Anda di halaman 1dari 18

Agribisnis Ternak Unggas

BAB. 5
PENETASAN TELUR
Nama Mata Pelajaran

Penetasan Telur

Kelas/Semester

X/1

Standar Kompetensi

Melaksanakan penetasan telur

Kompetensi Dasar

1.
Menetaskan telur dengan mesin tetas sederhana
2.
Mengenal mesin tetas otomatis (modern)

Alokasi Waktu

KEGIATAN
PEMBELAJARAN
1.

Menetaskan
telur dengan
mesin tetas
sederhana :
M
eyiapkan
penetasan
M
enyiapkan telur
tetas
M
elakukan
penetasan
M
emeriksa hasil
penetasan
M
engevaluasi
penetasan
M
emelihara mesin
tetas
S
eleksi DOC dan
mengepak DOC

80 jam

INDIKATOR

ALOKASI
WAKTU

PENILAIAN

TM

PS

SUMBER
BELAJAR

PI

Ada
nya mesin tetas
yang siap
dipergunakan
Ada
nya telur tetas
yang siap
ditetaskan
Ada
nya kegiatan
penetasan telur
Ada
nya kegiatan
pemeriksaan telur
Ada
nya pemeliharaan
mesin tetas
Ada
nya DOC yang
diseleksi dan
DOC yang dipak

Direktorat Pembinaan SMK 2008

Obs
ervasi/
pengamat
an

Has
il kerja

Tes
lisan

Tes
tertulis

14

Modul /
bahan

ajar
Menetasan
telur

Perpust
akaan

Inetern
et

126

Agribisnis Ternak Unggas

KEGIATAN
PEMBELAJARAN
2. Mengenal
mesin tetas dan
moderen

INDIKATOR

ALOKASI
WAKTU

PENILAIAN

TM

Adanya
perbedaan antara
mesin tetas
sederhana dan
moderen
Adanya
proses
penetasan telur
dengan mesin
tetas moderen

1. Penetasan Telur
Penetasan telur yang umum
dilakukan oleh peternak adalah ada
dua cara yaitu : penetasan telur
secara alami dan penetasan telur
secara buatan. Yang dimaksud
dengan penetasan telur secara alami
yaitu penetasan telur dengan
menggunakan induknya untuk
mengerami telurnya seperti ayam,
entok dan bangsa-bangsa burung.
Sedangkan untuk itik atau bebek tidak
bisa mengeraminya sendiri, biasanya
menggunakan unggas lain untuk
membantu menetaskan telurnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan
penetasan telur secara buatan yaitu
menetaskan telur dengan
menggunakan alat yang berupa
mesin tetas telur atau alat penetasan
telur. Di perusahaan pembibitan
ternak unggas (breeding farm), yang
sekala usahanya cukup besar seperti
Cipendawa dan Phokphand biasanya
menggunakan mesin tetas yang
moderen (komersial) dan
kapasitasnyapun cukup banyak.
Penetasan telur merupakan suatu
usaha untuk menghasilkan unggas
Direktorat Pembinaan SMK 2008

Obse 5

rvasi/
pengamatan
5

Has
il kerja

Tes
lisan

Tes
tertulis

PS
5
5

SUMBER
BELAJAR

PI

Modul /
bahan

ajar
Menetasan
telur

Perpust
n

Inetern
et

baru dalam meneruskan usaha


peternakan tersebut dengan cara
mengunakan mesin tetas selama
waktu tertentu , sesuai dengan jenis
telur yang ditetaskan.

