Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PERCOBAAN

MENETUKAN INDEKS BIAS KACA DENGAN MENGGUNAKAN


METODE INFERENSI CAHAYA TERHAMBUR PADA CERMIN
“BERDEBU”

Disusun oleh Kelompok 7

Muhammad Ridho 19509030111102

Miranda Nurul Anisa 195090301111032

Cintya Putri Anandari 195090301111035

Aprianto Saputra Pawan 195090307111004

Alfika Rahmadhan 195090307111027

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

2021
BAB I

PEDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada saat ini, optik banyak digunakan dalam kehidupan, baik dalam bidang
medis maupun bidang lainnya. Optika adalah cabang ilmu fisika yang
menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi dari cahaya atau gelombang
elektromagnetik lain terhadap materi (Young dan Freedman, 2016). Dengan adanya
perkembangan optika, maka akan memudahkan untuk membuat suatu alat yang
diperlukan dalam hal apa saja. Salah satunya, yaitu dari sifat interferensi dan refleksi
cahaya.
Berdasarkan prinsip optika fisis, fenomena interferensi merupakan cahaya
yang dipandang sebagai gelombang yang merambat pada suatu titik tergantung pada
fase dan amplitudo gelombang tersebut. Hasil interferensi berbentuk pola-pola frinji
(gelap-terang) yang dapat menentukan besaran-besaran fisis seperti indeks bias, tebal
medium dari bahan yang dilewatinya dan panjang gelombang sumber yang
digunakan. Pola-pola interferensi tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
cahaya yang bersifat koheren, yaitu gelombang-gelombang harus berasal dari cahaya
yang sama [ CITATION PAT05 \l 1057 ].
Salah satu sumber cahaya yang bersifat koheren adalah sinar laser, selain itu
laser juga memiliki sifat kesearahan, monokromatik dan memiliki kecerahan/
intensitas yang tinggi [ CITATION Ora10 \l 1057 ]. Hal ini membuat laser sebagai cahaya
yang tepat untuk melihat pola interferensi cahaya dalam suatu eksperimen. Laser
pointer yang digunakan adalah laser dioda yang banyak dijual dalam pasaran. Laser
dioda yang digunakan dalam percobaan ini adalah laser berspektrum warna merah.

Salah satu percobaan yang dapat dilakukan melalui sifat interferensi cahaya
adalah penentuan indeks bias kaca. Nilai indeks bias pada suatu benda, salah satunya
adalah kaca, dapat dihubungkan dengan pola interferensi gelombang cahaya
monokromatik yang terbentuk [ CITATION FAN12 \l 1057 ]. Dengan bantuan sinar laser,
maka pola-pola interferensi tersebut dapat dilihat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kami melakukan percobaan secara
langsung sehingga dapat menerapkan salah satu sifat cahaya yaitu interferensi untuk
mengatasi berbagai keperluan yang memerlukan fenomena tersebut, salah satunya di
bidang medis.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana prinsip kerja menentukan indeks bias kaca dengan pola interferensi?
b. Bagaimanakah pola interferensi cahaya laser terhambur menggunakan cermin
datar “berdebu” (bedak, gula halus, dan pasir)?
c. Bagaimana perbandingan indeks bias dari tiga media yang digunakan?
1.3. Tujuan Percobaan
a. Untuk mengetahui prinsip kerja penentuan indeks bias kaca dengan pola
interferensi.
b. Untuk menganalisis pola interferansi cahaya laser terhambur menggunakan
cermin datar “berdebu”.
c. Untuk mengetahui perbandingan indeks bias dari tiga yang digunakan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Interferensi Cahaya


Interferensi adalah penggabungan secara superposisi dua gelombang atau lebih
yang bertemu dalam satu titik di ruang. Interferensi optikal adalah interaksi antara dua
atau lebih gelombang cahaya yang resultannya bervariasi terhadap komponen
pembentuknya. Jika sebuah gelombang memiliki frekuensi dan panjang gelombang
yang sama tetapi fase gelombangnya berbeda, maka ketika gelombang tersebut
bergabung maka akan bergantung pada amplitudonya. Jika suatu gelombang memiliki
perbedaan fase 0° dan 360° atau bilangan bulat kelipatannya maka ketika gelombnag
tersebut bergabung akan berinterferensi saling menguatkan (interferensi kontruktif)
dan jika suatu gelombang memiliki perbedaan fase 180° bilangan ganjil kali 180°,
maka gelombang yang dihasilkan akan berbeda fase dan berinterferensi secara saling
melemahkan (interferensi destruktif). Amplitudo yang dihasilkan merupakan
perbedaan amplitudo masing-masing gelombang (Emi Sulistri, 2013).

2.2. Indeks Bias


Indeks bias adalah suatu perbandingan antara kecepatan cahaya pada ruang
hampa udara dengan kecepatan cahaya pada suatu medium. Nilai indeks bias pada
umumnhya tidak pernah lebih kecil dari 1 (n ≥ 1). Indeks bias kaca secara umum yaitu
antara 1,485 – 1,755 (Emi Sulistri, 2013). Indeks bias adalah salah satu sifat optis
yang penting dari suatu medium. Indeks bias memiliki peran yang penting dalam
beberapa bidang. Misalnya dalam teknologi film tipis dan fiber optic (Parmitasari &
Hidayanto, 2013). Saat seberkas cahaya menyentuh permukaan dari suatu benda,
maka cahaya tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diteruskan. Jika benda
tersebut transparan seperti kaca atau air, maka sebagian cahaya yang diteruskan
terlihat dibelokkan, dikenal dengan pembiasan. Cahaya yang melalui batas antar dua
medium dengan kerapatan optik yang berbeda, maka kecepatannya akan berubah.
Pembiasan dapat terjadi apabila adanya perubahan kecepatan cahaya. Perambatan
cahaya dalam ruang hampa udara memiliki kelajuan kemudian setelah memasuki
medium tertentu akan berubah kelajuannya menjadi v dengan v ≪ c. indeks bias (n)
terjadi ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan, kelajuannya akan turun sebesar
suatu faktor yang ditentukan oleh karakteristik bahan. Indeks bias juga merupakan
perbandingan (rasio) antara kelajuan cahaya di ruang hampa terhadap kelajuan cahaya
di dalam bahan (Toifur, 2015).

2.3. Laser He-Ne


Laser He-Ne merupakan jenis laser gas yang ditimbulkan oleh molekul dan
atom netral. Laser ini dapat berosilasi pada panjang gelombang 0,633 µm, 1,15 µm
(laser gas yang pertama kali berosilasi), dan 3,39 µm. Laser mempunyai sifat-sifat
yang tidak dimiliki oleh sumber cahaya lain. Sifat-sifat khas laser antara lain
kesearahan, intensitas, monokromatis, dan koherensi. Laser He-Ne merupakan jenis
laser gas yang ditimbulkan oleh molekul dan atom netral (Emi Sulistri, 2013).

2.4. Interferensi Cahaya Terhambur Cermin Berdebu


Interferensi cahaya yang terhambur dari cermin datar berdebu telah dijelaskan
dengan baik oleh de Witte (1967) baik untuk cahaya biasa maupun cahaya laser.
Untuk berkas sinar sejajar (seperti cahaya laser) yang menyinari cermin datar berdebu
secara tegak lurus berlaku hubungan (de Witte, 1967).

dengan nkaca adalah indeks bias kaca cermin, t adalah tebal cermin, m adalah orde
cincin terang atau interferensi konstruktif (m = 0, 1, 2, …), λ adalah panjang
gelombang cahaya, dan βm adalah koordinat sudut di mana terjadi Jurnal Fisika Vol.
3 No. 1, Mei 2013 3 interferensi konstruktif orde ke-m diukur relatif terhadap berkas
laser (Rossy Lydia Ellyana, 2019).

2.5. Refleksi cahaya


Refleksi cahaya adalah fenomena pemantulan cahaya oleh suatu medium di
mana sudut pantul dari cahaya sama dengan sudut datang dari cahaya (sin i = sin r).
Pemantulan cahaya biasanya banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari salah satu
contohnya adalah pemantulan cahaya pada cermin di mana pemantulan cahaya pada
cermin pemantulan biasa karena sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan
cermin akan dipantulkan pada arah yang sama sehingga cermin dapat menghasilkan
bayangan (Joko Nugroho, 2013). Pemantulan cahaya adalah proses terpancarnya suatu
cahaya yang kembali dari permukaan suatu benda yang terkena cahaya. Pemantulan
cahaya terjadi ketika suatu cahaya datang mengenai suatu batas atau permukaan dan
kemudian cahaya datang diteruskan kembali dengan arah berlawanan dengan arah
cahaya yang datang (Guenther, 1990). Apabila ditinjau dari segi arah sinar pantul atau
bentuk permukaan benda yang memantulkan cahaya, maka terdapat dua jenis
pemantulan yaitu pemantulan baur (diffuse reflection) dan pemantulan teratur
(specular reflection). Pada saat cahaya mengenai bidang datar disebut pemantulan
teratur, sedangkan ketika cahaya mengenai bidang kasar disebut pemantulan baur
(Serway, 2008).
Gambar (a) pemantulan teratur (b) pemantulan baur (Serway,2008).
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


a. Cermin datar
b. Laser He-Ne
c. Bedak, gula halus, dan pasir
d. Layar (kertas HVS/karton putih)
e. Pisau cutter
f. Mistar

3.2. Tata Laksana Percobaan


a. Siapkan alat dan bahan
b. Jarak antara layar dan cermin datar dibuat sejauh 60 cm, 80 cm, dan 100 cm
c. Jarak antara laser dan cermin datar dibuat sejauh 140 cm
d. Layar dilubangi dengan diameter sebesar 1 cm.
e. Alat disusun sesuai dengan gambar ilustrasi percobaan.
f. Bedak ditaburkan pada cermin.
g. Laser ditembakkan ke layar sesuai dengan jarak yang telah ditentukan .
h. Pola interferensi yang tercipta diamati dan diukur polanya.
i. Langkah b-h diulangi untuk media gula halus dan pasir.

3.3. Skema Percobaan


Gambar 3.3.1 Skema Percobaan Penentuan Indeks Bias Kaca dengan Fenomena Interferensi (Rossy
Lydia Ellyana, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Emi Sulistri. ANALISIS INTERFERENSI CAHAYA LASER TERHAMBUR


MENGGUNAKAN CERMIN DATAR “BERDEBU” UNTUK MENENTUKAN
INDEKS BIAS KACA. Journal Fisika. 3(1). 1-8.

Guenther, R. 1990. Modern Optics. New York : John Wiley and Sons.

Joko Nugroho. 2013. Perancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami
Berbasis Optik Geometri. Journal Sains dan Seni Pomits. 2(2). 87-91.

Nugraheni, F., Setijono, H., & Hatta, A. M. 2012. Perancangan Sistem Pengukuran
Konsentrasi Larutan Gula Denga Menggunakan Interferometer Michelson. Teknik
Pomits, 1-5.

Parmitasari, P & Hidayanto, E. 2013. Analisis Korelasi Indeks Bias dengan Konsentrasi
Sukrosa Beberapa Jenis Madu Menggunakan Portable Brix Meter. Youngster
Physics Journal. 5 (1) : 191-198.

Rossy Lydia Ellyana. 2019. Penentuan Indeks Bias Kaca Berdasarkan Pola Interferensi
Cahaya Laser Terhambur Menggunakan Cermin Datar “Berdebu”. Journal
Teori dan Aplikasi Fisika. 7(2). 169-178.

Serway, R. A. & Jewett, J. 2014. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics,
Ninth Edition. Unites States of America: Brooks/Cole.

Svelto, O. 2010. Principles of Lasers . USA: Springer Science.

Tipler, P. A. 2005. Fisika Untuk Sains dan Tehnik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Toifur, M. 2014. Pengukuran Indeks Bias Air Melalui Eksperimen Kisi Difraksi Keping
Compact Disc (CD). Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika. 1 (4).

Young, D. Hugh. & Freedman, R. A. 2016. University Physics with Modern Physics, Global
Edition, 14th Edition. USA: Pearson.

Anda mungkin juga menyukai