Anda di halaman 1dari 14

Sistem Monitoring Dan Klarifikasi Kondisi Lingkungan Tanaman

Hidroponik Berbasis IOT (internet of things)


ABSTRAK
Hidroponik merupakan salah satu Teknik bercocok tanam tanpa tanah yang
dapat dilakukan di area yang sempit. Hal tersebut menjadikan hidroponik cocok untuk
dilakukan di area urban seperti perkotaan. Sudah terdapat banyak rumah tangga di
perkotaan yang mencoba bercocok tanam dengan Teknik hidroponik ini. Namun,
karena kesibukan pemiliknya akhirnya tanaman hidroponiknya gagal panen
disebabkan karena tidak termonitoringnya kondisi lingkungan serta tidak
terkontrolnya media tanam hidroponik untuk menyesuaikan kondisi media tanam
dengan lingkunagn. Oleh karena itu, kami mengusulkan system Monitoring Dan
Klarisifikasi Kondisi Lingjungan Tanaman Hidroponik Berbasis Internet Of Things.
System yang kami usulkan ini terdiri atas bagian media tanam dan bagian system
monitoring dan pengontrolan. System monitoring dan pengontrolan digunakan untuk
memantau suhu lingkungan sekitar tanaman, memantau intensitas cahaya tanaman,
memantau kebutuhan air tanaman melalui web secara realtime.

Dengan adanya “Sistem Monitoring Dan Klarifikasi Kondisi Lingkungan


Tanaman Hidroponik Berbasis IOT” para pelaku Hidroponik dapat memonitoring
perkembangan tanamannya sehingga dapat menghindari gagal panen akibat suhu yang
berlebih, kekurangan cahaya, dan air tanaman yang kurang.

Kata kunci : Hidroponik, Wireless sensor, Monitoring


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sayur merupakan salah satu makanan penting untuk tubuh manusia selain
buah-buahan, karbohidrat, dan protein. Sayur-sayuran berupa bagian dari tanaman
seperti daun, tangkai daun, kuncup, bunga, batang, akar, ubi, dan buah. Sayur
merupakan sumber utama vitamin, protein, mineral, dan fitokimia yang mengandung
serat makanan yang baik untuk ksehatan. Sayuran yang biasa kita konsumsi sehari
hari biasanya dari petani organic yang dimana media yang digunakan berupa tanah.
Metode ini sudah dipakai sejak zaman dahulu hingga sekarang. Namun stelah
dilakukan berbagai macam peniltian, ternyata metode tersebut memiliki beberapa
kekurangan mulai dari hama, pestisida dan kualitas sayur itu sendiri yang dipengaruhi
lingkungan. apabila dibiarkan akan berdampak buruk bagi kesehatan jika di konsumsi.
Selain penanaman sayur melalui media tanah, terdapat satu metode yang hanya
menggunakan media air yaitu hidroponik
Hidroponik merupakan Teknik budidaya tanaman tanpa mengguankan media
tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Metode ini juga banyak
sering dipakai karna tidak memerlukan lahan luas, mudah dalam perawatan, dan
menghasilkan sayuran dengan kualitas yang tinggi, selain itu metode hidroponik
terbebas dari hama dan pestisida karna dilakukan dalam ruangan dan menggunakan
wadah khusus untuk penempatannya. Namun dalam penggunaan hidroponik juga
membutuhkan perawatan dan pengamatan extra. Mulai dari mengetahui tingkat
keasaman air, kondisi suhu, kebutuhan cahaya, dan kondisi udara. 5 element tersebut
merupakan factor penting dalam pertumbuhan tanaman hidroponik.
Teknik budidaya tanaman hifroponik yang dilakukan tanpa menggunakan
tanah serta dapat dilakukan di lahan yang sempit menjadikannya sangat cocok untuk
diterapkan di area urban seperti perkotaan. Sudah banyak rumah tangga yang
mencoba membudidayakan tanaman hidroponik. Namun, karena kesibukan
pemiliknya akhirnya pemiliknya tidak dapat mengetahui kondisi lingkungan tanaman
hidroponiknya yang mengakibatkan tanaman hidroponiknya tidak terawatt dengan
baik dan berujung kepada terjadinya gagal panen.
Oleh karena itu, kami mengusulkan Sistem monitoring dan klarifikasi
kondisi lingkungan tanaman hidroponik berbasis internet of things. Sistem yang
kami usulkan ini dilengkapi dengan kecerdasan buatan yang datanya diperoleh dari
sensor yang terhubung pada ESP32/modul wifi. Sensor yang digunakan pada system
ini berfungsi untuk memberi informasi mengenai kondisi hidroponik, mulai dari
intensitas cahaya, ketinggian air, dan kondisi suhu lingkungan. selain itu data yang di
peroleh tersebut akan tampil melalui website dengan secara realtime, jadi setiap
beberapa menit data yang diperoleh akan ter update.
Dengan adanya system monitoring ini kami berharap proses pertumbuhan dari
tanaman hidroponik akan berjalan lebih mudah dan efisien melalui informasi yang
didapat dari sensor yang telah ditanam, sehingga rentan ke gagalan pada pertumbuhan
tanaman hidroponik akan terhindar.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,maka
dirumuskan masalah yaitu, bagaimana membuat suatu alat yang dapat mengukur
intensitas cahaya, ketinggian air, dan kondisi suhu lingkungan dan menampilkan
datanya secara realtime ke web.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Sistem yang ingin kami bangun memiliki tujuan untuk memudahkan para
petani hidroponik dalam proses penanaman dan perawatan pada sayuran. Kami
berharap system yang kami bangun memiliki manfaat yang dapat diterapkan oleh
seluruh petani yang ada di Indonesia dan mampu meningkatkan kualitas produksi
sayur di Indonesia.
BAB II
METODE DASAR PENGEMBANGAN KARYA

