LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Oleh :
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu praktikan dapat mengetahui pengaruhu
terhadap pemuaian panjang suatu benda. Praktikan juga dapat mengetahui
besarnya koefisien muai panjang bahan-bahan logam tersebut. Praktikan dapat
mengenali bahan-bahan apa saja yang dapat memuai terlebih dahulu.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemuaian
Suatu benda ketika mengalami perubahan suhu maka benda tersebut akan
mengalami perubahan fisik atau perubahan kimia. Perubahan fisik inilah yang
disebut sebagai pemuaian maupun penyusutan. Pemuaian merupakan perubahan
sifat fisik dari benda akibat panas atau disebut juga perubahan temperatur (Naga,
1991).
Ukuran suatu benda akan berubah ketika suhu disekitarnya berubah. Apabila
suhu disekelilingnya naik, benda tersebut akan mengalami penyusutan (Fansuri,
2012). Benda-benda yang terbuat dari logam dapat memuai karena dipengaruhi
oleh koefisien muai panjang. Koefisien muai panjang adalah faktor yang
menentukan seberapa besar pemuaian panjang jenis zat tersebut. Semakin tinggi
nilai koefisien muai panjang suatu logam, maka logam tersebut akan semakin
cepat memuai (Pujayanto, 2016).
Logam akan memuai jika logam tersebut dipanaskan, lalu pemuaiannya akan
berbeda-beda tergantung dari jenis logam tersebut. Hal ini terjadi di dalam
fenomena pemuaian termal. Pemuaian termal adalah peristiwa pertambahan
ukuran benda yang diakibatkan oleh perubahan suhu. Perubahan benda bisa
bermacam-macam. Bisa berupa perubahan panjang, perubahan luas, maupun
perubahan volume. Hampir seluruh zat mengalami pemuaian termal, zat tersebut
yaitu zat padat, zat cair, dan gas (Young, 2000).
Faktor α atau yang biasa disebut koefisien muai panjang adalah perubahan
fraksional panjang dibagi dengan perubahan suhu (Sears, 1982). Nilai koefisien
muai panjang tidak tergantung pada jenis zat. Konsep pemuaian panjan dapat
ditulis sebagai berikut:
∆L
α= (2.3)
L0 ∆ T
Gambar 3.2 Batang Statif Panjang Gambar 3.3 Batang Statif Pendek
(Sumber: http://placetoyou.blogspot.com/2012/05/alat-praktikum-fisika-merangkai-
alat.html)
Gambar 3.4 Penggaris Logam
(Sumber: https://situansan.id/blog/penggaris-besi/)
(Sumber :
https://e-katalog.lkpp.go.id/public/files/upload/produk_lampiran/2017/05/23/1
4955177596414.pdf)
Gambar 3.11 Boss Head
(Sumber : https://www.alatperagalab.com/klem-penjepit-boss-head/)
Penunjuk Penunjuk
Suhu awal Suhu
Bahan Lo (cm) panjang panjang
(°C) akhir (°C)
awal (cm) akhir (cm)
Pipa Baja
Pipa
Tembaga
Pipa
Alumunium
Tabel 3.1 Percobaan Muai Panjang
3.3.2 Ralat
∆ LP LP
α= = (3.1)
∆ T L 0 T c L0
√| | | | | |
2 2 2
dα dα dα
∆ α= ∆ L p2 + ∆T c 2 + (0,68. ∆ L0 )2 (3.2)
d Lp dTc d L0
dα 1 dα −L p dα −L p
= . = 2 . = (3.3)
dL p T c L0 dT c T c . L0 dL0 T c . L02
∆ Lp=
√ ∑ ( L1−L)2
n−1
(3.4)
1
∆ L0 = nst (3.5)
2
1
∆ L= × penambahan panjang (3.6)
50
∆x
I= ×100 % (3.7)
x
K = 100%-1 (3.8)
BAB 4
4.1 Hasil
Tabel pengamatan:
4.2 Pembahasan
Hasil koefisien muai panjang yang didapat dari hasil percobaan praktikum
sudah sesuai teori. Secara teori yang diungkapkan oleh Sears dan Zemansky
(2012), koefisien muai panjang baja yaitu 11 x 10 -6/0C, tembaga 16 x 10-6/0C, dan
alumunium sebesar 24 x 10-6/0C. Menurut mereka, semakin tinggi nilai koefisien
muai panjang yang dimiliki oleh suatu logam, maka logam tersebut akan semakin
cepat memuai.
Percobaan pemuaian panjang ini juga telah dilakukan oleh Bharmanee
dan kawan-kawan (2008) dengan metode pola difraksi pada celah yang saling
berdekatan. Hasil yang didapatkan koefisien muai panjang alumunium sebesar
22,512 x 10-6/0C. Koefisien muai panjang tembaga sebesar 20,824 x 10-6/0C.
Koefisien muai panjang baja sebesar 18,156 x 10-6/0C. Hasil percobaan tersebut
sesuai oleh teori yang disampaikan oleh Sears dan Zemansky (2012).
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan harus berhati-hati ketika
memegang pipa alumunium, pipa tembaga, dan pipa baja sesudah pemanasan
karena suhu pipa tersebut naik sehingga menyebabkan rasa panas ketika
dipegang. Praktikan harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan seperti tidak
sengaja menyenggol jarum penunjuk. Penyenggolan jarum penunjuk dapat
menyebabkan hasil perhitungan tidak akurat sehingga harus mengulang dari
awal.
DAFTAR PUSTAKA
Iis, A. (2007). Penentuan Koefisien Muai Panjang Logam Besi dengan Metode
Interferensi Cincin Newton. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanarta
Dharma.
Ilmi, U. (2019). Studi Rencana Alat Pengukuran Panas Pada Muai Logam. Jurnal
Teknika, 11 (2) : 125-126.
Sears, Z. (1982). Fisika untuk Universitas Jilid I (Edisi Baru), Mekanika, Panas
dan Bunyi. Bandung: Binacipta.