1.1. Penetasan Telur Dengan


Mesin Tetas Sederhana
1.1.1. Menyiapkan Penetasan
Keberhasilan didalam kegiatan
penetasan sangat dipengaruhi oleh
mutu dari telur itu sendiri dan kondisi
atau keadaan mesin tetas. Agar
kondisi mesin tetas dapat
dipergunakan secara optimal maka
mesin tetas dan peralatan
pendukungnya harus dalam keadaan
steril atau bebas dari penyakit yang
dapat mengganggunya . Kegiatan
untuk sterilisasi dapat dilakukan
dengan cara fumigasi. Fumigasi alat
mesin tetas dan peralatan
pendukungnya ini mutlak harus
dilakukan oleh seseorang yang akan
melakukan kegiatan penetasan.
Sebelum kegiatan penetasan telur
unggas dilakukan ada beberapa hal
yang perlu dipahami dan
dipersiapkan diantaranya alat
penetas atau mesin tetas yang akan
127

Agribisnis Ternak Unggas

dipergunakan. Alat penetas telur ada


dua macam , yaitu mesin tetas
sederhana dan mesin tetas yang
moderen (komersial ).
1.1.2. Bagian-Bagian Mesin Tetas
Mesin tetas sederhana terdiri dari
berbagai komponen pendukung.
Komponen komponen tersebut
diantaranya:
Voltage rugulator: komponen ini
berfungsi untuk mengatur
tegangan
Thermostat : komponen yang
berfungsi untuk memutus arus
apabila keadaan suhu terlalu
tinggi.
Lampu sinyal: komponen yang
berfungsi untuk mengontrol bahwa
mesin tetas dijalankan, atau mesin
sudah bekerja. Dan apabila suhu
terlalu tinggi, maka lampu sinyal
akan mati
Ventilasi : berfungsi untuk
mengatur sirkulasi udara
Lampu : berfungsi untuk
penerangan dan penghangat
ruangan mesin tetas
Saklar : berfungsi untuk
menghidupkan arus listrik
Elemen : sebagai penghantar
panas
Rak telur: untuk meletakan telur
Bak air : berfungsi untuk mengatur
kelembaban.

Gambar 71. Thermostat Gas


1.1.3. Menyiapkan Mesin Tetas
Peralatan mesin tetas sebelum
dipergunakan sebaiknya dipersiapkan
terlebih dahulu. Persiapan disini
meliputi kegiatan-kegiatan
membersihkan dan mencuci. Setelah
alat mesin tetas telur tersebut
dibersihkan dan dicuci sampai bersih,
kemudian dijemur pada sinar
matahari atau dikeringkan. Alat mesin
tetas yang telah kering kemudian
disterilkan.
Pada saat melakukan sterilasi mesin
tetas tersebut jangan lupa peralatan
pendukung yang lainnya juga harus
disterilkan. Kegiatan sterilisasi mesin
tetas dapat dilakukan dengan cara
fumigasi . Fumigasi ini dapat
menggunakan bahan larutan
permanganat yang dicampur dengan
formalin dengan dosis tertentu.
Pelaksanaan sterilisasi tersebut
dengan meletakan larutan
permanganat dan formalin didalam
mesin tetas. Adapun tujuan dari
sterilsasi adalah untuk membunuh
mikroorganisma atau bibit penyakit
yang dimungkinkan dapat
mengganggu proses penetasan atau
dapat memutus jalur penyebaran
penyakit yang merugikan.

Gambar 72. Mesin tetas sederhana

Direktorat Pembinaan SMK 2008

128

Agribisnis Ternak Unggas

Setelah kegiatan sterilsasi mesin


tetas dilakukan, langkah berikutnya
adalah mencoba atau mengontrol
apakah alat mesin tetas tersebut
masih berfungsi secara optimal. Uji
coba mesin tetas sebelum digunakan
untuk menetaskan telur mutlak harus
dilakukan, karena untuk
mengantisifasi reksiko kegagalan
dalam penetasan.

ringan saja. Bila mesin tetas tersebut


sudah tidak ada masalah yang
mengggangu, selanjutnya mesin tetas
tersebut ditempatkan dalam ruangan
khusus yang betul-betul memenuhi
persyaratan baik dari suhu ruangan
maupun dari segi sirkulasi udaranya.

