Anda di halaman 1dari 11

SPEKTRUM GELOMBANG

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh :

Nama/NIM : Tyara Wahyu Wardhani/221810401086


Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi
Kelompok :8
Asisten : Naufal Nurrofiqi
Koordinator Asisten : Qurrota A’yun
Tanggal Praktikum/Jam : 18 Oktober 2022/14.20-17.00 WIB

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum kali ini membahas tentang spectrum gelombang elektromagnetik.
Spektrum gelombang elektromagnetik berhubungan dengan cahaya, gelombang
elektromagnetik, prisma, spekrometer, warna, dan sebagainya. Gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang berkaitan dengan radiasi elektromagnetik
(Chang, 2005). Spectrum gelombang elektromagnetik merupakan jangkauan
panjang gelombang elektromagnetik yang dapat diurutkan mulai dari frekuensi
tinggi ke frekuensi rendah (Anggraini, 2017). Cahaya adalah sebuah energi yang
dapat merambat tanpa memerlukan suatu media berupa perantara (Dewi dkk,
2021). Menurut Dewi dkk (2021), spekrum cahaya merupakan sebuah alat ukur
untuk menentukan panjang gelombang dari suatu cahaya yang datang yang
berasal dari sumber cahaya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah:
a. Bagaimana hubungan antara panjang gelombang dengan spectrum warna?
b. Bagaimana pengaruh variasi jarak layar ke kisi terhadap panjang
gelombang dari sebuah spectrum warna?
1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui proses peruraian cahaya polikromatik menjadi monokromatik.
b. Menentukan panjang gelombang dari sebuah spectrum cahaya dengan
memanfaatkan fenomena difraksi cahaya pada kisi.
1.4 Manfaat
Spektrum gelombang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Cahaya
infra merah atau infrared merupakan salah satu contoh spektrum cahaya tidak
tampak yang berguna di bidang kesehatan. Infrared dapat berfungsi untuk
mengaktifkan molekul-molekul air yang ada di dalam tubuh. Hal ini dapat
memudahkan dokter untuk memeriksa kondisi pasien. Selain infrared masih
banyak cahaya-cahaya yang lain. Manfaat lain dari cahaya yang dihasilkan oleh
spectrum gelombang adalah cahaya bisa dimanfaatkan sebagai endoscopy,
transilluminasi, sterilisasi alat kedokteran, phototerapy, dan sebagainya.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cahaya

Cahaya adalah sebuah energi yang dapat merambat tanpa memerlukan suatu
media berupa perantara (Dewi dkk, 2021). Cahaya tersusun atas sekumpulan
warna yang merambat secara kontinu. Menurut Zahro (2015), cahaya mempunyai
sifat-sifat dasar yaitu merambat lurus, dapat dipantulkan dan dibiaskan, dapat
menembus benda bening, dapat dibelokan oleh celah sempit, dan dapat diuraikan
berdasarkan warnanya. Cahaya dapat dibiaskan melalui dua medium yang
berbeda. Cahaya merambat dari medium yang kurang rapat menuju medium yang
lebih rapat (Rosmadi, 2018). Cahaya dibedakan menjadi dua, yaitu cahaya
polikromatik dan cahaya monokromatik. Cahaya Monkoromatik adalah cahaya
yang tersusun dari suatu spektrum gelombang saja (Naomi, 2018). Cahaya
polikromatik adalah cahaya yang terdiri dari banyak spektrum gelombang dengan
variasi gelombang berbeda yang dapat mengemisikan cahaya putih. Contoh
cahaya polikromatik adalah cahaya matahari, cahaya fluroense dari merkuri,
krypton, neon, dan cahaya fluroense yang berasal dari lampu LED. Panjang
gelombang cahaya yang bersumber dari cahaya polikromatik dapat diukur
menggunakan spectrometer prisma (Zahro, 2015).

2.2 Spectrometer cahaya


Spectrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur cepat rambat
cahaya. Menurut Dewi dkk (2021), spekrum cahaya merupakan sebuah alat ukur
untuk menentukan panjang gelombang dari suatu cahaya yang datang yang
berasal dari sumber cahaya. Spektrum cahaya dibedakan menjadi dua, yaitu
spectrum cahaya tampak dan spectrum cahaya tidak tampak. Contoh cahaya
tampak adalah cahaya berwarna merah, jingga kuning, hijau, dan ungu. Contoh
cahaya tidak tampak adalah sinar inframerah dan sinar ultraviolet. Spectrometer
prisma adalah spectrometer yang digunakan untuk menganalisis cahaya dengan
menggunakan bantuan prisma.

Gambar 2.1 Spektrum warna dari cahaya polikromatik

(Sumber: Tim Penyusun)

Prisma adalah suatu instrument optic yang berfungsi untuk mengetahui


dispersi cahaya serta pembias dari cahaya yang datang dengan cara mengukur
sudut deviasi cahaya tersebut (Dewi dkk, 2021). Prinsip kerja spectrometer prisma
adalah mengukur panjang gelombang cahaya sehingga dapat memisahkan panjang
cahaya yang berbeda-beda dari sumber cahaya yang bersifat polikromatik (Zahro,
2015). Menurut (Winiangsih, 2015) spectrometer memiliki bagian-bagian, yaitu:

1. Kolimator
Kolimator merupakan suatu tabung. Tabung tersebut memiliki fungsi untuk
mengamati panjang gelombang cahaya yang datang. Kolimator dilengkapi
dengan sebuah lensa akromatik yang terletak pada salah satu ujung dan
celahnya.
2. Teleskop
Teleskop terdiri dari 2 lensa utama. Lensa tersebut adalah lensa objektif dan
okuler. Teleskop berfungsi sebagai alat atau instrument untuk melihat cahaya
yang dihasilkan oleh prisma serta menunjukkan besar sudut yang dihasilkan dari
pembiasan prisma.
3. Skala
Skala berfungsi untuk menunjukkan besarnya sudut yang dihasilkan oleh
pembiasan cahaya yang masuk. Skala digolongkan menjadi dua, yaitu skala
utama dan skala nonius. Skala utama adalah skala yang menunjukkan besar
sudut pada lingkaran penuh. Skala nonius adalah suatu skala yang lebih kecil.

