Anda di halaman 1dari 26

Penetasan Telur Unggas

CARA KERJA DAN FUMIGASI MESIN TETAS

Perbanyakan populasi unggas biasanya ditempuh dengan cara menetaskan


telur yang sudah dibuahi. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan
alami (induk ayam) dan melalui penetasan buatan (mesin tetas).
Kekurangan penetasan telur secara alami menggunakan induk ayam atau entog
dibandingkan dengan mesin tetas, yaitu dalam hal kapasitas telur yang dapat
ditetaskan. Telur yang dieramkan dengan menggunakan induk ayam berkisar antara
10 - 15 butir setiap kali pengeraman, sedangkan menggunakan mesin tetas setiap
pengeraman dapat menampung lebih banyak telur.
Keuntungan lainnya dalam penetasan telur dengan menggunakan mesin tetas
yaitu :
1. Tingkat keberhasilan penetasan lebih besar. Kalaupun ada telur yang tidak dapat
menetas, karena bibit mati atau tidak dibuahi oleh pejantan, maak telur tadi dapat
dipisahkan dan masih cukup baik untuk dimakan.
2. Dengan menggunakan mesin tetas, telur dapat ditetaskan terus menerus, tanpa
dipengaruhi musim atau cuaca.
3. Anak ayam yang telah menetas dapat lebih terjamin kelangsungan hidupnya.
4. Induk ayam tidak perlu berhenti dalam memproduksi telurnya yang diakibatkan
oleh masa pengeraman.
Mesin tetas modern ataupun mesin tetas konvensional pada dasarnya terdiri dari
beberapa bagian yaitu lemari (kotak) mesin tetas, tempat menyimpan telur, sumber
panas, pengatur suhu, pengatur kelembaban. Perbedaan kedua bentuk mesin tetas
tersebut terutama kapasitas telur yang dapat ditampung, bahan lemari (kotak) mesin
tetas, sumber panas, tempat pengeraman penetasan, pembalikkan telur, dan
pengatur kelembaban. Secara rinci kedua perbedaan mesin tetas tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.1.
Mesin tetas yang akan dibahas pada praktikum ini yaitu mesin tetas konvensional
yang sering digunakan oleh peternak unggas untuk menetaskan ayam buras, itik dan
puyuh.
Pada prinsipnya mesin tetas konvensional terdiri dari beberapa bagian meliputi
kotak mesin tetas, rak telur, tempat air (pengatur kelembaban), dan pengatur suhu.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 1 | 26


Penetasan Telur Unggas

Tabel 1.1. Perbedaan Spesifikasi Mesin Tetas Modern dan Mesin Tetas
Konvensional

Spesifikasi Mesin Tetas Modern Mesin Tetas Konvensional


Kapasitas Telur 5.000 – 100.000 butir Rata-rata 100 butir
Bahan Kotak (Lemari) Mesin Stainless steel, kayu Kayu, triplek, melamin
Tetas
Sumber panas Kumparan atau elemen dari Nikelin, lampu, cempor (lampu
arus listrik teplok), kombinasi
Tempat pengeraman penetasan Setter dan hatcher terpisah Setter dan hatcher bersatu
Pembalikkan telur Otomatis Manual
Pengatur suhu Secara electric Thermostat
Pengatur Kelembaban Secara electric dengan Baki air
sprayer

Kotak Mesin Tetas


Kotak mesin tetas dapat dibuat dari bahan apa saja, yang terpenting panas yang
dihasilkan dari sumber pemanas tetap stabil dan aman bagi pengguna (user) mesin
tetas. Biasanya kotak mesin tetas dibuat dari bahan kayu, triplek, dan melamin.
Gambar kotak mesin tetas sederhana tertera pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Kotak Mesin Tetas Sederhana

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 2 | 26


Penetasan Telur Unggas

Rak Telur
Rak telur merupakan bagian mesin tetas yang sangat berperan terhadap
keberhasilan program penetasan telur. Rak telur dibuat dengan memperhatikan
beberapa syarat, diantaranya adalah panas yang diterima merata, telur tidak
terganggu, mudah dibalikkan dan dikontrol, mudah dikeluarkan dari mesin, dan
kedudukan telur dapat diatur sehingga bagian tumpul menghadap ke atas. Ukuran
dari rak telur untuk semua model rak telur (dijelaskan pada bagian selanjutnya)
disesuaikan dengan bagian dalam kotak.
Berdasarkan syarat-syarat tersebut, model rak telur yaitu : Rak Telur Sederhana
(Gambar 1.2.), Rak Telur Yang Dilipat (Gambar 1.3.), Rak Telur Dengan Dasar Jeruji
(Gambar 1.4.), dan Rak Telur Dengan Pengatur Posisi (Gambar 1.5.)

Gambar 1.3. Rak Telur Dilipat


Gambar 1.2. Rak Telur Sederhana

Gambar 1.4. Rak Telur Dasar Besi Jeruji

Gambar 1.5. Rak Telur Dengan Pengatur


Posisi

Pengatur Kelembaban (Bak Air)


Pengatur kelembaban pada mesin tetas konvensional diatur secara manual
dengan menggunakan bak air. Bak air bisa dibuat dari seng yang ukurannya lebih
kecil dengan ukuran dalam mesin tetas atau bisa juga tempat yang terbuat dari
plastik yang sudah jadi. Bentuk bak air tersaji pada Gambar 1.6. dan 1.7

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 3 | 26


Penetasan Telur Unggas

Gambar 1.6. Penampungan Air (Bak Air)

Gambar 1.7. Bak Air Dari Plastik

Sumber Pemanas
Mesin tetas yang dibuat merupakan mesin tetas kombinasi menggunakan dua
sumber panas yaitu lampu tempel dan listrik. Penggunaan mesin tetas kombinasi
mempunyai keuntungan yaitu bila listrik mati, bisa menggunakan lampu tempel.

Alat Pengukur Temperatur


Pengukur suhu berupa thermometer khusus untuk penetasan ataupun
thermometer ruangan.