1.2. Syarat-syarat Penetasan

Mesin tetas harus disimpan pada


suatu ruangan yang permanen
dengan pintu dan jendela yang
cukup lebar untuk mengatur
sirkulasi udara dan cahaya.
Ruangan yang dalam keadaan
sejuk, keadaan sirkulasi udara
yang baik dan keadaan ruangan
yang tidak pengap, merupakan
keadaan yang paling baik dan
ideal untuk menempatkan atau
menyimpan mesin tetas. Dengan
keadaan ruangan yang baik dan
ideal ini akan dapat meningkatkan
keberhasilan didalam
pelaksanaan penetasan.

Memiliki jarak yang cukup aman


dari berbagai macam pencemaran
seperti debu, bau, makanan dan
kotoran kandang. Agar telur yang
ditetaskan dapat menetas
mencapai 80 % atau bahkan lebih,
maka tempat penetasan harus
jauh dari kotoran kandang,
pencemaran debu maupun bau
dan lainnya. Karena kotoran
kandang, debu, maupun
pencemaran bau akan dapat
mempengaruhi keberhasilan
dalam proses penetasan, atau
dengan kata lain dapat
menurunkan prosentase daya
tetas telur.

Ruang yang dipergunakan


untuk menyimpan mesin tetas
harus cukup lapang dan
diusahakan mesin tetas tersebut

Gambar. 73 Bahan untuk fumigasi


Pada saat mencoba alat mesin tetas
biasanya tidak menggunakan telur
tetas, karena uji coba ini dimaksudkan
hanya untuk mengatahui tingkat
kestabilan temperature dan tingkat
kelembaban ruangan penetasan.
Disaat mencoba mensin tetas ini
untuk amannya dapat dilakukan
kurang lebih dua hari penuh.
Sedangkan kisaran temperature
dalam ruangan penetasan bila
dianggap stabil berkisar antara 0,2 0,3 derajat celcius.
Jangan sekali-kali mencoba
memasukkan telur tetas ke dalam
mesin tetas apabila mesin tetas
tersebut belum diuji coba terlebih
dahulu. Karena resiko yang
ditanggung cukup besar yaitu telur
bisa tidak menetas semua. Apabila
pada saat diuji coba masih ada
bagian peralatan mesin tetas yang
tidak berfungsi maka perlu diperbaiki
terlebih dahulu. Perbaikan disini pada
umumnya hanya bersifat ringanDirektorat Pembinaan SMK 2008

129

Agribisnis Ternak Unggas

tidak kena angin. Apabila mesin


tetas kena angin secara langsung
akan dapat mempengaruhi
temperature udara di dalam mesin
tetas, yang akhirnya akan dapat
mempengaruhi keberhasilan
dalam penetasan telur
(menurunkan prosentase daya
tetas telur).
Disamping itu masih ada beberapa
hal yang harus diperhatikan
diantaranya:
Mempersiapkan mesin tetas ,
mencoba dan menghidupkannya
Menyusun rak-rak telur
Menempatkan rak-rak yang berisi
telur kedalam mesin tetas
Menyetel lubang ventilasi mesin
tetas, sebab ventilasi yang baik
sangat penting bagi keberhasilan
pekerjaan penetasan
Membalik dan mendinginkan telur
Melakukan peneropongan
Mengatur atau memeriksa
kelembaban udara dalam mesin
tetas.
Menurunkan anak-anak ayam
yang sudah menetas dari mesin
tetas
Pencatatan administrasi yang
berkaitan dengan setiap kali
penetasan.

1.3. Memilih Telur Tetas


Pekerjaan menetasankan telur
dikatakan berhasil apabila sebagian
besar dari telur-telur yang ditetaskan
dapat menetas. Apa usaha yang
dapat dilakukan agar dalam proses
penetasan telur mendapatkan daya
tetas yang tinggi. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka, perlu adanya
kegiatan seleksi telur sebelum telur
ditetaskan. Kegiatan seleksi telur
Direktorat Pembinaan SMK 2008

dapat dilakukan dengan cara


mengumpulkan telur-telur terlebih
dahulu, baik itu telur yang berasal dari
kandang sendiri, membeli dari pasar
atau membeli langsung dari peternak.
Seandainya telur didapatkan dengan
cara membeli dari petani peternak,
pilihlah peternak yang didalam
budidaya ayam ada pejantannya.
Jangan membeli telur untuk
ditetaskan berasal dari pemeliharaan
ayam yang tidak ada pejantannya.
Kalau hal ini terjadi maka kemungkin
besar telur-telur tersebut tidak dapat
menetas.
Begitu juga apabila telur yang akan
ditetaskan didapatkan membeli dari
pasar. Karena telur yang membeli dari
pasar juga tidak jelas asal usulnya,
apakah telur tersebut dibuahi atau
tidak, dan berapa lama telur tersebut
disimpan. Untuk itu telur yang bagus
untuk ditetaskan adalah telur-telur
yang didapat atau diperoleh dari
kandang yang jelas didalam
manajemen pemeliharaannya. Yang
dimaksud disini adalah perusahaan
pembibitan (breeding farm).
Diperusahaan pembibitan ternak
unggas untuk menghasilkan telur
yang memiliki daya tetas tinggi,
sesungguhnya sangat tergantung dari
kualitas induk dan pejantan yang
digunakan.
Walaupun induk dan pejantan yang
dipergunakan untuk memproduksi
telur tetas mempunyai kualitas
bagus, namun masih ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan pada saat
memilih telur tetas. Karena tidak
semua telur yang berhasil diambil dari
kandang ( breeding farm) mempunyai
kualitas bagus untuk ditetaskan.

130

Agribisnis Ternak Unggas

Gambar. 74 Telur afkhir karena


retak
Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan didalam seleksi telur
tersebut adalah sebagai berikut :
1.3.1. Bentuk Telur
Telur yang akan ditetaskan sebaiknya
pilihlah telur yang mempunyai bentuk
normal. Telur yang mempunyai bentuk
menyimpang dari keadaan normal,
biasanya kurang bagus daya
tetasnya. Telur yang dianggap bagus
mempunyai bentuk normal atau oval
dengan ukuran lebar telur kali
panjang telur. Jangan memilih telur
yang mempunyai bentuk terlalu
lonjong atau terlalu bulat. Telur yang
mempunyai bentuk terlalu bulat atau
terlalu lonjong kurang bagus untuk
ditetaskan.

1.3.2. Keadaan Kulit/Kerabang


Telur
Keadaan kulit atau kerabang telur
yang dalam keadaan pecah atau
retak tidak bagus untuk ditetaskan.
Karena telur yang retak atau pecah
dapat menyebabkan masukkan
mikroorganisma atau bibit penyakit
kedalam telur. Apabila keadaan kulit
telur yang pecah atau retak
dipaksanakan untuk ditetaskan maka
yang terjadi bukannya telur tersebut
menetas akan tetapi telur menjadi
busuk.
Disamping itu telur yang mempunyai
kualitas kulitnya tipis dan kerabang
Direktorat Pembinaan SMK 2008

