Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA I

TIMBANGAN ARUS: GAYA YANG BEKERJA


PADA KONDUKTOR PEMBAWA ARUS
ASISTEN: Alfita Syifaul Qolbi

Disusun Oleh:
Nama : Fauzan Nur Aflah
NIM : 18640058
Jurusan : Fisika
Kelas :B
Tanggal : 5 Oktober 2020

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020/2021
EF I - 3
TIMBANGAN ARUS:GAYA YANG BEKERJA
PADA KONDUKTOR PEMBAWA ARUS

A. TUJUAN
Tujuan dilakukan percobaan ini, adalah:
1. Untuk menentukan arah gaya sebagai fungsi arus dan arah medan magnet.

2. Untuk mengukur gaya F, sebagai fungsi dari arus loop konduktor IL, dengan
induksi magnet B yang konstan dan untuk loop konduktor dengan ukuran yang
bervariasi sehingga induksi magnetik dapat dihitung.

3. Untuk mengukur gaya F, sebagai fungsi arus pada kumparan IM untuk sebuah loop
konduktor. Pada batas yang telah ditentukan, induksi magnetik B, dengan akurasi
yang memadai akan sebanding dengan arus kumparan IM.

B. DASAR TEORI
Sebuah motor listrik dapat bekerja karena adanya gaya yang membuatnya
berputar, gaya ini dikerahkan oleh sebuah medan magnetik pada sebuah konduktor yang
ditransmisikan ke bahan konduktor dan konduktor itu secara keseluruhan mengalami
sebuah gaya yang didistribusikan sepanjang konduktor itu.(Young and Freedman,2001)
Percobaan Oersted menunjukan bahwa disekitar kawat berarus timbal medan
magnet . Percobaan Ampere lebih lanjut mengatakan bahwa disekitar kawat berarus
timbul medan magnet, B dan dirumuskan bahwa hubungan kuat arus dan intesnsitas
medan magnet sebagai berikut: (zamrun dan Harun,2019)

tl (1)
Menurut Lorentz, arus I yang melewati medan magnet mengalami gaya magnet:
(zamrun dan Harun,2019)

㘠tl B (2)
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh muata listrik yang bergerak atau
oleh arus lisrtik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Arah gaya ini akan
mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (V) ke arah
medan magnet (B).(Yasin,2010)

Pada sebuah medan magnet dengan induksi magnet B, sebuah gaya F (Gaya Lorentz)
bekerja pada pembawa muatan bergerak dengan muatan q dan kecepatan
v:(Nurun,2020)
t (3)

Vektor gaya F tegak lurus terhadap bidang yang ditempati oleh v dan B. Pada
percobaan ini v dan B juga berada pada sudut kanan satu sama lain, sehingga hubungan
yang menunjukan nilai vektornya adalah:(Nurun,2020)
t (4)

Kecepatan dari pembawa muatan (elektron) diukur melalui arus listrik IL di dalam
konduktor. Muatan total elektron pada penampang konduktor dengan panjang ℓ dapat
dirumuskan untuk q adalah:(Nurun,2020)
t 㘠 t (5)

Oleh karena itu diperoleh gaya Lorentz:(Nurun,2020)


㘠 tB (6)

1. Pengamatan menunjukan bahwa arah dari vektor gaya bergantung pada arah gerak
elektron dan arah medan magnet.

Pada sebuah medan yang lintasannya sejajar terhadap arah rambatnya, gaya akan
bekerja pada loop konduktor. Pada induksi magnet dimana B=0, timbangan sedikit
berubah posisinya ketika arus I pada konduktor dialirkan. Pada IL = 5A perubahan
pada gaya dapat diukur. Penjelasan tentang efek ini adalah bahwa dua konduktor
pembawa arus saling tarikmenarik satu sama lain. Ketika arus mengalir, keping
logam yg fleksibel sedikit berubah posisinya dan dapat mempengaruhi posisi
timbangan.(Nueun,2020)
2. Pada dua penampang loop konduktor yang vertikal, elektron bergerak pada arah yang
berlawanan, dan dua gaya bekerja padanya. Sedangkan pada penampang loop
konduktor yang horizontal, dimana panjangnya ℓ yang diindikasikan pada tiap-tiap
kejadian pada loop, sehingga dapat mempengaruhi pengukuran gaya Lorentz. Salah
satu dari loop konduktor mempunyai dua lilitan (n=2), masing-masing panjangnya
50mm. Gaya Lorentz pada loop konduktor ini secara eksak ekuivalen dengan loop
tunggal yang mempunyai panjang dua kali (ℓ=100mm, n =1).(Nurun,2020)
Ditemukan secara eksperimental bahwa besar gaya magnet berbanding lurus
dengan arus I pada kawat, dengan panjang kawat t pada medan magnet(dianggap
seragam) dan dengan medan magnet B. Gaya ini juga tergantung pada saat sudut antara
arah arus dan medan magnet ketika arus tegak lurus terhadap garis-garis medan. Gaya
paling juat ketika kawat paralel dengan garis-garis medaan, tidak ada gaya sama sekali
pada sudut-sudut yang lain, gaya sebanding dengan sin sehingga didapatkan
(Giancoli,2001)
㘠 t Bsin (7)

C. METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Timbangan arus 11081.88 1
2.Timbangan LGN 310, pada batang 11081.01 1
3.Pole pieces, rectangular, 1 pasang 11081.02 1
4.Loop kawat, 1 =12,5 mm, n =1 11081.05 1
5.Loop kawat, 1 =25 mm, n =1 11081.06 1
6.Loop kawat, 1 =50 mm, n =2 11081.07 1
7.Loop kawat, 1 =100 mm, n =1 11081.08 1
8.Inti besi, bentuk U, berlapis 06501.00 1
9.Alas untuk inti besi 06508.00 2
10. Kumparan, 900 lilitan 06512.01 2
11. Strip logam, dengan steker 06410.00 2
12. Distributor 06024.00 1
13. Bridge rectifier, 30 V AC/1 A DC 06031.10 1
14. Saklar tombol On/off 06034.01 1
15. Power supply, universal 13500.93 1
16. Ammeter 1/5 A DC 07038.00 2
17. Alas kaki 3 –PASS- 02002.55 2
18. Stand tube 02060.00 1
19. Batang pendukung –PASS-, persegi, 1 =1 m 02028.55 1
20. Klem sudut kanan –PASS- 02040.55 1
21. Kabel penghubung, 1 =100 mm, merah 07359.01 1
22. Kabel penghubung, 1 =250 mm, hitam 07360.05 2
23. Kabel penghubung, 1 =250 mm, biru 07360.04 2
24. Kabel penghubung, 1 =500 mm, merah 07361.01 2
25. Kabel penghubung, 1 =500 mm, biru 07361.04 1
26. Kabel penghubung, 1 =1000 mm, merah 07363.01 1
27. Kabel penghubung, 1 =1000 mm, biru 07363.04 1
b. Langkah Percobaan
Langkah percoban dalam praktikum ini yaitu :
Percobaan 1
1. Dirangkai alat percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

2. Dihubungkan kumparan elektromagnet secara seri lalu hubungkan ke tegangan


keluaran pada power supply melalui ammeter, saklar dan bridge rectifier.

3. Pada dua bagian yang pertama dari percobaan ini, diatur tegangan tetap 12 VAC
dan hubungkan dengan arus IM pada kumparan yang diukur.

4. Dihubungkan loop Konduktor melalui dua strip logam yang fleksibel, pertama
semuanya menuju ke distributor dan kemudian melalui ammeter menuju
tegangan keluaran dari unit power supply. Jarak antara strip logam sebaiknya
selebar mungkin dan melentur lurus, sehingga tidak ada gaya dari medan magnet
yang bekerja.
5. Pertama, ditempatkan pole besi pada elektromagnet sedemikian rupa untuk
menghasilkan celah udara sekitar 4 cm.

6. Ditangguhkan loop konduktor dengan l = 25 mm dari timbangan dengan bagian


horisontal tegak lurus dengan garis-garis medan magnet.

7. Dihentikan timbangan dengan tidak ada arus yang mengalir melalui konduktor,
dan arus konduktor diatur sebesar IL = 5 A.

8. Dientukan besarnya arah dan gaya sebagai fungsi dari arah arus dan amati
dengan magnet diputar pada sumbu horisontal.

9. Tanpa medan magnet, diamati posisi timbangan baik dengan dan tanpa arus yang
mengalir melalui loop konduktor.
10. Dan dibuat grafik hubungan antara panjang konduktor l dan gaya Lorent F.
Percobaan 2
1. Ditempatkan pole besi pada elektromagnet dengan rangkaian parallel dan dengan
sebuah gap udara 1 cm.