2.1. Studi Literature


Mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber refrensi baik
yang diperoleh dari buku, karya ilmiah, artikel jurnal, dan sumber-sumber lainnya
sebagai acuan dalam Analisa pembuatan alat.
2.2. Perancangan
Pada tahap ini mulai dilakukan perancangan desain model alat, perancangan
system kerja alat dan perancangan komponen yang akan digunakan. Cara kerja alat
yang dirancang yaitu sensor ldr akan mengukur intensitas cahaya pada tanaman,
sensor dht 11 akan mengukur suhu dan kelembaban pada lingkungan sekitar tanaman,
sensor ultrasonic untuk mengukur ketinggian air pada pompa, disaat ketinggian air
lebih rendah dari pompa maka buzzer akan menyala sebagai indikator.
2.3. Persiapan Alat dan Komponen
Pada tahap ini peralatan yang digunakan yaitu pompa air, lem pipa, pipa,
isolasi pipa, solder, timah, papan pcb, gunting. Komponen yang digunakan terdiri dari
esp32, sensor ldr, sensor dht 11, sensor ultrasonic, buzzer, led. Pcb.
2.4. Tahap Pembuatan Alat
a. Langkah pertama dalam pembuatan alat adalah membuat desain rankaian.
Rancangan rangkaian ini di desain menggunakan applikasi proteus. Desain
rangkaian ini digunakan untuk membuat jalur rangkaian komponen pada pcb dan
jalur kelistrikan elektronika.
b. Langkah kedua mempersiapkan komponen yang dibutuhkan untuk pembuatan
alat ini yang terdiri dari esp32,sensor, buzzer, led, pcb, wadah, obeng full set,
gunting, lem pipa. Setelah melakukan persiapan kami mulai merangkai komponen
dan alat sesuai dengan desain yang telah dibuat.
c. Setelah rangkaian dibuat, kami mulai memasukan codingan pada alat dengan
menggunakan aplikasi Arduino.
d. Pada tahap ini dilakukan pengujian alat, dan setelah alat berhasil bekerja kami
mulai mengemas alat agar lebih lebih mudah dibawah kemana mana.
BAB III
DESAIN PURWAPURA ATAU MODEL
3.1. Desain Perangkat Keras

Gambar 1. Desain Perangkat Keras

3.2. Sumber Daya / Power Source


USB (Universal Serial Bus) Merupakan suatu teknologi yang memungkinkan
kita untuk menghubungkan alat eksternal (peripheral) seperti scanner, printer, mouse,
papan ketik (keyboard), alat penyimpan data (zip drive), flash disk dan sebagainya.
Penggunaan Usb dalam metode ini digunakan sebagai sumber arus tegangan dan juga
sebagai alat pengirim data dari program yang telah dibuat.

Gambar 2. USB charge (Sumber Daya / power source)


3.3. Spesifikasi Penggunaan Sensor

1. Sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor)


Sensor cahaya LDR adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi/tahanan
berubah ubah sesuai intensitas cahaya yang di terima sensor cahaya LDR tersebut.
Pada umumnya prinsip kerja sensor cahaya ini adalah Semakin tinggi intensitas
cahaya(terang) yang di terima oleh LDR maka semakin rendah pula nilai
resistansi/tahanannya, sebaliknya semakin rendah intesnsitas cahaya(gelap)
yang diterima oleh LDR maka semaikin tinggi resistansi/tahanannya.

Gambar 3. Sensor Cahaya LDR(Light Dependent Resistor)

Sensor LDR terbuat dari bahan kanium sulfida yang merupakan bahan
semikonduktor yang nilai tahanan/resitensinya berubah ubah sesuai dengan intensitas
cahaya yang diterima bahan tersebut.

2. Sensor Suhu & Kelembapan Udara DHT11


This DHT11 Temperature and humadity sensor features a calibrated digital
signal output with temperature and humidity sensor complex [2]. DHT11 ini memiliki
pengaturan suhu dan kelembaban yang terkalibrasi dan dengan keluaran sinyal digital.
Dengan tejnik pendeteksian sinyal digital yang baik pada suhu dan kelembaban,
menghasilkan sensor ini dapat diandalkan dalam jangka Panjang.

Gambar 4.
Senor Suhu & Kelembaban Udara DHT11
3. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonic adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan
gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suhu objek atau benda
tertentu di depan frekuensi kerja pada daerah diatas gelombang suara dari 20 kHz
hingga 2 MHz (Arief, 2011).
Pantulan gelombang ultrasonic terjadi bila ada objek tertentu dan pantulan
gelombang ultrasonic akan diterima kembali oleh unit sensor penerima. Selanjutnya
unit sensor penerima akan menghasilkan diafragma penggetar dan efek piezoelectric
menghasilkan sebuah tegangan bolak balik dengan frekuensi yang sama.

Gambar 5. Prinsip Kerja sensor Ultrasonik


3.4. Skema Rangkaian Alat

Gambar 6. Skema Rangkaian Alat


3.5. Desain 3D Alat

Gambar 7. Desain 3D Alat (PCB)


BAB 1V
ANALISIS KERJA DAN PERFORMASI

4.1. Analisis Fungsional


Dari keseluruhan hasil pengujian yang telah dilakukan, system monitoring tanaman
hidroponik ini dapat berfungsi sesuai dengan perancangan sebelumnya. Alat ini telah
ditanamkan 3 sensor yang masing-masing dapat mengirim data ke web server dan akan
memberikan aksi apa bila kondisi tanaman tidak sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini
merupakan parameter keberhasilan dari pengujian yang telah dilakukan.

Tabel 1. Analisis fungsional


No. Pengujian Parameter Indikator Ket
1. Program untuk Perangkat keras seperti 1. LDR memberikan sinyal Berhasil
konfigurasi senor, LED, lampu UV, dan masukan dan ditampilkan
perangkat keras buzzer dapat dibaca oleh berupa nilai decimal pada
mikrokontroler sebagai web server
perangkat masukan dan 2. DHT11 memberikan
keluaran sesuai dengan sinyal masukan dan
fungsi masing-masing menampilkan nilai
decimal pada web server
(cm).
3. ULTRASONIC
memberikan sinyal
masukan dan ditampilkan
berupa nilai decimal
pada web server (cm).
4. Lampu UV memberikan
aksi (menyala) ketika
intensitas cahaya yang
diterima sensor LDR
tidak sesuai dengan
kebutuhan tanaman
5. LED memberikan aksi
(menyala) ketika suhu
ruangan tidak sesuai
dengan kebutuhan
tanaman.
6. BUZZER memberikan
aksi (bunyi) ketika
ultrasonic mendeteksi
ketinggian air kurang dari
15 cm.
No. Pengujian Parameter Indikator Ket
2. Pengujian web Web dapat menerima data 1. DATABASE dibuat Berhasil
server dari sensor yang telah dengan mengunakan
ditanam MySql, yang nantinya
akan menampung data
dari setiap sensor
2. DASHBOARD sebagai
interface untuk para
pengguna, yang dimana
pada halaman dashboard
akan di persentasikan
setiap data dari sensor
dengan konsep yang lebih
mudah dipahami.
3. Pengujian LDR dapat memberikan nilai LDR dapat membaca kondisi Berhasil
sensor cahaya dari berbagai kondisi pencahayaan yang berbeda-
pencahayaan yang diberikan beda yang ditunjukkan
dari waktu ke waktu selama dengan hasil konversi
12 jam mikrokontroler berupa nilai
decimal, dan memberikan
eksekusi ke lampu UV jika
nilainya tidak sesuai.
4. Pengujian DHT11 dapat memberikan DHT11 dapat membaca Berhasil
sensor suhu nilai kondisi suhu pada kondisi lingkungan dengan
lingkungan yang diberikan cara mendeteksi kondisi
dari waktu ke waktu selama udara yang berada di sekitar.
24 jam. Apabila kondisi suhu
dibawah 150C maka akan
memberikan eksekusi pada
LED dan akan mengirimkan
notif pada halaman web.
5. Pengujian Ultrasonic dapat memberikan ULTRASONIC dapat Berhasil
sensor nilai berdasarkan jarak obyek mengetahui ketinggian air
ultrasonic yang ada di depannya, yang yang berada pada
diberikan dari waktu ke penampung air, apabila
waktu selama 24 jam. ketinggian air kurang dari
15cm maka buzzur akan
berbunyi tanda bahwa
penampung air sudah mau
habis dan perlu di isi ulang.
6. Pengujian System secara keseluruhan Sistem monitoring pada Berhasil
system dapat berfungsi. Masing- hidroponik ini dapat
monitoring pada masing perangkat keras menerima data dari sensor
hidroponik berupa masukan dan LDR, DHT11, dan
keluaran dapat bekerja sesuai ULTRASONIC secara real
dengan fungsi dan time dan di persentasikan
perancangan yang telah melalui halaman dashboard.
dibuat.
4.2. Cara kerja Alat
Sistem kerja dari alat ini yaitu monitoring hidroponik yang meliputi suhu udara,
ketinggian air dan tingkat pencahayaan. Alat ini terdiri dari 3 proses utama yaitu input, proses
dan output. Input menggunakan sensor LDR, DHT11 dan Ultrasonik. Data dari sensor LDR,
DHT11 dan Ultrasonik akan dikirim ke ESP32 untuk diproses. Output dari alat ini yaitu
lampu UV, LED dan buzzer. Sensor LDR membaca kondisi pencahayaan yang berbeda-beda
yang ditunjukkan dengan hasil konversi mikrokontroler berupa nilai decimal, dan
memberikan eksekusi ke lampu UV jika nilainya tidak sesuai. Sensor DHT11 membaca
kondisi lingkungan dengan cara mendeteksi kondisi udara yang berada di sekitar. Apabila
kondisi suhu dibawah 150C maka akan memberikan eksekusi pada LED. Dan sensor
Ultrasonik mendeteksi ketinggian air yang berada pada penampung air, apabila ketinggian air
kurang dari 15cm maka buzzer akan berbunyi tanda bahwa penampung air perlu diisi ulang.
4.3. Analisis kinerja / Performasi
1. Analisis kebutuhan air pada hidroponik
Analisis kebutuhan air pada hidroponik merupakan suatu hal penting bilamana
air yang di butuhkan habis. Untuk penyimpanan/wadah air sendiri menggunakan
ember dengan Panjang 80Cm dan lebar 20Cm. penempatan sensor ultrasonic di
letakkan pada bagian bawah penutup ember dan untuk buzzer diletakkan pada
bagian luar ember. Kondisi ketika alarm nya berbunyi apabila ktinggian air di
bawah 15Cm maka alarm akan berbunyi tanda bahwa kondisi air sudah hampir
habis, dan apabila alarm tidak terdengar atau sedang berada diluar kita bisa
memonitoring melalui website yang telah disediakan.
Hasil analisis kebutuhan air pada hidroponik dapat dilihat pada table dibawah ini.

Kondisi Kebutuhan Air


Minggu Ke -
Ktinggian air (mm/minggu) Alarm
1 710 Tidak Menyala
2 421 Tidak Menyala
3 150 Menyala
4 730 Tidak Menyala
5 432 Tidak Menyala
6 150 Menyala

2. Analisis Kebutuhan cahaya pada hidroponik


Analisis kebutuhan cahaya pada hidroponik adalah bagian terpenting dalam
pertumbuhan tanamannya. Pada dasarnya tumbuhan harus memiliki kebutuhan
cahaya yang cukup untuk pertumbuhannya. penggunaan sensor cahaya sebagai
pengukur intensitas cahaya dan lampu UV sebagai asupan cahaya akan mengatur
dan menjaga agar cahaya yang diterima tidak kurang. Jika intensitas cahaya
kurang dari 250Ohm maka lampu UV akan menyala

Hasil analisis kebutuhan cahaya pada hidroponik dapat dilihat pada table dibawah ini.

Nilai dan Kondisi hasil Pengunjian LDR


WAKTU
LDR (Desimal) Kondisi Lmpu UV
05.00 5 Menyala
06.00 22 Menyala
07.00 86 Tidak menyala
08.00 96 Tidak menyala
09.00 101 Tidak menyala
12.00 102 Tidak Menyala
15.00 96 Tidak Menyala
17.00 62 Tidak menyala
18.00 12 Menyala

3. Analisis kondisi kelembaban udara pada hidroponik


Pengujian sensor DHT11 ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sensor
dalam menerima rangsangan perubahan sudu pada ruang terbuka. Pengujian
dilakukan dengan membandingkan suhu dari thermometer dengan data suhu
DHT11.

Nilai dan Kondisi suhu Lingkungan


WAKTU
Suhu alat (oC) LED
06.00 20.1 Tidak Menyala
08.00 24.8 Tidak Menyala
10.00 23.6 Tidak Menyala
12.00 25.3 Tidak Menyala
14.00 23.8 Tidak Menyala
16.00 26.1 Tidak Menyala
18.00 21.7 Tidak Menyala
20.00 25.2 Tidak Menyala
22.00 27.8 Tidak Menyala
24.00 24.6 Tidak Menyala

4.4. Rencana implementasi dan perkembangan pengerjaan


Dengan penerapan teknologi IoT pada tanaman hidroponik ini diharapkan
mampu meminimalisasi intervensi manual dan menghasilkan sistem hidroponik yang cerdas
dengan bantuan teknologi.
Untuk saat ini sensor pada “smart hidroponik” telah mampu membaca data dan
mengirim data ke web. Adapun tahap yang akan dilaksanakan berikutnya yaitu tahap
penyempurnaan alat dan tahap uji coba untuk memastikan sistem kerja pada alat dapat
berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai