Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PROJECT

“MESIN PENETAS TELUR


OTOMATIS“
Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Perencanaan Elemen Mesin
pada semester ganjil tahun 2023/2024 yang diampu oleh Dr. Aris Ansori, S.Pd., M.T.

OLEH :

AMMAR ALLAM ASYSYAFIQ 22050754141


EXBAL KHOIRI 21050754056
M ROSADIL HUDA 21050754065
M HASAN FEBRIANSYAH 21050754066
M AYYUB PUTRA W 21050754067
YAZIDAN IMANA ALVIAN 21050754069
SETYAWAN ILHAM 21050754070
ANOVAN FADHIL M 21050754073
SENO AJI P 21050754074
ILHAM UBAIDILLAH 21050754075

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA 2023
I. KONSEP PERANCANGAN
Alat Penetas Telur adalah sebuah alat yang membantu proses penetasan telur. Cara kerja
alat ini melalui proses pengeraman tanpa induk dengan menggunakan sebuah lampu pijar
berdaya 5 watt. Alat ini menggunakan handle yang berfungsi sebagai pemutar rak telur untuk
meratakan proses pemanasan telur agar bisa menetas secara maksimal. Alat ini hanya dapat
digunakan untuk menetaskan telur unggas seperti telur ayam, bebek, Dilengkapi dengan alat
pengatur suhu yang disebut dengan thermostat. Upaya bangsa unggas dalam mempertahankan
populasinya, yaitu dengan bertelur. Telur tersebut kemudian ditetaskan, baik secara alami
maupun buatan hingga melahirkan individu baru Keberhasilan penetasan telur dengan alat
penetas telur akan tercapai bila memperhatikan beberapa perlakuan sebagai berikut:
1. Telur ditempatkan dalam alat penetas telur dengan posisi yang tepat.
2. Panas (suhu) dalam ruangan alat penetas telur selalu dipertahankan sesuai dengan
kebutuhan.
3. Rak telur diputar 3 kali sehari selama proses pengeraman.
4. Kelembapan udara di dalam alat penetas telur selalu dikontrol agar sesuai untuk
perkembangan embrio di dalam telur.
A. Identifikasi Kebutuhan
Kebutuhan proyek akhir alat penetas telur ini yakni:
1. Thermostat Fungsinya untuk pemroses dan pengatur suhu.
2. Sensor NTC-10K
3. Motor Stepper sebagai penggerak rak telur dengan sistem geser.
4. Kabel Digunakan untuk menghubungkan ke fitting dan thermostat.
5. Dudukan rak telur Digunakan untuk rak telur.
6. Lampu pijar Fungsinya sebagai alat penerang dan menghasilkan panas..
7. Fitting Fungsinya sebagai dudukan lampu pijar.
8. Kawat ram Digunakan untuk meletakan telur.
9. Rak telur Digunakan untuk tempat penetasan telur.
10. Ventilasi Fungsinya untuk mengatur sirkulasi udara.
11. Kaca Fungsinya untuk melihat keadaan didalam alat penetas telur.
12. Engsel Digunakan untuk penghubung pintu, agar bisa dibuka dan di tutup.
13. Bak air Digunakan untuk kelebaban ruangan dalam alat penetas.
14. Thermometer Fungsinya untuk pengukur panas.
15. Besi siku Digunakan untuk rangka Alat penetas telur.
16. Triplex Digunakan untuk mendiding bagian rangka Alat penetas telur.
17. Lubang hadle Fungsinya untuk pemutaran rak telur dengan mengunakan hadle.
18. Baut Digunakan untuk menahan dudukan rak putar.
19. Mur Digunakan untuk pengacing rak putar
Analisis Kebutuhan Berdasarkan identifikasi kebutuhan di atas, maka diperoleh
beberapa analisis kebutuhan terhadap sistem yang akan dirancang adalah sebagai berikut:
a. Suhu Dan Perkembangan Embrio
Embrio dalam telur unggas akan cepat berkembang selama suhu telur berada
pada kondisi yang sesuai dan akan berhenti berkembang jika suhunya kurang dari
yang dibutuhkan. Suhu yang dibutuhkan untuk penetasan telur setiap unggas berbeda-
beda. Suhu untuk perkembangan embrio dalam telur ayam antara 38º-39,5ºC. Untuk
itu sebelumtelur penetas dimasukan ke dalam rak penetasan suhu ruang tersebut harus
sesuai dengan yang dibutuhkan.
b. Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanaskan dan menghasilkan cahaya.
Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk
berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat
teroksidasi.
c. Kelembapan
Selama penetasan berlangsung, diperlukan kelembapan udara yang sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhan embrio, seperti suhu dan kelembapan yang
umumuntuk penetasan telur setiap jenis unggas juga berbeda-beda. Bahkan,
kelembapan pada awal penetasan berbeda dengan hari-hari selanjutnya. Kelembapan
untuk telur pada saat awal penetasan sekitar 52%-55% dan menjelang menetas sekitar
60%-70%, ayampada minggu pertama 70% dan minggu selanjutnya 70% pada setiap
minggunya.
d. Rak Telur
Rak telur berfungsi sebagai tempat telur yang akan ditetaskan, rak telur diisi
sesuai dengan kapasitasnya
e. Ventilasi
Dalam perkembangan normal, embrio membutuhkan oksigen (O2) dan
mengeluarkan karbondioksida (CO2) melalui pori-pori kerabang telur. Untuk itu,
dalam pembuatan alat penetas telur/mesin penetas harus diperhatikan cukup tidaknya
oksigen yang ada dalam bok/ruangan, karena jika tidak ada oksigen yang cukup dalam
bok/ruang maka dihawatirkan embiro tidak akan berkembang.
f. Thermostat
Thermostat adalah alat yang berfungsi untuk mengatur temperature dalam mesin
penetas secara otomatis. Apabila alat ini terkena panas maka kapsul akan
mengembang sehingga akan menekan sakelar (mikroswitch) dan aliran listrik akan
terputus, sebaliknya apabila suhu turun maka kapsul akan mengempis dan akan
menyalakan kembali lampu pijar sebagai sumber panas. Untuk menseting thermostat
agar dapat memutus dan menyambung kembali aliran listrik yang menuju ke lampu
pijar tidaklah sulit, untuk mengaturnya dengan cara memajukan atau memundurkan
putaran baut penyangga kapsul.

Gambar 1. Thermostat
g. Termometer
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada
dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang
berbeda. Skala termometer ini antara -50°C sampai 50°C.

II. Perancangan Sistem


a. Perancangan Mekanik
Pada perancangan mekanik ini merupakan perancangan pada bagian bagian alat
mesin tetas, perancangan terbagi menjadi menjadi dua bagian yakni perancangan
sistem penggerak pemutaran telur dan bagian peletakkan komponen – komponen dan
mikrokontroler.
1) Sistem penggerak rak telur

Pada perancangan box mesin tetas di gunakan triplek kayu dengan panjang 50
cm, tinggi 32 cm, dan lebar 30 cm. Pemilihan triplek kayu selain kayu dapat membuat
telur menjadi hangat juga triplek kayu harga yang terjangkau dan mudah dicari, selain
itu juga triplek kayu mudah untuk di bentuk menjadi sebuah box atau pun bentuk yang
lain.
2) Pemutaran Rak Telur
Pemutaran rak telur, mempunyai tujuan untuk memberikan panas secara merata
pada permukaan telur, Selain itu untuk mencegah agar embrio tidak menempel pada
salah satu sisi kerabang telur. Pemutaran telur dilakukan dengan mengubah posisi telur
dari kiri ke kanan atau sebaliknya, untuk telur dengan posisi mendatar yang bawah
diputar menjadi diatas, apabila telur diberdirikan bagian yang tumpul harus diatas.
3) Penoropongan
Peneropongan, dilakukan karena untuk mengetahui keberadaan atau
perkembangan embrio secara dini. Peneropongan biasanya dilakukan sebanyak 3 kali
selama penetasan berlangsung yaitu pada hari ke 1, ke 7 dan hari ke14.
Di dalam mesin penetas di beri lampu pijar 6 buah untuk dapat memberi suhu
yang maksimal, suhu ideal yang ada di dalam mesin penetas telur yakni 37 - 40°C,
jadi untuk mengatur suhu kelembaban maka akan di atur berkisaran 37,77°C -
38,33°C. Jadi ketika suhu di dalam mesin kurang dari 37,77°C maka lampu pijar akan
hidup dan saat suhu dalam ruangan melebihi atau di atas 38,33°C maka lampu pijar
akan mati secara otomatis. Keluaran suhu yang telah dibaca oleh sensor suhu akan di
tampilkan melalui lcd.
III. Spesifikasi Alat

Pada pembuatan tugas akhir Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Ukuran Alat : Panjang 60 cm, lebar 30 cm, tinggi 30 cm

2. Power supplay : Adaptor 12 V/2 A

Spesifikasi Adaptor 12 V/2 A:


 Input : 100-240 VAC 50/60Hz 0.5A
 Output : 12VDC 2A
3. Rentan suhu dan Kelembaban
(a) Lampu hidup : Suhu 37 oC - 40 oC, kelembaban 50% - 70%
(b) Lampu padam : Suhu 25 oC - 30 oC, kelembaban 55% - 80%
4. Pemanas : Lampu Pijar 5 Watt

