Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kentang ialah tumbuhan yang bisa digunakan sebagai pengganti nasi. Disamping
itu kentang semakin banyak digunakan untuk bahan – bahan pembuatan makanan
ringan yang dimana mengakibatkan permintaan kentang menjadi menigkat . Produksi
kentang di Indonesia sendiri mengalami peningkatan yang signifikan dan menurut
catatan statisik BPS (Badan Pusat Statistik) produksi kentang pada tahun 2018 tercapai
kurang lebih 1,28 juta ton kentang dan meningkat 10,3% daripada tahun sebelumnya
dan indonesia berhasil mencatatkan diri sebagai negara swasembada kentang dan
sayur. Kebutuhan lahan kentang pada umumnya memerlukan 1-2 ton bibit/Ha [1] dan
ketinggian lahan yang diperlukan pada dataran tinggi sekitar 1000 – 3000 mdpl ,
sedangkan pada dataran medium sekitar 500 – 700 mdpl [2]. Pada tahun 2014 produksi
kentang pada lahan 76.291 hektar, menghasilkan kentang kurang lebih 13.478.150
kwintal dan hasil sebanyak 1.767.000 kg/hektar, pada tahun 2015 dengan lahan 66.983
hektar, menghasilkan 12.192.690 kwintal dengan hasil sebanyak 18.200 kg/hektar. [3]

Namun sisi negatif dengan meningkatnya produksi kentang yang signifikan yaitu
membutuhkan lahan yang luas tapi pada era modern ini banyak pengalihan lahan yang
seharusnya area persawahan menjadi pemukiman warga sehingga lahan menjadi
semakin menipis. Pengurangan lahan pertanian di Jawa dengan luas 1130,03  1464,73
km2, daerah Sumatera Utara 13,14  13,45 km2, daerah Sulawesi 136,72  170,69 km2
[4]. Tetapi dengan adanya cara penanaman yang disebut Aeroponik menanam di dalam
ruangan dengan cara menumbuhkan tanaman dengan akar menggantung pada udara
serta tumbuh tanpa media tanam.

Untuk maslah tersebut pengembangan teknik-teknik aeroponik mulai popuper


diteliti. Penelitian terkait akan diurai sebagai berikkut , penilitian yang telah dilakukan
oleh Andrika Wahyu Wicaksono (2017) diberi judul “ Implementasi Sistem Kontrol
dan Monitoring pH pada Tanaman Kentang Aeroponik secara Wireless “ nilai pH ideal

1
untuk tanaman kentang adalah 5,5-6,5, kemudian dilakukan perbandingan pH sensor
dan pH meter dengan perhitungan nilai error 1% dengan selisih nilai rata – rata
pembacaan data sebesar 0,08° pH, untuk pengaturan supaya pH mencapai ideal
dilakukan sistem kontrol pada node pompa dengan waktu penyiraman selama 10 deitk
dan waktu off 60 detik kemudian ada waktu interupt 10 detik . Sistem yang dibuat
akan menampilkan informasi melalui LCD dan akan memberikan peringatan melaluli
buzzer jika nilai parameter tidak sesuai dengan yang ditentukan. Perancangan sistem
kontrol dan monitor pH menggunakan mikrokontroler arduino nano dan modul
nRF24101 sebagai penghubung wireless. Pengiriman data melalui wireless tidak ada
penghalang memiliki nilai akurasi pengiriman data 99,98% dan dengan adanya
penghalang memiliki nilai akurasi pengiriman data 99,93 %. Kelemahan pada
penelitian tersebut tidak adanya kontrol atau monitoring pada suhu dan
kelembapan.[5]

Peneliti kedua yang dilakukan oleh Samuel Siregar(2018) diberi judul


“Monitoring dan Kontrol Sistem Penyemprotan Air untuk Budidaya Aeroponik
Menggunakan NodeMCU ESP8266” dilakukan set poin suhu 32°C dan kelembapan
sekitar 90% pada sensor DHT 22,kemudian pada sensor HC-SR04 yaitu sensor yang
bertujuan mengukur jarak ketinggian larutan nutrisi yang akan di pompa oleh pompa
DC secara tepat dan nilai rata-rata eror 0.09 cm. Berdasarkan set point yang telah
ditentukan, jika nilai dibawah setpoint suhu maka akan menyalakn kipas DC sedangkan
unutuk kelembapan akan menyalakan ultrasonic atomizer yang mengubah larutan
nutrisi yang akan disiramkan menjadi kabut sebanyak ± 120ml/jam. Hasil nilai
kelembaban pada media tanam yang dibangun terdapat penigkatan dari 61% menuju
85% dengan kecepatan kurang lebih 47s, bertambah sedikit nilai kelembaban maka
bertambah rentang waktu yang dibutuhakan ultrasonic atomizer untuk berfungsi.
Kelemahan pada penelitian tersebut pompa DC tidak akan bekerja jika larutan nutrisi
kurang dari 5cm.[6]

Penelitian ketiga dilakukan oleh Arif safrimawan(2019) berjudul “Sistem


Kontrol Pemberian Nutrisi pada Budi Daya Tanaman Aeroponik Bebasis Fuzzy Logic”

