Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.

X (10): 1-7
DOI: -
JFT: Jurnal Fisika dan Terapannya
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

PANJANG GELOMBANG CAHAYA


A. Ainur Fadilla1*, Jumardin2, dan Rahmania3
1
Mahaiswa Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
2
Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
3
Kepala Laboratorium, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar

*email: andiainurfadilla17@gmail.com

INFO ARTIKEL
ABSTRACT
Status artikel:
Diterima: 09 November 2022 Telah dilakukan percobaan penentuan panjang gelombang
Disetujui: 16 November 2022 cahaya dengan tujuan agar dapat mengetahui cara
Tersedia online: 17 November 2022 mengukur panjang gelombang cahaya dan dapat
menentukan perubahan spektrum. Adapun metode yang
Keywords: cahaya, celah digunakan dalam percobaan yaitu melakukan eksperimen
tunggal, gelombang, kisi secara langsung di laboratorium. Berdasarkan hasil
difraksi pengamatan diperoleh nilai panjang gelombang cahaya
untuk kisi 600 celah/mm secara berturut-turut sebesar
28,5 cm; 25,4 cm; 23,8 cm; 23,3 cm, 19,8 cm dan
spektrum warna yang dihasilkan yaitu merah, orange,
kuning hijau dan ungu. Nilai panjang gelombang untuk
kisi 50 celah/mm sebesar 6,3 cm, 6 cm, 5,8 cm, 4 cm, 3,7
cm diperoleh spektrum warna . Nilai panjang gelombang
untuk kisi sebesar 10 celah/mm secara berturut-turut
sebesar 4,3 cm; 2,2 cm; 1,9 cm dengan perolehan
spektrum warna yaitu merah dan kuning. Berdasarkan
data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin
jauh jarak kisi difraksi dengan layar optik maka jarak
antar spektrum juga akan semakin jauh begitupun
sebaliknya.

JFT | 1
A. Ainur Fadilla, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. X (10): 1 - 7

1. PENDAHULUAN

Para ahli telah lama mempelajari cahaya untuk mengetahui hakekatnya. Pada
mulanya, cahaya didefinisikan sebagai aliran partikel yang dipancarkan oleh benda
penghasil cahaya (sumber cahaya). Tetapi, penyelidikan lain menyatakan bahwa cahaya
adalah gelombang karena cahaya memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh gelombang.
Pada akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa kedua teori di atas yaitu bahwa cahaya adalah
materi yang merambat dan cahaya adalah gelombang adalah benar (Nirsal, 2012).
Cahaya merupakan suatu bentuk energi yang sangat penting yang dibutuhkan oleh
seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.Tanpa adanya cahaya kehidupan di bumi pun
dipastikan tidak dapat berjalan sempurna.Cahaya memiliki intensitas yang berbeda
tergantung dari material yang dikenainya.Intensitas cahaya merupakan besaran pokok fisika
untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu
persatuan sudut (Wenni, 2016).
Sampai pada zaman issac newton (1641-1727) sebagian besar ilmuwan berpikir
bahwa cahaya terdiri atas aliran partikel-partikel (dinamika benda-benda kecil atau
corpuscles) yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Beberapa efek yang diasosiasikan
dengan pemancaran dan juga penyerapan cahaya mengungkapkan bahwa adanya aspek
partikel, dalam pengertian bahwa energi yang diangkut oleh gelombang cahaya itu
dibungkus oleh partikel-partikel diskrit yang dinamakan foton atau kuanta. Sifat gelombang
dan sifat partikel yang secara nyata saling bertentangan akhirnya direkonsiliasikan sejak
tahun 1930. Melalui perkembangan elektrodinamika kuantum, yakni sebuah teori
komperehensif yang memasukan kedua sifat gelombang dan sifat partikel. Perambatan
cahaya paling baik dijelaskan dengan model gelombang (young & fredman. 2003)
Pada mulanya, cahaya didefinisikan sebagai aliran partikel yang dipancarkan oleh
benda penghasil cahaya (sumber cahaya). Tetapi, penyelidikan yang lain menyatakan
bahwa cahaya adalah gelombang, karena memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki
gelmbang. Pada akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa kedua teori di atas yaitu bahwa
cahaya adalah materi yang merambat, dan cahaya adalah gelombang merupakan benar.
Panjang gelombang cahaya menetukan jenis cahaya yang dihasilkannya.(Nirsal,2012).
Selain mengalami deviasi atau pembelokan, cahaya juga terurai menjadi komponen-
komponen warna cahaya. Komponen warna tersebut adalah merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, dan unggu. Peristiwa penguraian warna cahaya menjadi komponen-komponen
tersebut dispersi gelombang. Ketika melewati prisma, frekuensi gelombang tidak berubah.
Panjang gelombang cahaya menentukan warnanya, spektrum empat berkisar 400 nm
(Unggu) sampai sekitar 50 nm (merah), (Giancoli. 2001).
Cahaya (dan semua bentuk radiasi elektromagnetik yang lain) adalah suatu bentuk
yang fundamental dan ilmu fisika masih berusaha untuk memahaminya. Pada tingkat yang
dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku yang tampaknya berlawanan, yang
digambarkan secara kasar melalui model-model gelombang dan partikel (Frederick,dkk,
2006). Selain itu cahaya juga mempunyai sifat yang berkaitan dengan partikel, karena
energinya tidak disebarkan merata pada muka gelombang, melainkan dilepaskan dalam

