm dan 600mm.
Panjang gelombang yang dihasilkan seharusnya sama karena praktikum ini hanya
menggunakan 1 laser saja yaitu laser dengan warna merah, celah kisi yang memiliki panjang
gelombang yang sama ada pada kisi dengan celah 100mm, yang dimana 𝑇1 , 𝑇2 , 𝑇3 , dan 𝑇4
memiliki panjang gelombang yang sama, sedangkan pada kisi dengan celah 300 mm dan kisi
dengan celah 600mm memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda, hal ini dapat juga
dikarenakan oleh faktor ruangan yang sempit dan keterbatasan praktikan dalam melihat pola
yang terbentuk.

2.
0,000004

0,000003

0,000002

0,000001

0
Tp-T1 Tp-T2 Tp-T3 Tp-T4

100mm 300mm 600mm 600mm2 600mm3

3. Karena sinar laser menghasilkan cahaya monokromatik yang memiliki panjang


gelombang yang konsisten dan juga memiliki intensitas yang tinggi sehingga
memungkinkan pola difraksi yang dihasilkan menjadi jelas. Sinar laser juga
memiliki penyebaran yang terbatas, sehingga pola difraksi yang terbentuk
lebih fokus dan akan memudahkan dalam melakukan pengamatan.
10
4. Dik:
𝜆 = 633𝑛𝑚
𝜆 = 6,00𝑛𝑚
𝑦𝑜 = 32𝑚𝑚
Wide slit?
𝑦𝑜 32𝑚𝑚
𝑦= = = 16𝑚𝑚
2 2
10−9 𝑚
𝜆𝐷 (633𝑛𝑚)( )(6𝑚)
𝑤= = 1𝑛𝑚
−9
10 𝑚
= 2,37 𝑥 10−4
𝑦 (16𝑚𝑚)( )
1𝑛𝑚

Foto kegiatan praktikum

11

Anda mungkin juga menyukai