2
dengan Fuzzy Logic sebagai metode pengujian , sistem akan bekerja berdasarkan set
point dengan suhu 33 derajat dan kelembaban 95 persen, jika suhu dan kelembaban
melampaui set point pompa air berstatus on dan melakukan penyiraman ke akar
tanaman dengan jeda waktu 2 detik. Berdasarkan penilitian tersebut bahwa metode
mekanisasi di budidaya tumbuhan aeroponik dapat dijalankan secara sempurna dan
pompa air berfungsi baik menyalurkan cairan nutrisi menurut parameter, akan tetapi
saat pengujian ada nilai eror suhu 3.32%-5.28%, nilai error dikarenakan pada kota
peneliti yaitu kota batam memiliki suhu yang cemderung panas pada siang hari. [7]

Berdasarkan dari ke 3 penelitian diatas memiliki persamaan di parameter yang


di kontrol seperti suhu dan kelembapan , dan pemanfaatan teknologi IoT pada teknik
bertanam yang dinamakan aeroponik tetapi peneliti diatas tidak ada yang melakukan
kontrol atau monitoring pada itensitas cahaya. Tanaman kentang sendiri
membutuhakan setidaknya 16 jam/hari dan tanaman kentang di lapangan
membutuhkan 313,65 W/m2. Sehingga pada penelitian kali ini penlitian akan
melakukan kontrol pada itensitas cahaya dan akan ditambahakan alat bernama RTC (
Real Time Clock ).

IoT ( Intermet of Thmgs) semakin berkembang sangat pesat saat ini.


Teknologi IoT merupakan sebuah rancangan yang bisa memindahkan informasi tanpa
bantuan campur tangan pengguna, melainkan dengan internet sebagai perantara. Secara
singkat pengguna tidak memerlukan kontrol perlengkapan IoT dalam jarak dekat,
tetapi pengguna dapat mengendalikan dari manapun selama terhubung dengan internet.
Dengan IoT akan benar - benar membantu pertumbuhan informasi beserta pemanfaatan
pusat informasi di Indonesia. Semua perangkat yang tersambung menuju jaringan akan
menyimpan informasi, kemudian informasi akan berkumpul dan dikenal dengan 'big
data' yang selanjutnya dimanfaatkan buat dianalisa dengan sempurna oleh negara,
industri, ataupun individu dan selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan pribadi.

Konsep IoT atau internet of things akan cocok diterapkembangkan pada studi
kasus ini. IoT dapat memberikan kemudahan bagi penguna untuk dapat mengakses data
sensor maupun benda-benda yang terhubung ke jaringan internet dimanapun dan

3
kapanpun tanpa perlu campur tangan manusia. Penerapan konsep IoT tersebut tentunya
dapat mengefisiensi waktu pengontrolan itensitas cahaya pada teknik bertanam
Aeroponik pada tanaman kentang.

1.2 Rumusan Masalah


Menurut pembahasan yang telah diuraikan, dibuat menjadi point - point yang
akan dijabarkan, antara lain:
1. Bagaimanakah rancang bangun prototype sistem aeroponik pada tanaman
kentang

2. Bagaimana mengatur suhu, kelembapan, dan pencahyaan aeroponik pada


tanaman kentang

3. Bagaimana visualisasi data hasil pengoperasian menggunakan android

1.3 Tujuan Penelitian

Arah daripada pengujian ini dipergunakan untuk menyelesaikan progam skripsi


dan dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk rancang bangun prototype sistem aeroponik pada tanaman kentang
2. Untuk sistem kerja rancang bangun prototype aeroponik pada tanaman kentang
3. Untuk merancang sistem pencahayaan pada tanaman kentang

1.4 Batasan Masalah


Dalam memfokuskan bahasan pada penelitian skripsi ini, lalu diberi sejumlah
batasan masalah yaitu:

1. Sistem kontrol dan monitor aeroponik tanaman kentang di lakukan di teras


rumah dan agak tertutup sehingga minim cahaya matahari.

2. Sistem pada penelitian ini menggunakan NodeMCU ESP8266.

3. Subjek yang diteliti merupakan lingkukan di sekitar aeroponik tanaman


kentang.

4
4. Parameter yang diteliti adalah suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya dari
growing led.

5. Pengambilan data diambil selama 1 bulan.

6. Sensor suhu dan kelembaban mengunakan tipe sensor DHT11.

7. Intensitas cahaya mengunakan sensor lux dengan tipe BH1750.

8. Metode yang digunakan hanya pengkabutan dan pengontrolan itensitas


cahaya pada tanaman kentang

9. Sistem dimonitor menggunakan aplikasi blynk.

10. Data yang ditampilkan pada aplikasi blynk adalah data suhu dan kelembaban.

1.5 Sistematika Penulisan


Tata urutan atau alur untuk penulisan penelitian tugas akhir hingga didapatkan
hasil secara jelas yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN

Pembahasan untuk bagian ini pada umumnya membas persoalan pada


penelitian yang tersusun dari sub bab latar belakang, kemudian rumusan
masalah, kemudian batasan masalah, dan sistematika penulisan

2. BAB II LANDASAN TEORI

Penelitian-penelitian terdahulu digunakan untuk mendasari penulisan


pada bab ini terkait materi yang akan digunakan sebagai pedoman.

3. BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini mengandung terkait alur penyusunan beserta desain


hardware dan software sistem

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5
Pembahasan tentang pengimplementasian serta tahapan-tahapan
pengujian dan pengambilan data pada pengujian ini

5. BAB V KESIMPULAN

Pembahasan terkait rangkuman dan inti dari penelitian yang sudah


dilakukan penulis dan saran terhadap pengembangan penelitian kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai