Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

PENGUKURAN DASAR

Oleh :
Nama / NIM : Rizky Aditya Nugraha
Fakultas / Jurusan : Teknik/S1 Teknik Elektro
Kelompok :3
Asisten : Rizqi Hidayatus Soleha
Koordinator Asisten : Kharisma Nur Oktavia
Tanggal Praktikum / Jam : 22 Oktober 2022 / 07.00 WIB

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran merupakan dasar materi yang harus dipahami terlebih dahulu.
Mengukur dapat diartikan sebagai pengamatan kuantitas atau jumlah.
Pengukuran berarti suatu metode atau cara yang digunakan untuk menyatakan
sifat fisis dalam bentuk bilangan sebagai hasil perbandingan dengan sebuah
besaran baku sebagai satuan. Membandingkan keadaan yang diukur dengan
instrument pengukur yang ditetapkan skalanya untuk melakukan pengukuran
pada setiap besaran.

Keakuratan pada hasil pengukuran sangat diperlukan dalam melakukan


suatu pengukuran sangat diperlukan dalam melakukan suatu pengukuran, namun
pada kenyataannya tidak ada satupun pengukuran yang benar-benar tepat.
Kurang tepatnya pengukuran tersebut menimbulkan adanya ketidakpastian.
Ketidakpastian berasal dari perbedaan sumber, alat pengukuran yang dipakai
maupun ketelitian yang kurang ketika membaca skala membaca skala pada alat
ukur.

Pengukuran sangat penting baik dalam ilmu fisika maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu kita melakukan percobaan yang berhubungan
dengan pengukuran dasar. Percobaan ini diperlukan sebagai suatu rujukan
terhadap kita untuk lebih mengenal dan memahami pengukuran dalam fisika.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada praktikum ini
antara lain :
1. Bagaimana prinsip penggunaan alat ukur?
2. Bagaimana menentukan nilai nst dari alat ukur ?
3. Apa yang menentukan ketelitian dari alat ukur ?
4. Apa perbedaan pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Mampu menggunakan alat ukur.
2. Mampu dan memahami prinsip penggunaan alat ukur.
3. Mampu menentukan nilai nst dari alat ukur.
4. Mengetahui perbedaan pengukuran langsung dan pengukuran tak langsung.
5. Mampu melakukan pengukuran langsung sebanyak satu kali dan
ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan ralat nst.
6. Mampu melakukan pengukuran langsung secara berulang dan menghitung
ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan ralat standart deviasi.
7. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung dengan satu kali pengukuran
secara berulang dan menentukan ralat nst.
8. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung dengan pengukuran secara
berulang dan menggunakan ralat standart deviasi.
9. Mempu menentukan pengukuran tidak langsung secara gabungan yaitu
pengukuran secara berulang menggunakan ralat standart deviasi dan satu kali
pengukuran menggunakan ralat nst.
10. Mampu menentukan angka penting/berarti dan menjelaskan arti fisik dan
statistiknya.

1.4 Manfaat
Manfaat pada praktikum pengukuran dasar adalah untuk mengetahui macam-
macam alat ukur dan cara penggunaannya. Selain itu juga dapat mengetahui
prinsip kerja dari setiap alat ukur. Serta untuk mengetahui segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengukuran. Manfaat lain adalah dapat menentukan alat
ukur untuk mengukur suatu benda yang berbeda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran
Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu
besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah
pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi, dalam
pengukuran terdapat dua faktor utama yaitu perbandingan dan patokan.
Pengukuran menggunakan konsep membandingkan objek ukur dengan alat
ukur yang sudah terstandarisasi. Dengan konsep yang digunakan dalam
pengukuran tersebut, menjadikan pengukuran tidak ada yang bernilai pasti
karena dalam membandingkan pasti ada nilai ketidakpastian. Ketidakpastian
tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain ketidakpastian alat ukur
ataupun ketidakpastian pengamat (Giancoli,2011).
Dalam pengukuran, ada beberapa alat bantu pengukuran dalam fisika
diantaranya yaitu jangka sorong, mikrometer sekrup, voltmeter, neraca,
termometer dan masih banyak yang lainnya (Jordan,1996).
Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda. Ketelitian yang diperoleh
dari suatu pengukuran ditentukan oleh alat pengukuran dan cara yang dilakukan
saat pengukuran. Ketelitian alat ukur ditentukan oleh nilai skala terkecil yang
dapat ditunjukkan oleh sistem skala yang terdapat pada alat ukur tersebut
(Padri,1985).