Spesifikasi lampu pijar 5 watt


 Berat 0.15 gram
 SIAWET5 CL 15W E27 220-240V P45
5. Bahan Box : Triplek ukuran 3 mm
6. Kapasitas Telur : 50 butir
7. Sistem pembalik telur : rak geser otomatis, sudut posisi telur 40o
8. Lama Penetasan : 21 – 22 hari
IV. Modifikasi Alat
Pada alat penetas telur ini dilakukan inovasi atau beberapa perubahan terhadap alatnya, untuk
perubahannya sebagai berikut :
1. Kontroler : XH-W3001
Alat ini merupakan perangkat kendali/kontroler yang dapat mendrive/menswitch
(memustuskan dan menyambungkan) arus listrik pada saat terjadi perubahan suhu di
lingkungan sekitarnya. Pada proses ini thermostat dimanfaatkan sebagai kontroler
pemanasan atau pendingin (membuang panas). Pemilihan thermostat digital ini sebagai
pengendali utama karena tingkat akurasi yang lebih tinggi disbanding thermostat analog.
Thermostat digital ini juga memiliki kalibrasi/koreksi sehingga suhu terukur dapat
diupayakan sama persis dengan suhu real (nyata).

Spesifikasi XH_3001
 Bahan material : IP22
 Suhu rata rata : (-50o) – (100o) C
 Mode kerja : pendingin dan pemanas
 Akurasi suhu : 0.2o C
 Akurasi pegukuran : 0.1o C
 Input masukan : NTC 10 K
 Input daya : 12VDC/24VDC/220AC
 Output daya : 120W
 Output keluar : max. 10A
 Size : 60x44x31 MM
Alat ini mempunyai dua buah komponen utama yakni resistor dan thermistor. Cara
kerjanya yaitu pada saat thermistor mencapai suhu tinggi, maka resistensi atau hambatan
akan berubah sehingga memutuskan hubungan listrik ke dalam sistem pemanas atau
pendingin tersebut. Dan sebaliknya, apabila thermistor menjadi dingin maka, maka
resistensi pada thermistor akan berubah menjadi normal kembali. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada rangkaian konfigurasi komponen berikut:

2. Sensor NTC-10K
Sensor suhu pada proyek akhir ini menggunakan sensor NTC-10K yaitu sensor
suhu dan kelembaban yang memiliki keluaran sinyal digital yang dikalibrasi dengan
sensor suhu dan kelembaban yang kompleks. Thermostat digital memiliki kesetabilan
sangat baik dalam jangka panjang. kontroler terhubung pada kinerja tinggi . Sensor ini
termasuk elemen resitif dan perangkat pengukur suhu NTC. Kualitas Thermostat digital
yang sangat baik, respon cepat, dan keuntungan biaya tinggi kinerja.

Spesifikasi NTC 10K


 Rentang pengukuran suhu : -20 to 150 C
 Panjang kabel : 1 meter
 Dimensi probe: 5 x 25 mm
 Output: 2 kabel
 Type: NTC 10k1% 3950
 B-constant : 3380K -/+ 1%
 Typical Dissipation Constant 5mW/ C
 Insulasi Probe : >100MOhm
 Peak Voltage sustain time: 2 seconds, AC1800V 1mA 2 seconds
 Stress sustain: 9.8N (1kgF) for 1 minute no deformation
3. Jenis Motor : Motor DC Stepper 12V 1A 0,0878
Motor stepper di gunakan untuk menggerakan rak telur di dalam tempat peletakan
telur sehingga telur dapat berputar untuk bisa memperoleh suhu dari lampu secara merata.
Motor stepper 12 V 21 digunakan karena mudah diatur derajat putaran, kecepatan dan
torsi dengan menggunakan driver motor ULN2003.

Spesifikasi:
 Vsuplai : DC 12V
 Arus : 1A
 Pulse per rotasi : 4096 P/R atau 0,0878 deg / pulse
 Wire : 5 wire
 Torsi : 300 gr.cm
 Dimensi body : panjang 2 cm x diameter 2,75 cm
 Dimensi shaft : panjang 8 mm x diameter 5 mm
 Berat : 10 gram

