Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

PROTOTYPE ALAT PENETAS TELUR OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO DAN


SENSOR DHT22

LA ODE SUBAKTI AKBAR HAMKA


1512034

JURUSAN
SISTEM KOMPUTER

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S1)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
CATUR SAKTI KENDARI
2018
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal penelitian dengan judul

PROTOTYPE ALAT PENETAS TELUR OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO DAN


SENSOR DHT22

NAMA :
NIM :

JURUSAN
SISTEM KOMPUTER

Dosen pembimbing yang diusulkan:

1.................................................................................

2.................................................................................

Kendari,.... Desember 2018

Yang menyatakan,

Jonny
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unggas merupakan binatang ternak yang dapat di manfaatkan telur serta dagingnya
sebagai bahan konsumsi bagi manusia. Pemanfaatan unggas dapat menjadi alternatif bahan
konsumsi selain lauk dan sayur. Memelihara ternak jenis ini dapat menjadi investasi
sekaligus lahan bisnis yang cukup menggiurkan bagi masyarakat khususnya di daerah
pedesaan. Tingginya tingkat konsumsi terhadap unggas, seperti telur dan daging ayam,
telur burung puyuh, harus disertai dengan ketersediaan yang memadai. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maka diperlukan indukan yang cukup dan cocok untuk spesialis
bertelur. Pada umumnya satu induk mampu menetaskan hingga empat telur pada satu masa
pengeraman, dan ini dirasa kurang efektif untuk produktifitas memenuhi kebutuhan
konsumen. Masalah lain yang muncul adalah keterbatasan indukan yang dimiliki peternak
dan juga sifat kanibalisme yang dimiliki sebagaian jenis unggas berdampak buruk pada
produktivitas, juga keterbatasan biaya dan lahan bagi peternak di daerah pedesaan.

Alternatif yang telah ada dari masalah diatas yaitu mesin penetasan konvensional,
dimana prinsip kerjanya memanfaatkan bohlam didalam ruang inkubator sebagai sumber
panas dan termostat yang bekerja berdasarkan prinsip pemuaian sebagai pemutus arus pada
bohlam, termometer sebagai pengukur suhu ruang inkubator. Namun pada alat tersebut,
tidak memiliki keterkaitan kerja pada masing-masing perangkat, sehingga dirasa hasil yang
diperoleh tentu kurang optimal. Alternatif lain yaitu penetasan menggunakan sekam padi
yang tentu dirasa juga kurang optimal dalam implementasinya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menawarkan pemanfaatan Teknologi


Microcontoller Arduino yang dapat di implementasikan pada hal-hal bermanfaat salah
satunya sabagai perancangan alat penetasan telur menggunakan Arduino UNO R3. Sebuah
platform Arduino yang bersifat open source dapat dirancang untuk difungsikan berbagai
hal. Maka dari itu Arduino juga bisa digunakan untuk dapat membantu pelaku peternak
unggas dalam menetaskan hewan ternaknya. Diharapkan dengan alat ini dapat menekan
biaya produksi dan memaksimalkan lahan yang terbatas untuk proses penetasan.
2

Dalam perancangan alat penetasan telur digunakan Microcontroller Arduino UNO


R3 sebagai pusat pemograman tertanam dari sistem, yang diwujudkan dalam bentuk
prototype. Pemilihan hardware ini karena relatif mudah dalam implementasianya.
Sementara pengontrolan jenis penetasan serta monitoring akan dilakukan menggunakan
aplikasi berbasis web. Dalam perancangan alat ini juga digunakan perangkat tambahan
sensor pengukur suhu untuk mengukur kisaran suhu yang dibutuhkan untuk menetasan
telur puyuh serta relay dan lampu bohlam sebagai sumber panas dari alat penetasan juga
pengatur suhu untuk menjaga kestabilan suhu saat proses penetasan.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis tertarik membuat sebuah tugas akhir
dengan judul “ Perancangan Prototype Mesin Tetas Telur Menggunakan
Mikrokontroler Arduino Uno R3 ”.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam pembuatan tugas akhir ini maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana
merancang perangkat lunak serta membuat alat penetasan telur dengan memanfaaatan
sensor pengukur suhu menggunakan Arduino UNO R3 berupa sebuah prototype.

1.3 Batasan Masalah


Untuk tercapainya pembuatan tugas akhir ini perlu dibatasi masalah yaitu.
1. Media pemeliharaan ternak adalah kandang dengan ukuran sedang dan
diaplikasikan dalam bentuk sebuah prototype.
2. Menggunakan Mikrokontroler Arduino UNO R3 sebagai media pemrograman
tertananam, relay, Motor Servo dan lampu / bohlam.
3. Menggunakan sensor pengukur suhu DHT11 untuk mengukur suhu yang
dibutuhkan dalam proses penetasan.
4. Pengaturan jenis unggas beserta setpoint penetasan untuk kondisi suhu yang
diberikan sumber panas lampu / bohlam.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang perangkat lunak sebagai alat bantu penetasan telur.
2. Merancang alat penetasan telur menggunakan Arduino UNO R3 dalam bentuk
sebuah prototype
3

3. Menguji kemampuan prototype alat penetas telur otomatis dalam menjaga


kestailan suhu pada ruang inkubator, serta mengetahui proses penetasan telur
menggunakan alat bantu penetasan.

1.5 Manfaat Penelitian


Dengan pembuatan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat membantu peternak dalam proses penetasan khususnya di daerah
pedesaan yang memiliki kekurangan indukan penetasan.
2. Dapat membantu meningkatkan hasil produksi dari peternakan unggas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.2 Landasan Teori


2.2.1 Penetasan
Menetaskan telur berarti mengeramkan telur agar menetas dengan tanda kerabang telur
terbuka atau pecah sehingga anak unggas dapat keluar dan dapat hidup. Penetasan telur dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu penetasan telur pada induk dan mempergunakan mesin tetas
atau incubator.
Mesin tetas merupakan mesin yang mempunyai prinsip kerja seperti induk unggas pada
saat mengerami telur. Mesin tetas diusahakan memenuhi berbagai syarat yang sesuai untuk
perkembangan struktural dan fisiologi dari embrio anak unggas tersebut. Dalam pembuatan
alat tetas perlu dipertimbangkan beberapa solusi dalam pengaturan parameter biologi yang
meliputi temperatur, kelembaban udara dan sirkulasi udara. Pada alat penetasan semua faktor-
faktor tersebut dapat diatur dengan baik sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan sesuai
dengan kondisi proses biologi penetasan (Nesheim et al., 1979).
Temperatur untuk penetasan unggas memiliki beberapa perbedaan atau biasa disebut
o o o o
set point suhu embrio yaitu 38 - 39 C, atau 38,7 C untuk unggas burung puyuh, 38,33 C –
o o o o o
40,55 C untuk unggas ayam, 37,78 C – 39,45 C untuk unggas itik, 32,22 C – 35 C untuk
unggas walet.
Lama penetasan pun untuk masing-masing unggas juga memilik perbedaan yaitu 19-21
hari untuk penetasan ayam, 16-17 hari untuk penetasan burung puyuh, dan ± 28 hari untuk
penetasan itik.
6

2.2.2 Mikrokontroler
Mikrokontroler atau kadang dinamakan Pengontrolan tertanam(Embedded controller)
adalah suatu sistem yang mengandung masukan/keluaran, memori, dan processor, yang
digunakan pada suatu mesin seperti mesin cuci, pemutar video, mobil, dan telepon. Pada
prinsipnya, mikrokontroler adalah sebuah komputer berukuran kecil yang dapat digunakan
untuk mengambil keputusan, melakukan hal-hal yang bersifat berulang, dan dapat
berinteraksi dengan peranti eksternal, seperti sensor ultrasonic untuk mengukur jarak
terhadap suatu objek, penerima GPS untuk memperoleh data posisi kebumian dari satelit, dan
motor untuk mengontrol gerakan pada robot. Sebagai komputer yang berukuran kecil,
mikrokontroler cocok diaplikasikan pada benda-benda berukuran kecil, misalnya sebagai
pengendali pada QuadCopter ataupun robot.
Perusahan yang terkenal sebagai pembuat mikrokontroler antara lain adalah Atmel,
Cypress Semiconductor, Microchip Teknologi, dan Silicon Laboratories.

