Anda di halaman 1dari 17

PERANCANGAN SISTEM IRIGASI OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro

Oleh:
DWI WALUYO PUTRANTO
152045820987

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

Jl. Taman Borobudur Indah No. 3 Malang


2018
LEMBAR PERSETUJUAN
MAKALAH SEMINAR HASIL

PERANCANGAN SISTEM IRIGASI OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC


BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN)

Disusun oleh:
DWI WALUYO PUTRANTO
152045820987

Disetujui oleh:

DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II

Dr. Istiadi, S.T., M.T. Diky Siswanto S.T., M.T. Ph.D.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

Jl. Taman Borobudur Indah No. 3 Malang


2018
PERANCANGAN SISTEM IRIGASI OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC
BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN)

Dwi Waluyo Putranto, Dr Istiadi,ST,MT 2, Diky Siswanto,ST,MT PhD 3


1
Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Widyagama Malang
2,3
Dosen Teknik Elektro, Universitas Widyagama Malang

Abstrak
Penelitian dalam tugas akhir ini dilatarbelakangi karena pentingnya sektor pertanian di
Indonesia, sehingga perlu diupayakan suatu pembaruan teknologi tepat guna demi keefektifan
pekerjaan petani. Irigasi di lahan pertanian merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil
produksi pertanian atau perkebunan. Para petani umumnya mengunjungi lahannya secara periodik
untuk melihat kondisi pada tanaman dan melakukan irigasi secara tradisional baik menggunakan
gembor maupun buka-tutup pintu air irigasi. Dengan melakukan hal tersebut, membutuhkan banyak
waktu hanya untuk sekedar menyirami tanaman saja.
Sejauh ini, sudah ada sistem kontrol yang menangani pengaturan air irigasi. Tetapi sistem ini
belum sempurna dikarenakan penyiraman tanaman dilakukan hanya berdasarkan sistem pewaktuan
saja
sehingga sistem menjadi tidak efektif. Karena, irigasi dilakukan tidak berdasarkan kebutuhan tanaman
tetapi hanya berdasarkan interval waktu saja sehingga kelebihan ataupun kekurangan air tidak dapat
dikontrol. Untuk menangani hal tersebut, digunakan sensor soil moisture dan dht11 guna membaca
nilai kelembaban tanah, suhu dan kelembaban udara di lingkungan sekitar. Sistem kontrol fuzzy logic
akan diterapkan untuk memberi keputusan kebutuhan air pada tanaman secara otomatis berdasarkan
pembacaan sensor dengan mengontrol buka tutup aliran air pada solenoid valve (kran elektrik).
Luasnya area pada lahan pertanian menyebabkan kondisi lingkungan yang berbeda pada
pemantauan. Sehingga perlu adanya pemantauan pada beberapa titik sampling agar kondisi lahan
dapat dipantau pada seluruh area. Untuk mendukung penerapan irigasi di lahan luas diperlukan
teknologi WSN (wireless sensor network). Dengan menggunakan WSN, informasi kondisi suatu area
dapat dipantau dengan akurat pada jarak yang jauh. Teknologi WSN yang diterapkan adalah
menggunakan modul komunikasi RF 433 MHz. Sistem WSN yang dirancang terdiri dari node sensor
dan server. Node sensor membaca dan mengambil data sensor secara periodik dan secara otomatis
membuka atau menutup aliran air berdasarkan pembacaan sensor. Dari pembacaan sensor pada tiap
node sensor, hasil akuisisi data akan dikirimkan ke server untuk dilakukan monitoring sistem irigasi.

