Abstrak
Pertanian merupakan mata pencaharian bagi masyarakat indonesia. Pertanian di Indonesia dilakukan
secara sistem tradisional dan dilakukan pada lahan seadanya. Permasalahan yang sering dialami para
petani adalah masalah irigasi seperti tidak mampu mengecek dan mengontrol sistem irigasi dan salah
satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan produksi pertanian. Irigasi ialah aktifitas
pemberian air ke lahan pertanian dengan tujuan membuat keadaan tanah menjadi basah sehingga akar
tanaman tumbuh dengan baik. Untuk membantu para petani dalam melakukan irigasi dibutuhkan
teknlogi WSN dalam mengontrol dan mengecek sistem irigasi. Pada era modern ini penerapan
wireless sensor netwrok sangat meningkat, mengingat kemampuannya dalam mendistribusikan dan
menyebarkan data secara nirkabel. Pada penelitian ini akan membuat sebuah sistem irigasi dengan
menggunakan wireless sensor network untuk mempermudah para petani dalam melakukan irigiasi.
Dengan menggunakan arduino uno sebagai mikrokontroler untuk mengolah data, sensor ultrasonik
untuk membaca jarak atau tinggi, servo sebagai buka tutup palang pintu, NRF24L01 sebagai
komunikasi antar node dan bluetooth digunakan untuk komunikasi dengan android. Hasil pengujian
yang telah dilakukan sistem ini bisa berjalan sesuai keinginan dimana setiap node bisa saling
berkomunikasi, servo bekerja dengan baik bisa membuka dan menutup saluran air dan sensor
ultrasonik mampu mendeteksi tingkat ketinggian air. Dari hasil waktu pemrosesan percobaan
sebanyak 15 kali lahan 1 ke lahan 3 atau lahan 3 dan lahan 1 adalah 524,66 ms dan dari lahan 2 ke
lahan 3 atau lahan 3 ke lahan 2 adalah 405,33 ms.
Kata kunci: Sistem Pengairan, Wireless Sensor Network, NRF24L01, Sensor Ultrasonik, Bluetooth,
Arduino Uno, Servo.
Abstract
Agriculture is a livelihood for the people of Indonesia. Agriculture in Indonesia is carried out in a
traditional system and carried out on makeshift land. The problem that is often experienced by farmers
is the problem of irrigation such as being unable to check and control irrigation systems and one of
the most important factors in increasing agricultural production. Irrigation is the activity of giving
water to agricultural land with the aim of making the soil wetter so that the roots of plants grow well.
To help farmers in conducting irrigation, WSN technology is needed to control and check irrigation
systems. In this modern era the application of netwrok wireless sensors has greatly increased, given
its ability to distribute and disseminate data wirelessly. In this study will make an irrigation system
using a wireless sensor network to facilitate farmers in conducting irrigation. By using Arduino Uno
as a microcontroller to process data, ultrasonic sensors for reading distance or high, servo as open
doorstop, NRF24L01 as communication between nodes and bluetooth is used for communication with
Android. The test results that have been carried out by this system can run as desired where each node
can communicate with each other, servo works well can open and close water channels and ultrasonic
sensors are able to detect water levels. From the results of the experiment processing time of 15 times
land 1 to land 3 or land 3 and land 1 is 524.66 ms and from land 2 to land 3 or land 3 to land 2 is
405.33 ms.
Keywords: Irrigation System, Wireless Sensor Network, NRF24L01, Sensor Ultrasonik, Bluetooth, Arduino
Uno, Servo.
Tabel 1. Keterangan pin arduino dengan servo Module NRF24L01 Aduino uno
GND GND
Servo Aduino uno VCC VCC
GND GND CE Pin 9
VCC VCC CSN Pin 10
Kabel Kuning Pin 5 SCK Pin 13
MOSI Pin 11
Tabel 2. Keterangan pin arduino dengan sensor MISO Pin 12
ultrasonik IRQ Pin 2
Sensor Ultrasonik Aduino uno
GND GND Gambar 3 merupakan gambar dari lahan 3
VCC VCC
Echo Pin 6
Triger Pin 7
Tabel 3. Keterangan pin arduino dengan module
NRF24L01
Module NRF24L01 Aduino uno
GND GND
VCC VCC
CE Pin 9
CSN Pin 10 Gambar 3. Perancangan perangkat keras pada
SCK Pin 13 lahan 3
MOSI Pin 11
Gambar 3 merupakan perancangan
MISO Pin 12
IRQ Pin 2 perangkat keras pada lahan 3 yang terdiri dari
arduino uno, servo, module bluetotth dan
Gambar 2 merupakan gambar dari lahan 2 module NRF24L01.
Tabel 7. Keterangan pin arduino dengan servo
Servo Aduino uno
GND GND
VCC VCC
Kabel Kuning Pin 5
Tabel 8. Keterangan pin arduino dengan sensor
ultrasonik
Sensor Ultrasonik Aduino uno
Gambar 2. Perancangan perangkat keras pada GND GND
VCC VCC
lahan 2
Echo Pin 6
Gambar 2 merupakan perancangan Triger Pin 7
perangkat keras pada lahan 2 yang terdiri dari
Tabel 9. Keterangan pin arduino dengan module
arduino uno, servo, sensor ultrasonik dan
bluetooth
Baca Data
Sensor
Data < 6
Y
Data > 6
Gambar 6. Implementasi Perangkat Keras
aktif dan pada Gambar 8 ketika sensor Berdasarkan hasil pada tahap perancangan,
menunjukan ketinggian pada lahan 1 adalah 9 implementasi, pengujian dan analisa sistem
dan pada lahan 2 adalah 8 maka pompa atau yang sudah dilakukan dapat ditarik beberapa
servo aktif. kesimpulan sebagai berikut:
1. Perancangan sistem pengairan persawahan
3.2. Pengujian Waktu Pemrosesan menggunakan wireless sensor network
Pengujian ini dilakukan agar dapat dengan memanfaatkan sensor ketinggian air
mengetahui berapa lama waktu yang dari hasil pengujian yang telah didapat,
dibutuhkan oleh alat dari awal mendeteksi sistem pengairan perswahan dapat berjalan
ketinggian hingga mengirimkan data. Pengujian sesuai dengan yang diharapkan yaitu sensor
ini dilakukan sebanyak 15 kali percobaan. ultrasonik mampu mendeteksi ketinggian
Tabel 13. Hasil pengujian waktu pemrosesan air, servo dapat membuka dan menutup
dari lahan 1 ke lahan 3 saluran air dan antar node dapat saling
Pengujian Durasi berkomunikasi satu sama lain.
Ke-1 520 ms 2. Pada perancangan sistem pengairan
Ke-2 560 ms persawahan dengan menggunakan sensor
Ke-3 570 ms
ketinggian air yaitu sensor ultrasonik
Ke-4 540 ms
Ke-5 530 ms didapatkan hasil pengujian sensor ultrasonik
Ke-6 580 ms dan hasil pengujian secara manual pada
Ke-7 530 ms lahan 1 dan pada lahan 2 terdapat selisih
Ke-8 520 ms error yang sama yaitu 5 mm.
Ke-9 540 ms
Ke-10 530 ms
3. Hasil yang didapat pada perancangan sistem
Ke-11 470 ms pengairan persawahan dengan melakukan
Ke-12 480 ms percobaan sebanayak 15 kali dalam satu kali
Ke-13 570 ms pemrosesan dari lahan 1 ke lahan 3 adalah
Ke-14 540 ms
524,66 ms dan dari lahan 2 ke lahan 3
Ke-15 490 ms
Rata-rata 524,66 ms adalah 405,33 ms.
Pada tabel 13 hasil percobaan waktu
pemrosesan dari lahan 1 ke lahan 3 dengan 5. DAFTAR PUSTAKA
jarak 60 cm dan dilakukan sebanyak 15 kali A.Yusuf, Iskandar. 28 April 2014. Kajian
percobaan kemudian didapatkan hasil rata-rata Kriteria Mutu Air Irigasi (Review Of
524,66 ms. Water Quality Criteria For Irrigation).
Tabel 14. Hasil pengujian waktu pemrosesan Pusat Litbang Pengairan, Bandung.
dari lahan 2 ke lahan 3
Pengujian Durasi Arif C, Saptomo S.K, Setiawan B.I, Iskandar
Ke-1 440 ms M.A. 2009. Simulasi komputer
Ke-2 420 ms penerapan teknik kendali fuzzy
Ke-3 390 ms sederhana untuk pengaturan muka air
Ke-4 360 ms
tanah di lahan padi SRI. Jurnal Irigasi 4
Ke-5 450 ms
Ke-6 410 ms (2): 131 – 144.
Ke-7 380 ms Dzulkifli M, Rivai Muhammad, Suwito. 2016.
Ke-8 390 ms Rancang Bangun Sistem Irigasi
Ke-9 430 ms
Ke-10 370 ms Tanaman Otomatis Menggunakan
Ke-11 420 ms Wireless Sensor Network. Institut
Ke-12 410 ms Sepuluh Nopember.
Ke-13 440 ms
Ke-14 360 ms Hansen, V.E. Israelsen, O.W. dan G.E.
Ke-15 410 ms Stringham. 1979. Irrigation Principle
Rata-rata 405,33 ms and Practice. (terjemahan) John Willey
Pada tabel 14 hasil percobaan waktu and Sons. Inc. New York.
pemrosesan dari lahan 2 ke lahan 3 dengan Maimunah, Muhammad Fahrezy Husein,
jarak 30 cm dan dilakukan sebanyak 15 kali Harsono Iwan Tanto. November 2017.
percobaan kemudian didapatkan hasil rata-rata Pengairan Sawah Otomatis Berbasis
405,33 ms. Arduino Uno. Tangerang. STMIK
Raharja.
4. KESIMPULAN