SEMESTER GANJIL
PENGUKURAN DASAR
Oleh :
Nama / NIM : Rizky Aditya Nugraha
Fakultas / Jurusan : Teknik/S1 Teknik Elektro
Kelompok :3
Asisten : Rizqi Hidayatus Soleha
Koordinator Asisten : Kharisma Nur Oktavia
Tanggal Praktikum / Jam : 22 Oktober 2022 / 07.00 WIB
Pengukuran sangat penting baik dalam ilmu fisika maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu kita melakukan percobaan yang berhubungan
dengan pengukuran dasar. Percobaan ini diperlukan sebagai suatu rujukan
terhadap kita untuk lebih mengenal dan memahami pengukuran dalam fisika.
1.4 Manfaat
Manfaat pada praktikum pengukuran dasar adalah untuk mengetahui macam-
macam alat ukur dan cara penggunaannya. Selain itu juga dapat mengetahui
prinsip kerja dari setiap alat ukur. Serta untuk mengetahui segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengukuran. Manfaat lain adalah dapat menentukan alat
ukur untuk mengukur suatu benda yang berbeda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran
Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu
besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah
pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi, dalam
pengukuran terdapat dua faktor utama yaitu perbandingan dan patokan.
Pengukuran menggunakan konsep membandingkan objek ukur dengan alat
ukur yang sudah terstandarisasi. Dengan konsep yang digunakan dalam
pengukuran tersebut, menjadikan pengukuran tidak ada yang bernilai pasti
karena dalam membandingkan pasti ada nilai ketidakpastian. Ketidakpastian
tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain ketidakpastian alat ukur
ataupun ketidakpastian pengamat (Giancoli,2011).
Dalam pengukuran, ada beberapa alat bantu pengukuran dalam fisika
diantaranya yaitu jangka sorong, mikrometer sekrup, voltmeter, neraca,
termometer dan masih banyak yang lainnya (Jordan,1996).
Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda. Ketelitian yang diperoleh
dari suatu pengukuran ditentukan oleh alat pengukuran dan cara yang dilakukan
saat pengukuran. Ketelitian alat ukur ditentukan oleh nilai skala terkecil yang
dapat ditunjukkan oleh sistem skala yang terdapat pada alat ukur tersebut
(Padri,1985).
2.2.4 Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus
yang mengalir dalam satu rangkaian listrik. Berdasarkan jenisnya, sumber arus
amperemeter dibagi menjadi 2 yaitu amperemeter DC dan amperemeter AC.
2.2.8 Termometer
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Sebagai termometer,
dipilih benda yang memiliki perubahan fisis tertentu yang berkaitan dengan
perubahan suhunya, misalnya berubahnya volume suatu logam sebagai fungsi
dari suhu. Sifat ekspansi termal dari beberapa logam ini dapat digunakan sebagai
penunjuk suhu (Mirza,2012).
3.2.3 Neraca
3.2.4 Stopwatch
3.5 Mistar
(sumber : Ihsan, 2006)
3.4.6 Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai skala terkecil dan
standart deviasi.
a. Dilakukan kembali langkah pada sub bab 3.4.3 poin d dengan balok yang
sama, diukur panjang, lebar, dan tinggi penggunakan standart deviasi dan
kemudian ditimbang massa balok menggunakan nst.
b. Dilakukan langkah yang sama pada sub bab 3.4.5 poin b dengan
pengukuran jarak menggunakan nst dan perhitungan waktu
menggunakan standart deviasi.
3.5 Flowchart
3.5.1 Flowchart menentukan nst dan kesalahan titik nol
Mulai
Mulai
Mulai
Mulai
Mulai
Mulai
Jika n ≥ 10
𝜖(𝑥1− 𝑥̅ )2
Δx = √ (3.6)
𝑛
d. Keseksamaan
K = 100% - I (3.8)
e. Jumlah angka penting
∆𝑥
AP = 1 − log ( 𝑥̅ ) (3.9)
g. Ralat yang digunakan pada pengukuran tidak langsung dengan standart deviasi
V=pxlxt
𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2
Δv = √(𝜕𝑝) |∆𝑝|2 + ( 𝜕𝑙 ) |∆𝑙 |2 + ( 𝜕𝑡 ) |∆𝑡|2 (3.11)
𝑠
V=𝑡
𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2
Δv = √(𝜕𝑠 ) |∆𝑠|2 + ( 𝜕𝑡 ) |∆𝑡|2
h. Ralat yang digunakan pada pengukuran tidak langsung dengan nst dan standart
deviasi
𝑚
ρ=
𝑣
𝜕𝜌 2 𝜕𝜌 2
Δρ = √(𝜕𝑚) |∆𝑚|2 + (𝜕𝑣 ) |∆𝑣 |2 (3.12)
1
Δm = Δv = 2 𝑛𝑠𝑡
𝑠
V=𝑡
𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2
Δv = √(𝜕𝑠 ) |∆𝑠|2 + ( 𝜕𝑡 ) |∆𝑡|2
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum pengukuran dasar antara lain sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Menentukan Nilai Skala Terkecil (nst) dan Kesalahan Titik Nol
Jenis Alat nst Kesalahan Titik Nol
Jangka Sorong 0,0005 cm 0
Mikrometer 0,001 cm 0
Termometer 1°C 0
Stopwatch 1s 0
Mistar 0,1 cm 0
Neraca Lengan 0,01 gr 0
Hasil
No Alat Ukur Objek X ΔX I (%) K (%) AP
Pengukuran
Tabel 4.4 Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
No Objek Besaran X ΔX I (%) K (%) AP
p = 12.5
1 Balok l = 5,4 m = 113 Ρ = 0,64 m/cm^3 0,00025 9,21 90,79 2,0358
t = 2,6
S1 = 2 t = 2,8 v1 = 0,71 m/s^2 0,50 99,50
2 Perjalanan S2 = 2,5 t = 3,8 v2 = 0,66 m/s^2 0,5 0,56 99,44 3,2957
S3 = 3 t=7 v3 = 0,43 m/s^2 0,46 99,54
2. Kecepatan Perjalanan
Waktu (s)
Jarak (m) V Δv I (%) K (%) AP
P1 P2 P3
2,5 3,2 3,3 4,5 0,6818 m/s 30,23 69,77
3 3,8 4 2,2 0,9000 m/s 0,206 5,56 94,44 1,69
3,5 3 2,9 3,7 1,0938 m/s 4,57 95,43
Tabel 4.6 Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
dan Standart Deviasi
p l t m
Percobaan V ρ Δρ I (%) K (%) AP
(cm) (cm) (cm) (gr)
P1 12,5 5,4 2,8 113 189 0,598
P2 12,5 5,4 2,8 113 189 0,598 0,05 0,47 99,53 2,30
P3 12,5 5,4 2,8 113 189 0,598
2. Kecepatan
Waktu (s)
Jarak (m) V Δv I (%) K (%) AP
P1 P2 P3
2,5 4 3,7 4,1 0,6356 m/s 7,87 92,13
3 4,5 4 3,9 0,7258 m/s 0,050 6,89 93,11 2,30
3,5 4 4,5 4,3 0,8203 m/s 6,10 93,90
4.2 Pembahasan
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, kapasitas atau biasanya
terhadap suatu standar satuan pengukuran. Pengukuran pada dasarnya bertujuan
mengetahui suatu proses, sedangkan mengukur adalah membandingkan suatu
besaran fisis dengan suatu besaran standar. Dalam pengukuran terkadang
mengandung pengertian pekerjaan mencatat, menghitung, dan mengukur.
Pengukuran tentunya membutuhkan sutu alat ukur, alat ukur tersebut harus dapat
mengerjakan tugas di antaranya mengetahui adanya besaran yang daoat di terima
oleh panca indera.
Alat-alat ukur yang di gunakan dalam praktikum ini memiliki nilai skala terkecil
yang berbeda. Nilai skala terkecil adalah perbandingan antara skala utama dengan
jumlah skala nonius pada suatu alat ukur. Ketepatan dari sistem pengukuran, disebut
reproduktivitas atau pengulangan yaitu sejauh mana pengukuran ulang. Pengukuran
aka menimbulkan ketelitian atau ketidakpastian dalam perhitungannya.
Nilai skala terkecil dari suatu alat ukur menunjukkan tingkat ketelitian atau
ketidakpastian dari alat ukur tersebut. Masing-masing alat ukur yang di gunakan pada
praktikum kali ini yaitu jangka sorong dengan nst 0,0005 cm, mikrometer sekrup
dengan nst 0,001 cm, termometer dengan nst 1°C, stopwatch dengan nst 1 sekon,
mistar dengan nst 0,1 cm, dan neraca dengan nst 0,01 gram.
Cara menentukan ralat nst dengan pengukuran langsung ialah dengan
menggunakan aturan bahwa ralat nst merupakan setengah nilai nst masing-masing
alat ukur. Oleh karena itu, kunci menentukan ralat pada pengukuran langsung adalah
1
tentukan nst terlebih dahulu. Setelah itu ralat bisa dicari dengan rumus 2 𝑛𝑠𝑡. Hasil
dapat dituliskan dengan aturan nilai yang dihasilkan ± ralat nst yang diperoleh.
Penentuan hasil pengukuran secara langsung dan berulang dapat diperoleh dari
rata-rata hasil pengukuran ± standart deviasi. Pengukuran dilakukan 3 kali sehingga
dapat dicari rata-ratanya. Rata-rata tersebut dimasukkan ke dalam rumus standart
deviasi sehingga hasil pengukuran dapat dicari. Standart deviasi dapat menunjukkan
kepresisian suatu alat ukur. Semakin kecil standart deviasi yang terbentuk, maka
semakin besar pengukuran kita yang mendekati benar.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan terhadap besaran
lain yang memiliki hubungan matematis dengan besaran yang dicari. Pengukuran
tidak langsung yang dilakukan pada praktikum ini tidak langsung dilakukan pada
semua alat ukur, namun pengukuran tidak langsung dibagi menjadi dua, yaitu
pengukuran tidak langung dengan nst dan standart deviasi. Pengukuran tidak
langsung menggunakan mistar, neraca o’hauss, jarak. Terdapat perbedaan hasil ukur
dari pengukuran tidak langsung diatas, walaupun dilakukan pada besaran dan
menggunakan alat yang sama. Pengukuran yang dilakukan secara berulang memiliki
ralat lebih kecil dari pada pengukuran yang dilakukan sekali.
Jumlah angka penting yang digunakan dapat dilihat dari ralat relatif. Semakin
banyak angka penting menunjukkan presentase ralat yang relatif kecil berarti
semakin tepat hasil pengukuran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa beberapa
pengukuran yang dilakukan mendapatkan hasil yang mendekati tetap, namun
beberapa juga menunjukkan hasil yang kurang tepat karena memiliki angka penting
dengan jumlah kecil.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, diambil kesimpulan bahwa I, K, dan
AP (Angka Penting) dari masing-masing alat ukur merupakan faktor penting dalam
percobaan pengukuran dasar kali ini. Jumlah angka penting (AP) yang digunakan
dapat dilihat dari ralat relatif. Semakin banyak AP maka akan menunjukkan
presentase ralat yang relatif kecil yaitu semakin tepat hasil pengukurannya.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pada praktikum pengukuran dasar ini, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Prinsip penggunaan alat ukur yang digunakan pada praktikum ini antara lain
jangka sorong untuk mengukur diameter dalam dan luar benda, mikrometer
untuk mengukur diameter luar benda, neraca untuk mengukur massa,
stopwatch untuk menghitung waktu, mistar untuk mengukur Panjang, dan
termometer untuk mengukur suhu.
2. Nilai skala terkecil (nst) pada alat ukur ditentukan pada skala yang tertera
pada alat ukur tersebut.
3. Ketelitian alat ukur ditentukan oleh nilai skala terkecil yang dapat
ditunjukkan oleh sistem skala yang terdapat pada alat ukur tersebut.
4. Pengukuran langsung dilakukan hanya sekali sedangkan pengukuran tidak
langsung dilakukan pengukuran berulang, maka hasil yang diperoleh lebih
akurat.
5.2 Saran
Saran mengenai praktikum pengukuran dasar adalah sebelum melakukan
praktikum, sebaiknya praktikan mengetahui dan memahami tata cara menggunakan
alat ukur agar tidak terjadi kesalahan dalam mengukur suatu benda. Praktikan juga
sebaiknya mengetahui cara menentukan nst. Jika terjadi hal yang tidak diketahui oleh
pratikan atau praktikan mengalami kesulitan sebaiknya bertanya kepada asisten.
DAFTAR PUSTAKA