OLEH :
Gambar 1. Thermostat
g. Termometer
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada
dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang
berbeda. Skala termometer ini antara -50°C sampai 50°C.
Pada perancangan box mesin tetas di gunakan triplek kayu dengan panjang 50
cm, tinggi 32 cm, dan lebar 30 cm. Pemilihan triplek kayu selain kayu dapat membuat
telur menjadi hangat juga triplek kayu harga yang terjangkau dan mudah dicari, selain
itu juga triplek kayu mudah untuk di bentuk menjadi sebuah box atau pun bentuk yang
lain.
2) Pemutaran Rak Telur
Pemutaran rak telur, mempunyai tujuan untuk memberikan panas secara merata
pada permukaan telur, Selain itu untuk mencegah agar embrio tidak menempel pada
salah satu sisi kerabang telur. Pemutaran telur dilakukan dengan mengubah posisi telur
dari kiri ke kanan atau sebaliknya, untuk telur dengan posisi mendatar yang bawah
diputar menjadi diatas, apabila telur diberdirikan bagian yang tumpul harus diatas.
3) Penoropongan
Peneropongan, dilakukan karena untuk mengetahui keberadaan atau
perkembangan embrio secara dini. Peneropongan biasanya dilakukan sebanyak 3 kali
selama penetasan berlangsung yaitu pada hari ke 1, ke 7 dan hari ke14.
Di dalam mesin penetas di beri lampu pijar 6 buah untuk dapat memberi suhu
yang maksimal, suhu ideal yang ada di dalam mesin penetas telur yakni 37 - 40°C,
jadi untuk mengatur suhu kelembaban maka akan di atur berkisaran 37,77°C -
38,33°C. Jadi ketika suhu di dalam mesin kurang dari 37,77°C maka lampu pijar akan
hidup dan saat suhu dalam ruangan melebihi atau di atas 38,33°C maka lampu pijar
akan mati secara otomatis. Keluaran suhu yang telah dibaca oleh sensor suhu akan di
tampilkan melalui lcd.
III. Spesifikasi Alat
Pada pembuatan tugas akhir Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Ukuran Alat : Panjang 60 cm, lebar 30 cm, tinggi 30 cm
Spesifikasi XH_3001
Bahan material : IP22
Suhu rata rata : (-50o) – (100o) C
Mode kerja : pendingin dan pemanas
Akurasi suhu : 0.2o C
Akurasi pegukuran : 0.1o C
Input masukan : NTC 10 K
Input daya : 12VDC/24VDC/220AC
Output daya : 120W
Output keluar : max. 10A
Size : 60x44x31 MM
Alat ini mempunyai dua buah komponen utama yakni resistor dan thermistor. Cara
kerjanya yaitu pada saat thermistor mencapai suhu tinggi, maka resistensi atau hambatan
akan berubah sehingga memutuskan hubungan listrik ke dalam sistem pemanas atau
pendingin tersebut. Dan sebaliknya, apabila thermistor menjadi dingin maka, maka
resistensi pada thermistor akan berubah menjadi normal kembali. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada rangkaian konfigurasi komponen berikut:
2. Sensor NTC-10K
Sensor suhu pada proyek akhir ini menggunakan sensor NTC-10K yaitu sensor
suhu dan kelembaban yang memiliki keluaran sinyal digital yang dikalibrasi dengan
sensor suhu dan kelembaban yang kompleks. Thermostat digital memiliki kesetabilan
sangat baik dalam jangka panjang. kontroler terhubung pada kinerja tinggi . Sensor ini
termasuk elemen resitif dan perangkat pengukur suhu NTC. Kualitas Thermostat digital
yang sangat baik, respon cepat, dan keuntungan biaya tinggi kinerja.
Spesifikasi:
Vsuplai : DC 12V
Arus : 1A
Pulse per rotasi : 4096 P/R atau 0,0878 deg / pulse
Wire : 5 wire
Torsi : 300 gr.cm
Dimensi body : panjang 2 cm x diameter 2,75 cm
Dimensi shaft : panjang 8 mm x diameter 5 mm
Berat : 10 gram
Algoritma :
1. Mulai.
2. Mengidentifikasi sensor suhu dan motor stepper.
3. Memproses timer 28800 detik pada motor stepper, motor steper akan berputar
1 kali putaran penuh.
4. Memproses nilai keluaran suhu.
5. Jika di dapat keluaran suhu <37 lampu 1,2,3,4 akan hidup/on.
6. Jika keluaran suhu >40 lampu 1 dan 2 akan mati/off.
7. Jika tidak dapat memeriksa nilai keluaran suhu makan kembali ke poin 2.
8. Menampilkan nilai keluaran suhu.
9. Selesai.
VII. Pembahasan
A. Perhitungan Dimensi Ruang Mesin Penetas
Mencari dimensi ruang mesin pentetas dengan menghitung perbandingan jumlah
telur dengan kapasitas rak, dari perhitungan tersebut didapat dimensi luas rak telur.
Asumsi diameter rata-rata telur itik P x L adalah (57 mm x 46 mm), jadi luas permukaan
telur itik adalah 2622 mm2 . Kapasitas yang akan dihitung adalah 50 butir telur jadi
ukuran luas rak telur dapat ditulis dengan persamaan:
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 . (4-1)
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 50 𝑥 2622
𝑫𝒊𝒎𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒓𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒍𝒖𝒓 = 131100𝒎𝒎𝟐
Untuk mencari Panjang dan Lebar rak telur gunakan acuan perbandingan pada
Tabel 2.1 sehingga didapat perbandingan 4 : 3.
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 𝑃. 𝐿 .................................................................(4-2)
Diketahui:
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 131100 𝑚𝑚2
Perbandingan P.L = (4:3)
Karena P dan L belum diketahui maka mencari persamaan nilai “n”
Analisa:
𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = 𝑃𝑛. 𝐿𝑛............................................................. (4-3)
131100 𝑚𝑚2 = 4𝑛 .3𝑛
131100 𝑚𝑚2 = 12𝑛2
131100 𝑚²
𝑛² =
12
𝑛2 = 10925 𝑚𝑚2
𝑛2 = √10925 𝑚𝑚2
𝒏 = 𝟏05 𝒎𝒎
Nilai "n" sudah diketahui substitusikan nilai “n” ke panjang dan lebar rak telur.
𝑃 = 4𝑛
𝑃 = 4 𝑥 105 𝑚𝑚
𝑷 = 420 𝒎𝒎
Jadi Panjang rak adalah 420 mm yang akan dijadikan acuan untuk Panjang mesin
penetas, Panjang mesin penetas yang akan dirancang adalah 600 mm.
𝐿 = 3𝑛
𝐿 = 3 𝑥 105 mm
𝑳 = 315 𝒎𝒎
Jadi Lebar rak adalah 315 mm yang akan dijadikan acuan untuk Lebar mesin
penetas, Lebar mesin penetas yang akan dirancang adalah 300 mm.
Dimensi mesin penetas P x L x T dengan perbandingan 4 : 3 : 3; (acuan
perbandingan pada Tabel 2.1), jadi Panjang mesin penetas adalah 600 mm, dengan
Lebar 300 mm, dan Tinggi mesin penetas sama dengan Lebar jadi Tingginya adalah 300
mm.
Laju perpindahan panas secara radiasi dapat dipengaruh oleh kapasitas sumber
kalor yaitu jumlah lampu dan dimensi ruang penetas, karena semakin besar dimensi
ruang penetas maka akan semakin lama untuk mencapai suhu kerja yaitu 38 oC– 41 oC.
Luas seluruh dinding ruang mesin penetas dapat ditulis dengan persamaan:
𝐴𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑠 = 2(𝑃. 𝐿) + 2(𝑃. 𝑇) + 2(𝐿. 𝑇).................................(4-4)
Keterangan:
ARuang Tetas = Luas permukaan dinding bagian dalam ruang tetas
(mm2) P = panjang lantai ruang penetas (mm)
L = lebar lantai ruang penetas (mm)
T = tinggi yaitu jarak dari lantai ke dudukan lampu
(mm) Dimensi mesin penetas adalah sebagai berikut:
A = Luas ruang penetas (mm2)
Tebal dinding = 3 mm P = 500 mm (Panjang dinding bagian dalam dikurangi
tebal dinding kiri dan kanan)
P = 600 – 3 –
3 P = 594 mm
L = 300 mm (Lebar dinding bagian dalam dikurangi tebal dinding belakang
dan depan)
L = 300 – 3 –
3 L = 294 mm
T = 300 mm
Analisa:
𝐴𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑠 = 2(𝑃. ) + 2(𝑃. 𝑇) + 2(𝐿. 𝑇)
𝐴 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑠 = 2(50𝑥30) + 2(60𝑥32) + 2(30𝑥32)
𝐴 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑠 = 3000 + 3200 + 1920
2
𝑨 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 8.120 CM
Jadi luas seluruh permukaan dinding untuk ruang mesin penetas adalah 8.120 CM2
.
Menghitung berapa banyak jumlah telur yang muat pada rak telur yang
berdimensi 131100mm2 dan dengan volume telur rata rata 40cm3 atau satuannya bisa
40000mm3. Untuk cara perhitungannya, maka diperoleh persamaan :
Jadi jika volume telur adalah 40 cm³, maka itu setara dengan 40,000 mm³ Rak telur
memiliki luas sekitar 131,100 mm²,
Jika kita ingin mengetahui berapa banyak telur yang dapat muat di rak dengan volume
ini, kita perlu membagi luas rak dengan volume telur :
Volume Telur
40000mm3
Jadi, Sekitar 3,2775 telur yang dapat muat di Rak telur yang berdimensi 131100mm2
dengan ukuran volume telur 40000mm3/ 40 cm3.
Diketahui:
Q = beban kalor (kcal/h)
k = konduktivitas termal aluminium foil 0,034
d = tebal dinding yang dilapisi aluminium foil 0,009 m
A = 882.072 mm2 jadi 0,882m2
T1 = 39,0 oC (312,15 K) temperatur yang akan dicapai
T2 = 30,1 oC (303,25 K) didapat dari penelitian selama 28
hari 1 kcal/h = 1,162222 Watt
Analisa:
𝑄 = 𝑘. 𝐴. (𝑇1 − 𝑇2 )
𝑑
Diketahui:
C = kapasitas kalor yang diperlukan (J/oC)
Q = beban kalor 29,6 (kcal/h) menjadi 123905 Joule
T1 = 39,0 oC (313,15 K) didapat dari penelitian selama 28
hari T2 = 37,0 oC (310,15 K) didapat dari penelitian selama
28 hari
∆T = 3 oC
E. Laju Perpindahan Kalor Radiasi Pada Permukaan Dinding Bagian Dalam
1 Watt = 3600
Joule Analisa:
𝐶= Q
∆T
123905
𝐶= 3
𝑪 = 41.301 𝐉/°𝐂
Jadi kapasitas kalor yang diperlukan untuk menaikan temperatur ruang mesin
penetas dengan luas 0,882 m2 adalah 41301/oC.
Laju perpindahan kalor radiasi pada permukaan dinding bangun ruang mesin
penetas dapat ditulis dengan persamaan:
𝑞𝑟 = 𝜎. 𝐴. (𝑇14 − 𝑇24 ) ................................................................... (4-7)
Diketahui:
qr = Laju perpindahan panas radiasi
(Watt) A = 882.072 mm2 jadi 0,882 m2
𝜎 = Konstanta Stefan Boltzman 5,669 x 10 -8 W/m2 K4 .
T1 = 40,0 oC (313,15 K) didapat dari penelitian selama 28
hari T2 = 37,0 oC (310,15 K) didapat dari penelitian selama
28 hari
Analisa:
𝑞𝑟 = 𝜎. 𝐴. (𝑇14 − 𝑇24)
𝑞𝑟 = 5,669 𝑥 10−8 . 0,882. (313,154 − 310,254 )
𝑞𝑟 = 5,000058 𝑥 10−8 . (313,154 − 310,254 )
𝑞𝑟 = 8,02417 𝑥 10−8 . 351299712
𝒒𝒓 = 28, 1886Watt
Jadi laju perpindahan panas radiasi pada seluruh permukaan dinding ruangan mesin
penetas dengan luas 0,882 m2 , temperatur pada mesin penetas 39,0 oC, laju
perpindahan panas radiasinya adalah 28, 1886Watt.
𝐼= P
...................................................................................... (4-10)
4. π.r
²
Keterangan:
I = Intensitas radiasi (W/m²)
P = Daya yang dipancarkan 15 W (jumlah total daya
lampu) r = Jarak dari sumber panas 0,25 m
Analisa
P
𝐼
4.π.r²
=
15
𝐼
=
4.3,14.(0,25)²
15
𝐼=
0,785
= 19,10 W/m²
Jadi intensitas radiasi yang terjadi pada ruang mesin penetas yang menggunakan
lampu sebanyak 3 buah dengan jarak 0,25 m adalah 19,10 W/m2