JFT | 2
A. Ainur Fadilla, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. X (10): 1 - 7

bentuk buntelan-buntelan seperti partikel, sebuah buntelan diskrit (kuantum) energi


elektromagnet ini dikenal sebagai sebuah foton (Kenneth,dkk, 1992).
Cahaya dapat mengalami difraksi dengan syarat cahaya tersebut melewati celah
sempit artinya ukuran panjang gelombang yang melewati celah lebih besar dibandingkan
dengan lebar celah. Jika suatu cahaya dengan panjang gelombang λ pada suatu celah sempit
d, dimana d < λ, maka cahaya tersebut mengalami difraksi atau cahaya melentur itu dapat
dapat terdeteksi adanya penyimpangan sinar sebesar θ dari arah semula dan pada layar akan
terlihat pola interferensi terang/maksimum (Khofifuddin, 2017).
Dalam peristiwa difraksi dikenal suatu kisi difraksi yang terdiri atas sebaris celah
sempit yang saling berdekatan dalam jumlah banyak. Kisi difraksi biasanya digunakan
untuk menentukan panjang gelombang cahaya. Kisi difraksi merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur panjang gelombang yang terdiri atas banyak celah sempit
dengan jarak sama pada permukaan datar (Sri Wahyuni,dkk, 2017).
Difraksi cahaya tentu juga dapat diamati melalui layar yang ditempatkan di depan
celah atau rintangan yang dilewati cahaya (Al Kahfi, 2020). Sebuah cahaya yang memancar
kemudian menerangi ruangan sekitar kita pada dasarnya disebabkan akibat panjang
gelombang cahaya yang dipancarkan diterima oleh mata kita (Rokhaniyah, 2019). Berkas
cahaya monokromatik yang dipancarkan melalui kisi, sebagian akan diteruskan dan
sebagian akan dibelokkan (dilenturkan) (Nur, 2022). Salah satu pengaplikasian dari difraksi
ini yaitu grating. Secara umum grating dibagi menjadi dua macam yaitu grating refleksi dan
grating transmisi (Laksono, 2020).
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru.
Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling
menguatkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua gelombang
yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi destruktif (saling melemahkan).
Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang dengan menggunakan sebuah
baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua gelombang permukaan air
dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat dengan jelas (Nashir dkk, 2014)
Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah benda lekung. Dua
bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris maupun bola. Lensa silindris
bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik yang jauh pada suatu garis, sedangkan lensa
yang berbentuk bola yang melengkung ke segala arah memusatkan cahaya dari sumber
yang jauh pada suatu titik (Anhar,2017).
Berdasarkan uraian di atas maka di lakukanlah sebuah percobaan panjang
gelombang cahaya yang bertujuan untuk mengukur panjang gelombang suatu cahaya serta
menentukan perubahan spectrum. Hasil perolehan data praktikum yang telah dilakukan
mendapatkan hasil pengukuran panjang gelombang cahaya serta dapat menentukan
perubahan spektrum di tiap kisi yang berbeda. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh
maka didapat suatu pernyataan bahwa spektrum yang dihasilkan ketika kisi digeser
mendekat ke layar maka spektrum yang terlihat akan kecil begitupun sebaliknya.

JFT | 3
A. Ainur Fadilla, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. X (10): 1 - 7

2. METODE PERCOBAAN

Praktikum eksperimen Panjang Gelombang Cahaya dilaksanakan pada hari Rabu,


09 November 2022, pada pukul 10.00 – 12.00 WITA, bertempat di Laboratorium Fisika
Optik, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen Panjang Gelombang Cahayan
yaitu berupa power supply, bangku optik, kisi difraksi sebanyak 3 kisi yang masing-masing
sebesar 600 celah/mm, 10 celah/mm, dan 50 celah/mm. slide diafragma satu celah, layar
putih, lensa +100 mm dan lensa +50 mm.