2.2.3 Arduino
2.2.3.1 Defenisi Arduino
Arduino adalah jenis suatu papan (board) yang berisi mikrokontroler. Dengan
perkataan lain, Arduino dapat disebut sebagai sebuah papan mikrokontroler. Arduino
merupakan mikrokontroler serbaguna yang memungkinkan untuk diprogram. Program di
Arduino biasa dinamakan dengan Sketch. Dengan menuliskan sketch, anda bisa memberikan
berbagai instruksi yang akan membuat Arduino dapat melaksanakan tugas sesuai denan
instruksi-instruksi yang diberikan. Selain itu, sketch dapat di ubah sewaktu-waktu.
Sebenarnya Arduino adalah nama keluarga papan mikrokontroler yang awalnya
dibuat dibuat oleh perusahaan Smart Projects. Salah satu tokoh penciptanya adalah Massimo
Banzi. Papan ini merupakan perangkat keras yang bersifat “open source” sehingga boleh
dibuat oleh siapa saja.
Arduino dibuat dengan tujuan untuk memudahkan eksperimen atau pewujudan
berbagai peralatan yang berbasis mikrokontroler, misalnya :
1. Pemantauan ketinggian air waduk.
2. Pelacakan lokasi mobil.
3. Penyiraman tanaman secara otomatis.
4. Otomasi akses pintu ruangan.
5. Pendeteksi keberadaan orang untuk pengambilan keputusan, dan lain sebagainya.
7

Berbagai jenis kartu Arduino tersedia antara lain Arduino UNO, Arduino Diecimilia,
Arduino Duemilanove, Arduino Leonardo, Arduino Mega, Arduino Nano. Walaupun ada
berbagai jenis kartu Arduino, secara prinsip pemograman yang diperlukan menyerupai. Hal
yang membedakan adalah kelengkapan fasilitas dan pin-pin yang perlu digunakan.

2.2.3.2 Arduino UNO R3


Arduino UNO R3 adalah jenis Arduino UNO yang dikeluarkan pada tahun 2011. R3
sendiri berarti revisi yang ke tiga. Mikrokontroler yang digunakan adalah Atmega328
keluaran Atmel. Mikrokontroler tersebut adalah mikrokontroler 8-bit.

Gambar 2.1 Arduino UNO


Arduino UNO berukuran sebesar kartu kredit. Walaupun berukuran kecil seperti itu,
papan tersebut mengandung mikrkontroler dan sejumlah input/outpu (I/O) yang memudahkan
pemakai untuk menciptakan berbagai proyek elektronika yang dikhususkan untuk menangani
tujuan tertentu.
Penjelasan singkat beberapa Bagian-bagian penting di Arduino UNO adalah sebagai
berikut.
1. Mikrokontroler Atmega328 adalah “Otak” papan Arduino. Komponen ini
adalah sebuah IC (Integrated Circuit), yang dipasangkan ke header socket sehingga
memungkinkan untuk dilepas.
2. Konektor USB(Universal Serial Bus) berfungsi sebagai penghubung ke PC. Konektor
ini sekaligus berfungsi sebagai pemasok teganganbagi papan Arduino
3. Konektor catu daya berfungsi sebagai penghubung ke sumber tegangan eksternal. Hal
ini diperlukan sekiranya konektor USB tidak dihubungkan ke PC. Adaptor AC –ke –
8

DC atau baterai dapat dihubungkan ke konektor ini. Konektor ini dapat menerima
tegangan dari +7 hingga +12V.
4. Pin digital adalah pin yang digunakan untuk menerima atau mengirim isyarat digital.
Isyarat 1 (sering dinyatakan dengan HIGH) direpresentasikan dalam bentuk tegangan
5V dan isyarat 0 (kerap dinyatakan dengan LOW) diwujudkan dalam bentuk tegangan
0V. Nomor pin digital berupa 0 hingga 13. Beberapa pin digital,yang dinamakan
pinPWM dapat digunakan sebagai keluaran analog. pinPWM ditandai dengan simbol
~ Ada 6 pin PWM, yaitu 2, 5, 6, 9, 10, dan 11.
5. Pin analog adalah piin yang dipakai untuk menerima nilai analog. Jika dinyatakn
dalam tegangan, nilai analog akan berkisar antara 0 hingga 5V. Di pin analog, nilai
seperti 1,0 atau 2.5 dimungkinkan.
6. Pin sumber tegangan adalah pin yang memberikan catu daya kepada pin-pin lain yang
membutuhkannya. Pin yang tersedia dapat dilihat di gambar ...
(a) Vin berasal dari voltage in, adalah pin yang memberikan tegangan sama
dengan tegangan luar yang diberikan ke papan Arduino.
(b) GND berasal dari ground. Total pin GND adalah 3. Satu terletak di sebelah pin
digital 13.
(c) 5Vberisi tegangan 5V.
(d) 3.3V berisi tegangan 3,3V.
7. LED yang tersedia berjumlah 4. Fungsi masing-masing adalh sebagai berikut :
(a) ON akan menyala kalau papan Arduino diberi sumber tegangan.
(b) RX dan TX menyatakan data sedang dikirim dan diterima oleh papan Arduino.
(c) L adalahLED yang terhubung ke pin 13.
8. Tombol Reset akan membuat sketch dijalankan ulang. Kadangkala, instruksi yang
diberikan di Arduino menimbulkan hal tidak normal. Pada keadaan seperti ini, tombol
reset yang di tekan akan membuat sistem di-reset dan kemudian diaktifkan
kembali.
Arduino UNO dilengkapi dengan static random-acces memory (SRAM) berukuran
2KB untuk memegang data flash memory berukuran 32KB, dan erasable programmable
read-only memory (EEPROM) berukuran 1KB. SRAM digunakan untuk menampung data
atau hasil pemrosesan data selama Arduino menerima pasokan catu daya. Flash memory
untuk menaruh program yang anda buat. EEPROM digunakan untuk menaruh program
bawaan dari Arduino UNO dan sebagian lagi dapat dimanfaatkan untuk menaruh data milik
anda secara permanen.
9

2.2.4 Sensor
Sensor adalah suatu peranti yang diguanakan untuk melakukan suatu pengamatan
terhadap ransangan dan mengubahnya kedalam bentuk isyarat sehinggan bisa diukur.
Rangsangan dapat berupa akustik, elektrik, magnetik, optikk, termal, mapun mekanik.
Ada dua jenis sensor, yaitu sensor digital dan sensor analog. Hal itu didasarkan pada
jenis isyarat yang dihasilkan. Sensor analog berarti bahwa sensor yang menghasilkan isyarat
analog, sedangkan sensor digital membangkitkan isyarat digital. Pada sensor digital, keluaran
hanya berupa salah satu dari dua keadaan, yakni HIGH (1) atau LOW (0). Pada sensor
analog, nilai keluarannya lebih bervariasi.
Pada penggunaan sensor, hal penting yang perlu dilakukan tegangan maksimun yang
dikeluarkan oleh sensor. Sebagai contoh, pin Arduino hanya dapat menerima tegangan
maksimum sebesar 5V. Maka, harus diperhatikan bahwa keluaran sensor tidak lebih daripada
5V. Jika tegangan maksimum keluaran sensor sebesar 5V, sensor dapat dihubungkan secara
langsung ke pin-pin Arduino. Akan tetapi, jika tegangan maksimum yang dihasilkan sensor
melebihi 5V, harus ada amtarmuka yang perlu dilakukan supaya tegangan maksimum yang
masuk ke pin Arduino adalah 5V. Solusi sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan
menggunakan pembagi tegangan.

2.2.4.1 Sensor DHT11


SensorDHT11 adalah sensor yang berguna untuk mengukur suhu sekaligus
kelembaban udara. Sensor ini memerlukan catu daya sebesar 3V hingga 5V DC. Pengukuran
o o o
suhu adalah antara 0 C dan 50 C, dengan tingkat presisi ±2 C. Adapun kelembaban udara
yang dapat diukur berkisar antara 20 hingga 90% dengan tingkat presisi ± 5%. Supaya bisa
diperoleh hasil yang stabil, jarak antara dua pembacaan perlu dilakukan paling tidak adalah
satu detik. Sensor DHT11 memiliki tiga pin.

Gambar 2.2 Sensor DHT11


10

1. VCC dihubungkan ke sumber tegangan tegangan 5V.


2. DATA dihubungkan ke pin analog.
3. GND dihubungkan ke ground.

2.2.5 Relay
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan
elektromagnetis. Jika penghantar di aliri oleh arus listrik, maka disekitar penghantar tersebut
timbul medan magnet. Medan magnet tersebut kemudian di induksikan ke logam.
Relay relatif merupakan alat elektromagnetik yang sederhana, dapat terdiri dari
sebuah kumparan atau selenoida, sebuah inti ferromagnetic dan armatur atau saklar yang
dapat berfungsi sebagai penyambung atau pemutus arus.

Gambar 2.3 Relay

2.2.6 Motor Servo


Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator (motor) yang dirancang dengan sistem
kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di setup atau di atur untuk menentukan
dan memastikan posisi sudut dari poros output motor. Motor servo merupakan perangkat yang
terdiri dari motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear
yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi
motor servo, sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar
berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo.
11

Gambar 2.4 Motor Servo

2.2.7 Ethernet Shield

Adalah jenis perangkat keras jaringan yang dihubungkan dengan mikrokontroler


berupa adaptor. Awalnya diciptakan untuk membangung sebuah Local Area Network (LAN).
Hal ini digunakan untuk mendukung standar Ethernet untuk koneksi jaringan kecepatan
tinggi melalui kabel dalam. Sebuah Network yang menggunkan Ethernet sebagai protokol
sering disebut Ethernet Network.

Ethernet Shield memungkinkan Arduino untuk terkoneksi dengan jaringan internet,


hal ini didasarkan dengan penggunaan chip Wiznet 5100 (datasheet). Wiznet 5100
menyediakan IP, baik untuk TCP maupun UDP, ini mendukung hingga 4 koneksi simultan.

Ethernet Shield menggunakan standar RJ45 dengan transformator garis terpadu dan
power over ethernet (PoE) diaktifkan. Ada slot kartu sd card yang terintegrasi yang dapat
digunakan menyimpan file untuk melayani melalui jaringan. Arduino berkomunikasi dengan
Wiznet 5100 dan kartu sd card menggunakan bus SPI (melalui Header ICSP) yang terletak
pada pin digital 10, 1adal1, 12, dan 13 di Arduino UNO dan pin 50, 51, dan 52pada Arduino
Mega.
12

Fungsi Ethernet Shield adalah membantu pertukaran data secara full duplex melalui
jaringan. Ethernet Shield berkomunikasi melalui jaringan komputer dengan bantuan akses
fisik ke media jaringan dan sistem pengalamatan tingkat rendah melaului penggunaan alamat
MAC. Dalam sebuah jaringan, setiap Ethernet Shield menggunakan alamat MAC yang unik.

Gambar 2.5 Ethernet Shield

2.2.8 Real Time Clock (RTC)


Real Time Clock (RTC) adalah perangkat yang memungkinkan untuk menghasilkan
waktu yang tepat karena dilengkapi dengan pembangkit waktu dan baterai.

Gambar 2.6 Real Time Clock


Modul RTC dilengkapi dengan lima PIN. Kelima PIN tersebut adalah
1. GND : dihubungkan ke ground.
2. VCC : dihubungkan dengan sun=mber tegangan 5V
13

3. SDA : PIN untuk data


4. SCL : PIN untuk clock
Koneksi ke Arduino dilakukan dengan menggunakan 12C. Oleh karena itu, PIN SDA
dihubungkan ke PIN 4 dan SCL ke PIN 5 . Untuk RTC yang menggunakan pustaka IC
DS13507, pemograman RTC menjadi sangat mudah jika melibatkan pustaka DS1307RTC.

2.2.9 Arduino IDE


Arduino IDE adalah software yang disediakan di situs arduino.cc yang ditujukan
sebagai perangkat pengembangan sketch yang digunakan sebagai program dipapan Arduino.
IDE (Integreted Development Environment) berarti bentuk alat program yang terintegrasi
sehingga berbagai keperluan disediakan dan dinyatakan dalam bentuk antarmuka berbasis
menu. Dengan menggunakan Arduino IDE, anda bisa menulis sketch, memeriksa ada
kesalahan atau tidak di sketch, dan kemudian mengunggah sketch yang sudah terkompilasi ke
papan Arduino.