Termoregulator
Termoregulator yang digunakan pada mesin tetas kombinasi yaitu
termoregulator ganda, yang dapat dibeli di Missouri (daerah Bandung).
Termoregulator terdiri dari beberapa bagian yaitu :

Kapsul
Kapsul ini berupa pelat kuningan tipis yang di dalamnya berisi larutan eter. Eter
ini biasnya akan mengembang atau menipis bila terjadi perubahan suhu. Eter
mudah menguap kalau dipanaskan. Kerja eter dimanfaatkan untuk mengangkat atau
menurunkan pen setang termoregulator yang terletak di atasnya. Gambar kapsul
dapat dilihat pada Gambar 1.8.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 4 | 26


Penetasan Telur Unggas

Gambar 1.8. Kapsul Thermoregulator

Tombol pengatur
Tombol pengatur berguna untuk mengatur kedudukan termostat pada suhu yang
sudah ditentukan. Tombol ini berhubungan langsung dengan kapsul, sehingga
pengaturan suhu dimulai dari tombol ini.
Setang dimasukkan dalam sebuah pipa yang berlubang. Setang pada pipa
berhubungan langsung dengan tangkai termoregulator. Penampang tombol
pengatur dapat dilihat pada Gambar 1.9.

Gambar 1.9. Penampang Tombol Pengatur

Tangkai Termoregulator
Tangkai ini berguna untuk mengangkat tutup pipa dan berfungsi dengan baik
bila dihubungkan dengan kapsul. Pada tangkai ini digunakan pemberat untuk

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 5 | 26


Penetasan Telur Unggas

mengatur keseimbangan. Penampang tangkai thrmoregulator dapat dilihat pada


Gambar 1.10.

Gambar 1.10. Penampang Tangkai Thermoregulator

Fumigasi Mesin Tetas


1. Ukur volume mesin tetas dengan alat ukur (meteran) yaitu panjang, lebar dan
tinggi dari mesin tetas bagian dalam. Selanjutnya nilai volume yang saudara
dapatkan konversikan pada Tabel 1.2.
2. Tutup semua ventilasi atau lubang pada mesin tetas dengan menggunakan
kertas bekas atau kertas koran.
3. Hitung kebutuhan KMn04 dan formalin 40 % sesuai dengan volume mesin tetas
pada konsentrasi 3 kali.
4. Timbang KmnO4 dengan menggunakan neraca O’haus sesuai dengan
perhitungan yang saudara dapatkan, setelah itu tempatkan KmnO 4 pada cawan
petridis.
5. Ukur volume formalin 40 % dengan menggunakan gelas ukur sesuai dengan
perhitungan yang saudara dapatkan, lalu masukkan cairan formalin 40 % pada
labu erlenmeyer.
6. Tempatkan cawan petridis yang berisi KMnO4 pada tempat penyimpanan telur
tetas dalam mesin tetas, lalu tuangkan larutan formalin 40 % yang terdapat
dalam labu erlenmeyer secara hati-hati ke cawan petridis.
7. Tutup pintu mesin tetas dengan segera, agar gas yang timbul tidak sampai ke
luar dari dalam mesin tetas.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 6 | 26


Penetasan Telur Unggas

Tabel 1.2. Fumigasi Formaldehide untuk volume ruang 2,83 m 3

Konsentrasi KMnO4 (g) Formalin 40 % (cc/ml)


1 kali 20 40
2 kali 40 80
3 kali 60 120
4 kali 80 160
5 kali 100 200
Sumber : North dan Bell, 1990

Contoh :
Misal mesin tetas mempunyai panjang = 50 cm, lebar = 50 cm, dan tinggi 50 cm,
maka volume mesin tetas yaitu 0,5 x 0,5 x 0,5 = 0,125 m 3.
Untuk fumigasi dilakukan konsentrasi 3 kali, jadi jumlah untuk :

KMnO4 :

0,125
x 60 = 2,65 g
2,83

Formalin :

0,125
x 120 = 5,3 ml
2,83

Seleksi Telur Tetas


Untuk menghasilkan daya tetas yang tinggi pada telur tetas, perlu dilakukan
seleksi telur tetas. Terdapat beberapa kriteria dalam seleksi telur tetas meliputi :
bobot telur, bentuk telur, kualitas kerabang, kebersihan telur, kualitas interior (bagian
dalam) telur dan warna kerabang. Namun warna kerabang tidak merupakan
keharusan dalam seleksi telur tetas.

Bobot Telur
Bobot telur tetas yang seragam akan menghasilkan anak ayam yang seragam.
Sebaliknya kalau bobot telur beragam telur-telur tetas tidak akan serempak menetas.
Bobot telur berkaitan erat dengan bobot tetas (bobot anak ayam). Bobot tetas

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 7 | 26


Penetasan Telur Unggas

biasanya berkisar antara 62 – 68 % dari berat telur tetas. Semakin berat bobot telur
semakin berat bobot DOC, begitu pula sebaliknya. Namun bobot telur terlalu berat
atau kecil, akan menyebabkan daya tetas rendah dibandingkan dengan bobot
normal. Oleh karena itu perlu diperhatikan bobot telur tetas yang ideal.
Bobot telur yang ideal :
- Ayam ras : 55 – 65 g
- Ayam kampung : 35 – 45 g
- Itik : 65 – 75 g
- Puyuh : 9 – 11 g

Bentuk Telur
Bentuk telur yang baik adalah ovoid (tidak bulat dan dan tidak lonjong). Bentuk
terlalu lonjong atau terlalu bulat, maka daya tetas rendah. Hasil penelitian
membuktikan bahwa telur bentuk ovoid dapat menetas hingga 70 – 75 %,
sedangkan yang bulat atau lonjong hanya menetas 30 – 35 %. Bentuk telur
berhubungan dengan keturunan tetapi dapat diperbaiki melalui seleksi.

Kualitas Kerabang
Kualitas kerabang sangat menentukan terhadap daya tetas telur, terutama
mengenai ketebalan kerabang. Kerabang yang tebal ataupun tipis kurang baik untuk
ditetaskan. Telur yang kerabangnya tebal, benjol, bintik-bintik, kotor, keriput, atau
kerabangnya retak biasanya jarang menetas atau daya tetasnya berkurang. Hal ini
dipengaruhi faktor genetik, makanan, suhu lingkungan, dan penyakit. Ketebalan
kerabang ayam yang baik yaitu 0.33 - 0.35 mm.