Gambar 1. Power Supply Gambar 2. Sumber Cahaya Gambar 3. Lensa +50 mm

Gambar 4. Slide diafragma sat Gambar 5. Stand untuk menyi Gambar 6. Layar optik
u celah mpan kisi

Gambar 7. Kisi difraksi secara berturut-turut sebesar 50 lines/mm, 10 lines/mm, dan 600 lines/mm

JFT | 4
A. Ainur Fadilla, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. X (10): 1 - 7

Penentuan panjang gelombang cahaya dilakukan dengan menyusun alat sesuai


prosedur. Kemudian menyalakan power supply lalu mengatur jarak antara sumber cahaya
dengan lensa +50 mm sebesar 10 cm. Lalu mengatur jarak antara lensa +50 mm dengan
celah tunggal sebesar 20 cm. kemudian kembali mengukur jarak antara celah tunggal
dengan lensa +100 mm sebesar 30 cm. lalu terakhir mengukur jarak antara kisi difraksi
dengan layar sebesar 30 cm.
Terdapat persamaan yang digunakan untuk meenghitung panjang gelombang cahaya
yaitu:
y.d
λ= (1)
L
Dengan besaran L (jarak kisi ke layar) y (jarak antara dua garis yang berada di kiri dan
kanan garis utama) dan d (ketetapan kisi).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil pengamatan untuk kisi 600 celah/mm


Jarak Layar ke Jarak antara
Panjang Gelombang (nm)
Kisi (cm) Spekturm (cm)
Warna
d(cm)
cahaya λ1 λ2 λ3
L1 L2 L3 y1 y2 y3
x 106 x 106 x 106
Merah 32,8 28 23 28,5 24,1 20,5 60 521 370 534

Orange 32,8 28 23 25,4 21,4 18 60 464 516 469

Kuning 32,8 28 23 23,8 20,4 16,8 60 435 458 438

Hijau 32,8 28 23 23,3 19,3 15,8 60 426 437 412

Ungu 32,8 28 23 19,8 16,7 13,7 60 362 413 357

60
Panjang gelombang (nm) x 106

L=32,8 cm
50
L=28 cm
40 L=23 cm

30

20

10 d=600 celah/mm
0
12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lebar pola spketrum warna (cm)

JFT | 5
A. Ainur Fadilla, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. X (10): 1 - 7

Grafik 1. Hasil pengamatan untuk kisi 600 celah/mm

a b c

Gambar 8. (a,b,c) warna spektrum untuk kisi sebesar 600 celah/mm


Percobaan pertama dilakukan sebanyak 3 kali untuk kisi sebesar 600 celah/mm
dengan jarak antara kisi dengan layar secara berturut-turut sebesar 32,8 cm, 28 cm, 23 cm.
Sehingga diperoleh spektrum warna sebanyak 5 yaitu diantaranya merah, orange, kuning,
hijau, dan ungu.
Tabel 2. Hasil pengamatan untuk kisi 50 celah/mm
Jarak Layar ke Jarak antara
Panjang Gelombang (nm)
Kisi (cm) Spekturm (cm)
Warna
d(cm)
cahaya λ1 λ2 λ3
L1 L2 L3 y1 y2 y3
x 106 x 106 x 106
Merah 86,5 76,5 66,5 6,3 5,7 5,1 5 360 370 380

Orange 86,5 76,5 66,5 6 5,5 4,9 5 340 350 360

Kuning 86,5 76,5 66,5 5,8 5,3 4,7 5 330 340 350

Hijau 86,5 76,5 66,5 4 3,4 2,8 5 230 220 210

Ungu 86,5 76,5 66,5 3,7 3,1 2,5 5 210 200 180
Panjang gelombang (nm) x 106

0.45 L=86,5 cm
0.4 L=76,5 cm
0.35
L=66,5 cm
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
d=50 celah/mm
0
2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Lebar pola spketrum warna (cm)

JFT | 6
A. Ainur Fadilla, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. X (10): 1 - 7

Grafik 2. Hasil pengamatan untuk kisi 50 celah/mm

a b c

Gambar 9. (a,b,c,d,e) warna spektrum untuk kisi sebesar 10 celah/mm


Berdasarkan data yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak antara kisi dengan layar maka jarak antar
spektrum kiri dan kanan juga semakin panjang. Percobaan kedua dilakukan sebanyak 3
kali untuk kisi sebesar 50 celah/mm dengan jarak antara kisi dengan layar secara berturut-
turut sebesar 86,5 cm, 28 cm dan 23 cm. Namun spektrum warna yang terlihat hanya 1
sehingga diperoleh spektrum warna sebanyak 1 yaitu ungu.
Tabel 3. Hasil pengamatan untuk kisi 10 celah/mm
Jarak Layar ke Jarak antara
Panjang Gelombang (nm)
Kisi (cm) Spekturm (cm)
Warna
d(cm)
cahaya λ1 λ2 λ3
L1 L2 L3 y1 y2 y3
x 10 6
x 10 6
x 106
Merah 84,7 74,7 64,7 4,3 2,2 1,9 1 500 294 293

Kuning 84,7 74,7 64,7 2,3 2 1,8 1 271 260 278

0.06
Panjang gelombang (nm) x 106

0.05 L= 84,7
L=74,7
0.04 L=64,7

0.03

0.02

0.01

0 d=10 celah/mm
1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Lebar pola spektrum warna (cm)

Grafik 3. Hasil pengamatan untuk kisi 10 celah/mm

JFT | 7
A. Ainur Fadilla, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. X (10): 1 - 7

a b c

Gambar 10. (a,b,c) warna spektrum untuk kisi sebesar 50 celah/mm


Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak
antara kisi dengan layar maka jarak antar spektrum kiri dan kanan juga semakin panjang.
Percobaan ketiga dilakukan sebanyak 3 kali untuk kisi sebesar 10 celah/mm dengan jarak
antara kisi dengan layar secara berturut-turut sebesar 84,7 cm, 74,7 cm, dan 64, cm.
Sehingga diperoleh spektrum warna sebanyak 2 yaitu diantaranya merah dan kuning.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak
antara kisi dengan layar maka jarak antar spektrum kiri dan kanan juga semakin panjang.
Dengan panjang gelombang yang berbeda-beda maka energi yang dihasilkan suatu cahaya
juga akan berbeda-beda tergantung dari panjang gelombang yang dimiliki,

4. SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan diatas bahwa untuk mengukur
panjang gelombang cahaya diperlukan beberapa data untuk metode kisi difraksi diantaranya
jarak antar spektrum, jarak kisi ke layar, dan tetapan kisi. Untuk menentukan perubahan
spektrum diperlukan beberapa kisi difraksi dengan beberapa macam ukuran dan jarak yang
sudah ditetapkan untuk memperoleh kisi difraksi yang fokus. Perubahan spektrum terjadi k
etika cahaya mengenai celah sempit pada kisi, cahaya manokromatis dilewatkan pada kisi a
kan terjadi difraksi yang menghasilkan bagian gelap dan terang . Dinyatakan bahwa
semakin jauh jarak kisi difraksi dengan layar optik maka jarak spektrum yang dihasilkan
akan semakin besar begitupun sebaliknya.

5. DAFTAR PUSTAKA
Al Kahfi, A. Z., & Yanuarief, C. (2020, May). Variasi Panjang Gelombang Cahaya Pada
Simulasi Pola Difraksi Fraunhofer Untuk Celah Lingkaran. In Prosiding Seminar
Nasional Fisika Festival (Vol. 1, Pp. 102-111).
Amiruddin, Wenni. 2016. Jurnal Percobaan Absorbsi Cahaya. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Anhar, Aulia Syahbanna. (2017). Desain Prototype Sel Surya Terkonsentrasi Menggunakan
Lensa Fresnel. Jurnal Online Teknik Elektro. Vol 2(3): 1-7.
Frederick J. Bueche, Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jakarta:Erlangga.
Giancoli, D., C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga
Kenneth Krane. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

JFT | 8
A. Ainur Fadilla, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. X (10): 1 - 7

Kholifuddin, M Y. 2017. Sinar Laser Mainan Sebagai Alternatif Sumber Cahaya


Monokromatik Praktikum Kisi Difraksi Cahaya. Jurnal Penelitian Pembelajaran
Cahaya. Vol.8 No.2 Hal 129-134.
Laksono, Y. H., & Novyanto, O. (2020). Simulasi Lensa Grating Terhadap Efisiensi
Difraksi Grating Pada Sistem Pemisah Cahaya Spektral Concentrated
Photovoltaic/Thermal. Rotor, 13(1), 11-15.
Moh. Nashir Tsalatsin, Masturi. 2014. Penentuan Panjang Gelombang Sinar Menggunakan
Interferensi Celah Ganda Sederhana. Jurnal Fisika. Vol.4 No.2 Hal 69-73.
Nirsal. 2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cermin dan Lensa.Jurnal
Ilmiah d’Computare. Vol 2, Hal 24-33.
Nur, H. (2022). Analisisa Penggunaan Cahaya Laser Untuk Menentukan Indeks Bias
Kaca. Jurnal Sains & Teknologi Fakultas Teknik, 12(1).
Rokhaniyah, R. (2019). Alat Praktikum Fisika Untuk Menentukan Panjang Gelombang Dan
Frekuensi Spektrum Matahari. Orbith: Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa
Dan Sosial, 15(2), 47-55.
Sri Wahyuni, Arum Prabawani. 2017. Kisi Difraksi dengan Menggunakan Batang Talas
(Colocasia Esculenta). Unnes Physics Journal. Vol 6 No.1 Hal 74-77.

JFT | 9

Anda mungkin juga menyukai