Gambar 2.7 Tampilan SOFTWERE ARDUINO IDE

1. Verify : berguna untuk mengkompilasi dan menyetujui program yang di tulis.


2. Upload : berguna untuk mengirim kode program ke RedBoard. Ketika me-klik tombol
upload maka lampu led pada papan akan berkedip dengan cepat.
14

3. New : tombol ini berguna membuka jendela kode pada tab baru.
4. Open : tombol ini berguna untuk membuka program yang sudah ada.
5. Save : berguna untuk menyimpan program yang telah di buat.
6. Serial monitor : tombol ini berguna untuk membuka jendela yang menampilkan
informasi dari RedBord.
7. Sketch Name : adalah tempat menampilkan nama dari program yang sedang di
kerjakan.
8. Code Area : berfungsi sebagai tempat menulis kode program yang akan di kerjakan.
9. Message Area : disinilah IDE memberikan informasi apabila ada kesalahan dalam
kode program yang di buat.
10. Text Console : berguna untuk menunjukan pesan kesalahan secra lengkap pada saat
program di jalankan.
11. Board and Serial Port : untuk menunjukan papan apa yang sedang digunakan.
Dalam bahasa pemrograman arduino ada tiga bagian utama yaitu struktur, variabel
dan fungsi (Artanto, 2012) :
1. Struktur Program Arduino
a. Kerangka Program
Kerangka program arduino sangat sederhana, yaitu terdiri atas dua blok. Blok pertama
adalah void setup () dan kedua adalah void loop ().
1) Blok Void setup ()
Berisi kode program yang hanya dijalankan sekali sesaat setelah arduino
dihidupkan atau di-reset. Merupakan bagian persiapan atau instalasi program.
2) Blok void loop ()
Berisi kode program yang akan dijalankan terus menerus. Merupakan tempat
untuk program utama.
b. Sintaks Program
Baik blok void setup loop () maupun blok function harus diberi tanda kurung kurawal
buka “{“ sebagai tanda awal program di blok itu dan kurung kurawal tutup “}” sebagai tanda

akhir program.
2. Variabel
Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai instruksi untuk
memindahkan angka dengan cara yang cerdas dengan menggunakan sebuah varibel.
3. Fungsi
15

Pada bagian ini meliputi fungsi input output digital, input output analog, advanced
I/O, fungsi waktu, fungsi matematika serta fungsi komunikasi.
Pada proses Uploader dimana pada proses ini mengubah bahasa pemrograman yang
nantinya dicompile oleh avr-gcc (avr-gcc compiler) yang hasilnya akan disimpan kedalam
papan arduino.
Avr-gcc compiler merupakan suatu bagian penting untuk software bersifat open
source. Dengan adanya avr-gcc compiler, maka akan membuat bahasa pemrograman dapat
dimengerti oleh mikrokontroler. Proses terakhir ini sangat penting, karena dengan adanya
proses ini maka akan membuat proses pemrogaman mikrokontroler menjadi sangat mudah.
Berikut ini merupakan gambaran siklus yang terjadi dalam melakukan pemrogaman
Arduino:
1. Koneksikan papan Arduino dengan komputer melalui USB port.
2. Tuliskan sketsa rancangan suatu program yang akan dimasukkan ke dalam papan
Arduino.
3. Upload sketsa program ke dalam papan Arduino melalui kabel USB dan kemudian
tunggu beberapa saat untuk melakukan restart pada papan Arduino.
4. Papan Arduino akan mengeksekusi rancangan sketsa program yang telah dibuat dan
di-upload ke papan Arduino.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mencoba merancang sebuah prototype alat
penetas telur otomatis. Pembuatan prototype dan pengujian alat dilakukan di Peternakan
burung puyuh yang berada di Pesisir Selatan, Kecamatan IV Jurai Kenagarian Lumpo.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan melalakukan penelitian di Peternakan
burung puyuh yang berada di Pesisir Selatan, Kecamatan IV Jurai Kenagarian Lumpo
perkiraan waktu yang dibutuhkan kurang lebih selama 4 bulan yang dimulai dari Oktober
2016 sampai Januari 2017.
3.3 Alat dan Bahan
Dalam penelitian ini hardware dan software yang digunakan adalah:
1.Perangkat Keras (Hardware)
a. Laptop Asus X43U Series: Processor AMD C-50 (2CPUs) @1.0 GHz
b. Arduino UNO R3
c. Sensor DHT11
d. Breadboard
e. Relay
f. Lampu
g. Motor Servo
h. Ethernet Shield
i. Real Time Clock (RTC)
2. Perangkat Lunak (Software)
a. Sistem Operasi Windows 8.0
b. Arduino IDE Software
c. XAMPP
d. Adobe Dreamweaver CS 8

3.4 Metode Pengumpulan Data


Penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan data dan informasi yang diperlukan
serta berhubungan dengan hal yang akan ditulis. Untuk mengumpulkan data serta
informasi yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut:
27

1. Penelitian Lapangan (Field Research)


Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara riset kelapangan.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan cara mendatangi objek
yang akan diteliti. Tujuan yang diharapkan adalah untuk memperoleh data secara langsung
dari pihak yang terkait. Adapun teknik yang digunakan adalah:
- Wawancara (Interview) Pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab
langsung kepada pihak yang terkait, yang dapat memberikan penjelasan langsung
ataupun data sebagai pelengkap penulisan ini.
- Pengamatan (Observation) Tinjauan dan pengamatan yang penulis lakukan
berkaitan dengan penelitian dilakukan di Peternakan burung puyuh di Pes-Sel Kec
IV Jurai Kenagarian Lumpo.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur-literatur yang ada,
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Dalam penulisan ini cara yang pertama
penulis sajikan melalui pengamatan data yang dilakukan dengan cara membaca,
mempelajari dan mengutip dari buku literatur, majalah, serta sumber-sumber lain yang
berhubungan erat dengan penulisan ini.
3.5.1 Blok Diagram Sistem
Blok Diagram merupakan rancangan sistem secara global yang memperlihatkan
sistem secara keseluruhan dan bagian-bagiannya, keterkaitan, serta interaksi antar sistem.
Berikut ini adalah blok diagram rancangan alat penetas telur.

Sensor DHT11

Relay 1 Lampu Rangkaian


Seri

Arduino UNO R3

Lampu 1 Dan
Relay 3
Kipas

Ethernet Shield

Motor Servo Rak Penetasan

Web Database

Aplikasi Web Penetas


Telur

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem


28

Pada (gambar 3.1) merupakan gambaran rancangan sistem yang akan digunakan dimana
sensor DHT11 mengginputkan pembacaaan suhu kepada Arduino, dan Arduino
mengirimkan informasi melalui Ethernet Shield ke Web Database. Dari DataBase, Aplikasi
web akan meload data terbaru pada tabel database sehingga dapat menampilkan hasil
pembacaan suhu pada komputer melalui interface web, selanjutnya hunbungan antara
aplikasi web terhadap mikrokontroler adalah menyediakan pilihan jenis penetasan unggas
yang memiliki perbedaan setpoint, yang kemudian dikirim melalui Serial USB dan
mikorkontrol melakukan kontrol otomatis bohlam berdasarkan setpoint yang di tentukan
memanfaatan relay sebagai kendali arus.

3.5.2 Rancangan Prototype Perangkat


Berikut ini prototype dari rancangan perangkat yang akan di impelmentasikan

Gambar 3.2 Rncangan PrototypePerangkat

1 2 3
Bohlam / Lampu Sumber Panas
Bok Arduino

Motor Servo Beserta Rak Telur

Gambar 3.3 Rancangan Prototype Perangkat Tampak Depan


29

Pada gambar 3.4 terlihat penempatan perangkat yang akan dipasang, yang
merupakan gambaran alat tampak dari depan secara tranparan. Pada gambar 3.4 lampu 1
dan lampu 3 terhubung secara rangkaian seri.

3.6 Rancangan Perangkat Lunak


3.6.1 Rancangan Basis Data
Pada basis data dalam sistem ini digunakan satu tabel yaitu tabel tbldata yang
berguna untuk menampung dan penyimpanan data suhu yang dikirim dari Arduino melalui
komunikasi Ethernet Shield
Nama Database : hengki.sql
Nama Tabel : tbldata
Primary Key : kode

Tabel 3.1 Rancangan Tabel Data


No Nama Atribut Tipe Data Panjang Data Key / Kunci
1 Kode Integer 11 Primery Key
2 Waktu DateTime Default
3 Suhu Varchar 11

3.7 Skenario Pengujian

Pengujian yang dilakukan terhadap masing-masing hardware / perangkat keras,


apakah bekerja sesuai instruksi yang di tanamkan. Pengujian alat yaitu sensor DHT11,
Relay, Real Time Clock (RTC), Motor Servo, Ethernet Shield dan pengujian rangkaian
secara keseluruhan.
Selanjutnya pengujian juga dilakukan terhadap aplikasi web, apakah dapat
dikombinasikan antara web dengan rangkaian Arduino, dan mampu menampung data dari
rangkaian alat.
30