Kata kunci : sistem kontrol irigasi, fuzzy logic, wireless sensor network

1. Pendahuluan menjadi tidak efektif karena irigasi dilakukan


1.1. Latar Belakang tidak berdasarkan kebutuhan tanaman tetapi
Indonesia merupakan negara agraris hanya berdasarkan interval waktu saja sehingga
yang hampir seluruh wilayahnya terdapat sektor kelebihan ataupun kekurangan air tidak dapat
pertanian atau perkebunan sebagai sumber utama dikontrol [1]. Untuk menangani hal tersebut,
mata pencarian. Air adalah hal yang sangat diperlukan sensor guna menganalisa kondisi
penting untuk memenuhi kebutuhan tanaman. lingkungan di sekitar tanaman. Sensor yang
Pengaturan aliran air atau irigasi di lahan diperlukan adalah soil moisture yang berfungsi
pertanian merupakan faktor penting yang membaca nilai kelembaban tanah dan sensor
mempengaruhi hasil produksi pertanian atau dht11 yang berfungsi membaca nilai suhu dan
perkebunan. Para petani umumnya mengunjungi kelembaban udara. Agar sistem irigasi dapat
lahannya secara periodik untuk melihat kondisi dilakukan secara otomatis sesuai dengan
pada tanaman dan mengairi lahan pertanian kebutuhan tanaman, teknologi komputer perlu
hanya sesuai perkiraan (tradisional). Dengan diterapkan. Teknologi komputer diterapkan
menggunakan perkiraan saja, dibutuhkan banyak dalam sistem kontrol dan komunikasi data.
waktu hanya untuk sekedar mengairi lahan. Dalam perancangan sistem kontrol,
Dalam pengaturan penjadwalan irigasi, parameter yang harus diperhatikan adalah
kebanyakan petani di Indonesia hanya seberapa banyak kebutuhan air pada tanaman.
menggunakan timer saja. Oleh karena itu, sistem Sistem kontrol akan memberikan keputusan
kebutuhan air pada tanaman secara otomatis perlindungan terhadap kekeringan pada
berdasarkan pembacaan sensor soil moisture dan tanaman.
sensor dht11. Fuzzy logic umumnya Penambahan kekurangan air melalui
dimanfaatkan dalam bidang kontrol otomatis, irigasi diharapkan dapat mengisi kondisi
karena proses kendali dirancang dengan tidak pF (retensi kelembaban tanah) antara
melibatkan model matematis yang rumit dari 2.54 (kapasitas lapang) sampai dengan
sistem yang akan dikendalikan [2]. Melalui input 4.2 (titik layu permanen). Pada kodisi pF
dari sensor, dirancang output berupa program lebih besar dari 4.2 umumnya tanaman
fuzzy logic yang mengontrol buka tutup aliran air tidak lagi dapat menyerap air dari tanah
pada solenoid valve untuk penyiraman air pada dan tanaman akan menjadi layu apabila
tanaman. kondisi ini terus dibiarkan. Pemberian air
Sedangkan untuk komunikasi data yang sampai pada kondisi pF dibawah 2 akan
digunakan adalah teknologi nirkabel (wireless). mengakibatkan genangan dan perkolasi
Luasnya area pada lahan pertanian menyebabkan pada lahan tanam [4].
kondisi kelembaban tanah yang berbeda pada Terdapat beberapa jenis irigasi yang
pemantauan. Sehingga perlu adanya pemantauan umum digunakan, diantaranya [5]:
pada beberapa titik sampling agar kondisi lahan 1. Irigasi Permukaan (Surface Irigation)
dapat dipantau pada seluruh area. Untuk Irigasi Permukaan merupakan sistem
mendukung penerapan irigasi di lahan luas irigasi konvensional yang sering
diperlukan teknologi wireless sensor network dijumpai di Indonesia. Irigasi jenis ini
(WSN) [3]. Dengan menggunakan WSN, mengambil air dari sungai menggunakan
informasi kondisi suatu lahan dapat dipantau pompa yang dihubungkan dengan pipa
dengan akurat pada jarak yang jauh. dan dialirkan langsung ke lahan dan air
Teknologi WSN yang diterapkan adalah akan meresap sendiri ke dalam tanah.
menggunakan modul RF 433 MHz yang berbasis 2. Irigasi Bawah Permukaan (Sub Surface
komunikasi radio. RF 433 MHz merupakan Irigation)
perangkat elektronik yang terdiri dari dua bagian Irigasi Bawah Permukaan mengalirkan
yaitu pengirim (Tx) dan penerima (Rx) [8]. air melalui pipa yang telah tertanam di
Sistem WSN yang dirancang terdiri dari node dalam perakaran.
sensor dan server. Node sensor membaca dan 3. Irigasi Pancaran (Sprinkle Irigation)
mengambil nilai kelembaban tanah, suhu dan Irigasi Pancaran memanfaatkan tekanan
kelembaban udara secara periodik dan secara kemudian menyalurkan air ke dalam pipa
otomatis membuka dan menutup aliran air kemudian mencurahkannya ke udara
berdasarkan pembacaan sensor. Dari pembacaan dalam bentuk butiran-butiran air kecil
sensor pada tiap node sensor, hasil akuisisi data yang menyerupai hujan. Besar kecilnya
akan dikirimkan ke server dan dilakukan proses pancaran dapat diatur oleh mesin manual
monitoring sistem irigasi. atau otomatis.
Pada penelitian ini menggunakan sensor 4. Irigasi Tetes (Drip Irigation)
soil moisture untuk pengukuran kelembaban Irigasi Tetes memanfaatkan pipa yang
tanah dan sensor dht11 untuk pengukuran suhu diberi lubang sehingga air akan keluar
dan kelembaban udara, Arduino untuk dalam bentuk tetesan dan langsung
mengontrol solenoid valve melalui driver untuk menuju tanaman.
buka tutup aliran air berdasarkan pembacaan
sensor, RF 433 MHZ sebagai komunikasi data. 2.2. Sensor Soil Moisture
Sensor Soil Moisture atau kelembaban tanah
2. Tinjauan Pustaka merupakan sensor yang mengimplementasikan
2.1. Irigasi prinsip kerja sensor resistif. Sensor ini terdiri dari
Irigasi adalah upaya menambahkan dua elektrode yang nantinya akan membaca
kekurangan (kadar) air secara buatan, kelembaban didaerah sekitarnya, sehingga arus
yaitu memberikan air secara sistematis melewati dari satu elektrode ke elektrode yang
pada tanah yang diolah [4]. Irigasi lain. Besar nilai arus dipengaruhi oleh besar
dilakukan melalui pemanfaatan aliran air kecilnya resistansi akibat kembaban yang berada
demi menunjang pertumbuhan tanaman disekitar elektrode. Jika resistansi besar maka
agar optimal serta menyediakan kelembaban dari tanah kecil, sedangkan jika
resistansi kecil maka arus yang melewati
elektrode semakin banyak dan menunjukkan  PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11.
bahwa kelembababan tinggi [5]. Menyediakan output PWM 8-bit dengan
fungsi analogWrite().
2.3. Sensor dht11  SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13
Sensor dht11 merupakan merupakan (SCK). Pin ini mendukung komunikasi
sensor yang mampu memberikan SPI, yang meskipun disediakan oleh
informasi suhu dan kelembaban udara perangkat keras yang mendasarinya, saat
disekitarnya. Sensor ini tergolong ini tidak termasuk dalam bahasa
komponen yang stabil, memiliki kualitas Arduino.
yang baik dengan respon pembacaan  LED: 13. Ada built-in LED yang
yang cepat, memiliki kemampuan anti terhubung ke pin digital 13. Ketika pin
interferensi dan harganya yang bernilai HIGH, LED menyala, saat pin
terjangkau juga menjadi nilai lebih [3]. RENDAH, mati.
Ukurannya yang kecil dan kemampuan  I2C: 4 (SDA) dan 5 (SCL). Mendukung
transmisi sinyal hingga 20 meter komunikasi I2C menggunakan pustaka
membuatnya cocok diterapkan pada Wire (dokumentasi di situs web Wiring).
banyak aplikasi pengukuran suhu dan
kelembaban. Ada beberapa pin lain di papan tulis:
Berikut spesifikasi dari sensor  AREF. Tegangan referensi untuk input
dht11 : analog. Digunakan dengan
a) Tegangan kerja : 5 Volt analogReference().
b) Pengukuran suhu : 0-50 OC  Reset. Untuk me-reset mikrokontroler
(kesalahan ± 2 OC) [7].
c) Pengukuran kelembaban udara : 20-90 %
RH (kesalahan ± 5 % RH) 2.5. RF 433 MHz
d) Interface : Digital [3] RF 433 MHz merupakan perangkat
elektronik yang terdiri dari dua bagian
2.4. Arduino Nano yaitu pengirim (Tx) dan penerima (Rx).
Arduino Nano adalah papan RF 433 MHz adalah modul yang
mikrokontroler berbasis ATmega328. menggunakan modulasi ASK. ASK
Arduino nano memiliki 14 pin digital (Amplitudo-shift keying) mewakili data
input atau output (6 pin dapat digunakan digital sebagai variasi amplitudo
sebagai output PWM), 8 input analog. gelombang pembawa. Dalam sistem
Dengan menggunakan fungsi pinMode(), ASK, simbol biner 1 diwakili oleh
digitalWrite() dan digitalRead(), 14 pin transmisi tetap amplitudo gelombang
digital pada Arduino Nano dapat pembawa dan frekuensi tetap untuk
difungsikan sebagai input atau output. durasi sedikit T detik [8].
Pin-pin tersebut bekerja pada tegangan 5
volt, setiap pin dapat memberikan atau 2.6. Solenoid Valve
menerima maksimum 40 mA dan Solenoid valve atau dapat disebut
memiliki resistor pull-up internal kran otomatis berupa katup yang
(terputus secara default) 20-50 kOhms dikontrol melalui arus listrik AC maupun
[6]. Selain itu, beberapa pin memiliki
DC untuk menggerakkan kumparan
fungsi khusus:
(coil). Solenoid valve ini merupakan
 Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan
untuk menerima (RX) dan mengirimkan elemen kontrol yang paling sering
(TX) data serial TTL. Pin ini terhubung digunakan dalam sistem fluida [1].
ke pin yang sesuai dari chip FTDI USB- Solenoid valve umumnya
to-TTL Serial. digunakan dalam aplikasi irigasi
 Eksternal Interupsi: 2 dan 3. Pin ini dapat otomatis untuk buka tutup aliran air.
dikonfigurasi untuk memicu interupsi Solenoid valve bekerja bila coil
pada nilai rendah, tepi naik atau turun,
mendapatkan tegangan arus listrik yang
atau perubahan nilai. Lihat fungsi
attachInterrupt() untuk lebih detail. sesuai dengan tegangan operasi,
kebanyakan valve beroperasi pada maka nanti nilai input tersebut akan
tegangan 220 VAC atau 12/24 VDC. diolah dalam proses fuzzyfikasi.
c) Menentukan basis pengetahuan
2.7. Fuzzy Logic dan menyusun basis data
Fuzzy Logic pertama kali Basis pengetahuan berisi fakta dan
diperkenalkan oleh Prof.Lotfi Zadeh, kaidah aturan. Fakta merupakan
seorang guru besar di University of bagian yang memuat informasi
California at Berkeley yang tentang objek ataupun kondisi
berkebangsaan Iran pada tahun 1965. lingkungan, sedangkan kaidah aturan
Fuzzy Logic merupakan cabang dari (rulebase) memuat informasi tentang
sistem kecerdasan buatan yang meniru membangkitkan hipotesa fakta yang
kemampuan berfikir manusia yang sudah ada. Terdapat basis data yang
kemudian dijalankan oleh mesin. Fuzzy berfungsi mendefinisikan himpunan
Logic menerima beberapa variabel input fuzzy dari input dan output agar
atau lebih derajad keanggotaan yang diimplementasikan sebagai variabel
kemudian menghasilkan sebuah output linguistik (bahasa) dalam kaidah
berupa nilai kebenaran tunggal yang aturan yang disusun berdasarkan
diinginkan [9]. Fuzzyfikasi pada pertimbangan keinginan
dideskripsikan seperti pada Gambar 2.1 perancang.
berikut: d) Menentukan rule base
Umumnya aturan fuzzy dinyatakan
dalam bentuk “IF…THEN”, untuk
mendapatkan aturan tersebut, ada
dua cara yang digunakan diantaranya
dengan menanyakan secara manual
kepada operator manusia atau biasa
dikenal human expert dan dengan
menggunakan algoritma pelatihan
berdasarkan data input dan output.
Gambar 2.1 Proses Fuzzyfikasi e) Logika pengambil keputusan
Logika pengambil keputusan
memiliki kemampuan berfikir
Variabel input berupa nilai tegas (crisp)
seperti manusia dan disimpulkan
tersebut akan diterjemahkan ke dalam fuzzy
dengan menggunakan implikasi
dengan beberapa tahap diantaranya :
fuzzy dan mekanisme inferensi
a) Mengkomposisi variabel fuzzy ke
fuzzy dalam aksi pengaturan.
dalam himpunan fuzzy
f) Defuzzyfikasi
Variabel fuzzy merupakan
Keputusan yang dihasilkan logika
sekumpulan objek yang memiliki
pengambil keputusan masih dalam
nilai keanggotaan (membership
nilai fuzzy yang berupa nilai
function). Variabel fuzzy dinyatakan
keanggotaan, maka nilai ini harus
dalam nilai yang sebenarnya,
diubah kembali ke dalam nilai tegas
misalnya suhu dan kecepatan dan
melalui proses defuzzyfikasi.
memiliki nilai tegas. Nilai
keanggotaan dapat diaplikasikan
pada variabel himpunan fuzzy, 2.8. Wireless Sensor Network
himpunan fuzzy merupakan rentang Wireless Sensor Network (WSN)
nilai yang memiliki keanggotaan atau dalam bahasa Indonesia adalah
dari masing-masing variabel fuzzy. Jaringan Sensor Nirkabel merupakan
b) Fuzzyfikasi suatu jejaring nirkabel yang
Fuzzyfikasi adalah proses mengubah menggunakan sensor sebagai masukan
nilai tegas yang berupa boolean untuk memantau kondisi suatu
(benar dan salah) menjadi variabel lingkungan seperti temperatur, suara,
fuzzy. Melalui membership function, cahaya, tekanan, dll [3]. Secara umum
WSN terdiri dari beberapa node sensor
dan sebuah node koordinator. Node
sensor mengumpulkan data sensor dalam
bentuk informasi digital untuk kemudian
dikirimkan ke node koordinator dari satu
node sensor secara langsung melalui
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Keseluruhan
node-node lain [3]. Tiap node dalam
WSN umumnya dilengkapi dengan alat
Secara umum, perancangan sistem terdiri dari
komunikasi wireless, mikrokontroler dan
dua bagian yaitu:
sumber energi berupa baterai [5].
1. Perancangan hardware terdiri atas;
Pada WSN penggunaan daya sangat
perancangan node sensor dan server
diperhatikan, karena WSN terdiri dari
2. Perancangan software terdiri atas;
banyak node sensor dan node
perancangan fuzzy logic untuk sistem
koordinator yang bekerja dalam waktu
kontrol irigasi dan perancangan
yang lama sehingga penggunaan daya
komunikasi data node sensor ke server
yang rendah lebih diutamakan [5].
Beberapa topologi jaringan yang 3.1 Perancangan Hardware
diterapkan diantaranya seperti pair, star, Selanjutnya untuk blok-blok penyusun node
mesh dan cluster tree. sensor ditunjukkan pada Gambar 3.2.

