Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 4, April 2019, hlm. 3971-3977 http://j-ptiik.ub.ac.id

Sistem Irigasi Pada Sawah Bertingkat Menggunakan Wireless Sensor


Network
Amrin Rosada1, Mochammad Hannats Hanafi Ichsan2, Gembong Edhi Setyawan3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1rosada.amrin@gmail.com, 2hanas.hanafi@ub.ac.id, 3gembong@ub.ac.id

Abstrak
Pertanian merupakan mata pencaharian bagi masyarakat indonesia. Pertanian di Indonesia dilakukan
secara sistem tradisional dan dilakukan pada lahan seadanya. Permasalahan yang sering dialami para
petani adalah masalah irigasi seperti tidak mampu mengecek dan mengontrol sistem irigasi dan salah
satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan produksi pertanian. Irigasi ialah aktifitas
pemberian air ke lahan pertanian dengan tujuan membuat keadaan tanah menjadi basah sehingga akar
tanaman tumbuh dengan baik. Untuk membantu para petani dalam melakukan irigasi dibutuhkan
teknlogi WSN dalam mengontrol dan mengecek sistem irigasi. Pada era modern ini penerapan
wireless sensor netwrok sangat meningkat, mengingat kemampuannya dalam mendistribusikan dan
menyebarkan data secara nirkabel. Pada penelitian ini akan membuat sebuah sistem irigasi dengan
menggunakan wireless sensor network untuk mempermudah para petani dalam melakukan irigiasi.
Dengan menggunakan arduino uno sebagai mikrokontroler untuk mengolah data, sensor ultrasonik
untuk membaca jarak atau tinggi, servo sebagai buka tutup palang pintu, NRF24L01 sebagai
komunikasi antar node dan bluetooth digunakan untuk komunikasi dengan android. Hasil pengujian
yang telah dilakukan sistem ini bisa berjalan sesuai keinginan dimana setiap node bisa saling
berkomunikasi, servo bekerja dengan baik bisa membuka dan menutup saluran air dan sensor
ultrasonik mampu mendeteksi tingkat ketinggian air. Dari hasil waktu pemrosesan percobaan
sebanyak 15 kali lahan 1 ke lahan 3 atau lahan 3 dan lahan 1 adalah 524,66 ms dan dari lahan 2 ke
lahan 3 atau lahan 3 ke lahan 2 adalah 405,33 ms.
Kata kunci: Sistem Pengairan, Wireless Sensor Network, NRF24L01, Sensor Ultrasonik, Bluetooth,
Arduino Uno, Servo.
Abstract
Agriculture is a livelihood for the people of Indonesia. Agriculture in Indonesia is carried out in a
traditional system and carried out on makeshift land. The problem that is often experienced by farmers
is the problem of irrigation such as being unable to check and control irrigation systems and one of
the most important factors in increasing agricultural production. Irrigation is the activity of giving
water to agricultural land with the aim of making the soil wetter so that the roots of plants grow well.
To help farmers in conducting irrigation, WSN technology is needed to control and check irrigation
systems. In this modern era the application of netwrok wireless sensors has greatly increased, given
its ability to distribute and disseminate data wirelessly. In this study will make an irrigation system
using a wireless sensor network to facilitate farmers in conducting irrigation. By using Arduino Uno
as a microcontroller to process data, ultrasonic sensors for reading distance or high, servo as open
doorstop, NRF24L01 as communication between nodes and bluetooth is used for communication with
Android. The test results that have been carried out by this system can run as desired where each node
can communicate with each other, servo works well can open and close water channels and ultrasonic
sensors are able to detect water levels. From the results of the experiment processing time of 15 times
land 1 to land 3 or land 3 and land 1 is 524.66 ms and from land 2 to land 3 or land 3 to land 2 is
405.33 ms.
Keywords: Irrigation System, Wireless Sensor Network, NRF24L01, Sensor Ultrasonik, Bluetooth, Arduino
Uno, Servo.