2.2 Alat Ukur


Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibuthkan
dengan namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita
mendapatkan data hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk
mendapatkan hasil yang akurat perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi proses pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses dalam
pengukuran, kondisi suatu lingkungan dan orang yang melakukan pengukuran.
Alat-alat pengukuran tersebut antara lain (Mikrajuddin, 2016).
2.2.1 Mistar
Mistar adalah alat ukur panjang yang paling sederhana dan memiliki 2
skala ukuran yaitu skala utama dan skala terkecil. Skala utama pada mistar
adalah sentimeter (cm) dan satuan skala terkecil adalah milimeter (mm). Nilai
skala terkecil mistar yaitu 1 mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm atau
0,05 cm (Ihsan, 2006).

Gambar 2.1 Mistar


(sumber : Ihsan, 2006)

2.2.2 Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar, tinggi,
diameter luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka sorong
dapat mengukur hingga ketilitian 0,1 mm. Skala utama terletak di batang di
batang jangka sorong, sedangkan pada rahang sorong diberi skala sebanyak 10
bagian dengan panjang 9 mm maka disebut skala nonius.

Gambar 2.2 Jangka Sorong


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).
2.2.3 Mikrometer
Mikrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang,
tebal maupun diameter luar benda yang berukuran kecil. Mikrometer sekrup
empunyai ketelitian 0,01 mm sehingga cocok untuk mengukur ketebalan kertas.

Gambar 2.3 Mikrometer


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

2.2.4 Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus
yang mengalir dalam satu rangkaian listrik. Berdasarkan jenisnya, sumber arus
amperemeter dibagi menjadi 2 yaitu amperemeter DC dan amperemeter AC.

Gambar 2.4 Amperemeter


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).
2.2.5 Voltmeter
Voltmeter merupakan alat untuk mengukur besarnya tegangan dalam
suatu benda yang dilewati oleh listrik. Berdasarkan jenis dari arus listrik
voltmeter dibagi menjadi 2 yaitu voltmeter AC dan voltmeter DC.

Gambar 2.5 Voltmeter


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

2.2.6 Neraca O’hauss


Neraca o’hauss adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu massa
benda. Penentuan massa benda hanya dilakukan dengan menggeser sejumlah
ahak timbangan yang telah berada pada lengan neraca, massa benda yang
ditimbang sama dengan massa anakan timbangan yang digeser pada lengan.

Gambar 2.6 Neraca O’hauss


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).
2.2.7 Stopwatch
Stopwatch merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu.
Stopwatch terbagi menjadi 2 jenis yaitu dalam bentuk digital dan analog.

Gambar 2.7 Stopwatch


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

2.2.8 Termometer
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Sebagai termometer,
dipilih benda yang memiliki perubahan fisis tertentu yang berkaitan dengan
perubahan suhunya, misalnya berubahnya volume suatu logam sebagai fungsi
dari suhu. Sifat ekspansi termal dari beberapa logam ini dapat digunakan sebagai
penunjuk suhu (Mirza,2012).

Gambar 2.8 Thermometer


(sumber : Mikrajuddin,2016)
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai Pengukuran dasar
antara lain :
1. Jangka Sorong, berfungsi sebagai alat pengukur dari besaran panjang.
Digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam,
serta kedalaman lubang suatu benda.
2. Mikrometer, berfungsi sebagai alat pengukur panjang, tebal, maupun diameter
luar sebuah benda yang berukuran relatif kecil.
3. Neraca, berfungsi sebagai alat pengukur dari besaran massa.
4. Stopwatch, berfungsi sebagai alat pengukur waktu dengan sensitivitas hingga
0,0001 s.
5. Thermometer, berfungsi sebagai alat pengukur besaran suhu.
6. Mistar, berfungsi sebagai alat pengukur besaran Panjang.
7. Balok logam, berfungsi sebagai bahan yang diukur dengan menggunakan mistar
dan neraca.
8. Bola besi kecil, berfungsi sebagai bahan yang diukur diameternya dengan
menggunakan mikrometer.

