PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menentukan fluks cahaya terpancar yang dipantulkan oleh permukaan yang
memantulkan secara difus sebagai fungsi dari sudut pengamatan.
2. Untuk memverifikasi Hukum Lambert (hukum-cos) menggunakan grafik nilai pengukuran.
BAB 2
DASAR TEORI
Spektroskopi adalah studi mengenai interaksi antara energy cahaya dan materi. Warna yang
tampak dan fakta bahwa orang bisa melihat adalah akibat absorbansi energi oleh senyawa
organik maupun senyawa anorganik. Panjang gelombang dimana suatu senyawa organik
menyerap energi bergantung pada struktur senyawa itu, sehingga teknik spektroskopi dapat
digunakan untuk menentukan struktur senyawa yang tidak diketahui dan untuk mempelajari
karakteristik ikatan dari senyawa yang diketahui. (Riyadi, 2008)
Spektoskopi adalah suatu keadaan yang terjadi jika suatu cahaya mengenai suatu benda
atau materi. Kemudian cahaya itu bisa jadi diserap, dihamburkan, diteruskan, dan dipancarkan
kembali oleh materi itu dengan yang sama maupun berbeda. Apabila benda itu diubah atau
dibelokkan sudut getarnya, maka disebut polarimetri. Suatu larutan yang mempunyai warna khas
dapat menyerap sinar dengan ttt. Dalam hubungannya dengan senyawa organik, maka senyawa
ini mampu menyerap cahaya. Senyawa organik mempunyai elektron valensi yang dapat
dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Hal penting yang mendasari prinsip ini adalah bahwa
penyerapan sinar tampak atau ultraviolet dapat mengakibatkan ttereksitasinya electron dari
molekul. (Riyadi, 2008)
Istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang diserap oleh
suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun pengukuran panjang
absorbsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu. (Underwood,1994)
Ketika cahaya melewati melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan.
Kemungkinan yang pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya
discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energy dasar dan
energy eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasr pengukuran dari
absorbansi dalam spektrofotometer. (Aisyah, 2009)
Skema spektrofotometer
larutan defektor
larutan defektor
Suatu larutan yang mempunyai warna khas dapat menyerap sinar dengan panjang
gelombang ttt. Suatu sinar bila mengenai suatu media, intensitasnya akan berkurang. Hal ini
disebabkan karena adanya serapan dabn sebagian kecil dipantulkan oleh media.
(R.A. Day,1989: 397-403)
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi sampel dengan
menggunakan kurva standar yang menghubungkan antara konsentrasi sampel dengan
absorbansinya. Larutan sampel yang digunakan memiliki lima konsentrasi yang berbeda. Lima
konsentrasi tersebut diukur panjang gelombangnya untuk mengetahui konsentrasi yang
sebenarnya. (Hedayana dkk, 1994: 145)
Hukum lambert menyatakan bahwa cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya,
laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan berbanding lurus dengan intensitas
cahaya. (Denney, 1994)
Hukum Beer menyatakan bahwa intensitas cahaya berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier. Hukum Beer hanya digunakan tepat untuk
radiasi monokromatis dan sifat macam zat yang menyerap diatas jangkauan konsentrasi yang
bersangkutan. (Denney, 1994)
dari persamaan teresebut, log (Io/It) merupakan absorbansi (A). Grafik antara absorbansi dengan
konsentrasi media larutan berwarna berupa garis lurus yang melalui pusat sumbu.
(Tim Kimia Dasar, 2011: 8-9)
A
Dari grafik diatas, dapat dilihat hubungan konsentrasi (C) dan absorbansi (A) berbanding lurus,
yaitu semakin besar konsentrasi maka absorbansi semakin besar. (R.A. Day, 2002: 994)
Agar perubahan absorbansi oleh perubahan konsentrasi lebih sensitif dan lebih cepat, maka
panjang gelombang dengan serapan maksimum. (Tim Kimia Dasar, 2011: 9)
BAB 3
METODOLOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Pelat alas dengan kaki karet 1 0870000
2. He/Ne Laser, 5mW with holder 1 0870100
3. Power supply for laser head 5 mW 1 0870293
4. Adjusting support 35 x 35 mm 2 0871100
5. Surface mirror 30 x 30 mm 2 0871101
6. Magnet foot 5 0871000
7. Lens support 2 0872300
8. Mounted lens, f = +100 mm 1 0802101
9. Diaphragm support 1 0872400
10. Rotating guide rail with magnet 1 0871700
11. Photocell, silicone 1 0873400
12. Measurement amplifier, universal 1 1362693
13. Voltmeter 0.3 ... 300 V/10 ... 300 V~ 1 0703500
14. Connecting cable red, l = 500 mm 2 0736101
15. Sheet of paper 1
Gambar 3.2 Pengaturan percobaan untuk verifikasi kualitatif hokum Radiasi Lambert
3.3 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
Adapun langkah-langkah percobaan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Diatur rangkain percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 1( tinggi bagian sinar) harus
130 mm.
2. Dimasukkan selembar kertas ke dalam pendukung diafragma
3. Disesuaikan sinar laser dengan cermin M1 dan M2 sedemikian rupa sehingga menimpa secara
tegak lurus di permukaan kertas dan pada sumbu rotasi rel berputar.
4. Diukur intensitas cahaya sebagai fungsi dari sudut melalui LD fotosel pada putaran rel.
5. Sudut terkecil φ dimana dapat dipahami antara tegak lurus terhadap permukaan kertas (yaitu,
arah insiden sinar laser) dan arah detektor adalah 15 °.
6. Setelah laser memanas sekitar 30 menit, maka dimulailah percobaan di ruangan yang gelap,
agar tetap intensitas cahaya konstan.
7. Di awal pengukuran, sebuah amplifikasi yang memadai dipilih pada universal amplifier
pengukuran (tegangan sebaiknya tidak lebih tinggi dari tegangan keluaran maksimum 10 V).
8. Sinar laser terputus dan penyesuaian nol dilakukan pada penguat pengukuran universal.
9. Ditur sudut φ antara 15° dan 80° pada step 5° dengan bantuan rotasi rel dan skala sudut. Lalu
ukurlah intensitas yang sesuai ( atau masing-masing tegangan U (φ)).
10. Demi presisi, lakukan pengukuran beberapa kali di bawah kondisi yang sama dan tegangan U
(φ) harus dirata-ratakan.
DAFTAR PUSTAKA