Warna Telur
• Bisa menyebabkan perbedaan daya tetas.
• Warna yang lebih gelap dapat menghasilkan daya tetas lebih tinggi.
• Biasanya pada ayam dengan warna kerabang lebih gelap daya tetasnya lebih tinggi,
sedangkan pada itik sebaliknya. Namun demikian ayam dengan warna kerabang
light brown tidak berarti daya tetasnya rendah, karena harus diingat faktor dari
keturunan.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 8 | 26


Penetasan Telur Unggas

Warna Daya Tetas Daya tetas


(dari yang fertil) (dari semua telur)
Very Light Brown 71,1 64,1
Light Brown 76,1 66,9
Medium Brown 78,9 70,5
Medium Dark Brown 81,8 76,0
Dark Brown 81,8 74,5
Very Dark Brown 84,1 72,1

Umur Telur Tetas


Telur tetas yang baik untuk ditetaskan harus yang berumur antara satu sampai
dengan tujuh hari, yang paling optimal umur empat hari. Telur yang terlalu lama
disimpan dapat mengakibatkan terjadinya kematian embrio pada hari ke-2 hingga ke-
4. Bila terjadi perkembangan embrio tidak sempurna, karena tidak dalam lingkungan
yang sesuai. Sebaiknya telur tetas yang digunakan umurnya seragam, bila telur
tetas terlalu beragam, telur tidak serempak menetas.

Kebersihan Telur
Telur-telur yang akan ditetaskan hendaknya dalam keadaan bersih. Telur
yang kotor dan terkontaminasi bakteri dapat mengakibatkan telur membusuk dan
meledak dalam di dalam mesin tetas. Kebersihan telur ini dapat dilihat dari keadan
bagian luar kerbang telur.
Telur yang kotor dilakukan pencucian atau pembersihan, namun sebaiknya
diupayakan agar telur tetas yang akan ditetaskan bersih alami bukan karena dicuci
atau dibersihkan. Bila terpaksa telur harus dicuci atau dibersihkan terdapat
beberapa cara pencucian atau pembersihan telur. Pembersihan telur secara basah
yaitu dicuci menggunakan air hangat atau desinfektan khusus untuk pencucian telur
dengan menggunakan lap atau tissue, dan pembersihan telur secara kering yaitu
menggunakan ampelas halus.

Kualitas Interior
• Adanya blood/meat spot, bubbly air cell (bergelembung), tremulous air cell
(bergerak), waterry white (encer) maka daya tetas rendah bila dibandingkan dengan
yang normal.
• HU (Haugh Unit) tinggi, maka daya tetas tinggi. Jadi ada kaitannya dengan kekentalan
putih telur. Bila dicandling telur yang gambaran yolknya kurang jelas maka daya tetas
lebih tinggi 10-15 % daripada gambaran yolk yang jelas.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 9 | 26


Penetasan Telur Unggas

Metode Sanitasi Telur Tetas


Sanitasi telur tetas (melalui kerabang) hanya effektif membunuh mikroorganisme
yang berada pada kerabang, oleh karena itu menurunkan jumlahnya yang akan
masuk. Selain itu akan mencegah penyebaran mikroorganisma dari telur ke telur bila
telah disimpan dalam mesin tetas.
Berbagai cara dilakukan, yang penting lakukan segera setelah ditelurkan.

Lima Cara yang Umum digunakan :


(1) Formaldehyde gas
Telur tetas yang baru ditelurkan sebaiknya difumigasi dengan kekuatan 3 kali selama
20 menit, sedangkan untuk telur tetas yang masuk mesin tetas difumigasi dengan
kekuatan 2 kali selama 20 menit di dalam lemari khusus. Ini sangat baik untuk
membunuh mikroorganisma secara langsung, karena gas mudah untuk memfumigasi
telur dalam jumlah banyak.

(2) Quatenary Amonia


Disemprotkan pada telur dengan larutan hangat-hangat kuku yang mengandung 200
ppm. Keuntungannya dapat segera dilakukan setelah telur diambil dari sarang.
Kelemahannya mengurangi daya kerja bila telur tertutup bahan-bahan organik (telur
yang kotor).

(3) Chlorine dioxide


Cara ini mungkin paling baik untuk membunuh bakteri. Disemprotkan dengan
konsentrasi 80 ppm dan dilakukan pada telur yang telah diambil dari sarang dan
ditempatkan pada flats atau tray.

(4) Ozone (O3)


Biaya dapat lebih rendah dan dilakukan pada lemari yang tertutup rapat dengan
dosis yang baik pada 1000 ppm. Kelemahannya Sanitasi dengan cara ini tidak dapat
dilakukan dengan cepat.

(5) Pencucian Telur


Mesin cuci telur yang modern sehingga effektif untuk sanitasi telur tetas. Desinfektan
yang khusus dapat ditambahkan pada cairan pencuci, setelah dicuci dapat disemprot
dengan cairan yang mengandung chlorine. Pencucian hendaknya sesedikit mungkin
menggunakan penyikatan karena akan merusak lapisan cuticle. Temperatur air
pencuci yaitu + 105 - 110 oF (40.5 - 43.3 oC) untuk memperkecil kehilangan panas
dan embryo muda tidak boleh dipanaskan di atas 99 oF (37.2 oC).

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 10 | 26


Penetasan Telur Unggas

Seleksi Telur Tetas


1. Lakukan pencucian pada telur-telur yang kotor menggunakan air hangat dilap
dengan tisue.
2. Setelah kering candling telur untuk melihat keadaan kerabang, apakah terdapat
retak halus (hair check). Bila terdapat yang retak maupun yang retak halus pada
kerabang telur, pisahkan telur tersebut jangan ditetaskan.
3. Berikan tanda huruf A pada kulit telur bagian atas dan huruf B pada kulit telur
bagian bawah (rotasi 180o), serta berikan penomoran angka secara berurut pada
masing-masing telur yang akan ditetaskan.
4. Timbang bobot telur tetas tersebut catat beratnya sesuai dengan nomor urut
telur.
5. Ukur panjang dan lebar atau diameter telur dengan menggunakan jangka sorong
untuk menentukan bentuk telur (shape index). Rumus shape index :

Lebar telu r
SI = x 100
Panjang telur

Bila shape indeks kurang dari 69 bentuk telur lonjong, shape indeks antara 69 –
77 bentuk telur normal (ovoid) dan di atas 77 bentuk telur bulat.
Setelah dihitung catat bentuk telur tersebut lonjong, norma atau bulat.

Fumigasi Telur Tetas


1. Fumigasi telur tetas sebaiknya dilakukan pada lemari khusus.
2. Ukur volume mesin tetas dengan alat ukur (meteran) yaitu panjang, lebar dan
tinggi dari mesin tetas bagian dalam.
3. Tutup semua ventilasi atau lubang pada mesin tetas dengan menggunakan
kertas bekas atau kertas koran.
4. Hitung kebutuhan KMn04 dan formalin 40 % sesuai dengan volume mesin tetas
pada konsentrasi 1- 2 kali selama 10 – 20 menit.
5. Timbang KmnO4 dengan menggunakan neraca O’haus sesuai dengan
perhitungan yang saudara dapatkan, setelah itu tempatkan KmnO4 pada cawan
petridis.
6. Ukur volume formalin 40 % dengan menggunakan gelas ukur sesuai dengan
perhitungan yang saudara dapatkan, lalu masukkan cairan formalin 40 % pada
labu erlenmeyer.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 11 | 26


Penetasan Telur Unggas

7. Tempatkan cawan petridis yang berisi KMnO 4 pada tempat penyimpanan telur
tetas dalam mesin tetas, lalu tuangkan larutan formalin 40 % yang terdapat dalam
labu erlenmeyer secara hati-hati ke cawan petridis.
8. Tutup pintu mesin tetas dengan segera, agar gas yang timbul tidak sampai ke
luar dari dalam mesin tetas.
9. Cara perhitungan maupun Tabel kebutuhan untuk KmnO 4 dan formalin sesuai
dengan ketentuan pada mesin tetas.

PENETASAN TELUR TETAS


Perbedaan Unggas dengan Mammalia

Perlu diketahui bahwa perkembangan/pertumbuhan embryo ternak unggas berbeda


dengan binatang menyusui, yaitu :
• Ovum fertil tidak pernah lagi secara langsung mempunyai hubungan organik
dengan induknya.
• Hampir seluruh perkembangan embryo terjadi di luar tubuh induknya.
• Embryo tidak pernah lagi mendapat makanan langsung dari induknya.
Perbedaaan ini menyebabkan cara perkembangbiakkan ternak unggas sangat
berbeda dengan mamalia, oleh karena itu kita harus menetaskan telur-telur lalu
membesarkan anak-anaknya dengan induk buatan dan lama sekali tidak
dibesarkan oleh induknya.
Perkembangan embryo : - di luar tubuh induknya
- di dalam tubuh induknya

Perkembangan Extra Embryonic Membran


Secara anatomis embryo tidak mempunyai hubungan dengan tubuh induknya,
secara alamiah akan dibantu oleh membran-membran tertentu yang dapat
memanfaatkan makanan yang terdapat di dalam telur. Bagian membran terdapat
pada Gambar 3-1. Membran-membran tersebut adalah :

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 12 | 26


Penetasan Telur Unggas

Gambar 3-1. Membran pada Embrio

Yolk sac
Membungkus yolk, membran ini mensekresikan suatu enzym yang
merubah isi yolk ke dalam bentuk larutan, sehingga bahan makanan dapat
diabsorbsi dan dimanfaatkan oleh embryo yang sedang berkembang. Yolksac
bersama-sama dengan isi sisanya (yolk) sebelum terjadi penetasan akan masuk
kedalam rongga tubuh dan berfungsi sebagai persediaan makanan bagi anak ayam
yang baru menetas.
Jumlah sisa yolk + 5-6 gram, oleh karena itu anak ayam yang baru
menetas bisa tahan beberapa hari (+ 48 jam) tanpa makan dan minum.

Amnion
Amniotic sac membantu embryo muda dalam perkembangannya,
didalamnya berisi cairan yang terlihat transparan dimana embryo berada didalamnya.
Cairan amnion tersebut terbentuk setelah terbentuk amnionnya.
Gunanya cairan sebagai bantalan, untuk meredam goncangan dari luar dan
mencegah embryo menjadi kering atau shock.

Allantois
Bertindak sebagai circulatory system, fungsinya sebagai sistem :
Respiratori, menyediakan O2 dan membuang CO2.
Ekskretori, mengambil eksresi dari ginjal embryo
Digestive, membantu pencernaan albumen dan absorbsi Ca dari kerabang.

Chorion

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 13 | 26


Penetasan Telur Unggas

Suatu membran dalam perkembangannya bergabung dengan inner cell membran


(keluar) dan ke dalam bergabung dengan allantois yang selanjutnya berguna untuk
menyempurnakan fungsi-fungsi metabolisme.
Dalam perkembangannya chorion dan allantois segera bergabung membentuk
chorioallantois dan chorioallantois ini membentuk hubungan dengan shell
membran.

Amnion Sac
Membungkus embryo

Perkembangan Embryo Selama Pertumbuhan


Rongga udara : karena selama pengeraman terjadi kehilangan cairan maka akan
mengurangi besar dan isi telur sehingga meningkatkan besar rongga udara. Setelah
19 hari pengeraman maka rongga udara + 1/3 dari bagian telur.

Gambar 3-2. Perkembangan Embrio Ternak Unggas

HARI 1
4 jam : jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk
12 jam : jantung mulai berdenyut. Dimulai terjadi sirkulasi darah dengan
adanya penggabungan pembuluh darah embryo dengan yolk sac.
16 jam : tanda pertama terlihat kemiripan bentuk embryo ayam
18 jam : kehadiran saluran alimentary/Alimentary track
20 jam : kehadiran vertebral column
21 jam : awal pembentukan sistem syaraf

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 14 | 26


Penetasan Telur Unggas

22 jam : kepala mulai dibentuk


24 jam : awal pembentukan mata

HARI 2
25 jam : awal pembentukan telinga

HARI 3
60 jam : awal pembentukan hidung
62 jam : kaki mulai berkembang
64 jam : awal pembentukan sayap, embryo mulai berputar sehingga terletak
dibagian kiri. Sistem sirkulasi cepat berkembang selama hari ke-3.

HARI 4
Lidah mulai terbentuk dan sekarang semua organ-organ tubuh hadir

HARI 5
• organ-organ reproduksi berdifferensiasi dan jenis kelamin mulai berkembang.
• jantung mulai memperlihatkan bentuk yang sebenarnya dan vascular area dari
yolk sac membungkus 1/3 bagian yolk.

HARI 6
Paruh dan gigi paruh (egg tooth) mulai berbentuk normal.

HARI 7
Tubuh mulai cepat berkembang, demikian juga kepala organ-organ tubuh nampak.

HARI 8
Mulai nampak awal pembentukan bulu

HARI 10
Paruh mulai mengeras, jari kaki mulai nampak

HARI 11
Dinding abdomen nampak, dan usus dapat terlihat di dalam yolk sac

HARI 13
Kerangka mulai mengeras dan organ-organ tertentu (utama) berdifferensiasi hanya
untuk pertumbuhan akhir.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 15 | 26


Penetasan Telur Unggas

HARI 14
Embryo berputar secara paralel dengan sumbu memanjang telur dan kepala secara
normal mengarah kepada bagian tumpul dari telur (ada rongga udara telur).

HARI 17
Kepala berputar dan paruh yang berada dibawah sayap dan menghadap/mengarah
pada bagaian terbawah dari air cell yang telah membesar.

HARI 19
Yolk sac mulai masuk ke dalam rongga tubuh dan anak ayam menempati posisi yang
diperlukan untuk pipping (melubangi) kerabang. Bahan-bahan yolk yang digunakan
sebagai supply makanan pada beberapa hari dari kehidupan anak ayam.

HARI 20
• Yolk sac semuanya sudah masuk ke rongga tubuh
• Embryo telah memenuhi seluruh isi telur, kecuali air cell (rongga udara)
• Selanjutnya paruh anak ayam menembus inner shell membran dan masuk ke
dalam air cell.
• Secara perlahan anak ayam menghirup udara dan pernapasan pulmonary mulai
terjadi.
• Selanjutnya terjadi lubang/ pip pada kerabang, udara luar masuk dan pada saat
itu jantung menjadi sepenuhnya berfungsi dan anak ayam berada pada keadaan
kritis (periode kritis yang kedua).

HARI 21
• Setelah pipping terjadi (lubang), anak ayam istirahat untuk beberapa jam,
kemudian selanjutnya memotong jalur melingkar dari telur (kerabang) dengan
arah berlawanan dengan perputaran jarum jam. Lubang normalnya dekat
dengan lapisan tumpul telur.
• Dari saat kerabang pecah sampai anak ayam nampak membebaskan diri +
10-20 jam.

Terjadi Pipping
Keadaan CO2 meningkat konsentrasinya, anak ayam di dalam memerlukan O 2 lebih,
kemudian menembus inner shell membran kemudian kerabang.
Egg Tooth membantu menolong membuka selaput daripada kerabang. Pipping
terjadi di daerah rongga udara.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 16 | 26


Penetasan Telur Unggas

Syarat-syarat Kondisi Lingkungan Selama Inkubasi


Periode penetasan terdiri dari dua yaitu periode setter (pengeraman) dan
periode hatcher(penetasan). Periode setter yaitu periode dimana telur unggas
mengalami pemutaran, sedangkan periode hatcher yaitu periode dimana telur tidak
mengalami pemutaran. Untuk lebih jelasnya periode masing-masing unggas dapat
dilihata pada Tabel Jangka waktu menetas beberapa species unggas, serta waktu
setter dan hatcher.

Keberhasilan dalam menetaskan telur unggas meliputi beberapa syarat-syarat


yaitu suhu, kelembaban, kandungan oksigen (O 2) dan karbondioksida (CO2), aliran
udara, serta pemutaran telur.

Suhu
Suhu lingkungan mesin tetas pada prinsipnya untuk semua telur unggas, pada
periode setter lebih tinggi dibandingkan dengan periode hatcher karena pada periode
setter embrio baru tumbuh, sedangkan pada periode hatcher suhu tidak perlu tinggi
karena embrio sudah menghasilkan panas tubuh.

Suhu lingkungan pada mesin tetas baik pada periode setter dan hatcher untuk
semua telur unggas berbeda, namun secara prinsip telur unggas dapat menetas
pada temperatur 98 – 102 oF. Perbedaan suhu untuk semua unggas selama inkubasi
dipengaruhi : besar telur, kualitas kerabang, genetik, dan umur telur.

Kelembaban

Pada ayam sampai dengan hari ke-19 bobot telur berkurang 10,5 % karena
evaporasi. Untuk mendapatkan perkembangan embryo yang normal supaya jadi
anak unggas dengan berat ideal, perlu evaporasi dari isi telur dengan kecepatan
tertentu. Bila isi telur cepat kering menyebabkan anak unggas lebih kecil dari
normal. Juga bila evaporasi tidak terlalu cepat, anak unggas akan lebih besar
daripada yang normal. Pada kedua kasus tersebut menyebabkan embryo lemah,
daya tetas rendah dan kualitas anak unggas rendah.

Kelembaban udara selama inkubasi pada periode harcher harus lebih tinggi
dibandingkan periode setter, karena pada periode hatcher embrio akan menetas
untuk memecahkan kerabangnya. Kelembaban udara untuk semua jenis unggas
berkisar antara 60 - 80 %.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 17 | 26


Penetasan Telur Unggas

Kebutuhan O2 dan CO2

Kebutuhan oksigen selama inkubasi 21 % dan karbondioksida maksimal tidak


melebihi 0,5 %

Aliran Udara

Aliran udara selama inkubasi yaitu 12 cm/menit atau 2 m/detik, fungsinya untuk untuk
menyeragamkan suhu dan kelembaban, menyediakan O 2 dan pengeluaran CO2, dan
membantu mengeluarkan suhu yang terlalu tinggi.

Pemutaran Telur
Pemutaran telur unggas pada saat periode setter perlu dilakukan agar embrio tidak
menempel pada kerabang dan suhu serta kelembaban pada semua bagian telur
merata. Periode hatcher telur tidak perlu diputar agar embrio tidak terjadi kesalahan
posisi pada saat memecahkan kerabang.

Jangka waktu menetas beberapa species unggas, serta waktu setter dan hatcher

Species Hari Setter Hacther


Chicken (ayam) 21 1 – 18 19 – 21
Turkey (kalkun) 28 1 – 25 26 – 28
Duck 28 1 – 25 26 – 28
Muscovy duck 32 1 – 29 30– 32
Goose (angsa) 32 1 – 29 30– 32
Pigeon (merpati) 18 1 – 15 16 – 18
Bob White Quail (puyuh tipe pedaging) 23 1 – 20 21– 23
Coturnix Quail (puyuh tipe petelur) 17 1 – 14 15 – 17
Ostrich 42 1 – 39 40 – 42
Penyebab dan Tindakan Pencegahan Gagal Penetasan
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan/Pencegahan

Telur meledak • Telur terkontaminasi bakteri • Telur dibersihkan dan difumigasi sebelum
ditetaskan
• Telur kotor • Telur dibersihkan sebelum ditetaskan
• Pencucian telur kurang baik • Telur dicuci bersih
• Mesin tetas kotor terkontaminasi bakteri • Mesin tetas dibersihkan dan difumigasi

Telur tampak terang saat • Telur infertil karena perbandingan antara • Perbandingan jantan dan betina (sex ratio)
diteropong jago (pejantan) dan induk (sex ratio) (1 : 6 - 8)
kurang seimbang

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 18 | 26


Penetasan Telur Unggas

• Telur infertil karena ransum induk dan • Gizi ransum ditambahkan vitamin A dan E
pejantan defisiensi vitamin A dan E sesuai kebutuhan
• Telur infertil karena umur induk atau • Umur pejantan minimal 12 bulan dan
pejantan terlalu muda atau terlalu tua induk 10 bulan
• Telur infertil karena karena pejantan • Pejantan diganti dengan yang baik dan
kurang aktif mengawini betina atau diberi ransum yang berkualitas
kualitas sperma kurang baik
• Embrio mati dini karena penyimpanan • Telur tetas harus disimpan pada suhu 12 –
telur tetas kurang baik 15 oC (55 – 60 oF) dan kelembaban 75 –
• Embrio mati dini karena penyimpanan 80 %
telur tetas terlalu lama • Tempat penyimpanan terlindung dari
• Embrio mati dini karena fumigasi terlalu pengaruh panas dan angin langsung,
lama atau dosis fumigan terlalu tinggi bersih, serta tidak berbau
• Sebaiknya lama penyimpanan telur tetas
tidak melebihi 7 hari
• Fumigasi dilakukan sesuai dosis dan
waktu yang ditetapkan

Telur tampak seperti ada • Embrio mati umur 2 – 4 hari karena • Induk diseleksi hanya yang baik saja
gumpalan darah bawaan dari induk
berbentuk cincin saat • Embrio mati umur 2 – 4 hari karena jago • Induk harus bebas penyakit
diteropong dan induknya terserang penyakit
• Telur teralu lama atau tua • Telur diseleksi sebelum ditetaskan
• Penanganan telur terlalu kasar • Penanganan telur harus hati-hati
• Suhu penetasan terlalu tinggi atau terlalu • Suhu dikontrol dengan menggunakan
rendah termostat (pengaturan suhu) dan
pengaturan ventilasi

Kematian embrio pada • Kualitas ransum induk kurang baik • Induk diberi ransum yang berkualitas baik
minggu kedua tinggi sesuai dengan kebutuhan
• Pengaruh faktor bawaan dari induk • Induk dipilih yang baik
• Telur disimpan di tempat panas sebelum • Penyimpanan telur harus benar
ditetaskan
• Suhu penetasan terlalu tinggi atau terlalu • Termostat dikontrol dan ventilasi diatur
rendah
• Pemutaran telur tidak teratur dan atau • Pemutaran telur dilakukan teratur tiga kali
frekluensi pemutaran kurang sehari
• Ventilasi kurang baik sehingga ruang • Pembukaan dan penutupan ventilasi diatur
penetasan terlalu banyak CO2 sesuai perkembangan embrio

Kantung udara terlalu • Telur terlalu besar dibandingkan besar • Besar atau berat telur yang ditetaskan
kecil (telur lama dalam rata-rata telur tetas relatif seragam sesuai dengan jenis
penetasan) unggas yang ditetaskan

Kantung udara terlalu • Telur terlalu kecil • Besar telur harus diseleksi
besar • Kelembaban pada hari ke -1 sampai hari • Bak aiar harus terisi 2/3 bagian
ke-19 terlalu rendah

Telur menetas terlalu dini • Kelembaban pada hari ke -1 sampai hari • Jumlah air dalam bak harus dikurangi
ke-19 terlalu tinggi
• Telur terlalu kecil • Telur harus diseleksi
• Suhu pada hari ke -1 sampai hari ke-19 • Termostat dikontrol dan ventilasi diatur
terlalu tinggi

Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan/Pencegahan


Telur terlambat menetas • Telur terlalu besar • Telur harus diseleksi
• Telur sudah lama • Telur harus diseleksi
• Suhu pengeraman terlalu rendah • Termostat dikontrol dan ventilasi diatur
• Kelembaban pengeraman terlalu rendah • Bak air dikontrol, berisi air 2/3 bagian

Embrio tumbuh tetapi • Defiensi gizi pada ransum induk • Induk diberi ransum berkualitas baik
paruh belum ada dalam • Sirkulasi udara mesin tetas kurang baik • Pengaturan ventilasi perlu dikontrol
kantung udara • Suhu pada hari ke-1 sampai degan ke-10 • Termostat perlu dikontrol
terlalu tinggi • Bak air dalam mesin tetas selalu dikontrol
• Kelembaban pada hari ke-19 terlalu tinggi

Kerabang telur terlalu dini • Suhu pada hari ke-1 sampai dengan hari • Termostat dikontrol dan ventilasi diatur
retakk (pipping) ke-19 terlalu tinggi • Bak aiar dikontrol

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 19 | 26


Penetasan Telur Unggas

• Kelembaban pada hari ke-1 sampai


dengan hari ke-19 terlalu tinggi

Embrio mati setelah • Kualitas ransum induk kurang baik • Induk diberi ransum berkualitas baik
kerabang telur retak • Induk terserang penyakit • Induk dipilih yang sehat
• Faktor bawaan oleh induk • Induk dipilih yang baik
• Adanya gen letal yang dibawa induknya • Induk dipilih yang baik
• Kerabang telur tipis • Telur diseleksi
• Peletakkan bagian ujung telur yang • Bagian ujung telur yang runcing harus
runcing di atas berada di bawah
• Pemutaran telur setelah dimasukkan ke • Telur harus diputar pada umur 4 – 18 hari
mesin tetas terlambat • Termostat, bak air, dan ventilasi diatur
• Telur tidak memperoleh suhu,
kelembaban, dan ventilasi yang sesuai

Posisi embrio abnormal • Kualitas ransum induk kurang baik • Induk diberi ransum berkualitas baik
• Bentuk telur abnormal • Bentuk telur ovoid (tidak bulat dan tidak
• Peletakkan bagian ujung telur yang lonjong)
runcing berada di atas • Bagian ujung telur yang runcing diletakkan
• Pemutaran telur kurang benar di bagian bawah, sedangkan bagian yang
tumpul di atas
• Telur diputar saat umur 4 – 18 hari
minimal tiga kali sehari

Anak ayam lengket • Telur terlalu lama • Telur diseleksi


(albumen lengket pada • Sirkulasi udara dalam ruang penetasan • Ventilasi udara perlu selalu dikontrol
bulu) terlalu lambat
• Suhu ruang penetasan terlalu tinggi • Termostat dikontrol
• Kelembaban ruang penetasan tyerlalu • Bak air dikontrol
tinggi

Anak ayam tidak • Bobot telur terlalu beragam • Telur diseleksi hanya yang besarnya sama
serempak menetas • Umur telur beragam atau seragam
• Telur berasal dari induk bangsa (breed) • Telur diseleksi hanya yang umurnya relatif
berbeda sama
• Adanya penyakit atau cekaman pada • Telur yang diseleksi hanya dari induk
sekelompok induk bangsa yang sama
• Sirkulasi udara dalam mesin kurang baik • Stress induk atau serangan penyakit harus
dicegah
• Ventilasi udara perlu dikontrol

Anak ayam yang menetas • Sanitasi mesin tetas kurang baik • Mesin tetas harus disanitasi dengan baik
lembek • Suhu ruang penetasan terlalu rendah dan benar
• Kelembaban ruang penetasan terlalu • Termostat dan ventilasi udara harus
tinggi dikontrol
• Bak air dan ventilasi udara harus dikontrol

Anak ayam yang menetas • Telur terlalu dini ditetaskan • Telur diseleksi hanya yang cukup umur
kekeringan
• Kelembaban ruang penetasan terlalu • Bak air dan ventilasi udara dikontrol
rendah
• Anak ayam terlalu lama berada dalam • Anak ayam segera dikeluarkan dari mesin
mesin tetas setelah menetas tetas setelah semua bulunya kering
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan/Pencegahan
Anak ayam yang baru • Sanitasi mesin tetas kurang baik • Mesin tetas disanitasi dengan baik
menetas basah, kotor, dan
bau kurang sedap

Pusar tidak menutup, • Terjadi radang pusar (omphalitis) • Telur dan mesin tetas disanitasi dengan
basah, dan bau baik
• Ruang penetasan kotor • Mesin tetas disanitasi

Pusar basah dan tidak • Kualitas ransum untuk induk kurang baik • Induk diberi transum yang berkualitas baik
menutup dengan baik sesuai dengan kebutuhan
• Suhu ruang penetasan terlalu rendah • Termostat dan ventilasi udara dikontrol
• Suhu ruang penetasan berubah-ubah • Termostat dikontrol
• Kelembaban ruang penetasan terlalu • Bak air dan ventilasi udara dikontrol
tinggi

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 20 | 26


Penetasan Telur Unggas

• Kelembaban ruang penetasan setelah • Bak air dikontrol dan kelembaban


anak ayam menetas tidak diturunkan diturunkan

Anak ayam tidak dapat • Kualitas ransum untuk induk kurang baik • Induk diberi transum yang berkualitas baik
berdiri setelah menetas sesuai dengan kebutuhan
• Suhu ruang penetasan tidak memenuhi • Suhu ruang penetasan harus sesuai
syarat
• Kelembaban ruang penetasan terlalu • Bak air dan ventilasi udara dikontrol
tinggi
• Perlakuan pembukaan ventilasi ventilasi • Ventilasi dibuka sesuai dengan aturan
tidak memenuhi syarat mesin tetas yang ditetapkan

Anak ayam pengkor • Kualitas ransum untuk induk kurang baik • Induk diberi ransum yang berkualitas baik
sesuai dengan kebutuhan
• Suhu ruang penetasan berubah-ubah • Termostat dikontrol
• Posisi embrio tidak normal • Telur yang akan ditetas harus diseleksi

Jari-jari anak ayam • Kualitas ransum untuk induk kurang baik • Induk diberi ransum yang berkualitas baik
bengkok • Suhu ruang penetasan tidak memenuhi • Termostat harus dikontrol
syarat

Kaki anak ayam tidak • Alas temapat anak ayam licin • Alas tempat anak ayam dibuat dari bahan
lurus dan berjauhan satu yang tidak licin
sama lain

Bulu pendek • Kualitas ransum untuk induk kurang baik • Induk diberi pakan berkualitas
• Suhu pada 10 hari pertama masa • Suhu diatur sesuai periode penetasan
penetasan terlalu tinggi

Mata tertutup • Suhu menjelang menetas terlalu tinggi • Termostat dikontrol


• Kelembaban menjelang menetas terlalu • Bak air dikontrol
tinggi
• Ada banyak sisa-sisa bulu rontok dalam • Sisa-sisa bulu rontok dalam ruang
ruang penetasan penetasan dibersihkan

Tatalaksana Mesin tetas konvensional


1. Setelah telur diseleksi dan difumigasi, susun telur secara horizontal pada rak
telur mesin tetas.
2. Masukkan rak telur dan tutup pintu mesin tetas. Atur kondisi temperatur
dalam mesin tetas antara 98 – 102 oF, dengan cara memutar sekrup pada
bagian thermoregulator.
3. Hari pertama sampai dengan hari ketiga tidak usah diputar, dan baru diputar
pada hari keempat. Pemutaran dilakukan pada hari keempat sampai dengan
berakhirnya periode setter. Untuk ayam sampai hari kedelapan belas,
sedangkan untuk itik sampai hari keduapuluh lima. Pemutaran telur setiap
harinya dilakukan dua kali, baik pada telur ayam maupun telur itik yaitu pukul
: 07.00 - 09.00 WIB dan pukul 14.00 - 16.00 WIB.
4. Pembasahan telur, hanya dilakukan pada telur itik (telur unggas air) saja
dengan cara disemprot secara merata dengan air. Untuk penyemprotan
sampai hari ke-14 cukup satu kali (penyemprotan dilakukan pukul 14.00
WIB), sedangkan untuk hari ke-15 sampai hari ke-27 (menetas) 2 kali
(penyemprotan dilakukan pukul 07.00-09.00 dan 14.00 WIB).

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 21 | 26


Penetasan Telur Unggas

5. Pembasahan telur itik dilakukan sesudah pemutaran.


6. Catat setiap harinya pada lembaran yang telah disediakan yaitu nama dan
NPM yang bertugas, tanda tangan, kelompok, suhu, dan kejadian yang diluar
dugaan (misal : mati listrik, telur ada yang pecah, dsb).
7. Perhatikan bak air untuk kelembaban, jangan sampai kering. Isi bak air
antara 1/2 sampai 3/4 bagian wadah (sebaiknya pertahankan air dalam
wadah ¾ bagian).
8. Apabila terjadi mati listrik, saudara siapkan penyalaan lampu tempel dan
tunggu sampai suhu penetasan tercapai. Catat juga lamanya mati listrik
tersebut.
9. Catat kejadian-kejadian selama penetasan berlangsung dalam Tabel
pengamatan penetasan telur pada kolom keterangan.
10. Hitung persentase fertilitas pada hari ke tujuh dan persentase daya tetas.
11. Beri ulasan pada laporan akhir faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
fertilitas dan daya tetas.

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 22 | 26


Penetasan Telur Unggas

JADWAL DAN CARA KERJA PENETASAN TELUR AYAM

Tanggal
Penetasan
Penetasan
Hari ke-
Telur Ayam
Pengerjaan
1 Kontrol suhu, air dan telur jangan diputar, ventilasi tertutup
2 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi tertutup
3 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi tertutup
4 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka 1/4 bagian
5 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka 1/2 bagian

6 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka 3/4 bagian

7 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka seluruhnya,


candling, pecahkan, gambar
8 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka seluruhnya
9 Idem
10 Idem
11 Idem
12 Idem

13 Idem

14 Kontrol suhu, air dan telur diputar, candling, pecahkan, gambar


15 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka seluruhnya
16 Idem
17 Idem
18 Idem

19 Kontrol suhu, air dan telur tidak diputar, ventilasi buka seluruhnya

20 Idem

21 diharapkan menetas

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 23 | 26


Penetasan Telur Unggas

JADWAL DAN CARA KERJA PENETASAN TELUR PUYUH

Tanggal
Penetasan
Penetasan
Hari ke-
Telur Ayam
Pengerjaan
1 Kontrol suhu, air dan telur jangan diputar, ventilasi tertutup
2 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi tertutup
3 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi tertutup
4 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka 1/4 bagian
5 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka 1/2 bagian

6 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka 3/4 bagian

7 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka seluruhnya,


candling, pecahkan, gambar
8 Kontrol suhu, air dan telur diputar, ventilasi buka seluruhnya
9 Idem
10 Idem
11 Idem
12 Idem

13 Idem

14 Kontrol suhu, air dan telur diputar, candling, pecahkan, gambar


15 Kontrol suhu, air dan telur tidak diputar, ventilasi buka seluruhnya
16 Idem
17 diharapkan menetas

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 24 | 26


Penetasan Telur Unggas

JADWAL DAN CARA KERJA PENETASAN TELUR ITIK

Tanggal
Penetasan
Penetasan Pengerjaan
Hari ke-
Telur Itik
1 Kontrol suhu, air dan telur jangan diputar, basahi telur, ventilasi
tertutup
2 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 1 x, ventilasi tertutup
3 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 1 x, ventilasi tertutup
4 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 1 x, ventilasi buka 1/4
bagian
5 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 1 x, ventilasi buka 1/2
bagian
6 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 1 x, ventilasi buka 3/4
bagian
7 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 1 x, ventilasi buka
seluruhnya, candling, pecahkan, gambar
8 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 1 x,ventilasi buka
seluruhnya
9 Idem
10 Idem
11 Idem
12 Idem
13 Idem
14 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 1 x, ventilasi buka
seluruhnya, candling, pecahkan, gambar
15 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 2 x,ventilasi buka
seluruhnya
16 Idem
17 Idem
18 Idem
19 Idem
20 Idem
21 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 2 x, ventilasi buka
seluruhnya, candling, pecahkan, gambar
22 Kontrol suhu, air dan telur diputar, basahi telur 2 x, ventilasi buka
seluruhnya
23 Idem
24 Idem
25 Kontrol suhu, air dan telur tidak diputar, basahi telur 2 x,ventilasi
buka seluruhnya
26 Idem
27 Idem
28 diharapkan menetas

Manajemen Ternak Unggas 2020 H a l 25 | 26


Penetasan

Anda mungkin juga menyukai