telur berpasir (kerabang berbintikbintik kasar menyerupai pasir) juga


kurang bagus untuk ditetaskan.
Karena telur yang kulitnya tipis
tersebut tidak sempurna dalam
proses pembentukannya. Telur yang
bagus adalah telur yang mempunyai
kulit yang tidak terlalu tipis maupun
tidak terlalu tebal dilain itu telur yang
mempunyai kualitas bagus
mempunyai ciri Tebal kulit telur yang
normal berkisar antara 0,33 0,35
mm.
1.3.3. Berat Telur
Berat telur ayam ras yang baik untuk
ditetaskan antara 55 gram sampai
dengan 65 gram. Berat telur yang
terlalu besar kurang baik untuk
ditetaskan bahkan kemungkinan
besar tidak menetas apabila
ditetaskan, karena telur yang
mempunyai ukuran besar biasanya
kuning telurnya ada dua atau kembar.
Telur yang mempunyai ukuran besar
lebih baik digunakan sebagai telur
konsumsi. Disamping telur yang
berukuran lebih besar atau besar,
telur yang berukuran terlalu kecil juga
tidak bagus untuk ditetaskan.
1.3.4. Warna Kulit Telur
Keadaan warna kulit telur juga dapat
berpengaruh terhadap daya tetas
telur. Warna kulit telur yang normal
yaitu mempunyai kulit telur halus dan
rata.
1.3.5. Kebersihan Kulit Telur
Telur yang akan ditetaskan sebaiknya
dipilih yang kulitnya bersih.
Seandainya ada telur yang kulit telur
kotor maka harus dibersihkan terlebih
dahulu sebelum ditetaskan. Telur
yang kotor sebaiknya tidak ditetaskan,
karena telur yang kotor biasanya daya
tetasnya rendah, akibat sudah
terkontaminasi dengan
131

Agribisnis Ternak Unggas

mikroorganisma atau kuman yang


ada di kandang.
Telur yang dalam keadaan kotor
dapat dibersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan kertas bekas
bungkus semen, hal ini apabila
kondisi kotornya ringan. Selain
menggunakan kertas bekas dari
kantong semen pada saat
membersihkan telur bisa juga
menggunakan air hangat (suamsuam kuku) kemudian dikeringkan.
Pada saat mongeringkan telur bisa
menggunakan kain lap bersih dan
dalam keadaan kering.
1.3.6. Lama Penyimpanan
Lama penyimpanan telur dapat
mempengaruhi daya tetas telur.
Apabila telur terlalu lama disimpan
maka daya tetasnya akan menurun.
Oleh karena itu semakin cepat telur
ditetaskan maka daya tetasnya
semakin baik. Alangkah baiknya telur
tetas tidak disimpan dalam waktu
yang lama. Lama penyimpanan telur
tetas sebaiknya tidak lebih dari satu
minggu ( 7 hari). Seandainya terpaksa
harus disimpan suhu ruang
penyimpanan diusahakan di bawah
19 OC dan telur diletakan dalam rak
telur dengan posisi bagian ujung
tumbul dibagian atas.
Pada ruangan penyimpanan yang
tepat dan ideal, embrio telur tidak
akan mati maupun tumbuh, jadi dalam
posisi istirahat ( dormansi), namun
apabila telur disimpan pada
temperatur di bawah 5 OC, sel embrio
akan mati.
1.3.7. Rongga Udara
Telur yang mempunyai rongga udara
lebar dan terlihat buram, juga kurang
baik apabila dipergunakan untuk telur
tetas. Karena rongga udara lebar dan
dalam keadaan buram kemungkinan
telur tersebut sudah lama dalam
Direktorat Pembinaan SMK 2008

penyimpanan. Pilihlah telur yang


mempunyai rongga udara putih
bening.
Keadaan atau posisi rongga udara
yang yang baik untuk telur tetas
adalah terletak dibagian yang tumpul.
Apabila rongga udara didalam telur
tersebut sudah bergeser dari ujung
tumpul , maka daya tetas telur
tersebut menurun.
Oleh karena itu agar rongga udara
tidak bergeser dari bagian ujung
tumpul, pada saat penyimpanan di
egg tray letakkan bagian yang tumpul
dibagian atas. Rongga udara ini
sangat diperlukan oleh embrio untuk
perkembangannya.
1.3.8. Induk Unggas
Telur tetas yang mempunyai kualitas
baik apabila telur tersebut dibuahi
oleh pejantan. Oleh karena itu dalam
pemeliharaan induk ayam harus ada
perbandingan yang tepat antara
jantan dan betinanya. Perbandingan
antara jantan dan betina yaitu: 1: 6.
( satu ekor jantan dan 6 ekor betina).
Untuk bibit petelur, rationya 1:10

Gambar 75. Sedang menyeleksi


telur
1.3.9. Kegiatan Peneropongan
Telur
132

Agribisnis Ternak Unggas

Kegiatan meneropong telur ini, selalu


dilakukan setiap kali akan
menetaskan telur. Karena kegiatan
peneropongan telur sangat
menentukan keberhasilan pada saat
proses penetasan.Dengan
peneropongan untuk memastikan
apakah telur tersebut mempunyai
kualitas bagus atau tidak. Seandainya
telur tersebut mempunyai kualitas
bagus, maka telur tersebut ditetaskan
begitu sebaliknya apabila kondisi telur
mempunyai kualitas kurang bagus,
maka telur tersebut tidak usah
ditetaskan akan tetapi dipergunakan
untuk telur konsumsi.
Kegiatan peneropongan telur
dilakukan sejak pertama kali telur
akan ditetaskan sampai penetasan
selesai. Hanya saja tidak setiap hari
telur harus diteropong akan tatapi
dilakukan secara berkala.
Peneropongan telur dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kulaitas telur
disaat awal, mengetahui
perkembangan putih telur,
mengetahui perkembangan kuning
telur, dan mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan embrio dan lain
sebagainya.
Kegiatan meneropong telur ini tidak
memerlukan pendidikan khusus,
namun hanya perlu pengalaman saja.
Semakin sering melakukan maka
semakin trampil. Peneropongan telur
dapat dilakukan dengan alat egg
candler . Namun peneropongan telur
dapat juga menggunakan kertas
atau buku digulung.
Telur-telur yang akan di seleksi
dikumpulkan dan diletakan didalam
tempat telur (egg tray ), kemudian
ambil dan pilihlah telur yang
berbentuk oval dan berkerabang
halus serta rata. Setelah itu bersihkan
telur tersebut dari kotoran yang
Direktorat Pembinaan SMK 2008

menempel dengan menggunakan air


hangat. Lalu kemudian ambilah alat
peneropong telur (egg candler) .
Lakukan peneropongan telur dengan
cara meletakan telur diatas candler
(teropong). Pada saat melakukan
peneropongan amati letak rongga
udara. Apakah keadaan rongga
udara sudah lebar dan terlihat buram
atau keadaan rongga udaranya masih
putih bening. Kegiatan peneropongan
(candling) yang dilakukan di
perusahaan pembibitan biasanya
pada umur 1 minggu dan ketika akan
dipindah dari mesin setter (inkubator)
ke mesin hatcher, dan ini terjadi pada
umur 18 hari.
Adapun tujuan dari candling
(peneropongan) pada umur 1 minggu
adalah apabila terjadi telur infertil
(tidak dibuahi) masih bisa dijual
sebagai telur konsumsi. Namun
sebagian perusahaan lebih
mempertimbangkan effisiensi waktu,
sehingga cukup melakukan 1 kali
yaitu umur 18 hari.
Untuk mengenal bagaimana kondisi
telur yang fertil dan infertil adalah:
telur yang fertil bila diteropong
menggunakan lampu dalam ruangan
yang gelap, telur akan nampak gelap.
Sedangkan telur infertil, terlihat terang
atau ada bintik-bintik terang.
Seandainya hasil peneropongan
telur,kondisi rongga udaranya lebar
dan buram, maka telur tersebut
jangan ditetaskan. Namun apabila
kondisi rongga udara kelihatan putih
dan bening, maka telur tersebut
ambil dan simpan ditempat yang
aman. Yang perlu diingat dan jangan
lupa simpan telur dengan posisi
bagian tumpul sebelah atas pada rak
telur.

133

Agribisnis Ternak Unggas

Gambar. 76 Alat peneropong telur

1.4. Memasukan Telur Kedalam


Mesin Tetas
Agar dalam proses penetasan telur
dapat berhasil dengan baik , maka
sebelum memulai pekerjaan
memasukan telur tetas kedalam
mesin tetas ada beberapa hal yang
perlu diperhatiakan diantaranya :
Telur tetas yang sudah dipilih
harus betul-betul sudah diyakini
bahwa telur tersebut sudah
dibuahi, karena telur yang dapat
menetas adalah telur yang
dihasilkan oleh ayam betina
melalui perkawinan dengan ayam
jantan. Untuk mengetahui bahwa
telur ayam tersebut telah dibuahi
dapat dilihat dengan
menggunakan alat teropong telur.

Apabila telur tersebut dilihat


dengan menggunakan teropong
telur kelihatan ada titik hitam dan
menyebar seperti urat kayu.
Sedang telur yang tidak dibuahi
oleh ayam pejantan biasanya
tidak ada tanda tersebut. Yang
perlu diingat bahwa tanda titik
hitam yang menyebar tersebut
tidak akan terlihat menggunakan
alat teropong, apabila keadaan
kulit telur tersebut berwarna gelap.
Telur yang sudah dipilih usahakan
dalam kondisi tetap kering. Oleh
karena itu sebelum telur
Direktorat Pembinaan SMK 2008

dimasukkan kedalam mesin tetas


sebaiknya disimpan di tempat
yang sejuk dan kering. Dan
daerah yang terlalu lembab tidak
baik untuk menyimpan telur tetas
karena dapat menyebabkan telur
tidak menetas. Begitu sebaliknya
apabila tempat penyimpanan telur
tetas terlalu kering juga kurang
baik,sebab dapat menyebabkan
telur menetas lebih cepat dari
pada yang norma. Proses
menetasnya telur terlalu cepat
atau terlalu lama dapat
menyebabkan kematian anak
ayam.
Telur yang sudah dipilih jangan
disimpan terlalu lama. Lama
penyimpanan tidak lebih dari
1minggu. Seperti apa yang telah
dibahas diatas semakin cepat
telur ditetaskan semakin baik daya
tetasnya.
Telur yang kualitasnya baik saja
yang ditetaskan. Jangan
menetaskan telur yang
mempunyai kualitas rendah. Yang
dimaksud rendah disini adalah
telur berasal dari ayam betina
yang kurang terawat pakannya
dan dapat dilihat pula dari cirri-ciri
telur tersebut seperti kulit telur
kurang mulus dan warna agak
gelap atau keruh.

1.5.

Melakukan Penetasan
Telur

Setelah seleksi telur dilakukan dan


akhirnya mendapatkan telur tetas
yang mempunyai kualitas baik. Maka
langkah berikutnya adalah
mengoperasikan mesin tetas.
Kegiatan mengoperasikan mesin
tetas dilakukan sebelum telur tetas
dimasukkan kedalamnya, yaitu
kurang lebih 3 jam sebelumnya
bahkan kalau dimungkinkan selama
kurang lebih dua hari penuh.
134