3.2 Desain Eksperimen


Adapun desain percobaan pada praktikum kali ini adalah:
3.2.1 Jangka Sorong

Gambar 3.1 Jangka Sorong


(Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014).
3.2.2 Mikrometer

Gambar 3.2 Mikrometer


(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar,2014)

3.2.3 Neraca

Gambar 3.3 Neraca


(Sumber :Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014)

3.2.4 Stopwatch

Gambar 3.4 Stopwatch


(Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014)
3.2.5 Mistar

3.5 Mistar
(sumber : Ihsan, 2006)

3.2.6 Neraca Pegas

Gambar 3.6 Neraca Pegas


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).
3.2.7 Termometer

Gambar 3.7 Thermometer


(sumber : Mikrajuddin,2016)

3.3 Variabel Eksperimen


Variabel eksperimen yang akan diamati dalam praktikum ini mengenai
pengukuran dasar. Pengukuran tersebut meliputi pengukuran panjang dengan mistar,
pengukuran diameter dengan jangka sorong, pengukuran diameter dengan
mikrometer, pengukuran massa dengan neraca, pengukuran waktu dengan
stopwatch, dan pengukuran suhu dengan thermometer.

3.4 Prosedur Eksperimen


Prosedur eksperimen pada praktikum Pengukuran Dasar ini antara lain:
3.4.1 Penentuan nilai skala terkecil atau nst dan kesalahan titik nol.
a. Jangka sorong diambil dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila
skalanya tidak menunjukkan angka nol pada saat jangka sorong belum
digunakan.
b. Mikrometer diambil dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila
skalanya tidak menunjukkan titik nol pada saat mikrometer belum
digunakan.
c. Termometer diambil dan ditentukan nst-nya.
d. Neraca pegas diambil dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila
skalanya tidak menunjukkan titik nol pada saat pegas belum terbebani.
e. Stopwatch diambil dan ditentukan nst-nya.
f. Mistar/penggaris ditentukan nst-nya.
g. Neraca/timbangan diambil dan ditentukan nst-nya.

3.4.2 Pengukuran langsung dengan menggunakan nila skala terkecil.


Catatan: hanya dilakukan sekali saja
a. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dari sebuah
cincin.
b. Mikrometer digunakan untuk mengukur diameter luar dari sebuah bola
besi kecil.
c. Neraca diberi beban dan dicatat nilai skalanya.
d. Diukur panjang, lebar, dan tinggi balok yang tersedia dengan
menggunakan mistar.
e. Waktu dihitung dengan stopwatch saat berjalan dari titik A ke B sejauh
2 meter.
3.4.3 Pengukuran langsung dengan menggunakan standart deviasi.
Catatan: semua langkah percobaannya masing-masing diulangi selama 3
kali.
a. Jangka sorong untuk mengukur diameter luar dari sebuah cincin.
b. Mikrometer digunakan untuk mengukur diameter luar dari sebuah bola
besi kecil.
c. Neraca diberi beban dan dicatat nilai skalanya.
d. Diukur panjang, lebar, dan tinggi balok yang tersedia dengan
menggunakan mistar.
e. Waktu dihitung dengan stopwatch saat berjalan dari titik A ke B sejauh
2 meter.

3.4.4 Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai skala terkecil.


Catatan: lakukan 1 kali saja.
a. Dilakukan kembali langkah pada sub bab 3.4.2 poin d dengan balok yang
sama, kemudian ditimbang massa balok tersebut.
b. Dilakukan kembali langkah yang sama pada bab 3.4.2 poin e, diulangi
untuk jarak 2,5m, 3m, 3,5m, dicatat masing-masing waktunya.

3.4.5 Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan standar deviasi.


Catatan: Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali.
a. Dilakukan kembali langkah pada sub bab 3.4.2 poin d dengan balok yang
sama, kemudian ditimbang massa balok tersebut.
b. Dilakukan kembali langkah yang sama pada sub bab 3.4.2 poin e diulangi
untuk jarak 2,5m, 3m, 3,5m, dicatat masing-masing waktunya.

3.4.6 Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai skala terkecil dan
standart deviasi.
a. Dilakukan kembali langkah pada sub bab 3.4.3 poin d dengan balok yang
sama, diukur panjang, lebar, dan tinggi penggunakan standart deviasi dan
kemudian ditimbang massa balok menggunakan nst.
b. Dilakukan langkah yang sama pada sub bab 3.4.5 poin b dengan
pengukuran jarak menggunakan nst dan perhitungan waktu
menggunakan standart deviasi.

3.5 Flowchart
3.5.1 Flowchart menentukan nst dan kesalahan titik nol

Mulai

Menentukan nst pada jangka sorong

Menentukan nst pada mikrometer

Menentukan nst pada termometer

Menentukan nst pada stopwatch

Menentukan nst pada mistar

Menentukan nst pada neraca ohaus


3.5.2 Flowchart pengukuran langsung menggunakan nst

Mulai

Mengukur diameter cincin dengan jangka sorong

Mengukur diameter bola besi kecil dengan mikrometer

Menimbang beban dengan neraca

Mengukur volume balok dengan mistar

Menghitung waktu dengan stopwatch

3.5.3 Flowchart pengukuran langsung menggunakan standart deviasi

Mulai

Mengukur diameter cincin dengan jangka sorong

Mengukur diameter bola besi kecil dengan mikrometer

Menimbang beban dengan neraca Ulangi


semua
sebanyak 3
kali
Mengukur volume balok dengan mistar

Menghitung waktu dengan stopwatch


3.5.4 Flowchart pengukuran tidak langsung dengan nst

Mulai

Mengukur volume balok yang sama

Menimbang massa balok

Menghitung waktu dengan objek manusia

Mengulangi dengan 3 variasi jarak

3.5.5 Flowchart pengukuran tidak langsung dengan standart deviasi

Mulai

Mengukur volume balok yang sama

Menimbang massa balok Ulangi


semua
sebanyak 3
Menghitung waktu dengan objek manusia kali

Mengulangi dengan 3 variasi jarak


3.5.6 Flowchart pengukuran tidak langsung dengan nst dan standart deviasi

Mulai

Mengukur volume balok yang sama dengan standart deviasi

Menghitung waktu dengan objek manusia dengan 3 variasi waktu

Mengukur jarak dengan nst

Menghitung waktu dengan standart deviasi

3.6 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan pada praktikum pengukuran dasar
antara lain:
1. Analisis menentukan Nilai Skala Terkecil (nst) dan kesalahan titik nol.
Berdasarkan hasil eksperimen akan dianalisis nilai skala terkecil dan
kesalahan titik nol pada jangka sorong, mikrometer, mistar, neraca,
stopwatch, dan thermometer.
2. Analisis pengukuran langsung dengan menggunakan Nilai Skala Terkecil.
Berdasarkan hasil eksperimen akan dianalisis nilai skala terkecil pada
pengukuran lagsung pada jangka sorong, mikrometer, mistar, neraca,
stopwatch, dan thermometer.
3. Analisis pengukuran langsung dengan menggunakan Standart Deviasi.
Berdasarkan hasil eksperimen akan dianalisis nilai standart deviasi
pengukuran langsung pada jangka sorong, mikrometer, mistar, neraca,
stopwatch, dan thermometer.
4. Analisis pengukuran tidak langsung dengan menggunakan Nilai Skala
Terkecil. Berdasarkan hasil eksperimen akan dianalisis nilai skala terkecil
pengukuran tidak lagsung menggunakan objek logam dan perjalanan.
5. Analisis pengukuran langsung dengan menggunakan Standart Deviasi.
Berdasarkan hasil eksperimen akan dianalisis nilai standart deviasi
pengukuran tidak langsung dengan massa jenis dan kecepatan.
6. Ralat
a. Cara penulisan hasil pengukuran yang benar
x = 𝑥̅ ± ∆𝑥 satuan (3.1)
dimana 𝑥̅ = hasil ukur
Δx = ralat
Atau x = 𝑥̅ satuan ± Δx % (3.2)
∆𝑥
Dengan Δx % = [ 𝑥̅ ] 𝑥 100% (3.3)

b. Nilai skala terkecil


Jika pengukuran langsung hanya sekali.
1
Δx = 2 𝑛𝑠𝑡 (3.4)

Pengukuran sebanyak n kali, maka Δx dicari dengan menggunakan


standar deviasi
 Jika n ≤ 10
𝜖(𝑥1− 𝑥̅ )2
Δx = √ (3.5)
𝑛(𝑛−1)

 Jika n ≥ 10
𝜖(𝑥1− 𝑥̅ )2
Δx = √ (3.6)
𝑛

c. Ralat nisbi/ralat relatif


∆𝑥
I = ( ) 𝑥 100% (3.7)
𝑥̅

d. Keseksamaan
K = 100% - I (3.8)
e. Jumlah angka penting
∆𝑥
AP = 1 − log ( 𝑥̅ ) (3.9)

f. Ralat yang digunakan pada pengukuran langsung dengan sandart deviasi


𝑥1+𝑥2+𝑥3+⋯+𝑥𝑛
𝑥̅ = (3.10)
𝑛
𝜖(𝑥1− 𝑥̅ )2
Δx √ 𝑛(𝑛−1)

g. Ralat yang digunakan pada pengukuran tidak langsung dengan standart deviasi
V=pxlxt
𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2
Δv = √(𝜕𝑝) |∆𝑝|2 + ( 𝜕𝑙 ) |∆𝑙 |2 + ( 𝜕𝑡 ) |∆𝑡|2 (3.11)
𝑠
V=𝑡

𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2
Δv = √(𝜕𝑠 ) |∆𝑠|2 + ( 𝜕𝑡 ) |∆𝑡|2

h. Ralat yang digunakan pada pengukuran tidak langsung dengan nst dan standart
deviasi
𝑚
ρ=
𝑣

𝜕𝜌 2 𝜕𝜌 2
Δρ = √(𝜕𝑚) |∆𝑚|2 + (𝜕𝑣 ) |∆𝑣 |2 (3.12)
1
Δm = Δv = 2 𝑛𝑠𝑡
𝑠
V=𝑡

𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2
Δv = √(𝜕𝑠 ) |∆𝑠|2 + ( 𝜕𝑡 ) |∆𝑡|2
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum pengukuran dasar antara lain sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Menentukan Nilai Skala Terkecil (nst) dan Kesalahan Titik Nol
Jenis Alat nst Kesalahan Titik Nol
Jangka Sorong 0,0005 cm 0
Mikrometer 0,001 cm 0
Termometer 1°C 0
Stopwatch 1s 0
Mistar 0,1 cm 0
Neraca Lengan 0,01 gr 0

Tabel 4.2 Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil

Hasil
No Alat Ukur Objek X ΔX I (%) K (%) AP
Pengukuran

Jangka Dalam = 2.1 cm 2,105 0,000 0,000 100,000 6,53


1 Cincin
Sorong Luar = 2.51 cm 2,5105 0,000 0,000 100,000 8,60
2 Mikrometer Bola pejal d = 0.705 mm 0,706 0,000 0,000 100,000 7,45
3 Neraca Balok besi 66,9 gr 76,9 25,000 34,771 65,229 1,46
4 Stopwatch Sejauh 2m 4.1 s 4,2 0,002 0,060 99,940 4,22
p = 12.5 cm 12,6 0,002 0,020 99,980 4,70
Balok Besi
5 Mistar l = 5.4 cm 5,5 0,002 0,046 99,954 4,34
t = 2.6 cm 2,7 0,002 0,094 99,906 4,03
6 Termometer Suhu ruang 28 °C 29 0,250 0,877 99,123 3,06

Tabel 4.3 Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Standart Deviasi

No Alat Ukur P1 P2 P3 X ΔX I (%) K (%) AP


Jangka
1 Sorong 2,192 0,002 0,11 99,89 3,97
d Dalam 2,19 2,195 2,19
d Luar 2,595 2,59 2,59 2,592 0,003 0,11 99,89 3,95
2 Mikrometer 8,26 8,4 8,37 8,343 0,074 0,88 99,12 3,05
3 Neraca 66,9 66,9 66,9 66,900 0,000 0,00 100,00 #NUM!
4 Stopwatch 4,1 4,1 4,1 4,100 0,000 0,00 100,00 #NUM!
12,5 12,5 12,5 12,867 0,000 0,00 100,00 #NUM!
5 Mistar 5,4 5,4 5,4 6,000 0,000 0,00 100,00 16,74
2,6 2,6 2,6 3,000 0,000 0,00 100,00 #NUM!

Tabel 4.4 Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
No Objek Besaran X ΔX I (%) K (%) AP
p = 12.5
1 Balok l = 5,4 m = 113 Ρ = 0,64 m/cm^3 0,00025 9,21 90,79 2,0358
t = 2,6
S1 = 2 t = 2,8 v1 = 0,71 m/s^2 0,50 99,50
2 Perjalanan S2 = 2,5 t = 3,8 v2 = 0,66 m/s^2 0,5 0,56 99,44 3,2957
S3 = 3 t=7 v3 = 0,43 m/s^2 0,46 99,54

Tabel 4.5 Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Standart Deviasi


1. Massa Jenis Balok
p l t m
Percobaan V ρ Δρ I (%) K (%) AP
(cm) (cm) (cm) (gr)
P1 12,5 5,4 2,6 113 175,5 0,644
P2 12,5 5,4 2,6 112,9 175,5 0,643 0,0003 0,4405 99,5595 4,4828
P3 12,5 5,4 2,6 113 175,5 0,644

2. Kecepatan Perjalanan

Waktu (s)
Jarak (m) V Δv I (%) K (%) AP
P1 P2 P3
2,5 3,2 3,3 4,5 0,6818 m/s 30,23 69,77
3 3,8 4 2,2 0,9000 m/s 0,206 5,56 94,44 1,69
3,5 3 2,9 3,7 1,0938 m/s 4,57 95,43
Tabel 4.6 Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
dan Standart Deviasi

1. Massa Jenis Balok

p l t m
Percobaan V ρ Δρ I (%) K (%) AP
(cm) (cm) (cm) (gr)
P1 12,5 5,4 2,8 113 189 0,598
P2 12,5 5,4 2,8 113 189 0,598 0,05 0,47 99,53 2,30
P3 12,5 5,4 2,8 113 189 0,598

2. Kecepatan
Waktu (s)
Jarak (m) V Δv I (%) K (%) AP
P1 P2 P3
2,5 4 3,7 4,1 0,6356 m/s 7,87 92,13
3 4,5 4 3,9 0,7258 m/s 0,050 6,89 93,11 2,30
3,5 4 4,5 4,3 0,8203 m/s 6,10 93,90

4.2 Pembahasan
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, kapasitas atau biasanya
terhadap suatu standar satuan pengukuran. Pengukuran pada dasarnya bertujuan
mengetahui suatu proses, sedangkan mengukur adalah membandingkan suatu
besaran fisis dengan suatu besaran standar. Dalam pengukuran terkadang
mengandung pengertian pekerjaan mencatat, menghitung, dan mengukur.
Pengukuran tentunya membutuhkan sutu alat ukur, alat ukur tersebut harus dapat
mengerjakan tugas di antaranya mengetahui adanya besaran yang daoat di terima
oleh panca indera.
Alat-alat ukur yang di gunakan dalam praktikum ini memiliki nilai skala terkecil
yang berbeda. Nilai skala terkecil adalah perbandingan antara skala utama dengan
jumlah skala nonius pada suatu alat ukur. Ketepatan dari sistem pengukuran, disebut
reproduktivitas atau pengulangan yaitu sejauh mana pengukuran ulang. Pengukuran
aka menimbulkan ketelitian atau ketidakpastian dalam perhitungannya.
Nilai skala terkecil dari suatu alat ukur menunjukkan tingkat ketelitian atau
ketidakpastian dari alat ukur tersebut. Masing-masing alat ukur yang di gunakan pada
praktikum kali ini yaitu jangka sorong dengan nst 0,0005 cm, mikrometer sekrup
dengan nst 0,001 cm, termometer dengan nst 1°C, stopwatch dengan nst 1 sekon,
mistar dengan nst 0,1 cm, dan neraca dengan nst 0,01 gram.
Cara menentukan ralat nst dengan pengukuran langsung ialah dengan
menggunakan aturan bahwa ralat nst merupakan setengah nilai nst masing-masing
alat ukur. Oleh karena itu, kunci menentukan ralat pada pengukuran langsung adalah
1
tentukan nst terlebih dahulu. Setelah itu ralat bisa dicari dengan rumus 2 𝑛𝑠𝑡. Hasil

dapat dituliskan dengan aturan nilai yang dihasilkan ± ralat nst yang diperoleh.
Penentuan hasil pengukuran secara langsung dan berulang dapat diperoleh dari
rata-rata hasil pengukuran ± standart deviasi. Pengukuran dilakukan 3 kali sehingga
dapat dicari rata-ratanya. Rata-rata tersebut dimasukkan ke dalam rumus standart
deviasi sehingga hasil pengukuran dapat dicari. Standart deviasi dapat menunjukkan
kepresisian suatu alat ukur. Semakin kecil standart deviasi yang terbentuk, maka
semakin besar pengukuran kita yang mendekati benar.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan terhadap besaran
lain yang memiliki hubungan matematis dengan besaran yang dicari. Pengukuran
tidak langsung yang dilakukan pada praktikum ini tidak langsung dilakukan pada
semua alat ukur, namun pengukuran tidak langsung dibagi menjadi dua, yaitu
pengukuran tidak langung dengan nst dan standart deviasi. Pengukuran tidak
langsung menggunakan mistar, neraca o’hauss, jarak. Terdapat perbedaan hasil ukur
dari pengukuran tidak langsung diatas, walaupun dilakukan pada besaran dan
menggunakan alat yang sama. Pengukuran yang dilakukan secara berulang memiliki
ralat lebih kecil dari pada pengukuran yang dilakukan sekali.
Jumlah angka penting yang digunakan dapat dilihat dari ralat relatif. Semakin
banyak angka penting menunjukkan presentase ralat yang relatif kecil berarti
semakin tepat hasil pengukuran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa beberapa
pengukuran yang dilakukan mendapatkan hasil yang mendekati tetap, namun
beberapa juga menunjukkan hasil yang kurang tepat karena memiliki angka penting
dengan jumlah kecil.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, diambil kesimpulan bahwa I, K, dan
AP (Angka Penting) dari masing-masing alat ukur merupakan faktor penting dalam
percobaan pengukuran dasar kali ini. Jumlah angka penting (AP) yang digunakan
dapat dilihat dari ralat relatif. Semakin banyak AP maka akan menunjukkan
presentase ralat yang relatif kecil yaitu semakin tepat hasil pengukurannya.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pada praktikum pengukuran dasar ini, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Prinsip penggunaan alat ukur yang digunakan pada praktikum ini antara lain
jangka sorong untuk mengukur diameter dalam dan luar benda, mikrometer
untuk mengukur diameter luar benda, neraca untuk mengukur massa,
stopwatch untuk menghitung waktu, mistar untuk mengukur Panjang, dan
termometer untuk mengukur suhu.
2. Nilai skala terkecil (nst) pada alat ukur ditentukan pada skala yang tertera
pada alat ukur tersebut.
3. Ketelitian alat ukur ditentukan oleh nilai skala terkecil yang dapat
ditunjukkan oleh sistem skala yang terdapat pada alat ukur tersebut.
4. Pengukuran langsung dilakukan hanya sekali sedangkan pengukuran tidak
langsung dilakukan pengukuran berulang, maka hasil yang diperoleh lebih
akurat.

5.2 Saran
Saran mengenai praktikum pengukuran dasar adalah sebelum melakukan
praktikum, sebaiknya praktikan mengetahui dan memahami tata cara menggunakan
alat ukur agar tidak terjadi kesalahan dalam mengukur suatu benda. Praktikan juga
sebaiknya mengetahui cara menentukan nst. Jika terjadi hal yang tidak diketahui oleh
pratikan atau praktikan mengalami kesulitan sebaiknya bertanya kepada asisten.
DAFTAR PUSTAKA

Faradiba, 2020. Buku Materi Pembelajaran: Metode Pengukuran Fisika,


diakses pada 25 September 2022.

Ihsan, H. 2006. Pengertian Pengukuran. UPI: FIP.

Jordan. 1996. Pengukuran. Jember: Universitas Jember.

Mikrajuddin, Abdullah. 2016. Fisika Dasar. Bandung: ITB.

Modul 1. Pengukuran Dasar.

Tim penyusun. 2014. Modul praktikum Fisika Dasar. Jember: Unej.

Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPA


Universitas Jember.

Walker, Jearl. 2011. Fundamentals Of Physics 9th Edition. New York.


John Wiley & Sons Inc.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

Gambar 2. Pengukuran Menggunakan Mikrometer

Gambar 3. Pengukuran Menggunakan Neraca o’hauss

Gambar 4. Pengukuran Menggunakan Mistar


Gambar 5. Pengukuran Menggunakan Neraca Pegas

Gambar 6. Pengukuran Menggunakan Termometer

Gambar 7. Pengukuran Menggunakan Stopwatch

Anda mungkin juga menyukai