RF
RF 433
433 MHz
MHz

Solenoid
Soil Moisture
Valve
Valve
Arduino
(Fuzzy
(Fuzzy Logic)
Logic)
DHT11
DHT11

Gambar 3.2 Arsitektur Node Sensor

Blok-blok penyusun server ini


ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Gambar 2.2 Topologi Jaringan WSN


3. Metode Penelitian
Metode penelitan terdiri atas tiga
subsistem yang terdiri dari node sensor,
server dan monitoring data. Node sensor RF 433 MHz
berfungsi membaca nilai kelembaban
tanah, suhu dan kelembaban udara.
Sensor tersebut akan terhubung ke Arduino Monitoring
Arduino Monitoring
mikrokontroler yang berfungsi sebagai
prosesor untuk melakukan pengambilan
keputusan fuzzy logic serta membuka RF 433 MHz
dan menutup solenoid valve berdasarkan
durasi yang sesuai agar kondisi lahan Gambar 3.3 Arsitektur Server
berada pada nilai setpoint. Data dari tiap
node sensor akan dikirimkan ke server 3.2 Perancangan Software
secara wireless dengan modul RF 433 Perancangan software terdiri atas;
MHZ. Diagram blok sistem keseluruhan perancangan fuzzy logic untuk sistem
dapat dilihat pada Gambar 3.1. kontrol irigasi dan perancangan
LAHAN
komunikasi data node sensor ke server.
LAHAN 1
1

NODE
NODE SENSOR
SENSOR 1
1
3.2.1 Perancangan Fuzzy Logic untuk Sistem
SERVER
SERVER
MONITOR
MONITOR Kontrol Irigasi
ING
ING

LAHAN
LAHAN 2
2

NODE
NODE SENSOR
SENSOR 2
2
Pada sistem irigasi otomatis ini, Lembab = 40 – 100%
digunakan logika fuzzy sebagai
kontrolnya. Terdapat tiga sensor yang
akan menjadi input untuk sistem yaitu

Gambar 3.4 Fungsi Keanggotaan


Kelembaban Tanah

kelembaban tanah, suhu dan kelembaban Sedangkan untuk output sensor suhu digunakan
udara. Ketiga input akan diolah untuk dua buah nilai linguistik yaitu dingin (D) dan
mengatur output berupa lama waktu panas (P). Output sensor suhu memiliki rentang
penyiraman dengan membuka dan nilai minimal 0 oC dan maksimal 50 oC [3].
menutup katup solenoid valve. Logika
fuzzy akan mengevaluasi setiap input Keterangan Fungsi Keanggotaan:
berupa error dan perubahan error dalam Dingin = 0 - 25 oC
tiga tahapan, yaitu fuzzifikasi, rule base Panas = 20 - 50 oC
dan defuzzifikasi. Gambar 3.5 Fungsi Keanggotaan Suhu

A. Fuzzifikasi Sedangkan untuk output sensor kelembaban


Fuzzifikasi adalah proses udara digunakan dua buah nilai linguistik yaitu
pengubahan nilai data dari sensor (nilai rendah (R) dan tinggi (T). Dht11 mendeteksi uap
tegas) ke dalam bentuk himpunan fuzzy air dengan cara mengukur hambatan listrik antara
menurut fungsi keanggotaanya. Proses dua elektroda. Perubahan resistansi antara dua
awal di dalam fuzzifikasi adalah elektroda sebanding dengan kelembaban relatif.
membuat fungsi keanggotaan dari setiap Kelembaban relatif yang tinggi akan
input, kemudian menentukan banyaknya menurunkan resistensi antara elektroda,
nilai linguistic dalam fungsi sementara kelembaban relatif yang rendah akan
keanggotaan. Digunakan dua buah nilai menaikkan resistensi antara elektroda. Output
linguistik untuk output sensor sensor kelembaban udara memiliki rentang nilai
kelembaban tanah yaitu kering (K) dan minimal 20% RH dan maksimal 90% RH [3].
lembab (L). Sensor kelembaban tanah
memiliki suplai daya sebesar 5 volt, Keterangan Fungsi Keanggotaan:
berarti memiliki rentang nilai digital 0 Rendah = 0 – 60% RH
Tinggi = 50 – 90% RH
Gambar 3.6 Fungsi Keanggotaan
Kelembaban Udara
Sedangkan untuk output digunakan irigasi
sprinkle yang terhubung dengan solenoid valve
untuk membuka dan menutup aliran air pada
durasi waktu tertentu. Tujuan penerapan sprinkle
adalah untuk mendistribusikan air irigasi secara
sampai 1023. Skala kelembaban tanah merata, dengan prinsip kerja tanpa pompa atau
dalam pertanian biasanya ditunjukkan menggunakan gaya gravitasi dari reservoir yang
oleh sensor dengan nilai digital 0-300 digunakan untuk memutar sejumlah nosel.
untuk kering, 300-700 untuk lembab dan Sehingga digunakan nilai linguistik yaitu singkat
700-950 untuk basah [2]. Tetapi nilai (Si), sedang (Se) dan lama (L).
yang dipakai sampai nilai maksimal 700
yaitu pada kondisi lembab saja. Keterangan Fungsi Keanggotaan:
Singkat = 0 – 40 detik
Keterangan Fungsi Keanggotaan: Sedang = 30 – 60 detik
Kering = 0 – 60% Lama = 50 – 90 detik
kelembaban udara serta status solenoid
valve. Data sensor tersebut akan
dikirimkan melalui RF 433 MHZ
sebagai transmitter ke server.
Buka
Buka
aliran
aliran
Mulai
Mulai air
air
sesuai
hasil
hasil
Ambil fuzzy
fuzzy
Gambar 3.7 Fungsi Keanggotaan
data
data
sensor
sensor
Waktu Buka Aliran
Kirim Air
data ke
server
server
B. Rule
AmbilBase
data Rule Base (basis aturan) merupakan
data
set
set
proses untuk mengevaluasi
point Selesai
Selesai derajat
point
keanggotaan di setiap fungsi
keanggotaan input ke dalam rule base
yang telah ditetapkan. Pada bagian ini
Fuzzifikasi
Fuzzifikasi
akan dibuat aturan-aturan dari input
fuzzy untuk menentukan output yang
Gambar 3.8 Diagram Alir Node Sensor
akan dilakukan oleh sistem. Rule base
yang digunakan ditunjukan pada Tabel 1.
Sedangkan server berisi program
Tabel 1. Rule Base Logika Fuzzy untuk menerima informasi data-data oleh
Kel. Kel. Solenoid node sensor melalui RF 433 MHz
No. Suhu sebagai receiver. Server akan selalu
Tanah Udara Valve
1. Kering Dingin Rendah Sedang mengupdate data ketika ada perubahan
2. Kering Dingin Tinggi Sedang data pada sensor dan aktuator.
3. Kering Panas Rendah Lama
4. Kering Panas Tinggi Lama Mulai
Mulai
5. Lembab Dingin Rendah Singkat
6. Lembab Dingin Tinggi Singkat
7. Lembab Panas Rendah Singkat
8. Lembab Panas Tinggi Singkat Ambil data
node
node sensor
sensor
C. Defuzzifikasi
Defuzzifikasi merupakan tahap
terakhir dari inferensi fuzzy, yaitu
Apa
Apa ada
ada
mengubah output himpunan fuzzy data
data sensor
sensor
Y
menjadi output nilai tegas. Defuzzifikasi baru?
baru?
(kebalikan dari proses fuzzifikasi)
melakukan penggabungan dari beberapa
T
nilai linguistik yang didapatkan.
Kemudian menggunakan Metode Kirim
Kirim data
data ke
ke server
server
Mamdani dengan menentukan nilai min
dan max fungsi keanggotaan,
menentukan batas atas dan bawah dan Selesai
menghitungnya dengan metode Centroid
kontinyu. Gambar 3.9 Diagram Alir Server
4. Hasil Pengujian dan Pembahasan
3.2.2 Perancangan Komunikasi Data Node Pengujian dan analisa data dilaksanakan
Sensor ke Server untuk mengetahui kerja sistem sesuai dengan
Perancangan yang dibutuhkan perancangan yang telah dibuat.
dalam komunikasi data adalah program
node sensor dan program server. Node 4.1 Pengujian Hardware
sensor berisi program pembacaan sensor Pengujian hardware bertujuan untuk
berupa kondisi kelembaban tanah, suhu, mengetahui kerja pembacaan sensor kelembaban
tanah, suhu dan kelembaban udara. Menguji
kemampuan solenoid valve untuk buka tutup
aliran air. Dalam sistem ini digunakan dua node
sensor dan server yang ditempatkan pada area
berjauhan. Tampak pembacaan sensor soil
moisture yang ditampilkan sebagai berikut:

Gambar 4.3 Pengujian on-off solenoid valve


Dari Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa solenoid
valve dapat bekerja untuk menutup dan
membuka aliran air dengan menggunakan catu
daya accu 6 volt.

4.2 Pengujian Software


4.2.1 Pengujian Fuzzy Logic untuk Sistem
Kontrol Irigasi
Tujuan dari pengujian ini adalah
untuk mengetahui apakah logika fuzzy
yang dimasukkan dapat berjalan sesuai
Gambar 4.1 Pembacaan sensor soil moisture dengan aturan logika fuzzy. Pengujian
dilakukan dengan mengambil data dari
Dari Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa pengukuran sensor soil moisture dan
pembacaan sensor soil moisture sudah dapat dht11. Kemudian data sensor akan diolah
membedakan kelembaban tanah berdasarkan oleh Arduino menggunakan logika fuzzy
hasil ADC dari Arduino. yang telah dibuat dan melakukan
pengamatan pada output berupa durasi
waktu pada solenoid valve apakah telah
sesuai dengan perancangan. Berikut
adalah langkah-langkah perhitungan
yang akan dilakukan sistem:
1) Input Sample Data Sensor
Berikut adalah sample data sensor yang akan
diinputkan dalam sistem:
A. Kelembaban Tanah = 45%
B. Suhu = 22 0C
C. Kelembaban Udara 70% RH

2) Fuzzifikasi
Fuzzifikasi adalah proses perhitungan derajat
Gambar 4.2 Pembacaan sensor dht11 keanggotaan pada tiap kriteria himpunan fuzzy.
A. Kelembaban Tanah (KT)
Dari Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa
Berikut adalah gambar himpunan fuzzy
pembacaan sensor dht11 dapat memberikan
dari variabel Kelembaban Tanah.
informasi suhu dan kelembaban udara saat ini,
pembacaan sensor memerlukan waktu sekitar 2
detik pada saat mengupdate data.
Gambar 4.4 Himpunan Fuzzy
Kelembaban Tanah Gambar 4.6 Himpunan Fuzzy
Kelembaban Udara
Berdasarkan gambar 4.4, persamaan dari
variabel Kelembaban Tanah dapat dilihat Berdasarkan gambar 4.6, persamaan dari
pada (persamaan 1) untuk kering dan variabel Kelembaban Udara dapat dilihat
(persamaan 2) untuk lembab. pada (persamaan 5) untuk rendah dan
1 (persamaan 6) untuk tinggi.