V. Cara Menggunakan Alat Penetas Telur


Berikut untuk langkah penggunaan alat penetas telur :
1. Tuangkan air sebanyak 1500ml ke dalam bak plastik.
2. Nyalakan lampu, dan tutup pintunya. Setelah itu lihat alat puntujuk panas
(thermometer) dialamnya.
3. Suhu Thermometer harus menujukan angka 38ºC – 39,5ºC, bila lampu belum padam,
maka sekrup diatas di putar ke kanan pelan-pelan sampai mati, kalau belum mencapai
39,5ºCsudah mati maka sekrup diputar ke kiri sampai menyala. Jika themometer sudah
menujukan suhu mencapai 39,5ºC lampunya masih menyala, maka puterlah sekrup ke
kanan, sampai lampunya mati.
4. Kemudian biarkan satu jam sampai lampunya menyala untuk pemantaun apakah
suhunya sudah stabil.
5. Setelah suhu mencapai 38ºC lampu akan menyala, ketika suhu lebih dari 39.5ºC lampu
akan padam secara otomatis. Keluarkan rak kemudian letakan telur diatas rak. perlu
diperhatikan, sebelum memasukan telur Telur ke dalam Alat penetas, telur terlebih
dahulu di teropong dan di bersikan menggunakan kain halus.
6. Cara menata telurnya :  Bila ingin menetaskan 150 butir telur dengan Alat penetas
telur semi automatis, letakan telur dengan posisi bagian lancip berada dibawah.
(jangan dibalik)  Kalau ingin menetas kurang dari 150 butir telur, misalanya haya 21
sampai 50 butir telur, maka telurnya ditidurkan saja dan di tahan dengan lembaran
kardus yang sudah kita siapkan terlebih dahulu, agar telurnya tidak tergelinjir dan
goyang.
7. Masukkan rak telurnya kedalam Alat penetas dan tutup pintunya.
8. Setelah telur di masukan, posisi handle jangan di putar selama 3 hari.
9. Setelah 3 hari baru mulai di putar handle di samping kanan Alat penetas, 1 kali
kekanan pada pukul 06:00, kemudian kembalikan rak ke posisi datar pada siang hari
jam 12:00, kemudian putar ke kiri 1 kali pada jam 18:00, selanjutnya kembalikan
posisi rak keposisi sebelumnya pada pukul 00.00 malam. Sampai seterusnya.
10. Setelah 3 hari air dalam bak plastic diganti lagi dengan air bersih yang baru.
11. Setelah 18 hari, rak telur diposisikan mendatar dan handle disamping agak
dikencangkan dan tidak perlu lagi di putar hadlenya untuk persiapan penetasan.
12. Pintu jangan sering-sering dibuka bila tidak perlu, sebab panasnya akan keluar.
13. Jika telur ayam sudah menetas, tunggu bulu- bulu ayamnya sampai kering.
14. Bila anak ayam bulanya sudah kering, siap dikeluarkan dari Alat penetas telur untuk
menghidari desakan.
15. Sebelum anak ayam dikeluarkan dari alat penetas, siapkan terlebih duhulu tempat
untuk perpindahan anak ayam.
16. Setelah alat yang kita siapkan sudah jadi, dan siap menaruh anak ayam, jangan lupa
kita pasang lampu pijar 5 Watt didalamnya, kerena anak ayamnya masih membutukan
panas dari lampu pijar.
17. Setelah dimasukan kedalam alat, langsung di beri makanan halus dan air minum.
18. Setelah 22 hari tidak ada lagi telur ayam yang menetas maka bersihkan alat dari sisa
cangkang telur.
VI. Diagram Alur (flowchart)

Algoritma :
1. Mulai.
2. Mengidentifikasi sensor suhu dan motor stepper.
3. Memproses timer 28800 detik pada motor stepper, motor steper akan berputar
1 kali putaran penuh.
4. Memproses nilai keluaran suhu.
5. Jika di dapat keluaran suhu <37 lampu 1,2,3,4 akan hidup/on.
6. Jika keluaran suhu >40 lampu 1 dan 2 akan mati/off.
7. Jika tidak dapat memeriksa nilai keluaran suhu makan kembali ke poin 2.
8. Menampilkan nilai keluaran suhu.
9. Selesai.

VII. Pembahasan
A. Perhitungan Dimensi Ruang Mesin Penetas
Mencari dimensi ruang mesin pentetas dengan menghitung perbandingan jumlah
telur dengan kapasitas rak, dari perhitungan tersebut didapat dimensi luas rak telur.
Asumsi diameter rata-rata telur itik P x L adalah (57 mm x 46 mm), jadi luas permukaan
telur itik adalah 2622 mm2 . Kapasitas yang akan dihitung adalah 50 butir telur jadi
ukuran luas rak telur dapat ditulis dengan persamaan:
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 . (4-1)
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 50 𝑥 2622
𝑫𝒊𝒎𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒓𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒍𝒖𝒓 = 131100𝒎𝒎𝟐
Untuk mencari Panjang dan Lebar rak telur gunakan acuan perbandingan pada
Tabel 2.1 sehingga didapat perbandingan 4 : 3.
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 𝑃. 𝐿 .................................................................(4-2)
Diketahui:
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 131100 𝑚𝑚2
Perbandingan P.L = (4:3)
Karena P dan L belum diketahui maka mencari persamaan nilai “n”
Analisa:
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 𝑃𝑛. 𝐿𝑛............................................................. (4-3)
131100 𝑚𝑚2 = 4𝑛 .3𝑛
131100 𝑚𝑚2 = 12𝑛2
131100 𝑚²
𝑛² =
12
𝑛2 = 10925 𝑚𝑚2

𝑛2 = √10925 𝑚𝑚2
𝒏 = 𝟏05 𝒎𝒎
Nilai "n" sudah diketahui substitusikan nilai “n” ke panjang dan lebar rak telur.
𝑃 = 4𝑛
𝑃 = 4 𝑥 105 𝑚𝑚
𝑷 = 420 𝒎𝒎
Jadi Panjang rak adalah 420 mm yang akan dijadikan acuan untuk Panjang mesin
penetas, Panjang mesin penetas yang akan dirancang adalah 600 mm.
𝐿 = 3𝑛
𝐿 = 3 𝑥 105 mm
𝑳 = 315 𝒎𝒎
Jadi Lebar rak adalah 315 mm yang akan dijadikan acuan untuk Lebar mesin
penetas, Lebar mesin penetas yang akan dirancang adalah 300 mm.
Dimensi mesin penetas P x L x T dengan perbandingan 4 : 3 : 3; (acuan
perbandingan pada Tabel 2.1), jadi Panjang mesin penetas adalah 600 mm, dengan
Lebar 300 mm, dan Tinggi mesin penetas sama dengan Lebar jadi Tingginya adalah 300
mm.
Laju perpindahan panas secara radiasi dapat dipengaruh oleh kapasitas sumber
kalor yaitu jumlah lampu dan dimensi ruang penetas, karena semakin besar dimensi
ruang penetas maka akan semakin lama untuk mencapai suhu kerja yaitu 38 oC– 41 oC.
Luas seluruh dinding ruang mesin penetas dapat ditulis dengan persamaan:
𝐴𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑠 = 2(𝑃. 𝐿) + 2(𝑃. 𝑇) + 2(𝐿. 𝑇).................................(4-4)
Keterangan:
ARuang Tetas = Luas permukaan dinding bagian dalam ruang tetas
(mm2) P = panjang lantai ruang penetas (mm)
L = lebar lantai ruang penetas (mm)
T = tinggi yaitu jarak dari lantai ke dudukan lampu
(mm) Dimensi mesin penetas adalah sebagai berikut:
A = Luas ruang penetas (mm2)
Tebal dinding = 3 mm P = 500 mm (Panjang dinding bagian dalam dikurangi
tebal dinding kiri dan kanan)
P = 600 – 3 –
3 P = 594 mm
L = 300 mm (Lebar dinding bagian dalam dikurangi tebal dinding belakang
dan depan)
L = 300 – 3 –
3 L = 294 mm
T = 300 mm
Analisa:
𝐴𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑠 = 2(𝑃. ) + 2(𝑃. 𝑇) + 2(𝐿. 𝑇)
𝐴 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑠 = 2(50𝑥30) + 2(60𝑥32) + 2(30𝑥32)
𝐴 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑠 = 3000 + 3200 + 1920
2
𝑨 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 8.120 CM
Jadi luas seluruh permukaan dinding untuk ruang mesin penetas adalah 8.120 CM2
.

B. Banyak telur yang muat di Rak Telur

Menghitung berapa banyak jumlah telur yang muat pada rak telur yang
berdimensi 131100mm2 dan dengan volume telur rata rata 40cm3 atau satuannya bisa
40000mm3. Untuk cara perhitungannya, maka diperoleh persamaan :

Jadi jika volume telur adalah 40 cm³, maka itu setara dengan 40,000 mm³ Rak telur
memiliki luas sekitar 131,100 mm²,

Jika kita ingin mengetahui berapa banyak telur yang dapat muat di rak dengan volume
ini, kita perlu membagi luas rak dengan volume telur :

Jumlah Telur = Luas Rak Telur

Volume Telur

Jumlah Telur = 131.100 cm2

40000mm3

Jumlah Telur = 3,2775 Telur

Jadi, Sekitar 3,2775 telur yang dapat muat di Rak telur yang berdimensi 131100mm2
dengan ukuran volume telur 40000mm3/ 40 cm3.

C. Beban Kalor Di Dalam Ruang Mesin Tetas


Beban kalor pada permukaan dinding bangun ruang mesin penetas dapat ditulis
dengan persamaan:
𝑄 = 𝑘. 𝐴. (𝑇1 − 𝑇2 )................................................................... (4-5)
𝑑

Diketahui:
Q = beban kalor (kcal/h)
k = konduktivitas termal aluminium foil 0,034
d = tebal dinding yang dilapisi aluminium foil 0,009 m
A = 882.072 mm2 jadi 0,882m2
T1 = 39,0 oC (312,15 K) temperatur yang akan dicapai
T2 = 30,1 oC (303,25 K) didapat dari penelitian selama 28
hari 1 kcal/h = 1,162222 Watt
Analisa:
𝑄 = 𝑘. 𝐴. (𝑇1 − 𝑇2 )
𝑑

𝑄 = 0,034. 0,882.(312,15 − 303,25 )


0,009

𝑄 = 3,77 . 0,882 . (8,9)


𝑸 = 29, 6 𝒌𝒄𝒂𝒍/𝒉
Dikonversikan kedalam Watt (1 kcal/h = 1,162222 Watt)
𝑸 = 34,4 𝑾𝒂𝒕𝒕
Jadi beban kalor pada seluruh permukaan dinding ruangan mesin penetas dengan
luas 0,882 m2 , beban kalornya adalah 29,6 kcal/h atau 34,4 Watt.

D. Kapasitas Kalor Yang Diperlukan Ruang Mesin Tetas


Kapasitas kalor yang diperlukan ruang mesin penetas dapat ditulis dengan persamaan:
𝐶= Q
........................................................................................ (4-6)
∆T

Diketahui:
C = kapasitas kalor yang diperlukan (J/oC)
Q = beban kalor 29,6 (kcal/h) menjadi 123905 Joule
T1 = 39,0 oC (313,15 K) didapat dari penelitian selama 28
hari T2 = 37,0 oC (310,15 K) didapat dari penelitian selama
28 hari
∆T = 3 oC
E. Laju Perpindahan Kalor Radiasi Pada Permukaan Dinding Bagian Dalam
1 Watt = 3600
Joule Analisa:

𝐶= Q
∆T

123905
𝐶= 3

𝑪 = 41.301 𝐉/°𝐂
Jadi kapasitas kalor yang diperlukan untuk menaikan temperatur ruang mesin
penetas dengan luas 0,882 m2 adalah 41301/oC.

Laju perpindahan kalor radiasi pada permukaan dinding bangun ruang mesin
penetas dapat ditulis dengan persamaan:
𝑞𝑟 = 𝜎. 𝐴. (𝑇14 − 𝑇24 ) ................................................................... (4-7)
Diketahui:
qr = Laju perpindahan panas radiasi
(Watt) A = 882.072 mm2 jadi 0,882 m2
𝜎 = Konstanta Stefan Boltzman 5,669 x 10 -8 W/m2 K4 .
T1 = 40,0 oC (313,15 K) didapat dari penelitian selama 28
hari T2 = 37,0 oC (310,15 K) didapat dari penelitian selama
28 hari
Analisa:
𝑞𝑟 = 𝜎. 𝐴. (𝑇14 − 𝑇24)
𝑞𝑟 = 5,669 𝑥 10−8 . 0,882. (313,154 − 310,254 )
𝑞𝑟 = 5,000058 𝑥 10−8 . (313,154 − 310,254 )
𝑞𝑟 = 8,02417 𝑥 10−8 . 351299712
𝒒𝒓 = 28, 1886Watt
Jadi laju perpindahan panas radiasi pada seluruh permukaan dinding ruangan mesin
penetas dengan luas 0,882 m2 , temperatur pada mesin penetas 39,0 oC, laju
perpindahan panas radiasinya adalah 28, 1886Watt.

F. Perhitungan Bahan Dinding mesin penetas


Bahan dinding yang digunakan adalah multiplek dengan ketebalan 9 mm, Luas
seluruh permukaan dinding adalah 0,882 m2 , temperatur lingkungan 30,1 °C dan
temperatur ruang mesin penetas mencapai 40,0 °C. Laju perpindahan panas konduksi
yang terjadi pada dinding mesin penetas adalah sebagai berikut sesuai persamaan dasar
konduksi :
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑑 = 𝑘. 𝐴 𝑑𝑇 𝑑𝑋........................................................................... (4-8)
Keterangan:
qkond = Laju Perpindahan Panas konduksi (kj / det,W)
k = 0,17 W/m.°C (konduktivitas termal multiplek tabel
2.6) A = 0,882m²
T1 = 39,0 oC (312,15 K) didapat dari penelitian selama 28 hari
T2 = 30,1 oC (303,25 K) didapat dari penelitian selama 28 hari
dT = T1 – T2 = 39,0 - 30,1 = 8,9 °C
dX = 0,003 m (tebal dinding)
Analisa:
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑑 = 𝑘. 𝐴 𝑑𝑇 𝑑𝑋
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑑 = 0,17 𝑥 0,882 . 8,9
0.003

𝑞𝑘𝑜𝑛𝑑 = 0,14994𝑥 2,966


𝒒𝒌𝒐𝒏𝒅 = 148, 2𝟕 W
Jadi perpindahan panas konduksi yang terjadi pada dinding mesin penetas luas
0,882m², bahan multiplek dengan nilai konduktivitas termal 0,17 W/m.°C dan
ketebalan 3 mm adalah sebesar 148,27 W.
Laju perpindahan panas radiasi pada permukaan dinding dengan luas
keseluruhan 0,882m², dilapisi aluminium foil dengan nilai emisivitas bahan 0,07,
temperatur mesin penetas 39,0 °C dan temperatur lingkungan 30,1 °C, laju
perpindahan panas radiasi yang terjadi pada dinding mesin penetas adalah sebagai
berikut :
𝑞𝑟 = 𝜎. 𝐴. 𝜀. (𝑇1 4 − 𝑇2 4 ) .............................................................. (4-9)
Keterangan:
qr = Laju perpindahan kalor radiasi (Watt)
𝗌 = 0,07 (emisivitas bahan dari tabel
3.1) A = 0,882 m²
𝜎 = Konstanta Stefan Boltzman 5,669 x 10 -8 W/m 2 K 4 .
T1 = 39,0 oC (312,15 K) didapat dari penelitian selama 28 hari
T2 = 30,1 oC (303,25 K) didapat dari penelitian selama 28 hari
Analisa:
𝑞𝑟 = 𝜎. 𝐴. 𝜀. (𝑇1 4 − 𝑇2 4 )
𝑞𝑟 = 5,669 x 10−8 𝑥 0,882x 0,07. (312,154 − 303,254 )
𝑞𝑟 = 5,61 x 10−9 𝑥 (1037345223) 0,549486
𝒒𝒓 = 3, 0𝑅3 W
Jadi perpindahan panas radiasi yang terjadi pada dinding mesin penetas luas
0,882m², dilapisi aluminium foil dengan nilai emisivitas bahan 0,07, temperatur mesin
penetas 39,0 °C dan temperatur lingkungan 30,1 °C adalah sebesar 3,083W.

G. Jarak Lampu Ke Rak


Untuk menghitung intensitas radiasi yang terjadi pada ruang mesin penetasakan
dilakukan analisa terhadap pengaruh jumlah lampu yaitu 3 buah untuk buahnya
memiliki daya 5 Watt jadi P (3 x 5 = 15 Watt)jarak dari lampu ke rak telur adalah 250
mm atau 0,25 m jadi intensitas radiasi dapat dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut :

𝐼= P
...................................................................................... (4-10)
4. π.r
²

Keterangan:
I = Intensitas radiasi (W/m²)
P = Daya yang dipancarkan 15 W (jumlah total daya
lampu) r = Jarak dari sumber panas 0,25 m
Analisa
P
𝐼
4.π.r²
=
15
𝐼
=
4.3,14.(0,25)²
15
𝐼=
0,785
= 19,10 W/m²
Jadi intensitas radiasi yang terjadi pada ruang mesin penetas yang menggunakan
lampu sebanyak 3 buah dengan jarak 0,25 m adalah 19,10 W/m2

H. Syarat-Syarat Penetasan Telur


 Suhu Dan Perkembangan Embrio
Embrio dalam telur unggas akan cepat berkembang selama suhu telur berada pada
kondisi yang sesuai dan akan berhenti berkembang jika suhunya kurang dari yang
dibutuhkan. Suhu yang dibutuhkan untuk penetasan telur setiap unggas berbeda-beda.
Suhu untuk perkembangan embrio dalam telur ayam antara 38º-39,5ºC. Untuk itu
sebelumtelur penetas dimasukan ke dalam rak penetasan suhu ruang tersebut harus
sesuai dengan yang dibutuhkan. (Farry B. Paimin, 2011:15) 
 Kelembapan
Selama penetasan berlangsung, diperlukan kelembapan udara yang sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhan embrio, seperti suhu dan kelembapan yang
umumuntuk penetasan telur setiap jenis unggas juga berbeda-beda. Bahkan, kelembapan
pada awal penetasan berbeda dengan hari-hari selanjutnya. Kelembapan untuk telur
pada saat awal penetasan sekitar 52%-55% dan menjelang menetas sekitar 60%-70%,
ayampada minggu pertama 70% dan minggu selanjutnya 70% pada setiap minggunya.
(Farry B. Paimin, 2011:16)
 Rak Telur
Rak telur berfungsi sebagai tempat telur yang akan ditetaskan, rak telur diisi
sesuai dengan kapasitasnya.
 Ventilasi
Dalam perkembangan normal, embrio membutuhkan oksigen (O2) dan
mengeluarkan karbondioksida (CO2) melalui pori-pori kerabang telur. Untuk itu, dalam
pembuatan alat penetas telur/mesin penetas harus diperhatikan cukup tidaknya oksigen
yang ada dalam bok/ruangan, karena jika tidak ada oksigen yang cukup dalam
bok/ruang maka dihawatirkan embiro tidak akan berkembang.
 Thermostat
Thermostat adalah alat yang berfungsi untuk mengatur temperature dalam mesin
penetas secara otomatis. Apabila alat ini terkena panas maka kapsul akan mengembang
sehingga akan menekan sakelar (mikroswitch) dan aliran listrik akan terputus,
sebaliknya apabila suhu turun maka kapsul akan mengempis dan akan menyalakan
kembali lampu pijar sebagai sumber panas. Untuk menseting thermostat agar dapat
memutus dan menyambung kembali aliran listrik yang menuju ke lampu pijar tidaklah
sulit, untuk mengaturnya dengan cara memajukan atau memundurkan putaran baut
penyangga kapsul.
 Termometer
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada
dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang
berbeda. Skala termometer ini antara -50°C sampai 50°C.
I. Faktor Yang Mempengaruhi Penetasan
Beberapa faktor yang sangat berpengaruh dan harus menjadi perhatian khusus
selama proses penetasan berlangsung adalah :
 Panas
Sumber panas, Karena alat penetas ini sumber panasnya dari energi listrik dan
sebagai media penghantar panasnya menggunakan lampu pijar, maka selama proses
penetasan berlansung lampu pijar harus diusahakan tidak terputus, kalau lampu pijar
terputus harus segera diganti. Lampu pijar harus mampu menghantarkan panas yang
dibutuhkan untuk penetasan yakni 102ºF (39ºC), untuk menjaga kestabilan suhu
digunakan alat yang namanya termoregulator.
 Air
Air, berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan kelembaban didalam
ruangan alat penetas telur, oleh karena itu air didalam alat selama proses penetasan
berlangsung tidak boleh kering. Kelembaban yang dibutuhkan pada penetasan umur 1
hari–20 hari adalah yang ideal antara 60%-70%, sedangkan pada hari ke 21 sampai
menetas membutuhkan lebih tinggi yaitu 75%.(Gatot 2006)
 Operator
Operator, adalah orang yang mengoperasikan alat penetas telur. Tugas operator
selama penetasan adalah :
1. Mengatur suhu ruangan alat penetas sesuai dengan suhu yang ditentukan.
2. Mengatur dan mengontrol kelembaban ruangan alat penetas.
3. Mengatur ventilasi alat penetas.
4. Melakukan pembalikan / pemutaran telur.
5. Melakukan pemeriksaan telur dengan alat teropong.
6. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan selama penetasan berlangsung.
 Pemutaran Rak Telur
Pemutaran rak telur, mempunyai tujuan untuk memberikan panas secara merata
pada permukaan telur, Selain itu untuk mencegah agar embrio tidak menempel pada
salah satu sisi kerabang telur. Pemutaran telur dilakukan dengan mengubah posisi telur
dari kiri ke kanan atau sebaliknya, untuk telur dengan posisi mendatar yang bawah
diputar menjadi diatas, apabila telur diberdirikan bagian yang tumpul harus diatas.
 Penoropongan
Peneropongan, dilakukan karena untuk mengetahui keberadaan atau
perkembangan embrio secara dini. Peneropongan biasanya dilakukan sebanyak 3 kali
selama penetasan berlangsung yaitu pada hari ke 1, ke 7 dan hari ke14.

J. Beberapa Penyebab Utama Kematian Embrio


 Embrio Kekurangan Nutrisi
Induk burung, terutama burung betina, bisa saja mengalami kekurangan nutrisi
pada salah satu atau beberapa jenis nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, serat
kasar, vitamin, dan mineral. Tetapi malnutrisi yang paling berpengaruh terhadap
penetasan telur justru vitamin dan mineral.
 Kesalahan Dalam Mengoperasikan Alat Penetas
Mesin tetas memang memudahkan penangkar dalam menetaskan telur-telur
indukan burung yang ditangkarkan. Tetapi kesalahan dalam mengoperasikan alat
penetas dapat berakibat fatal, misalnya seluruh telur gagal menetas. Jarang sekali
kekeliruan dalam mengoperasikan alat penetas hanya akan mengakibatkan sebagian
telur menetas dan sebagian lagi tidak menetas.
 Hubungan Antara Jenis Telur Bangsa Unggas Dengan Kebutuhan Panas Dalam
Alat Penetas.
Semakin besar telur akan menghasilkan embrio yang lebih besar pula, begitu pula
panas yang dibutuhkan untuk pembentukan dan perkembangan embrio akan semakin
besar pula.
 Bentuk Telur Penentu Tingkat Daya Penetas
Untuk menghasilkan telur-telur yang memenuhi syarat untuk ditetaskan maka
telurtelur tersebut harus dan perlu untuk diseleksi telur penetas. Salah satu penyeleksian
telur penetas yang penting adalah diantaranya adalah bentuk telur. Sebutir telur dapat
dikeluarkan melalui saluran telur (oviduct) memakan waktu sekitar 25,1 jam ( sehari
lebih 1 jam). Jika dalam proses peneluran tersebut terganggu (karena nutrisi, genetik,
lingkungan kandang sekitar baik secara internal maupun ekternal maka akan
menghasilkan telur-telur yang mempunyai macam-macam bentuk telur. Dikenal ada 3
bentuk telur unggas yaitu : bulat, lonjong dan oval telur.(Lacy 1986).

Anda mungkin juga menyukai