2. Digantungkan loop konduktor yang mempunyai panjang l =12,5 mm pada


timbangan. Bagian horizontal dari konduktor tegak lurus terhadap garis medan
dan dengan mengabaikan timbangan berada di antara medan yang seragam. Arus
konduktor dinaikkan dengan step 0,5 A.

3. Ditentukan massa awal dari loop konduktor dengan mematikan medan magnet.
Ketika medan magnet dinyalakan, ukurlah massanya dan hitung gaya Lorentz
dari perbedaan antara dua pembacaan.

4. Dibuat grafik hubungan antara arus konduktor IL dan gaya Lorentz F dengan
berbagai variasi loop konduktor.
Percobaan 3
1. Dibuat pengukuran seperti pada tiga loop konduktor lainnya dengan langkah –
langkah sebagaimana pada langkah poin 10-12 di atas. Bedanya dengan
menggunakan loop konduktor 50 mm, n=2. Arus pada konduktor 5A dan arus
pada kumparan divariasikan dengan menambah tegangan. Tentukan Gaya
Lorentz F dari masing-masing keadaan dari pembacaan.
2. Dibuat grafik hubungan antara arus kumparan IM dan gaya Lorentz F dengan
berbagai variasi loop konduktor

c. Gambar Percobaan

Gambar 1. Rangkaian percobaan: Timbangan arus: gaya yang bekerja


pada konduktor membawa arus.

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


a) TABEL
1. Percobaan 1
Gaya Lorentz sebagai fungsi panjang loop konduktor, dengan 㘠 dan I M  0,87 A
Loop
No. (kg) (kg) (kg) th (N) ࢕ (N)
Konduktor
1. 0,0125 0,00801 0,01058 0,00257 0,025186 0,0115
2. 0,025 0,00782 0,01001 0,00219 0,021462 0,021625

3. 0,05 0,01105 0,01607 0,00502 0,049196 0,042

4. 0,1 0,01894 0,02745 0,00851 0,083398 0,082

2. Percobaan 2
Loop konduktor dengan l  0.0125m, I M  0.87 A
No. (A) (kg) (kg) (kg) th (N) ࢕ (N)

1. 1 0,00801 0,00947 0,00146 0,014308 0,0023

2. 2 0,00801 0,00914 0,00113 0,011074 0,0046

3. 3 0,00801 0,00997 0,00196 0,019208 0,0069

4. 4 0,00801 0,01059 0,00258 0,025284 0,0092

5. 5 0,00801 0,01058 0,00257 0,025186 0,0115


Loop konduktor dengan l  0.025m, I M  0.87 A
No. (A) (kg) (kg) (kg) th (N) ࢕ (N)
1. 1 0,00782 0,00853 0,00071 0,006958 0,004325
2. 2 0,00782 0,00903 0,00121 0,011858 0,00865
3. 3 0,00782 0,00964 0,00182 0,017836 0,012975
4. 4 0,00782 0,00971 0,00189 0,018522 0,0173
5. 5 0,00782 0,01001 0,00219 0,021462 0,021625
Loop konduktor dengan l  0.1m, I M  0.87 A
No. (A) (kg) (kg) (kg) th (N) ࢕ (N)
1. 1 0,01894 0,02107 0,00213 0,020874 0,0164
2. 2 0,01894 0,02245 0,00351 0,034398 0,0328
3. 3 0,01894 0,02425 0,00531 0,052038 0,0492
4. 4 0,01894 0,02552 0,00658 0,064484 0,0656
5. 5 0,01894 0,02745 0,00851 0,083398 0,082
Loop konduktor dengan l  0.05m, I M  0.87 A

No. (A) (kg) (kg) (kg) th (N) ࢕ (N)

1. 1 0,01105 0,0111 5E-05 0,00049 0,0084

2. 2 0,01105 0,012 0,00095 0,00931 0,0168

3. 3 0,01105 0,01364 0,00259 0,025382 0,0252

4. 4 0,01105 0,01496 0,00391 0,038318 0,0336

5. 5 0,01105 0,01607 0,00502 0,049196 0,042


3. Percobaan 3
Gaya Lorentz sebagai fungsi 㘠 dengan loop konduktor, dengan l  0.05m dan I L  5 A

No. (mA) (kg) (kg) (kg) th (N) ࢕ (N)


1. 50
2. 200
3. 0,25 0,01894 0,01902 8E-05 0,000784 0,0021
4. 0,35 0,01894 0,02032 0,00138 0,013524 0,00294
5. 0,45 0,01894 0,02266 0,00372 0,036456 0,00378
6. 0,55 0,01894 0,0231 0,00416 0,040768 0,00462
7. 0,65 0,01894 0,02566 0,00672 0,065856 0,00546
8. 0,87 0,01894 0,02745 0,00851 0,083398 0,007308

b) GRAFIK
1. Percobaan 1

2. Percobaan 2
3. Percobaan 3

c) PERHITUNGAN

Gaya Lorentz sebagai fungsi Im dengan loop konduktor IL = 5A dan IM = 870.10-3A

1) Percobaan 1
Menggunakan Rumus:

Feks =

Fteo = B . IL . l

1. , 8 8, , 2 7 kg
Feks = , 2 7 ,8 , 2 86 N
Fteo = 0,184 . 5 . 0,0125 = 0,0115 N

2. , 7,82 , 2 kg
Feks = , 2 ,8 , 2 462 N
Fteo = 0,173 . 5 . 0,025 = 0,021625 N

3. 6, 7 , , 2 kg
Feks = , 2 ,8 , 4 6N
Fteo = 0,168 . 5 . 0,05 = 0,042 N

4. 27,4 8, 4 , 8 kg
Feks = , 8 ,8 , 8 8N
Fteo = 0,164 . 5 . 0,1 = 0,082 N

2) Percobaan 2
Menggunakan Rumus

Feks =
Fteo = B . IL . l

 Loop konduktor dengan I = 12,5.10-3m, IM = 870.10-3A


1. ,47 8, ,46 kg
Feks = ,46 ,8 , 4 8N
Fteo = 0,184 . 1 . 0,0125 = 0,0023 N

2. , 4 8, , kg
Feks = , ,8 , 74 N
Fteo = 0,184 . 2 . 0,0125 = 0,0046 N

3. , 7 8, , 6 kg
Feks = , 6 ,8 , 2 8N
Fteo = 0,184 . 3 . 0,0125 = 0,0069 N

4. , 8, 2, 8 kg
Feks = 2, 8 ,8 , 2 284 N
Fteo = 0,184 . 4 . 0,0125 = 0,0092 N

5. , 8 8, 2, 7 kg
Feks = 2, 7 ,8 , 2 86 N
Fteo = 0,184 . 5 . 0,0125 = 0,0115 N

 Loop konduktor dengan I = 25.10-3m, IM = 870.10-3A

1. 8, 7,82 ,7 kg
Feks = ,7 ,8 , 6 8N
Fteo = 0,173 . 1 . 0,025 = , 4 2 N

2. , 7,82 ,2 kg
Feks = ,2 ,8 , 8 8N
Fteo = 0,173 . 2 . 0,025 = 0,008655 N

3. ,64 7,82 ,82 kg


Feks = ,82 ,8 , 78 6 N
Fteo = 0,173 . 3 . 0,025 = 0,012975 N

4. ,7 7,82 ,8 kg
Feks = ,8 ,8 , 8 22 N
Fteo = 0,173 . 4 . 0,025 = 0,0173 N

5. , 7,82 2, kg
Feks = 2, ,8 , 2 462 N
Fteo = 0,173 . 5 . 0,025 = 0,021625 N

 Loop konduktor dengan I = 100.10-3m, IM = 870.10-3A

1. 2 , 7 8, 4 2, kg
Feks = 2, ,8 , 2 874 N
Fteo = 0,164 . 1 . 0,1 = , 64 N

2. 22,4 8, 4 , kg
Feks = , ,8 , 4 8N
Fteo = 0,164 . 2 . 0,1 = , 28 N

3. 24,2 8, 4 , kg
Feks = , ,8 , 2 8N
Fteo = 0,164 . 3 . 0,1 = , 4 2 N

4. 2 , 2 8, 4 6, 8 kg
Feks = 6, 8 ,8 , 64484 N
Fteo = 0,164 . 4 . 0,1 = , 6 6 N

5. 27,4 8, 4 8, kg
Feks = 8, ,8 , 8 8N
Fteo = 0,164 . 5 . 0,1 = , 82 N

 Loop konduktor dengan I = 50.10-3m, IM = 870.10-3A

1. , , , kg
Feks = , ,8 , 4 N
Fteo = 0,168 . 1 . 0,05 = , 84 N

2. 2 , , kg
Feks = , ,8 , N
Fteo = 0,168 . 2 . 0,05 = , 68 N

3. ,64 , 2, kg
Feks = 2, ,8 , 2 82 N
Fteo = 0,168 . 3 . 0,05 = , 2 2 N

4. 4, 6 , , kg
Feks = , ,8 , 8 8N
Fteo = 0,168 . 4 . 0,05 = , 6N

5. 6, 7 , , 2 kg
Feks = , 2 ,8 , 4 6N
Fteo = 0,168 . 1 . 0,05 = , 42 N

3) Percobaan 3
Gaya Lorentz sebagai fungsi Im dengan loop konduktor I = 50.10-3m, n = 2 dan IL = 5A
Menggunakan Rumus:

Feks =
Fteo = B . IM . l
1. kg
Feks = N
Fteo = 0 N

2. kg
Feks = N
Fteo = 0 N

3. , 2 8, 4 , 8 kg
Feks = , 8 ,8 , 784 N
Fteo = 0,168 . 0,25 . 0,05 = , 2 N

4. 2 , 2 , , 8 kg
Feks = , 8 ,8 , 24 N
Fteo = 0,168 . 0,35 . 0,05 = , 2 4N

5. 22,66 , ,72 kg
Feks = ,72 ,8 , 64 6 N
Fteo = 0,168 . 0,45 . 0,05 = , 78 N

6. 2 , , 4, 6 kg
Feks = 4, 6 ,8 , 4 768 N
Fteo = 0,168 . 0,55 . 0,05 = , 462 N

7. 2 ,66 , 6,72 kg
Feks = 6,72 ,8 , 6 86 N
Fteo = 0,168 . 0,65 . 0,05 = ,, 46 N

8. 27,4 , 8, kg
Feks = 8, ,8 , 8 8N
Fteo = 0,168 . 0,87 . 0,05 = , 7 8N
d) PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada
percobaan ini memiliki dua prinsip kerja yaitu pertama power supply sebagai sumber arus,
sumber arus tersebut akan mengalir ke distributor dan diteruskan ke dalam loop kawat,
ketika arusnya masuk ke dalam loop kawat, dapat ditentukan nilai massanya dan dapat
dibaca oleh ammeter. Kedua power supply mengalirkan arusnya ke dalam bridge lalu ke
rectifer dan diteruskan ke dalam saklar, ketika saklar di on-kan maka arus tersebut akan
mengalir ke loop kawat lalu dapat dihitung berapa bebannya (m) dan akan dibaca ammeter.
Percobaan pada judul kali ini memiliki tiga jenis percobaan, adapun yang pertama adalah
percobaan gaya Lorentz sebagai fungsi panjang loop konduktor dengan IL = 5A dan IM =
870.10-3A. Kemudian setelah dilakukan pengambilan data dari percobaan, dilakukanlah
perhitungan yang menghasilkan bahwa jika nilai dari Feks, semakin besar, maka hal
tersebut terjadi karena nilai semakin besar pula. Hal ini pula terjadi pada percobaan
kedua dan ketiga, yaitu loop konduktor dengan l = 0,0125 IM = 870.10-3A; loop konduktor
dengan l = 0,025 IM = 870.10-3A; loop konduktor dengan l = 0,1 IM = 870.10-3A; dan loop
konduktor dengan l = 0,0125 IM = 870.10-3A, serta percobaan ketiga gaya Lorentz sebagai
fungsi IM dengan loop konduktor I = 0,005m , n = 2 dan IL = 5A. Lalu jika dilihat pada
nilai Fteori, maka nilai tersebut semakin besar. Hal ini terjadi karena nilai dari Fteori
dipengaruhi oleh besarnya nilai medan magnet (B), arus (I), serta panjang loop (l).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan sedemikian rupa, dibuatlah grafik
yang dapat kita analisis disini. Seperti yang telah ditampilkan pada 1.3 , pada grafik
pertama tidak selalu mengalami kenaikan, hal tersebut terjadi karena massa1 (m1) tidak
selalu mengalami pertambahan massa. Ini mengalami penurunan nilai massa pada saat
loop konduktor 0,0025m sehingga menyebabkan penuruan nilai Feks dan pada grafik.
Kemudian pada grafik kedua menunjukkan grafik yang mengalami peningkatan (pada
loop 0,0125m dan 0,0025m yang disebabkan karena massa1 (m1) yang mengalami
pertambahan massa) dan yang mengalami penurunan (pada loop 0,05 dan 0,1 yang
disebabkan karena massa1 (m1) yang tidak selalu mengalami pertambahan massa). Serta
yang terakhir pada grafik ketiga yang menunjukkan grafik selalu mengalami kenaikan, hal
tersebut terjadi karena massa1 (m1) yang mengalami pertambahan massa.
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan jika
dibandingkan antara Feks dengan Fteori maka memiliki nilai yang berbeda, hal ini dapat
terjadi terjadi karena human error atau juga karena pada keduanya memiliki rumus yang
berbeda yaitu pada Feks = sedangkan pada Fteo = B . I . l . Jika dilihat dari data
yang didapat nilai Feks sudah benar, karena nilai tersebut dipengaruhi oleh besarnya massa
dan begitupun pada nilai Feks sudah benar pula, karena nilai tersebut dipengaruhi oleh
besarnya nilai medan magnet (B), arus (I), panjang loop/kawat (l), serta arah antara kawat
arus dengan induksi magnetik ( ).
Adapun pengaplikasian dari gaya Lorentz pada kehidupan sehari-hari dapat kita
lihat pada Sebuah motor listrik. Motor listrik merupakan alat untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Mesin ini tidak bising, bersih, dan memiliki efisiensi
tinggi. Alat ini bekerja dengan prinsip bahwa arus yang mengalir melalui kumparan di
dalam medan magnet akan mengalami gaya yang digunakan untuk memutar kumparan.
Pada motor induksi, arus bolak-balik diberikan pada kumparan tetap (stator), yang
menimbulkan medan magnetik sekaligus menghasilkan arus di dalam kumparan berputar
(rotor) yang mengelilinginya. Keuntungan motor jenis ini adalah arus tidak harus
diumpankan melalui komutator ke bagian mesin yang bergerak. Pada motor serempak
(synchronous motor), arus bolak-balik yang hanya diumpankan pada stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dan terkunci dengan medan rotor. Dalam hal
ini magnet bebas, sehingga menyebabkan rotor berputar dengan kelajuan yang sama
dengan putaran medan stator. Rotor dapat berupa magnet permanen atau magnet listrik
yang diumpani arus searah melalui cincin geser.

E. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu arus (I) yang berasal dari power
supply mempengaruhi beban (m) yang terbaca oleh timbangan arus, beban (m) yang
dibaca oleh timbangan arus itu digunakan untuk menghitung nilai gaya lorentznya (F).
semakin besar nilai panjang loop nya (l) maka semakin besar pula nilai gaya lorentznya (F)
dan semakin besar nilai arus (I) maka semakin besar pula nilai gaya lorentznya (F)

F. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
M.Yasin, Kholifudin.2010.Panduan praktikum fisika dasar.Kebumen:SMAN 2 Kebumen
Nayiroh, Nurun. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I Semester Ganjil
T.A. 2020/2021. Malang: UIN Malang Press.
Young, Hugh D., dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan)
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Zamrun,Muhammad , Al Rasyid,Muhammad Harun.2019.Buku Penuntun Eksperimen
1.Kendari:UHO Press

G. LAMPIRAN
Link Jurnal:
https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JI/article/download/122/113/
Analisa Jurnal:
1. Judul Jurnal: Pengaruh Besar Medan Magnet Terhadap Pengurangan Kadar CaCO3
dalam Air
2. Tahun: 2014
3. Penulis: Triswantoro Putro dan Endarko
4. Volume dan halaman Jurnal: 6(2): 151 – 155
5. Reviewer: Fauzan Nur Aflah
6. Tanggal: 8 Oktober 2020
7. Abstraksi:
Penelitian mengenai pengaruh medan magent terhadap pengurangan kadar CaCO3 dalam air
telah dilakukan. Air sadah merupakan air yang terkontaminasi ion Ca2+, Mg2+, CO32-. Ion –
ion tersebut dikelilingi oleh molekul air atau yang disebut dengan hydration shell. Hydration
shell adalah sebuah lapisan yang menahan ion-ion tersebut untuk membentuk sebuah
molekul seperti CaCO3. Medan magnet yang diberikan akan mempengaruhi hydration shell.
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan besarnya medan magnet yaitu sebesar 0,05 dan
0,1 Tesla. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan medan magnet 0,05 Tesla pada
larutan sampel dengan konsetrasi CaCO3 dalam air 520 mg/L menghasilkan prosentase
pengurangan maksimum sebesar 28,57 % selama 120 menit, sedangkan untuk medan
magnet 0,1 T menghasilkan pengurangan maksimum sebesar 57,69 %.
8. Tujuan:
Untuk menganalisis pengaruh variasi besar medan magnet terhadap jumlah prosentase
pengurangan kadar CaCO3 dalam air.
9. Alat, Bahan dan Metodologi:

Medan magnet dibangkitkan dari gulungan kawat yang berbentuk solenoid dengan jumlah
lilitan 1000. Solenoid yang dibuat berjumlah 3 pasang. Karena power suplay yang digunakan
adalah sumber tegangan (v) maka besarnya arus yang dikonsumsi bergantung pada
hambatan lilitan kawat. Semakin besar hambatan lilitan maka semakin kecil arus yang
dibutuhkan. Hal ini berdasarkan hukum ohm. Arus (i) berbanding terbalik dengan hambatan
(R). Medan magnet yang dihasilkan oleh solenoid diukur dengan menggunakan alat ukur
medan magnet tipe U11300 merk 3B Net log produksi Jerman.
10. Hasil:
Maksimum presipitasi yang terjadi setelah diberi perlakuan medan magnet sebesar 0,05
Tesla adalah 28,57% sedangkan untuk perlakuan dengan medan magnet 0,1 tesla terjadi
pengendapan sebesar 57,69%. Ikatan antara ion dan molekul air yang terbentuk (hydration
shell) mengalami pelemahan setelah diberi perlakuan medan magnet. Pelemahan ikatan ini
akan memudahkan ion – ion pembentuk CaCO3 berikatan. Pelemahan ikatan antara molekul
air dan ion dikarenakan terjadinya pergereseran ion dari lintasannya yang diakibatkan oleh
adanya gaya Lorentz. Gaya Lorentz terjadi ketika ion (Ca2+ atau CO32- ) bergerak melewati
sebuah medan magnet. Arah gaya Lorentz mengikuti kaidah tangan kanan dengan besar
F  q (v  B ) . Efek gaya Lorentz terhadap pergeseran ion telah dipelajari oleh Kozic pada
tahun 2003. Hasil simulasi menunjukkan terjadi persegesar ion sebesar 0,2 – 10 nm dan
pergeseran partikel 0,2 nm – 2 µm. Dengan pergeseran tersebut, hydration shell akan
terganggu sehingga ion Ca2+ dan CO32- akan terlepas dari ikatannya dengan molekul air dan
dapat berikatan membentuk CaCO3. Semakin besar penggunaan medan magnet untuk
mengolahan maka semakin besar gaya Lorentz yang dihasilkan. Semakin besar gaya Lorentz
yang dihasilkan maka ikatan antar molekul air dengan ion Ca2+ dan CO32- mudah terlepas.
Terlepasnya ion-ion tersebut akan memudahkan untuk saling berikatan dan membentuk
kapur.
11. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pengolahan air kapur dengan besar medan
magnet yang berbeda menghasilkan presipitasi CaCO3 berbeda juga. Prosentase
pengurangan maksimum sebesar 28,57% untuk medan magnet 0,05 tesla dengan waktu
pengolahan 120 menit sedangkan untuk besar medan magnet 0,1 tesla menghasilkan
pengendapan maksimum adalah sebesar 57,69%.
12. Kelebihan
Dalam jurnal tersebut metodologinya sudah dipaparkan dengan jelas dan hasil penelitian
disampaikan sangat jelas oleh penulis sehingga pembaca mudah memahaminya.
13. Kekurangan
Dalam jurnal ini penyampaian tujuan penulisan kurang disampaikan dengan detail dan juga
kesimpulannya sangat singkat.

Anda mungkin juga menyukai