Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PEDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era sekarang perkembangan teknologi berkembang begitu pesat, hal ini

membuat sebagian besar orang dituntut untuk selalu bersentuhan langsung dengan

teknologi dalam menjalakan aktivitasnya, khususnya teknologi yang berhubungan

dengan sistem otomatis yang dapat mempermudah segala aktivitas manusia dalam

kehidupan sehari-hari, contohnya IoT (Internet of Things) merupakan sebuah

konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang

tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data,

remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata.

Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda

hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor

yang tertanam dan selalu aktif [1].

Unggas merupakan binatang ternak yang dapat dimanfaatkan telur serta

dagingnya sebagai bahan konsumsi bagi manusia. Pemanfaatan unggas dapat

menjadi alternatif bahan konsumsi selain lauk dan sayur. Memelihara ternak jenis

ini dapat menjadi investasi sekaligus lahan bisnis yang cukup menggiurkan bagi

masyarakat khususnya di daerah pedesaan. Tingginya tingkat konsumsi terhadap

unggas, seperti telur dan daging ayam, telur burung puyuh, harus disertai dengan

ketersediaan yang memadai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka

diperlukan indukan yang cukup dan cocok untuk spesialis bertelur.

Adi Riyanto – Teknik Informatika


Pengembangan usaha peternakan burung puyuh yang maju dan dapat

bersaing dengan negara lain membutuhkan bibit yang memadai ditinjau dari

kualitas maupun kuantitas. Teknolologi yang mampu mempercepat upaya

peningkatkan kualitas dan kuantitas ini antara lain melaui inseminasi buatan.

Dalam menunjang perkembangan teknologi ini diperlukan ketersediaan burung

puyuh yang berkualitas dan ketersediannya secara berkesinambungan [2].

Inkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu tertentu

yang dipakai untuk mengerami telur, mikroba dan menghangatkan bayi yang lahir

prematur. Saat menggunakan inkubator untuk pengeraman mikroba sebaiknya

tidak terlalu penuh atau overload karena hal itu dapat memperbesar risiko

kontaminan. Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum menggunakan inkubator

adalah mengatur alat dan bahan dan memasukkannya ke dalam inkubator dengan

susunan efektif [3].

hasil survei di lapangan mengenai alat penetas telur didapatkan beberapa

hal, antara lain: 1) temperatur pada saat pengeraman yang sesuai berada pada 37°

C; 2) rentang waktu masa pengeraman telur selama kurang lebih 21 hari; 3) serta

karakteristik desain inkubator dan karakteristik telur.Tingkat kestabilan

temperatur ruang penetasan harus selalu dijaga agar mendapat hasil yang

maksimal[4]. Oleh karena itu penulis berusaha untuk membuat suatu alat

inkubator untuk bisa menjaga kualitas kelembapan udara dan suhu pada telur

puyuh dengan menggunakan NodeMCU serta menggunakan notifikasi telegram

sebagai monitoring kepada peternak tersebut.

Pembuatan alat ini difungsikan untuk menjaga kuliatas udara dan suhu pada

ruangan inkubator untuk penetasan telur burung puyuh secara otomatis dengan

Adi Riyanto – Teknik Informatika


mengendalikan suhu secara otomatis, alat ini juga dilengkapi dengan aplikasi

android yang sistemnya dapat memberikan notifikasi. Sistem ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi para peternak dapat memantau dari jarak jauh dan tidak lagi

mengatur suhu dengan manual pada peternakan burung puyuh. Berdasarkan

permasalah diatas tersebut, penulis akan mengangkatnya dalam penelitian skripsi

dengan mengambil judul yaitu ”Rancang Bangun Sistem Penetas Telur

Otomatis Menggunakan Metode Fuzzy Berabsis Telegram Bot”

1.2. Identikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah-masalah yang dapat di

identifikasikan adalah:

1. Kurangnya efesien dalam memperhatikan suhu dan kelembapan udara pada

ruangan inkubator?.

2. Bagaimana cara kerja sistem penetasan telur puyuh dengan otomatis ?.

3. Bagaimana cara merancang sistem penetasan telur burung puyuh berbasis IoT

menggunakan aplikasi telegram ?.

4. Banyaknya telur busuk atau gagal menetas karena faktor cuaca yang tidak bisa

diprediksi?.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat akan luasnya permasalahan yang terkait dalam penelitian ini

maka diperlukan batasan masalah untuk mempersempit ruang lingkup dalam

pengerjaan penelitian ini. Adapun beberapa batasan masalah yang diambil adalah

sebagai berikut :

Adi Riyanto – Teknik Informatika


1. Perancangan dan pembuatan alat inkubator penetas otomastis berbasis

NodeMCU.

2. Kendali kontrol sistem pengantur suhu dan kelembapan menggunakan sensor

DHT11.

3. Inkubator ini diaplikasikan pada peternak telur burung puyuh yang masih

menggunakan cara alami.

4. Sistem monitoring suhu dan kelembapan menggunakan aplikasi telegram

dengan sistem android.

1.4. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat membuat sistem otomatis suhu dan kelembapan udara pada ruangan

atau inkubator menggukana NodeMCU.

2. Dapat melalukan proses monitoring suhu dan kelembapan udara dengan jarak

jauh.

3. Dapat menginmplemantasikan metode fuzzy logic terhadap sistem otomatis

penetas telur pada ruangan inkubator.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan

masalah, tujuan, dan serta sistematika penulisan.

Adi Riyanto – Teknik Informatika


BAB II. METODELOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang penjelasan bahan dan alat apa saja yang

digunakan, prosedur untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

BAB III. LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang penjelasan tentang penulisan dan isi tiap

sub bab dari dasar teori dan juga tinjauan pustaka.

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang analisa sistestem yang akan di buat

perhitungan algoritmanya dan juga berisi tentang perancangannya.

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Dalam bab ini berisikan tentang implementasi alat yang sudah dibuat

oleh penulis apakah sudah bejalan dan melakukan pengujian alat

sesuai dengan kegunaanya dan juga di bab ini akan menampilkan

inputan maupun output yang akan dihasilkan.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini memuat kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

oleh penulis dan saran untuk peneliti selanjutnya yang menggunakan

judul yang sama agar lebih baik dari peneliti terdahulu.

Adi Riyanto – Teknik Informatika

Anda mungkin juga menyukai