BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2 Tujuan
Mengetahui panjang gelombang maksimum (maks) dari senyawa CuSO4
0,0752M
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
orang dapat menerima panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm (atau dalam
frekuensi 790-400 terahertz).
Mata yang telah beradaptasi dengan
cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di wilayah
hijau dari spektrum optik. Warna pencampuran seperti pink atau ungu, tidak
terdapat dalam spektrum ini karena warna-warna tersebut hanya akan
didapatkan dengan mencampurkan beberapa panjang gelombang. (Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Macam-macam detektor :
-
Photocell
Phototube
Hantaran foto
Dioda foto
Detektor panas
3.
Pengatur Intensitas berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang
dihasilkan oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan.
BAB III
METODE PENELITIAN
CuSO 0,0752 M
Akuades
*Alat
Kuvet
Botol semprot
Beaker glass
Tabung reaksi
Bola hisap
Pipet tetes
Pipet ukur
Spektrofotometer
Atur %T = 100
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Tabel larutan CuSO4 (merah) kisaran 20 nm
Panjang gelombang()
%T
A (2-log10(%T))
380
88,8
0,052
400
86,6
0,063
420
101
-0,004
440
88,8
0,052
460
102
-0,009
480
100
0
500
91,8
0,073
520
100
0
540
88,5
0,053
560
88,2
0,055
580
84,5
0,073
600
74,4
0,128
620
65,8
0,182
630
58,4
0,234
635
60,4
0,219
640
54,1
0,267
645
55,7
0,254
Penentuan maks larutan CuSO4 0,0752 (merah) kisaran nm
Panjang gelombang()
%T
A (2-log10(%T))
630
58,4
0,234
635
60,4
0,219
640
54,1
0,267
645
55,7
0,254
650
46,1
0,336
4.2. Pembahasan
Dalam analisis spektrofotomtri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok
ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu, dari spektru ini, dipilih panjang-
panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm, pada proses ini
memerlukan penggunaan instrumen yang lebih rumit dan karenanya lebih
mahal, instrument yang digunakan adalah spektrofotometer. Dari percobaan ini,
kami bahwa panjang gelombang maksimum untuk larutan CuSO 0,0752 M
adalah pada 640 nm, dan pada absorpsi. 0,267, Absorbansi maksimum sama
dengan panjng gelombang maksimum (maks).
Dari data percobaan tersebut memiliki dua gelombang cahaya yang mempunyai
kisaran 20 nm dan 5 nm. jumlah molekul juga menentukan energi pada panjang
gelombang ini menimbulkan kenaikan gelombang yang sangat signifikan. Dari
bahan seperti CuSO4 memberikan warna biru akan dominan pada merah,kuning
dan jingga. warna ini sama halnya dengan warna langit. Warna ini jga
berpengaruh dengan jarak dari sumber cahaya.
Perubahan warna mencerminkan suatu perubahan dalam pengabsorpsian
cahaya oleh larutan, yang menyertai perubahan konsentrasi dari spesies yang
menyerap. Dalam suatu titrasi visual, seenarnya orang menggunakan semua
segi titrator fotometrik yang automatic, cahaya dilewatkan larutan menuju mata,
yang merupakan transduser peka cahaya yang berespon dengan isyrat dan
kalau tidak, membuatnya tepat untuk diteruskan ke system penyetopan aliran
yang bersifat elektromekanis Menurut hukum Bouguer-Beer, suatu alur
absorbans dengan konsentrasi molar akan berupa garis lurus dengan arah
lereng. Tetapi sering kali pengukuran terhadap system kimia riil menghasilkan
alur Hukum Beer yang tidak linear sepanjang seluruh jangka konsentrasi untuk
system-sistem semacam itu, namun pemahaman yang lebih mendalam
menimbulkan suatu pandangan yang agak lebih canggih
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini, kami menyimpulkan bahwa panjang gelombang
maksimum untuk larutan CuSO 0,0752 M adalah pada 640 nm, dan pada
absorpsi. 0,267, Absorbansi maksimum sama dengan panjng gelombang
maksimum (maks).
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini dan selanjutnya mudah-mudahan diperhatikan sebaiknya
sebelum melakukan percobaan alat yang akan digunakan harus dalam keadaan
bersih agar diperoleh hasil maksimal. Dan juga diberikan waktu yang lebih
leluasa agar praktikan dapat menganalisa hasilnya dengan maksimal.
Dalam melakukan praktek penentuan panjang gelombang maksimum kita
menggunakan alat spektrophotometer atau spektronik 20 dan alat tersebut
harus sama dengan 100 (%T). Dalam melakukan praktek ini, juga dibutuhkan
ketelitian dan kecepatan dalam meletakan sample dalam alat agar panjang
gelombangnya tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia (hal 176 187)
Alexeyev, V. 1969. Quantitative Analysis. Moscow: MIR Publishers (hal 406 410)
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia (hal 61)
Day, R.A, & Underwood, A.L., Analisis Kimia Kuantitatif, edisi kelima., Erlangga,
Jakarta,1986.
Hardaji, W., Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta, 1990.
Blog pada WordPress.com.
http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/22/titrimetri/
04 Juni 2010 (oneline)
2009 (Sri Ratisah - 054828 - Pendidikan Kimia UPI)diakses tanggal 4 Juni 2010
jam 10:40(online)
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Sri%20Ratisah
%20054828/materi.HTM
Michael Purba. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga
A. Pendahuluan
Prinsip spektroskopi didasarkan adanya interaksi dari energy radiasi
elektromagnetik dengan zat kimia. Dengan mengetahui interasi yang terjadi,
dikembangkan teknik-teknik anaisis kimia yang memanfaatkan sifat-sifat dari
interaksi tersebut. Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan satu atau lebih
peristiwa, seperti : pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, penyerapan
(absorpsi), flouresensi, fosforisensi, dan ionisasi. Dalam analisis kimia, peristiwa
absorpsi merupakan dasar dari cara spektroskopi karena proses absorpsi
tersebut bersifat unik/spesifik untuk setiap zat kimia atau segolongan zat
kimia(aplikasi kualitatif). Disamping itu adalah kenyataan bahwa bayaknya
absorpsi berbanding lurus dengan banyaknya zat kimia (aplikasi kuantitatif).
Penentuan nilai absorban pada percobaan kali ini adalah untuk mengetahui
kadar asam amino pada sampel kentang. Penambahan ninhirin dan piridin
sebagai pereaksinya, yang selanjutnya dilakukan pemanasan. Menurut Winarno
(1997), asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan
melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Pemanasan asam amino dengan
ninhidrin akan memberikan kompleks berwarna ungu. Intensitas warna tersebut
sebanding dengan konsentrasi asam amino bebas dalam pengukuran absorban
pada panjang gelombang yang paling tepat. Asam amino lisin mempunyai rantai
cabang yang dapat bermuatan positif maupun negatif, tergantung
lingkungannya. Asam amino lisin juga mempunyai rantai cabang gugus basa.
Day dan Underwood (1986) menyatakan bahwa untuk mendeteksi asam amino
dalam suatu larutan, maka sebelum larutan tersebut ditetesi piridin dan ninhidrin
serta dipanaskan terlebih dahulu. Piridin berguna untuk menganalisis kadar H2O
dalam suatu zat dan menggeser reaksi kearah kanan. Ninhidrin adalah suatu
reagen untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam
larutan. Senyawa ini adalah hidrat dari triketon siklik dan apabila bereaksi
dengan asam amino akan menghasilkan zat berwarna ungu. Panjang gelombang
yang paling tepat untuk warna larutan tersebut adalah 625 nm.
C. Tujuan percobaan
Mahasiswa dapat menentukan panjang gelombang serapan maksimum larutan
mengandung analit,
Mahasiswa dapat membuat kurva standar analit,
Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi analit dengan metoda
spektrofotometri.
D. Alat dan bahan
alat
-
Kuvet
Labu takar
Pipet
Tissue
Bahan :
-
air suling
E.
0,0
10,0
2,0
8,0
0,01
4,0
6,0
0,02
6,0
4,0
0,03
8,0
2,0
0,04
10,0
0,0
0,05
Tabel 1.
Absorbansi (A)
K2CrO4
432 nm
436 nm
438 nm
440 nm
442 nm
0.818
0.611
0.506
0.434
0.323
Tabel 2.
Larutan
aX + b)
Konsentrasi (M)
K2CrO4
0.01 M
Absorbansi (A)
0.02 M
0.03 M
0.04 M
0.05 M0.310
0.460
0.535
0.764
0.826
Y = 13.36X + 0.178
Tabel 3.
X = Y b/a
= 0.490
= 0.490 0.013323
= 0.476677
= 0.48
G. Pembahasan
Dalam praktikum analisis spektrofotometri kami melakukan berbagai perlakuan
terhadap bahanbahan dan alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
praktikum, pelakuan tersebut sebagai berikut :
Membuat larutan K2CrO4 menjadi lima variasi yaitu 0,01 M, 0,02 M, 0,03 M, 0,04
M, dan 0,05 M.hal ini kami lakukan untuk memperoleh data Absorbansi vs
Konsentrasi dengan menggunakan panjang gelombang maksimum (432 nm).
Dengan adanya data tersebut, kami dapat membuat kurva standar dengan
persamaan garis yang diperoleh dari data tersebut Y = 13.08X+0.183 dimana
sumbu y = Absorbansi dan sumbu x = konsentrasi
Memperlakukan larutan standar (K2CrO4) dengan larutan sampel secara samasama. Misalnya dalam penggunaan kuvet, kuvet yang digunakan haruslah sama.
Hal ini dimaksudkan agar nilai yang diperoleh mendekati keakuratan.
Memastikan tidak ada endapan di dalam larutan, agar tidak ada penghalang
sinar monokromatis sehingga konsentrasi tidak akan bertambah besar dan data
yang diperoleh mendekati keakuratan.
Selalu mengkalibrasi ulang alat spektrofotometri dengan larutan blanko agar
ketika melakukan percobaan mendapatkan hasil yang mendekati keakuratan.
H. Kesimpulan
Panjang gelombang serapan maksimum yang dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometer dalam satuan nano meter (nm) yaitu semakin panjang
gelombang yang diukur maka semakin kecil nilai absorbansinya. Seperti pada
panjang gelombang 432 nm dapat dilihat nilai absorbansinya sekitar 0.818 A,
sedangkan pada panjang 442 nm nilai absorbansinya adalah 0.323 A.
Dengan kurva yang telah dibuat sebelumnya kita dapat mencari nilai konsentrasi
dengan persamaan sebagai berikut X=Y-b/a .
I.
Daftar pustaka
Mathias Laksi. 2000. Kimia Analitik Dasar. Bandung : Grafindo Media Utama.