Oleh :
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kemudahan dan kebahagian untuk menyelesaikan laporan tugas besar ini dengan
judul “SISTEM IRIGASI PERSAWAHAN OTOMATIS MENGGUNAKAN
SENSOR SUHU DAN KELEMBABAN TANAH”. Tugas besar ini dimaksudkan
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam nilai akhir semester ganjil.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Muh.
Asnoer Laagu, S.T., M.T. Ph.D., selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum
sensor, akuator, dan akuisisi data pada lingkungan agoindustri yang telah banyak
memberikan pengarahan atau bimbingan selama praktikum berlangsung.
Laporan tugas besar ini merupakan tugas akhir yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah praktikum sensor, aktuator, dan akuisisi data pada lingkungan
agroindustri dimana laporan ini ditulis dari hasil mengerjakan dan membuat alat
berupa sistem irigas persawahan otomati menggunakan sensor suhu dan kelembaban
tanah sebagai tugas besar.
Penulis berharap dengan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis secara pribadi, terkhususnya menambah wawasan kita mengenai komponen –
komponen yang digunakan dan prinsip kerja pada penelitian kali ini .
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Oleh karena itu, Soil Moisture Sensor di bagi menjadi dua bagian, yaitu satu
papan elektronik dan yang lainnya probe yang di lengkapi dengan dengan dua
potensio, fungsinya yaitu untuk pendeteksian kadar air. Ini termasuk sensor
analogatau biasanya di sebut A0. Sensor akam mendeteksi dan mengirimkan nilai
kelembaban dari tanah tersebut dalam bentuk persentase.
2.5 DHT11
Sensor DHT11 adalah module sensor yang berfungsi untuk mensensing objek
suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih
lanjut menggunakan mikrokontroler. Module sensor ini tergolong kedalam elemen
resistif seperti perangkat pengukur suhu seperti contohnya yaitu NTC. Kelebihan dari
module sensor ini dibanding module sensor lainnya yaitu dari segi kualitas
pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan dalam hal
sensing objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak mudah
terinterverensi. Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai
pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. Penyimpanan data kalibrasi
tersebut terdapat pada memori program OTP yang disebut juga dengan nama
koefisien kalibrasi. Sensor ini memiliki 4 kaki pin, dan terdapat juga sensor DHT11
dengan breakout PCB yang terdapat hanya memilik 3 kaki.
Gambar 2.5 Sensor DHT11
Tegangan masukan : 5 Vdc
Rentang temperatur :0-50 ° C kesalahan ± 2 ° C
Kelembaban :20-90% RH ± 5% RH error
BAB 3
BlynkTimer timer;
Servo servo;
void setup() {
dht.begin();
servo.attach(pin_servo);
pinMode (14, OUTPUT);
pinMode (12, OUTPUT);
pinMode (13, OUTPUT);
pinMode (15, OUTPUT);
pinMode(A0, INPUT);
Serial.begin(9600);
void loop() {
Blynk.run();//Run the Blynk library
float h = dht.readHumidity();
// Read temperature as Celsius (the default)
float t = dht.readTemperature();
// Read temperature as Fahrenheit (isFahrenheit = true)
float f = dht.readTemperature(true);
if (isnan(h) || isnan(t) || isnan(f)) {
Serial.println(F("SUHU DHT EROR!"));
return;
}
Serial.print("Suhu :");
Serial.println(t);
Serial.print("Kelembaban :");
Serial.println(h);
Blynk.virtualWrite(V0, t);
Blynk.virtualWrite(V1, h);
timer.run();//Run the Blynk timer
Blynk.virtualWrite(V2, value);
Serial.print("Moisture : ");
Serial.print(value);
Serial.println(" ");
4.1 Hasil
Kondisi
No. Kondisi Alat Tampilan Blynk
Tanah
1. Kering
Gambar 4.1 Keadaan Alat pada saat Gambar 4.2 Tampilan Blynk
Kondisi Tanah Kering pada saat Kondisi Tanah Kering
2. Normal
Gambar 4.3 Keadaan Alat pada saat Gambar 4.4 Tampilan Blynk
Kondisi Tanah Normal pada saat Kondisi Tanah Normal
3. Basah
4.2 Pembahasan
Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat
bangunan dan saluran-saluran ke sawah-sawah atau ke ladang-ladang dengan cara
teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan
dengan sebaik-baiknya. Adapun dalam dunia irigasi khususnya persawahaan untuk
tetap menjaga kesetabilan air maka digunakanlah pintu air dengan cara membuka
pintu yang airnya mengalir menuju ke sawah yang mendapatkan giliran air dan
menutup pintu air yang airnya mengalir menuju ke sawah yang tidak mendapatkan
giliran ditribuasi air. Namun saat ini untuk menutup dan membuka pintu masyakarat
masih menggunakan cara manual yaitu dengan berjalan membuka atau menutup pintu
dengan yang lainya. Sehingga efektifitas distribusi air ke dalam lahan pesawahan
masih rendah hal tersebut terlihat saat masa tanam tiba yaitu banyak petani yang
mengalami kekeringan dan kebanjiran akibat pintu air yang masih tradisional.
Pada Tugas Besar kali ini kami membuat suatu alat mengenai sistem
pengairan otomatis pada persawahan berbasis IoT menggunakan sensor suhu dan
kelembaban tanah.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari project yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu. Sistem
irigasi merupakan hal yang penting bagi petani untuk mengaliri air ke sawah, dengan
berkembangnya teknologi tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan
teknologi irigasi. Dengan dibuatnya project ini dapat membantu para petani untuk
memudahkan pengairan sawah secara otomatis dan hemat waktu. Dengan dibuatnya
project sistem irigasi otomatis tersebut, para petani tidak lagi menyiram atau
mengaliri sawah secara manual. Karena dengan sistem irigasi otomatis ini
menggunakan sensor yang dapat mendeteksi kelembaban tanah dan secara otomatis
akan membuka portal pintu air ketika tanah dalam kondisi kering dan juga menutup
secara otomatis ketika kondisi tanah sudah cukup basah untuk tanaman.
5.2 Saran
Saran untuk project ini, diharapkan untuk kedepannya alat ini dapat
dikembangkan hingga menjadi sistem yang sebenarnya dengan menggunakan
komponen yang lebih memadai dan lebih efisien. Dan juga diharap petani sadar akan
pentingnya teknologi yang dapat memudahkan mereka untuk mengelola agroindustri
menjadi lebih baik. Dan yang terakhir diharapkan project ini tidak berhenti sampai
disini dan akan terus dikembangkan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sharmila, F. M., Suryaganesh, P., Abishek, M., & Benny, U. (2019, March). IoT
based
Ochsner, T. E., Cosh, M. H., Cuenca, R. H., Dorigo, W. A., Draper, C. S., Hagimoto,
Y., ... &Zreda, M. (2013). State of the art in large‐scale soil moisture
monitoring. Soil Science Society of America Journal, 77(6), 1888-1919.
Prayitno, W. A., Muttaqin, A., & Syauqy, D. (2017). Sistem Monitoring Suhu,