μkering ( KT )=

…(1)
{70−x
40
0
x ≤ 30
30≤ x ≤ 70
x ≥ 70 μrendah ( KU )=
1

30
0
{
70−x
x ≤ 40
40 ≤ x ≤ 70
x ≥70

…(5)
0
μlembab ( KT )=

…(2)
{
x −30
40
1
x ≤ 30
30 ≤ x ≤70
x ≥ 70 μtinggi KU =
( )
0

{
x−40
30
1
x ≤ 40
40≤ x ≤ 70
x ≥ 70

Untuk KT = 45%, maka: …(6)


μkering (KT) = 0.625
μlembab (KT) = 0.375 Untuk KU = 70% RH, maka:
μrendah (KU) = 0
B. Suhu (SH) μtinggi (KU) = 1
Berikut adalah gambar himpunan fuzzy
dari variabel Suhu. D. Waktu Buka Aliran Air (BA)
Gambar 4.5 Himpunan Fuzzy Suhu

Berdasarkan gambar 4.5, persamaan dari


variabel Suhu dapat dilihat pada
(persamaan 3) untuk dingin dan
(persamaan 4) untuk panas.
1

…(3)
{
μdingin ( SH )=
35−x
25
0
x ≤ 10
10 ≤ x ≤35
x ≥ 35
Berikut adalah gambar himpunan fuzzy
dari variabel Waktu Buka Aliran Air.

0
μpanas ( SH )=

…(4)
{x−10
25
1
x ≤ 10
10 ≤ x ≤ 35
x ≥ 35

Gambar 4.7 Himpunan Fuzzy


Waktu Buka Aliran Air
Untuk SH = 22 0C, maka:
μdingin (SH) = 0.52 Berdasarkan gambar 4.7 , persamaan
μpanas (SH) = 0.48 dari variabel Waktu Buka Aliran Air
dapat dilihat pada (persamaan 7) untuk
C. Kelembaban Udara (KU) singkat, (persamaan 8) untuk sedang dan
Berikut adalah gambar himpunan fuzzy (persamaan 9) untuk lama.
dari variabel Kelembaban Udara.
0 [Rule 6] If (Kelembaban_Tanah is lembab) and

(7)
{ z−0 z ≤ 0 atau z ≥ 40
μsingkat ( BA )= 20−0
40−z
40−30
0 ≤ z ≤20
20≤ z ≤ 40
(Suhu is dingin) and (Kelembaban_Udara is
tinggi) then (Waktu_Buka_Aliran_Air is singkat)
α predikat 6 = min(0.375, 0.52, 1) = 0.375
[Rule 7] If (Kelembaban_Tanah is lembab) and
(Suhu is panas) and (Kelembaban_Udara is
rendah) then (Waktu_Buka_Aliran_Air is
singkat)
0

{
z−30 α predikat 7 = min(0.375, 0.48, 0) = 0
z ≤ 30 atau z ≥60
μsedang ( BA )= 45−30 30≤ z ≤[Rule
40 8] If (Kelembaban_Tanah is lembab) and
(Suhu is panas) and (Kelembaban_Udara is
60−z 50 ≤ z ≤60
tinggi) then (Waktu_Buka_Aliran_Air is singkat)
60−45
α predikat 8 = min(0.375, 0.48, 1) = 0.375
(8)
4) Defuzzifikasi
0 Berikut adalah defuzzifikasi dari hasil simulasi

(9)
{ z −50 z ≤ 50 atau zprogram
μlama ( BA )= 70−50 50 ≤ z ≤ 60
90−z
90−70
≥ 90 Matlab r2013. Dari input sample data
sensor berupa kelembaban tanah, suhu dan
kelembaban udara berturut-turut (45%, 22 oC,
60 ≤ z ≤ 90
70% RH) menghasilkan output berupa waktu
buka aliran air sebesar 43 detik.

3) Fungsi Implikasi
Fungsi Implikasi yang digunakan adalah aturan
MIN.

[Rule 1] If (Kelembaban_Tanah is kering) and


(Suhu is dingin) and (Kelembaban_Udara is
rendah) then (Waktu_Buka_Aliran_Air is
sedang)
α predikat 1 = min(0.625, 0.52, 0) = 0
[Rule 2] If (Kelembaban_Tanah is kering) and Gambar 4.8 Defuzzifikasi dari Input Sample
(Suhu is dingin) and (Kelembaban_Udara is
Tabel 2. Pengujian Hasil Logika Fuzzy
tinggi) then (Waktu_Buka_Aliran_Air is sedang)
pada Simulasi Matlab
α predikat 2 = min(0.625, 0.52, 1) = 0.52 Kel. Kel. Solenoid
No. Suhu
[Rule 3] If (Kelembaban_Tanah is kering) and Tanah Udara Valve
1. 25% 18 0C 35% RH 45 detik
(Suhu is panas) and (Kelembaban_Udara is
2. 25% 18 0C 80% RH 45 detik
rendah) then (Waktu_Buka_Aliran_Air is lama) 3. 25% 28 0C 35% RH 70 detik
α predikat 3 = min(0.625, 0.48, 0) = 0 4. 25% 28 0C 80% RH 70 detik
5. 75% 18 0C 35% RH 20 detik
[Rule 4] If (Kelembaban_Tanah is kering) and
6. 75% 18 0C 80% RH 20 detik
(Suhu is panas) and (Kelembaban_Udara is 7. 75% 28 0C 35% RH 20 detik
tinggi) then (Waktu_Buka_Aliran_Air is lama) 8. 75% 28 0C 80% RH 20 detik
α predikat 4 = min(0.625, 0.48, 1) = 0.48
[Rule 5] If (Kelembaban_Tanah is lembab) and Dari pengujian pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa hasil simulasi Matlab r2013 telah sesuai
(Suhu is dingin) and (Kelembaban_Udara is
dengan perancangan logika fuzzy. Didapatkan
rendah) then (Waktu_Buka_Aliran_Air is data pengujian sebagai berikut :
singkat) 1. Dengan input data sensor berturut-turut
α predikat 5 = min(0.375, 0.52, 0) = 0 (25%, 18 0C dan 35% RH) menghasilkan
output buka aliran air sebesar 45 detik.
2. Dengan input data sensor berturut-turut
(25%, 18 0C dan 80% RH) menghasilkan
output buka aliran air sebesar 45 detik.
3. Dengan input data sensor berturut-turut
(25%, 28 0C dan 35% RH) menghasilkan
output buka aliran air sebesar 70 detik.
4. Dengan input data sensor berturut-turut
(25%, 28 0C dan 80% RH) menghasilkan
output buka aliran air sebesar 70 detik.
5. Dengan input data sensor berturut-turut
Pada plant Arduino, logika fuzzy
(75%, 18 0C dan 35% RH) menghasilkan menghasilkan output = 69.9 detik
output buka aliran air sebesar 20 detik. Pada simulasi Matlab, logika fuzzy
6. Dengan input data sensor berturut-turut menghasilkan output = 70 detik
(75%, 18 0C dan 80% RH) menghasilkan
output buka aliran air sebesar 20 detik.
7. Dengan input data sensor berturut-turut
(75%, 28 0C dan 35% RH) menghasilkan
output buka aliran air sebesar 20 detik. 0.01%
8. Dengan input data sensor berturut-turut
(75%, 28 0C dan 80% RH) menghasilkan
output buka aliran air sebesar 20 detik.
4.
Tabel 3. Perbandingan Hasil Logika Fuzzy
pada Simulasi dan Plant
Pada plant Arduino, logika fuzzy
No. Perbandingan Hasil Logika Error menghasilkan output = 69.9 detik
Fuzzy pada Simulasi dan Plant Persen Pada simulasi Matlab, logika fuzzy
Pada simulasi Matlab, logika fuzzy menghasilkan output = 20 detik
menghasilkan output = 45 detik

5. 0%
1. 0%

Pada plant Arduino, logika fuzzy


Pada plant Arduino, logika fuzzy menghasilkan output = 20 detik
menghasilkan output = 45 detik Pada simulasi Matlab, logika fuzzy
Pada simulasi Matlab, logika fuzzy menghasilkan output = 20 detik
menghasilkan output = 45 detik

6. 0%
2. 0%

Pada plant Arduino, logika fuzzy


Pada plant Arduino, logika fuzzy menghasilkan output = 20 detik
menghasilkan output = 45 detik 7. Pada simulasi Matlab, logika fuzzy 0%
3. Pada simulasi Matlab, logika fuzzy 0.01% menghasilkan output = 20 detik
menghasilkan output = 70 detik
4.2.2 Pengujian Komunikasi Data Node
Sensor ke Server
Tujuan dari pengujian ini adalah
untuk mengetahui kinerja fungsional
node sensor dan server untuk pengiriman
data. Sedangkan untuk menguji
kehandalan komunikasi data, akan
dilakukan pengiriman data pada jarak
yang berbeda untuk mengetahui
Pada plant Arduino, logika fuzzy jangkauan maksimal sistem komunikasi.
menghasilkan output = 20 detik
Pada simulasi Matlab, logika fuzzy A. Pengujian Fungsional Node Sensor
menghasilkan output = 20 detik

8. 0%

Pada plant Arduino, logika fuzzy


menghasilkan output = 20 detik

Dari pengujian pada Tabel 3 menunjukkan


bahwa output logika fuzzy pada plant telah Gambar 4.9 Pengiriman Data pada tiap
mendekati dari nilai pada simulasi Matlab r2013. Node Sensor
Didapatkan data pengujian sebagai berikut :
1. Menghasilkan output buka aliran air 45 Pengujian fungsional node sensor terlihat pada
detik pada Matlab dan 45 detik pada Gambar 4.9 bahwa node sensor 1 (pada COM5)
Arduino dengan error persen 0%. dan node sensor 2 (pada COM7) dapat
2. Menghasilkan output buka aliran air 45 mengirimkan data sensor serta valve ke server
detik pada Matlab dan 45 detik pada ditandai dengan notifikasi pada serial monitor
Arduino dengan error persen 0%. “DATA DIKIRIM” pada tiap node sensor.
3. Menghasilkan output buka aliran air 70
detik pada Matlab dan 69.9 detik pada B. Pengujian Fungsional Server
Arduino dengan error persen 0.01%.
4. Menghasilkan output buka aliran air 70
detik pada Matlab dan 69.9 detik pada
Arduino dengan error persen 0.01%.
5. Menghasilkan output buka aliran air 20
detik pada Matlab dan 20.01 detik pada
Arduino dengan error persen 0%.
6. Menghasilkan output buka aliran air 20
detik pada Matlab dan 20.01 detik pada
Arduino dengan error persen 0%.
7. Menghasilkan output buka aliran air 20
detik pada Matlab dan 20.01 detik pada
Arduino dengan error persen 0%.
8. Menghasilkan output buka aliran air 20
detik pada Matlab dan 20.01 detik pada Gambar 4.10 Penerimaan Data pada Server
Arduino dengan error persen 0%.
Pengujian fungsional server terlihat pada
Gambar 4.10 bahwa data sensor serta valve dari
node sensor 1 dan node sensor 2 dapat diterima H1=3 8,
oleh server (pada COM10) ditandai dengan 5,V1= H1=
notifikasi pada serial monitor “DATA 20 35,
DITERIMA” pada server. V1=
S2=75 20
,T2=1
C. Pengujian Jangkauan Komunikasi
8, S2=
Node Sensor ke Server
H2=3 75,T
Pengujian kehandalan komunikasi data yang baik 5,V2= 2=1
pada node sensor dan server diperlukan guna 20 8,
mengetahui jangkauan maksimal sistem H2=
komunikasi. Sistem akan melakukan pengiriman 35,
data pada jarak yang berbeda mulai dari V2=
jangkauan 1 meter sampai 15 meter. Setelah data 20
didapatkan dan menunjukkan komunikasi tidak S1=75 S1=
berjalan dengan baik, maka jangkauan tersebut ,T1=2 75,T
akan dijadikan batas maksimal sistem. 8, 1=2
Pengiriman data dilakukan secara bergantian H1=8 8,
pada tiap node sensor. 0,V1= H1=
20 80,
V1=
13-15 S2=75 20
BAIK
meter ,T2=2
8, S2=
H2=8 75,T
0,V2= 2=2
20 8H2
=80,
V2=
20
Tabel 4. Pengujian Jangkauan S1=75
Komunikasi Node Sensor ke Server ,
Dat T1=28
J Data ,
a
a pada K H1=8
pad
r Node et 0,
a
a Senso . V1=2
Ser
k r > 16 TIDAK
ver 0 -
meter BAIK
S1=25 S1=
,T1=1 25,T S2=75
8, 1=1 ,T2=2
H1=3 8, 8,
5, H1= H2=8
1 V1=4 35, 0,V2=
- 5 V1= 20
B
4 45
A
m S2=25
I
Hasil pengujian jangkauan komunikasi data pada
et ,T2=1 S2=
K
node sensor ke server dapat dilihat pada Tabel 4,
e 8, 25,T bahwa node sensor 1 dan node sensor 2 dapat
r H2=3 2=1 mengirimkan data secara utuh ke server pada
5,V2= 8, jangkauan 1-4 meter dengan keterangan BAIK,
45 H2= pada jangkauan 8-12 meter dengan keterangan
35,
BAIK, pada jangkauan 13-15 meter dengan
V2=
keterangan BAIK, pada jangkauan > 16 meter
45
8-12 S1=75 S1= BAIK dengan keterangan TIDAK BAIK.
meter ,T1=1 75,T
8, 1=1 5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan dari perancangan dan Things pada Sistem Irigasi Tetes dalam
pengujian yang telah dilakukan terdapat Membantu Pemanfaatan Urban
beberapa kesimpulan dan saran. Farming,” Proceeding of The URECOL,
pp. 106–117, 2018.
5.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa kesimpulan dalam [2] J. Martin, E. Susanto, and U. Sunarya,
penelitian ini sebagai berikut : “Kendali Ph Dan Kelembaban Tanah
1. Perancangan logika fuzzy yang ditanamkan Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan
dalam arduino dapat dikatakan berhasil, Mikrokontroller,” eProceedings of
karena output durasi pada solenoid valve Engineering, vol. 2, no. 2, 2017.
dapat bekerja sesuai dengan aturan fuzzy [3] D. I. Af’idah, A. F. Rochim, and E. D.
yang diinginkan melalui beberapa
Widianto, “Perancangan Jaringan Sensor
percobaan input sensor soil moisture dan
dht11. Nirkabel (JSN) untuk Memantau Suhu
2. Pada fungsional node sensor terlihat pada dan Kelembaba2n Menggunakan
Gambar 4.9 bahwa node sensor 1 (pada nRF24L01+,” Jurnal Teknologi dan
COM5) dan node sensor 2 (pada COM7) Sistem Komputer, vol. 2, no. 4, pp. 267–
dapat mengirimkan data sensor serta valve 276, 2014.
ke server dengan baik ditandai dengan
notifikasi pada serial monitor “DATA
DIKIRIM” pada tiap node sensor.
3. Pada fungsional server terlihat pada Gambar
4.10 bahwa data sensor serta valve dari node [4] S. K. Saptomo, R. Isnain, and B. I.
sensor 1 dan node sensor 2 dapat diterima Setiawan, “Irigasi curah otomatis
dengan baik oleh server (pada COM10) berbasis sistem pengendali mikro,”
ditandai dengan notifikasi pada serial Jurnal Irigasi, vol. 8, no. 2, pp. 115–125,
monitor “DATA DITERIMA” pada server. 2016.
4. Pada kehandalan komunikasi data
[5] M. D. Syamsiar, M. Rivai, and S.
menghasilkan kesimpulan bahwa pada jarak
1 sampai 15 meter komunikasi data node Suwito, “Rancang Bangun Sistem Irigasi
sensor ke server berjalan dengan baik. Jarak Tanaman Otomatis Menggunakan
15 meter menjadi batas jangkauan maksimal Wireless Sensor Network,” Jurnal
sistem dan pada jarak lebih dari 16 meter Teknik ITS, vol. 5, no. 2, pp. A261–
komunikasi data node sensor ke server A266, 2016.
berjalan dengan tidak baik. [6] H. Irawan, M. Rivai, and F. Budiman,
“Rancang Bangun Wireless Sensor
5.2 Saran
Untuk pengembangan sistem lebih Network Pada Pendeteksi Dini Potensi
lanjut dari hasil penelitian yang telah Kebakaran Lahan Gambut Menggunakan
dilakukan, terdapat beberapa saran Banana Pi IoT,” Jurnal Teknik ITS, vol.
sebagai berikut : 6, no. 2, pp. C264–C268, 2017.
1. Dapat dilakukan perbandingan data sensor [7] Anonim. Arduino Nano. [Online]
dengan alat ukur sesuai dengan penelitian Available at :
sehingga didapatkan nilai sensor yang lebih
https://store.arduino.cc/usa/arduino-
akurat.
2. Output durasi pada solenoid valve dapat nano, diakses tanggal 15 April 2018
disesuaikan dengan jenis tanaman tertentu [8] N. Rohman, F. Setyawan, A. A. Fikri, R.
dan luas lahan yang diinginkan. Rohim, and R. Firmansyah, “Telemetri
3. Dibuat interface akuisisi data sensor pada Flowmeter Menggunakan RF Modul
sisi server sehingga memudahkan dalam 433MHz,” Journal of Electrical and
analisis sistem lebih lanjut.
Electronics Engineering UMSIDA, vol.
Daftar Pustaka 1, no. 1, pp. 8–14, 2017.
[1] D. Kurniawan, Y. Yaddarabullah, and G. [9] E. Y. R. Dewi, “Rancang Bangun Sistem
Suprayitno, “Implementasi Internet of Penyiram Sayur Sawi (Brassica
Chinensis L.) menggunakan Sensor
Kelembaban dan Sensor Intensitas
Cahaya Berbasis Fuzzy Logic.”
[10] L. P. Ayuningtias and J. Jumadi,
“Analisa Perbandingan Logic Fuzzy
Metode Tsukamoto, Sugeno, Dan
Mamdani (Studi Kasus: Prediksi Jumlah
Pendaftar Mahasiswa Baru Fakultas
Sains Dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung),”
Jurnal Teknik Informatika UIN Syarif
Hidayatullah, vol. 10, no. 1, 2017.

Anda mungkin juga menyukai