2.3 Gelombang Elektromagnetik

Menurut Chang (2005), gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang


berkaitan dengan radiasi elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik
merupakan suatu gelombang yang dapat merambat tanpa melalui perantara
dengan kecepatan yang tinggi. Menurut Senisari (2020), gelombang
elektromagnetik merupakan gelombang yang dapat merambat tanpa melalui
medium. Contoh gelombang elektromagnetik adalah gelombang sinyal HP.
Gelombang elektromagnetik memiliki beberapa sifat, diantaranya:

1. Gelombang elektromagnetik dapat merambat di dalam ruang hampa.


2. Gelombang elektromagnetik dapat mengalami polarisasi.
3. Gelombang elektromagnetik dapat mengalami pembiasan atau refraksi.
4. Gelombang elektromagnetik dapat mengalami interferensi.
5. Gelombang elektromagnetik dapat mengalami pemantulan atau refleksi.
6. Gelombang elektromagnetik dapat mengalami hamburan atau difraksi.
7. Gelombang elektromagnetik merupakan suatu gelomang transversal.
8. Gelombang elektromagnetik merambat dalam arah lurus.
2.4 Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Menurut Anggraini (2017), spectrum gelombang elektromagnetik merupakan


jangkauan panjang gelombang elektromagnetik yang dapat diurutkan mulai dari
frekuensi tinggi ke frekuensi rendah. Frekuensi tinggi memiliki panjang
gelombang pendek. Frekuensi rendah memiliki panjang gelombang yang besar.
Menurut Tristanti (2021), spectrum gelombang elektromagnetik terdiri dari tujuh
macam yaitu sinar gamma, sinar X, sinar UV atau ultraviolet, cahaya tampak,
infrared atau inframerah, gelombang mikro, dan terakhir gelombang radio atau
radar.

Sinar gamma memiliki panjang gelombang antara 10 -10 m sampai kurang dari
10-14 m. Sinar X memiliki panjang gelombang antara 10 -8 sampai 10-12m. Sinar
ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari 400 nm tetapi
lebih dari 10 nm. Cahaya tampak memiliki panjang gelombang antara 400 nm
sampa 700 nm. Sinar inframerah memiliki panjang gelombang lebih dari 780 nm
tetapi lebih pendek dari 100 μm. Gelombang mikro memiliki panjang gelombang
antara 0,3 m sampai 10-4 m. Gelombang radio memiliki panjang gelombang yang
berkisar lebih dari 10-4 sampai 0,1 m (Tristanti, 2021).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
a. Mistar berukuran 30 cm digunakan untuk mengukur panjang atau jarak
warna yang dihasilkan dari proses difraksi.
b. Meteran digunakan untuk mengukur jarak lampu dengan dinding dan
Milimeter Block.
c. Lampu LED digunakan sebagai sumber cahaya polikromatik.
d. Kisi digunakan sebagai media yang akan ditentukan difraksi warnanya.
e. Layar digunakan sebagai media untuk melihat hasil difraksi cahaya
polikromatik menjadi cahaya monokromatik.
f. Statif digunakan untuk menjepit lampu LED.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
a. Milimeter Block digunakan sebagai media penerima dan pengukur
panjang hasil difraksi warna.
3.2 Desain Eksperimen
Gambar 3.1 Penyusunan Set Alat Spektrum Gelombang Elektromagnetik
(Sumber: Tim Penyusun)

3.2.1 Metode Kerja


- Set alat disusun sepertipada gambar 3.1
- Konstanta pada kisi dicatat, dihitung tetapan kisinya dengan
persamaan berikut, dan diubah satuannya menjadi cm
1
d (mm)= (3.1)
N
- Jarak antara kisi dengan layar penerima yaitu L=40 cm menggunakan
meteran
- Warna yang akan ditentukan jaraknya (merah, hijau, biru) disebelah
kanan dan kiri titik pusat O pada orde 1 ditandai kedua sisinya
- Jarak antara kedua sisi warna (P) diukur dan hitung S yang
menandakan posisi cahaya yang dipilih pada orde kesatu (n=1) dengan
cara
P
S ( cm )= (3.2)
2
- Data spektrum diambil pada kisi 300 dan 600
- Percobaan dilakukan kembali dengan L yang berbeda yaitu 50 cm dan
60 cm
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Tabel Pengamatan

No N(1/mm) L(cm) Warna P(cm)


1. 600
2. 600
3. 600
4. 600
5. 600
6. 600
7. 600
8. 600
9. 600
10. 300
11. 300
12. 300
13. 300
14. 300
15. 300
16. 300
17. 300
18. 300
Tabel 3.1 Pengamatan Spektrum Gelombang Elektromagnetik

3.3.2 Ralat

1
d= (3.3)
N

P
s= (3.4)
2

d sin θ=n λ (3.5)

d sin θ=λ (3.6)


s
sin θ= (3.7)
√ L +S 2
2


=sin θ (3.8)
dd


=d (3.9)
sin θ

∆ λ=|dddλ |∆ d +|d sinθ



|∆ sinθ (3.10)

1
∆ d= nst (3.11)
2

1
∆ sinθ= nst (3.12)
2
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Spektrum Cahaya

Anda mungkin juga menyukai