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 3971
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3972

reset, kesemuanya itu mampu mensuport


1. PENDAHULUAN mikrokontroler dan bisa terhubung ke kompuetr
Indonesia merupakan negara berkembang memakai kabel usb. (Djuandi, 2011).
dimana memiliki banyak penduduk atau Motor servo merupakan motor dengan
masyarakat. Sehingga berdampak pada sistem pengendalian umpan balik yang
perekonomian negara. salah satu sektor memiliki komponen – komponen sebuah motor,
perekonomian indonesai berasal dari pertanian. serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian
Bagi masyarakat indonesia pertanian sangatlah kontrol. Masing – masing komponen memiliki
penting, karena mata pencaharian sebagian fungsi tersendiri seperti potensiometer untuk
penduduknya adalah pertanian. Pertanian di menentukan besar sudut putar dari servo,
indonesia dilakukan secara sistem tradisional sedangkan besar sudut dari sumbu motor servo
pada lahan seadanya dan pemanfaatan lahan diatur menurut panjang sinyal yang dikirim
belum maksimal sehingga hasilnya dapat lewat kaki sinyal dari kabel motor. ( Ahmad &
mencukupi kehidupan sehari hari bagi petani itu Saiful, 2013 ).
sendiri. (Ekstensi, 2003). Sensor ultrasonik merupakan sensor yang
Untuk meningkatkan produksi pertanian digunakan untuk mengukur tinggi atau jarak
dibutuhkan pengairan yang maksimal. suatu benda yang mempunyai frekuensi 20 kHz
Pengairan juga disebut dengan irigasi yang sampai 20 MHz yang terletak disekitar sensor.
bermanfaat untuk memberikan air secukupnya (Arief, 2011).
bagi perkembangan tanaman. Air bisa diperoleh Pada penelitian sebelumnya tentang sistem
dari air hujan maupun dari sungai atau waduk. irigasi terkendali telah banyak diperkenalkan.
(UU Nomor 20, 2006). Misalnya, Subari dkk (2011) mengembangkan
Irigasi ialah sistem pemberian air ke lahan sistem irigasi terkendali menggunakan jaringan
pertanian dengan tujuan membuat keadaan nirkabel. Saptomo dkk (2013) mengembangkan
tanah menjadi basah sehingga akar tanaman irigasi curah otomatis berbasis sistem
tumbuh dengan baik, karena tercukupi pengendali mikro. Tusi dkk (2010) dan
kebutuhan air bagi pertumbuhannya. (Standar Sofiyuddin dkk (2012) menghasilkan pintu air
Perencanaan Irigasi KP-01, 2013). sorong terbuat dari serat kaca yang berfungsi
Walaupun memiliki waduk atau sungai juga sebagai alat ukur debit air serta karena
sebagai sumber irigasi masalah yang masih ringannya mudah dipadukan dengan sistem
dihadapi adalah ketidakmampuan para petani kendali.
untuk mengecek dan mengontrol sistem Berdasarkan dari permasalahan diatas,
pengairan yang ada hususnya pada sawah penulis membuat skripsi tentang Sistem Irigasi
bertingkat, sehingga tidak mampu Pada Sawah Bertingkat Menggunakan Wireless
meningkatkan hasil produksi. Sehingga para Sensor Network dimana untuk mempermudah
petani banyak yang mengalami kerugian. Untuk para petani dalam melakukan irigasi hususnya
itu dibutuhkan teknologi WSN dan perangkat– pada sawah bertingkat. Dengan memanfaatkan
perangkat pendukung untuk membantu para sensor ultrasonik untuk mendeteksi tingkat
petani dalam melakukan proses pengecekan ketinggian air pada sawah dan servo untuk buka
irigasi dan mengontrol sistem irigasi pada dan tutup saluran air. Data dari sensor
sawah husunya sawah bertingkat. kemudian diolah oleh mikrokontroler arduino
Wireless Sensor Network (WSN) adalah uno, kemudian data yang telah diperoleh
sekumpulan perangkat dari beberapa node yang dikirimkakn secara wireless menggunakan
saling berkomunikasi melalui jaringan tanpa modul NRF24L01. Setelah data dikirim data
kabel untuk melakukan proses sensor, tersebut di tampilkan lewat android yang sudah
monitoring, pengiriman data, dan penyajian terhubung perangkat Bluetooth.
informasi ke user dengan menggunakan sistem
2. RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
tertanam. (Pratama & Suakanto, 2015).
Arduino Uno merupakan papan mikro
2.1. Perancangan Perangkat Keras
single board yang sifatnya open source dimana
memakai prosesor Atmel AVR. 14 pin arduino Pada perancangan perangkat keras ini akan
uno terdiri dari 6 pin output, 6 pin input, kristal menjelaskan perancangan sistem yang terdiri
osilator 16 Mhz, koneksi usb dan ditambah dari lahan 1, lahan 2 dan lahan 3. Gambar
dengan jack power, kepala usb dan tombol perancangan perangkat keras pada lahan 1

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3973

ditunjukan pada Gambar 1 NRF24L01. Keterangan pin dapat dilihat pada


tabel 4, tabel 5 dan tabel 6:
Tabel 4. Keterangan pin arduino dengan servo
Servo Aduino uno
GND GND
VCC VCC
Kabel Kuning Pin 5
Tabel 5. Keterangan pin arduino dengan sensor
ultrasonik
Gambar 1. Perancangan perangkat keras pada Sensor Ultrasonik Aduino uno
lahan 1 GND GND
Gambar 1 merupakan perancangan VCC VCC
perangkat keras pada lahan 1 yang terdiri dari Echo Pin 6
Triger Pin 7
arduino uno, servo, sensor ultrasonik dan
NRF24L01. Keterangan pin dapat dilihat pada Tabel 6. Keterangan pin arduino dengan module
tabel 1, tabel 2 dan tabel 3: NRF24L01

Tabel 1. Keterangan pin arduino dengan servo Module NRF24L01 Aduino uno
GND GND
Servo Aduino uno VCC VCC
GND GND CE Pin 9
VCC VCC CSN Pin 10
Kabel Kuning Pin 5 SCK Pin 13
MOSI Pin 11
Tabel 2. Keterangan pin arduino dengan sensor MISO Pin 12
ultrasonik IRQ Pin 2
Sensor Ultrasonik Aduino uno
GND GND Gambar 3 merupakan gambar dari lahan 3
VCC VCC
Echo Pin 6
Triger Pin 7
Tabel 3. Keterangan pin arduino dengan module
NRF24L01
Module NRF24L01 Aduino uno
GND GND
VCC VCC
CE Pin 9
CSN Pin 10 Gambar 3. Perancangan perangkat keras pada
SCK Pin 13 lahan 3
MOSI Pin 11
Gambar 3 merupakan perancangan
MISO Pin 12
IRQ Pin 2 perangkat keras pada lahan 3 yang terdiri dari
arduino uno, servo, module bluetotth dan
Gambar 2 merupakan gambar dari lahan 2 module NRF24L01.
Tabel 7. Keterangan pin arduino dengan servo
Servo Aduino uno
GND GND
VCC VCC
Kabel Kuning Pin 5
Tabel 8. Keterangan pin arduino dengan sensor
ultrasonik
Sensor Ultrasonik Aduino uno
Gambar 2. Perancangan perangkat keras pada GND GND
VCC VCC
lahan 2
Echo Pin 6
Gambar 2 merupakan perancangan Triger Pin 7
perangkat keras pada lahan 2 yang terdiri dari
Tabel 9. Keterangan pin arduino dengan module
arduino uno, servo, sensor ultrasonik dan
bluetooth

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3974

Module Bluetooth Aduino uno terhubung dengan perangkat bluetooth.


GND GND
VCC VCC
TX Pin 8
2.3. Implementasi Perangkat Keras
RX Pin 7 Implementasi perangkat keras secara
keseluruhan lahan1, lahan 2 dan lahan 3 dapat
2.2. Rancangan Perangkat Lunak dilihat pada gambar 6.
Pada rancangan perangkat lunak ini
terdapat rancangan pengiriman dan rancangan
penerima. Rancangan pengiriman dan
rancangan penerima ditunjukan pada gambar 4
dan 5.
Mulai

Baca Data
Sensor

Data < 6
Y
Data > 6
Gambar 6. Implementasi Perangkat Keras

N 2.4. Implementasi Perangkat Lunak


Kirim Data Implementasi perangkat lunak pada alat ini
menggunakan Arduino IDE. Pada Arduino IDE
Selesai terdapat tempat sourcode dengan menggunakan
bahasa C dan terdapat fungsi – fungsi toolbar
Gambar 4. Rancangan node pengirim
untuk membantu pembuatan progaram. Untuk
Gambar 4 merupakan diagram alir
lebih jelas dapat dilihat pada tabel 10.
perancangan perangkat lunak pada node
pengirim yang dimulai dari membaca data
Tabel 10. Potongan Program Pada Lahan
sensor ultrasonik yang berupa ketinggian air penerima
jika data yang diterima lebih dari atau kurang 1 void loop(void)
dari batas yang ditentukan yaitu 6 cm maka data 2 {
akan di kirim ke mikrokontroler dan akan 3 if (tinggiairlahan1 > 6 &&
4 tinggiairlahan2 > 6)
diproses oleh mikrokontroler kemudian data
5 { myservo.write(133);
hasil yang didapat tesebut akan dikirimkan 6 pin3="0";
menggunakan modul wirelles ke node 7 }
penerima. 8 else if (tinggiairlahan1 < 6 ||
9 tinggiairlahan2 < 6 )
Mulai
10 {
11 myservo.write(120);
Menerima Data
12 pin3="1";
13 }
14 if ((tinggiairlahan1 > 6) &&
15 (tinggiairlahan1 < 14) )
Y
Data < 6 Data > 6 16 {
17 uint32_t servowrite = 100;
N 18 RF24NetworkHeader
19 header(other_node1, 'R');
Tampilkan 20 bool ok = network.write(header,
Data
21 &servowrite, sizeof(servowrite));
22 pin2 = "1";
23 }
Selesai
24 else if (tinggiairlahan1 < 6 ||
Gambar 5. Rancangan node penerima 25 tinggiairlahan2 > 6 )
26 {
Gambar 5 adalah diagram alir perancangan 27 uint32_t servowrite = 80 ;
perangkat lunak pada node penerima yang 28 RF24NetworkHeader
dimulai dari menerima data dari node pengirim 29 header(other_node1, 'R');
jika data yang diterima kurang dari atau lebih 30 bool ok = network.write(header,
31 &servowrite, sizeof(servowrite));
dari batas yang ditentukan yaitu 6 cm maka 32 pin2 = "0";
akan ditampilkan pada android yang telah

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3975

33 } Pada Tabel 12 didapatkan hasil


Pada baris ke 14 dan ke 15 jika tinggi air di pengukuran sensor ultrasonik dan hasil
lahan 1 lebih dari 6 cm maka pintu air lahan 2 pengukuran secara manual dimana pada hasil
akan tertutup dan pada baris ke 20 mengirim pengukuran tersebut terdapat selisih eror pada
nilai servo ke pintu air lahan 2. Pada baris ke 24 setiap pengukuran adalah 5 mm.
dan ke 25 jika tinggi air lahan 1 kurang dari 6
cm atau tinggi air lahan 2 lebih dari 6 cm maka 3.2. Pengujian Servo
pintu air lahan dua akan terbuka dan pada baris Tujuan dilakukannya pengujian servo ini
ke 30 mengirim nilai servo ke pintu air lahan 2. yaitu apakah servo bisa bekerja sesuai yang
diharapkan seperti bisa membuka dan menutup
3. PENGUJIAN DAN ANALISIS saluran air ketika dirancang pada sistem irigasi
sawah bertingkat.
3.1. Pengujian Sensor Ultrasonik
Pengujian pada sensor ultrasonik ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah sensor ultrasonik dapat mendeteksi
ketinggian air ketika dirancanag pada alat
sistem pengairan persawahan. Pengujian pada
sensor ultrasonik dilakukan dengan cara
mengukur tinggi manual menggunakan
penggaris dan dibandingkan dengan
menggunakan sensor ultrasonik.
Tabel 11. Hasil Pengukuran Sensor Ultrasonik
Pada Lahan 2
Hasil
Hasil
pengukuran
pengukuran Selisih eror
sensor pada
manual
lahan 2
0 mm 0 mm 0 mm
10 mm 15 mm 5 mm
20 mm 25 mm 5 mm Gambar 7. Servo Tidak Aktif
30 mm 35 mm 5 mm
40 mm 45 mm 5 mm
50 mm 55 mm 5 mm
60 mm 65 mm 5 mm
70 mm 75 mm 5 mm
80 mm 85 mm 5 mm
90 mm 95 mm 5 mm
Pada Tabel 11 didapatkan hasil
pengukuran sensor ultrasonik dan hasil
pengukuran secara manual dimana pada hasil
pengukuran tersebut terdapat selisih eror pada
setiap pengukuran adalah 5 mm.
Tabel 12. Hasil Pengukuran Sensor Ultrasonik
Pada Lahan 1
Hasil
Hasil
pengukuran
pengukuran Selisih eror
sensor pada
manual
lahan 2
0 mm 0 mm 0 mm
10 mm 15 mm 5 mm
20 mm 25 mm 5 mm Gambar 8. Servo Aktif
30 mm 35 mm 5 mm
40 mm 45 mm 5 mm
50 mm 55 mm 5 mm Seperti yang dapat dilihat pada hasil
60 mm 65 mm 5 mm pengujian, servo dapat bekerja dengan baik
70 mm 75 mm 5 mm yaitu pada Gambar 7 ketika sensor menunjukan
80 mm 85 mm 5 mm ketinggian pada lahan 1 adalah 0 dan pada
90 mm 95 mm 5 mm
lahan 2 adalah 2 maka pompa atau servo tidak

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3976

aktif dan pada Gambar 8 ketika sensor Berdasarkan hasil pada tahap perancangan,
menunjukan ketinggian pada lahan 1 adalah 9 implementasi, pengujian dan analisa sistem
dan pada lahan 2 adalah 8 maka pompa atau yang sudah dilakukan dapat ditarik beberapa
servo aktif. kesimpulan sebagai berikut:
1. Perancangan sistem pengairan persawahan
3.2. Pengujian Waktu Pemrosesan menggunakan wireless sensor network
Pengujian ini dilakukan agar dapat dengan memanfaatkan sensor ketinggian air
mengetahui berapa lama waktu yang dari hasil pengujian yang telah didapat,
dibutuhkan oleh alat dari awal mendeteksi sistem pengairan perswahan dapat berjalan
ketinggian hingga mengirimkan data. Pengujian sesuai dengan yang diharapkan yaitu sensor
ini dilakukan sebanyak 15 kali percobaan. ultrasonik mampu mendeteksi ketinggian
Tabel 13. Hasil pengujian waktu pemrosesan air, servo dapat membuka dan menutup
dari lahan 1 ke lahan 3 saluran air dan antar node dapat saling
Pengujian Durasi berkomunikasi satu sama lain.
Ke-1 520 ms 2. Pada perancangan sistem pengairan
Ke-2 560 ms persawahan dengan menggunakan sensor
Ke-3 570 ms
ketinggian air yaitu sensor ultrasonik
Ke-4 540 ms
Ke-5 530 ms didapatkan hasil pengujian sensor ultrasonik
Ke-6 580 ms dan hasil pengujian secara manual pada
Ke-7 530 ms lahan 1 dan pada lahan 2 terdapat selisih
Ke-8 520 ms error yang sama yaitu 5 mm.
Ke-9 540 ms
Ke-10 530 ms
3. Hasil yang didapat pada perancangan sistem
Ke-11 470 ms pengairan persawahan dengan melakukan
Ke-12 480 ms percobaan sebanayak 15 kali dalam satu kali
Ke-13 570 ms pemrosesan dari lahan 1 ke lahan 3 adalah
Ke-14 540 ms
524,66 ms dan dari lahan 2 ke lahan 3
Ke-15 490 ms
Rata-rata 524,66 ms adalah 405,33 ms.
Pada tabel 13 hasil percobaan waktu
pemrosesan dari lahan 1 ke lahan 3 dengan 5. DAFTAR PUSTAKA
jarak 60 cm dan dilakukan sebanyak 15 kali A.Yusuf, Iskandar. 28 April 2014. Kajian
percobaan kemudian didapatkan hasil rata-rata Kriteria Mutu Air Irigasi (Review Of
524,66 ms. Water Quality Criteria For Irrigation).
Tabel 14. Hasil pengujian waktu pemrosesan Pusat Litbang Pengairan, Bandung.
dari lahan 2 ke lahan 3
Pengujian Durasi Arif C, Saptomo S.K, Setiawan B.I, Iskandar
Ke-1 440 ms M.A. 2009. Simulasi komputer
Ke-2 420 ms penerapan teknik kendali fuzzy
Ke-3 390 ms sederhana untuk pengaturan muka air
Ke-4 360 ms
tanah di lahan padi SRI. Jurnal Irigasi 4
Ke-5 450 ms
Ke-6 410 ms (2): 131 – 144.
Ke-7 380 ms Dzulkifli M, Rivai Muhammad, Suwito. 2016.
Ke-8 390 ms Rancang Bangun Sistem Irigasi
Ke-9 430 ms
Ke-10 370 ms Tanaman Otomatis Menggunakan
Ke-11 420 ms Wireless Sensor Network. Institut
Ke-12 410 ms Sepuluh Nopember.
Ke-13 440 ms
Ke-14 360 ms Hansen, V.E. Israelsen, O.W. dan G.E.
Ke-15 410 ms Stringham. 1979. Irrigation Principle
Rata-rata 405,33 ms and Practice. (terjemahan) John Willey
Pada tabel 14 hasil percobaan waktu and Sons. Inc. New York.
pemrosesan dari lahan 2 ke lahan 3 dengan Maimunah, Muhammad Fahrezy Husein,
jarak 30 cm dan dilakukan sebanyak 15 kali Harsono Iwan Tanto. November 2017.
percobaan kemudian didapatkan hasil rata-rata Pengairan Sawah Otomatis Berbasis
405,33 ms. Arduino Uno. Tangerang. STMIK
Raharja.
4. KESIMPULAN

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3977

Rozikin Chaerur, Sukoco Heru, Krido Saptomo


Satyanto. 2017. Sistem Akuisisi Data
Multi Node Uuntuk Irigasi Otomatis
Berbasis Wireless Sensor Network.
Universitas Gajah Mada.
Saptomo S.K, Chadirin Y, Setiawan B.I,
Sofiyuddin H.A. 2012. Peningkatan
efisiensi air irigasi dengan introduksi
sistem otomatis pada sistem irigasi di
lahan produksi pangan. Bandung.
Saptomo S.K, Isnain Rahmat, Setiawan B.I. 26
September 2013. Microcontroller
System Based Automated Sprinkle
Irrigation. Institut Pertanian Bogor.
Sudirman Sirait, Satyanto K. Saptomo,
Muhammad Yanuar J. Purwanto. 2015.
Rancang Bangun Sistem Otomatisasi
Irigasi Pipa Lahan Sawah Berbasis
Tenaga Surya. IPB
Thomi Irfan, Hasri Putra Emansa, Harpawi
Noptin. 2017. Monitoring Kondisi
Tanah Sawah Padi Berbasis WSN &
Controlling Irigasi. Politeknik Caltex
Riau.
Wiranto, Budi Indra Setiawan, Satyanto Krido
Saptomo. 2014 . Sistem Kontrol Irigasi
Otomatis Nirkabel. IPB

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai