Anda di halaman 1dari 11

1.

LATAR BELAKANG
Produktivitas ayam lokal yang dipelihara petani di Pulau Jawa, produksi telur masih rendah,
berkisar anatara 30- 60 butir/tahun. Rendahnya produksi disebabkan oleh lamanya periode mengasuh
anak dan istirahat bertelur . Salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya produksi telur pada
pemeliharaan ayam lokal adalah karena adanya sifat mengeram yang sangat kuat.
Pemeliharaan anak secara terpisah dari induk, menghilangkan sifat mengeram dan pemberian
ransum sesuai kebutuhan baik jumlah maupun mutunya akan mampu meningkatkan laju pertumbuhan
dan menurunkan tingkat kematian anak ayam serta mampu meningkatkan produksi telur ayam
lokal.Telur tetas merupakan telur yang didapatkan dari induknya yang dipelihara bersama pejantan
dengan perbandingan tertentu. Agar dapat menetas telur sangat tergantung pada keadaan telur tetas
dan penanganannya.Budidaya penetasan telur ayam sangat perlu diperhatikan dari segi kestabilan
temperatur terutama yang menggunakan inkubator penetas buatan yang masih menerapkan kontrol
On/Off di pasaran.Pengontrolan yang masih bersifat On/Off menghasilkan respon waktu relatif lama
untuk mencapai keadaan steady state.
Disamping itu inkubator penetas teluryang ada dipasaran kurang cocok digunakan pada
temperatur lingkungan yang gampang berubah-ubah karena dapat mempengaruhi kestabilan
temperatur plant . Mesin tetas merupakan mesin penetasan yang mempunyai prinsip kerja seperti pada
induk ayam pada saat mengerami telur. Pada alat penetasan semua faktor-faktor tersebut dapat diatur
dengan baik sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan sesuai dengan kondisi proses biologi
penetasan.
Dalam proses penetasan dengan menggunakan mesin tetas memiliki kelebihan di banding
dengan penetasan secara alami, yaitu : dapat dilakukan sewaktu-waktu, dapat dilakukan dengan
jumlah telur yang banyak, menghasilkan anak dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan, dapat
dilakukan pengawasan dan seleksi pada telur. Alat pemanas dihidupkan dan diatur jarak penyetelan
antara temperatur 99-102 derajat F atau 37-39 derajat C. Setelah temperatur yang diinginkan tercapai
(temperatur konstan). Diatur kelembabannya antara 55-60%. Pengaturan dilakukan dengan menambah
atau mengurangi air dalam bak.Untuk lebih mudahnya biasanya bak diisi air 2/3 bagian dan dibiarkan
sampai kelembaban konstan .Pembibitan ayam atau menetaskan telur ayam dengan menggunakan
mesin dibutuhkan suhu yang ideal sehingga telur yang baik bisa menetas.
Dalam rancangan mesin penetas telur, pemanas yang terlalu lama mati, akan mengakibatkan
sumber panas yang dibutuhkan tidak mencukupi, ini akan berdampak benih ayam dalam telur akan
mati. Mengatasi persoalan tersebut, diperlukan teknologi yang dapat menggantikan sistem
konvensional dengan sistem penetasan telur secara otomatis, sehingga dalam proses penetasan telur
menjadi lebih mudah, ekonomis dan praktis . Sistem inkubator penetasan telur yang tadinya masih
konversional atau menggunakan indukan ayam yang digunakan untuk penetasan telur akan digantikan
dengan sistem inkubator penetas telur non konvensional atau berbasis web server sebagai
pendukungnya.
Inkubator penetas telur ayam bekerja ketika lampu pijar menyala akan memanaskan ruangan
dalam inkubator dan jika sudah panas sensor DHT 11 akan membaca suhu dan kelembapan inkubator
tersebut dan akan di tampilkan melalau LCD dan jika suhunya sudah mencapai batas maka sensor
DHT11 akan mengirimkan sinyal ke relay untuk mematikan lampu pijar. Sensor DHT11 merupakan
sensor untuk membaca suhu dan kelembapan jadi suhu yang ideal untuk menetaskan telur ayam
adalah 37- 39,inkubator otomatis menggukan lampu pijar sebagai penghangatnya dan menggunakan
sensor DHT 11 sebagai pengatur suhu dan kelembapan inkubator tersebut, dan Ardunio Uno R3
sebagai mikrokontroller nya.

1
RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang menjadi titik tolak dari pengusulan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Perancangan Sistem Inkubator?
2. Bagaimana Desain Flowchart Rancangan Sistem?
3. Bagaimana sistem dapat melakukan pengukuran suhu secara otomatis dengan
menggunakan sensor DHT22?
4. Bagaimana cara kerja sistem untuk dapat membalikkan telur dengan
menggunakan motor stepper?
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat Mengetahui Perancangan Sistem Inkubator
2. Dapat Mengetahui Desain Flowchart Rancangan Sistem
3. Dapat Mengetahui sistem dapat melakukan pengukuran suhu secara otomatis dengan
menggunakan sensor DHT22
4. Dapat Mengetahui cara kerja sistem untuk dapat membalikkan telur dengan
menggunakan motor stepper

2
2. KAJIAN TEORI

2.1 Arduino Uno

Arduino Uno merupakan mikrokontroler yang digunakan dalam mengkalibrasi seluruh


sistem dalam perancangan inkubator telur itik. Arduino memiliki 14 input/output yang terdiri

atas 6 output pada PWM, kemudian 6 analog input,resonator berbentuk kristal memiliki
frekuensi 16MHz, kemudian USB, pengisian daya, dan adanya pin header serta tombol untuk
megatur ulang. Hal ini nantinya sangat dibutuhkan dalam membangun rancangan sistem dalam
proses pembuatan sistem penetasan telur itik.Selain itu, arduino uno jauh lebih murah
dibandingkan ATMega16. Proses penggunaan yang lebih simpel pada arduino lebih bagus

sehingga optimasi pada sistem dapat dilakukan hingga pada proses input/output yang ada.

Gambar 2. 1 Arduino Uno

2.2 Sensor DHT 22


Sensor DHT22 adalah sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban pada
ruangan inkubator penetas telur itik. Sensor ini memiliki kelebihan yaitu tingkat keakurasian
dalam membaca suhu dan kelembaban yang lebih baik dibandingkan dengan sensor DHT11.
Sensor ini memiliki tingkat keunggulan yang baik diantaranya dapat membaca suhu dan
kelembaban dengan cepat, memiliki kelebihan pada anti- initerference, selain itu harga jual
sensor ini tergolong murah dan dapat dijangkau. Sensor DHT22 mempunyai fitur dalam kalibrasi
yang baik dan akurat. Pada koefisien nilai yang dapat disampaikan dengan OTP pada memory,
sehingga pada proses didalam sensor ini modul sensor nantinya kan membaca koefisien tersebut.
Selain itu, size yang digunakan sangat kecil, dan memiliki signals transmision hingga sejauh 20
meter, sehingga sensor ini sangat pas digunakan untuk berbagai penerapan dalam pengukuran
suhu dan kelembaban.

Gambar 2. 2 Sensor DHT 22

Sensor DHT22 digunakan karena memiliki tingkat keakurasian yang sangat baik dalam
mendeteksi suhu dan kelemababan dalam proses penetasan telur itik. Sensor ini mampu
mendeteksi suhu dan kelembaban hingga jangkauan 0 hingga 100% dan mampu mendeteksi
suhu paling kecil -40°C dan suhu maksimal adalah 125°C. Dengan menghasilkan keluaran
digital atau single-bus pada tingkat keakurasian yang tinggi.

2.3 LCD
LCD (Liquid Crystal Display) merupakan suatu jenis tampilan media yang didalammnya
menggunakan suatu kristal cair untuk menampilkan data yang ada. LCD diterapkan pada
berbagai alat elektronika misalnya pada calculator, TV, maupun pada layar computer. LCD
(Liquid Crystal Display) merupakan suatu komponen elektronik yang dapat digunakan untuk
menampilkan sebuah data baik itu dalam bentuuk suatu huruf, karakter, maupun suatu gambar
atau grafik. Dalam perkembangannya tampilan LCD sudah digunakan beserta dengan rangkaian
sebagai pendukungnya. LCD memiliki spesifikasi yaitu kontrol power supply, data pin, dan
contras settingi untuk menampilkan datanya. LCD menggunakan karakter matrik dengan
spesifikasi 2x16. Selain itu, LCD digunakan untuk menampilkan data suhu dan kelembaban
ketika melakukan pengeraman telur itik. Data yang berhasil dibaca oleh sensor DHT22 akan
diteruskan dan nantinya ditampilkan ke LCD. Data yang ditampilkan adalah berupa huruf dan
angka. Data ini merupakan data terkini dan terakurat didalam inkubator penetas telur.
Gambar 2. 3 LCD

2.4 Motor Stepper

Motor Stepper merupakan suatu jenis motor dc yang didalamnya terdapat suatu
rangkaian digita pulse. Sistem ini bekerja dengan cara mengubah electronic pulse menjadi
suatu pergerakan yang dalam bentuk putaran diskrit dimana putaran tersebut
mengikuti pulse list yang diberikan oleh motor itu. Pada prinsipnya pergerakan yang terjadi
sangat memerlukan suatu kendali dengan motor stepper yang nantinya akan menghidupkan
periodic pulse. Dalam melakukan kendali diperlukan adanya suatu modul pada rangkaian
motoor yaitu modul ULN2003 stepper dan ULN2003. Modul pada drive ini nantinya akan
dikalibrasi dengan pemrograman. Putaran yang diberikan untuk mebalikkan posisi telur
adalah sebesar 360 derajat. Hal ini bertujuan agar panas yang diterima cangkang telur dapat
rata.

Gambar 2. 4 Motor Stepper [17]

2.3.5 Lampu Pijar

Lampu pijar adalah suatu filamen yang terbuat dari wolfram dan berupa kawat
tembaga kecil. Lampu pijar dapat menaikkan suhu hingga 2.200°C. Pada prinsipnya, lampu
pijar digunakan sebagai media penghantar panas didalam inkubator penetas telur itik.
Lampu digunakan ketika suhu didalam inkubator menurun dan akan mati ketika suhu yang
diinginkan telah tercapai. Lampu pijar yang digunakan dalam penelitian ini adalaj lampu
pijar 20 watt. Digunakannya arus 20 watt karena diperlukan waktu yang lebih singkat
dalam menghangatkan inkubator.
Gambar 2. 5 Lampu pijar

Dalam penelitian ini lampu digunakan sebagai pengganti pengeraman yang dilakukan oleh
induk itik. Lampu ini nantinya digunakan sebagai penghantar panas menuju permukaan cangkang
telur itik. Nilai suhu atau panas yang sampai ke permukaan cangkang telur itik adalah sama ketika
indukan itik mengerami telurnya.

3. PERANCANGAN SISTEM

Langkah awal dalam perancangan Cara Kerja Sistem Inkubator ini adalah membuat blok
diagram yang merupakan gambaran dasar untuk merancang dan akhirnya membuat suatu sistem
atau alat yang dibuat, sehingga keseluruhan blok diagram rangkaian tersebut akan menghasilkan
suatu sistem yang dapat difungsikan atau dapat bekerja sesuai dengan perancangan sistem.
Secara keseluruhan blok diagram dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 2.6 Perancangan Sistem Inkubator


Gambar 2.1 merupakan gambaran rancangan sistem yang akan digunakan dimana sensor
DHT22 digunakan sebagai pembaca kondisi pada inkubator telur. DHT22 mengirimkan data
yang sudah terbaca ke arduino dan arduino mengirmkan data tersebut ke LCD. Arduino akan
mengirimkan data suhu dan kelembaban yang telah dibaca dan ditampilkan pada LCD.
3.1 Desain Flowchart Rancangan Sistem

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Analisa Kebutuhan Sistem

Perancangan Sistem

Perancanangan Perangkat Keras Perancangan Perangkat Lunak

Sensor Suhu dan


Kelembaban

DHT22

Lampu Pijar Arduino IDE

Digital Display

Arduino Uno
Relay 5V

Aplikasi
Motor Steper Pengontrolan Suhu
dan Kelembaban

Implementasi Sistem

Gambar 2. 7 Flowchart Rancangan Sistem


Pada flowchart di atas dapat dilihat bahwa pada awalnya sistem bekerja dengan melakukan
pengaktifan motor stepper. Selanjutnya relay nantinya digunakan untuk mengendalikan sirkuit
tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan sinyal tegangan rendah serta memberikan time
delay function atau fungsi penundaan waktu. Jika relay mengantarkan arus, maka lampu pijar
akan menyala. Dengan melakukan input pin pada mikrokontroler, maka sensor suhu dan

kelembaban akan mulai mendeteksi ruangan inkubator. Untuk melakukan pengukuran, dilakukan
pembacaan suhu dan kelembaban. Pada penerapannya, jika suhu yang diprogramkan besar dari
39⁰C maka lampu akan redup/mati.Sebaliknya, jika suhu yang diprogramkan kecil dari 37,8⁰C
maka lampu akan menyala.
4. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA

Jenis belanjaan Item Satuan Biaya Satuan Total


Arduino UNO 1 Unit Unit 155.000 155.000
Lampu Pijar 3 Unit Unit 15.000 45.000
Digital Display 1 Unit Unit 58.000 58.000
Relay 5V 1 Unit Unit 37.000 37.000
Motor Steper 1 Unit Unit 16.000 16.000

10
DAFTAR PUSTAKA

[1] Agusdika, A., & Purwanti, D. (2019). Implementasi Sensor Suhu dan Kelembaban sebagai Inkubator
Penetas Telur Ayam Lokal Berbasis Web Server. INAJEEE (Indonesian Journal of Electrical and
Electronics Engineering), 2(2), 43-47
[2] Sihasani, A., Hartama, D., Parlina, I., Solikhun, S., & Sumarno, S. (2021). Implementasi ARDUINO
UNO R3 dan SENSOR DHT 11 Pada Perancangan Inkubator Penetas Telur Ayam Berbasis
Mikrokontroler. BEES: Bulletin of Electrical and Electronics Engineering, 1(3), 101-107.
[3] Julio, F. S. (2021). PERANCANGAN INKUBATOR PENETAS TELUR ITIK BERBASIS PID
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas).

11

Anda mungkin juga menyukai