3.8 Flowchart Sistem

Mulai

Inisialisasi I/O Port

Inisialisasi Sensor
DHT11

Inisialisasi Ethernet
Shield

Inisialisasi Relay1 dan


Relay2

Inisialisasi RTC

Inisialisasi Motor
Servo

Input / Pilih
Ya Tidak
Jenis Unggas

If Ayam Tidak If Burung Puyuh

Ya Ya

Deteksi Suhu Deteksi Suhu

Tidak Tidak

If Suhu <= 38 C If Suhu <= 38 C

Ya Ya

Relay.1 On, Relay 2 Tidak Tidak Relay.1 On, Relay.2


Off Off

If Suhu >= 40 C If Suhu >= 39 C

Ya Ya

Relay.2 On, Relai 1 Relay.2 Off, Relay 1


Off Off

Rule Rule
Servo Servo

Gambar 3.4 Flowchart Sistem


31

3.9 Flowchar Motor Servo

Rule
Servo

o
Motor Servo 0

Tidak

If Hari >= 3

Tidak

o
Motor Servo 0

If Waktu == Motor Servo


Ya o o
00 0 à180

Tidak

Ya
Motor Servo If Waktu ==
o Ya
180 60 Sec

Tidak

If Waktu == Motor Servo


Ya o o
8 180 à 0

Tidak

If Waktu ==
60 Sec

Gambar 3.5 Flowchart Rule


Jadwal Penelitian:
Penelitian dilaksanakan mulai .................dengan tabel waktu sebagai berikut.
Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian

Daftar Pustaka

[1] Z. Wang, “Design and realization of computer network security perception control
system,” in Communication Software and Networks (ICCSN), 2011 IEEE 3rd
International Conference on, 2011, pp. 163–166.
[2] R. Patil and M. P. Tahiliani, “Detecting packet modification attack by misbehaving
router,” in Networks & Soft Computing (ICNSC), 2014 First International
Conference on, 2014, pp. 113–118.
[3] V. Pournaghshband, A. Afanasyev, and P. Reiher, “End-to-End Detection of
Compression of Traffic Flows by Intermediaries.”
[4] K. R. Srivathsan, S. B. Daigavane, N. R. Gogate, G. Barua, S. K. Base, and A. Roy,
“Implementation of OSI-IP router for LAN-LAN interconnection,” in
TENCON’91.1991 IEEE Region 10 International Conference on EC3-Energy,
Computer, Communication and Control Systems, 1991, vol. 3, pp. 46–50.
[5] Z. Wang, “Design and realization of computer network security perception control
system,” in Communication Software and Networks (ICCSN), 2011 IEEE 3rd
International Conference on, 2011, pp. 163–166.
[6] S. Lu, X. Wang, and L. Mao, “Network security situation awareness based on
network simulation,” in Electronics, Computer and Applications, 2014 IEEE
Workshop on, 2014, pp. 512–517.
[7] H. C. Chan, H. M. Alnuweiri, and V. C. Leung, “A framework for optimizing the cost
and performance of next-generation IP routers,” Sel. Areas Commun. IEEE J. On,
vol. 17, no. 6, pp. 1013–1029, 1999.
[8] Y. Wu, J. Wu, K. Xu, and M. Xu, “The design and implementation of router security
subsystem based on IPSEC,” in TENCON’02. Proceedings. 2002 IEEE Region 10
Conference on Computers, Communications, Control and Power Engineering, 2002,
vol. 1, pp. 160–165.
[9] Y. Xiang, W. Zhou, Z. Li, and Q. Zeng, “On the effectiveness of flexible
deterministic packet marking for DDoS defense,” in Network and Parallel
Computing Workshops, 2007. NPC Workshops. IFIP International Conference on,
2007, pp. 183–190.
[10]F. Razzak, “Spamming the Internet of Things: A Possibility and its probable
Solution,” Procedia Comput. Sci., vol. 10, pp. 658–665, 2012.
[11] A. A. Cardenas, T. Roosta, and S. Sastry, “Rethinking security properties, threat
models, and the design space in sensor networks: A case study in SCADA systems,”
Ad Hoc Netw., vol. 7, no. 8, pp. 1434–1447, Nov. 2009.
[12]I. Marsa-Maestre, E. de la Hoz, J. M. Gimenez-Guzman, and M. A. Lopez-Carmona,
“Design and evaluation of a learning environment to effectively provide network
security skills,” Comput. Educ., vol. 69, pp. 225–236, Nov. 2013.

Anda mungkin juga menyukai