Agribisnis Ternak Unggas

Pengoperasian mesin tetas kurang


lebih 3 jam sebelum telur tetas
dimaksukkan kedalam mesin tetas
dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat kestabilan temperature dan
tingkat kelembaban ruangan
penetasan . Disaat mencoba
mengoperasikan mesin tetas semua
peralatan pendukungnya juga ikut
dicoba.
Langkah kerja dalam
mengoperasikan mesin tetas yaitu:
lakukan pemeriksaan alat dan
perlengkapan mesin tetas,
hubungkan steker dengan dengan
stop kontak atau hubungkan mesin
tetas dengan sumber listrik, periksa
semua lampu apakah sudah menyala
atau belum (seandainya belum
lakukan perbaikan), amati perubahan
suhu pada alat ukur suhu
( thermometer), aturlah thermostat
sesuai dengan suhu yang diinginkan,
sehingga thermostat menunjukkan
suhu 36,6 - 37,2OC atau 98 - 99 OF.
Apabila kondisi temperature dan
kelembaban yang diinginkan sudah
stabil atau konstan makan mesin
tetas siap digunakan.
Setelah temperature dan kelembaban
ruangan mesin tetas dalam keadaan
stabil, langkah berikutnya adalah
memasukkan telur tetas kedalam
mesin tetas. Suhu atau temperature
mesin tetas diusahakan berkisar
antara 36,5 sampai dengan 37,5OC
hingga akhir penetasan.
Kalau dimungkin berilah tanda pada
permukaan telur dengan huruf A dan
permukaan lainnya dengan huruf B.
Setelah permukaan telur diberi tanda
huruf, letakkan telur tersebut diatas
rak telur dengan posisi agak miring
dimana ujung telur yang tumpul
terletak dibagian atas. Agar posisi
telur tidak berubah maka dapat diberi
ganjal kertas.
Direktorat Pembinaan SMK 2008

Baru setelah rak-rak telur diisi telur


tetas, maka langkah berikutnya
adalah memasukkan rak-rak tersebut
kedalam mesin tetas, dan jangan lupa
tutup rapat mesin tetas tersebut.
Bukalah lubang ventilasi mesin tetas
agar supaya sirkulasi udara berjalan
lancar. Pada hari kedua sampai hari
18 lakukan pembalikan telur agar
suhu diatas permukaan telur merata.
Kegiatan peneropongan telur dapat
dilakukan pada hari ke 3, ke 6, ke 12,
ke 15 dan hari ke 18 dengan alat
peneropong telur (egg candler).
Bersamaan melakukan peneropongan
telur cek kedaan kelembaban
udaranya, dengan cara memeriksa air
didalam bak air. Apabila air dalam
kondisi berkurang maka tambahlah.
1.5.1. Beberapa Prinsip Dasar
dalam Melakukan Penetasan
Telur diantaranya :

1.5.1.1.

Tempat Menyimpan
Mesin Tetas
Tempat untuk menyimpan mesin tetas
sebaiknya ditempat yang sejuk,
bersih, sirkulasi udara dalam ruangan
lancar, kondisi ruangan tidak
pengap,keadaan temperature
ruangan dalam keadaan stabil,
cahaya matahari tidak langsung
mengenai mesin tetas dan lain
sebagainya. Apabila keadaan
temperature ruang selalu berubah
akan mempengaruhi temperature
didalam mesin tetas, yang akhirnya
akan dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses penetasan.

1.5.1.2.

Keadaan Kelembaban
Keadaan kelembaban baik itu diruang
penyimpanan mesin tetas dan
kelembaban didalam mesin tetas juga
harus dijaga. Jangan sampai keadaan
kelembaban selalu berubah-ubah.
Keadaan kelembaban didalam mesin
tetas dapat diatur dengan cara
135

Agribisnis Ternak Unggas

memeriksa air yang berada di bak air


mesin tetas.
1.5.1.3.
Keadaan tempetarur
Keadaan temperature harus selalu
dikontrol setiap hari, mulai saat telur
tetas dimasukkan ke dalam mesin
tetas sampai telur tersebut menetas
usahakan suhu atau temperature
berkisar antara 36,6-37,5 OC atau
98,6 O F
1.5.2. Memilih Telur Tetas
Telur tetas yang akan ditetas dipilih
yang betul-betul mempunyai kualitas
bagus, yaitu telur yang telah dibuah,
berat telur seragam, bentuknya bulat
lonjong, kulit halus, telur baru (tidak
lama dalam penyimpanan), telur tidak
retak dan lain sebagainya.
1.5.3. Melakukan Pembalikan Telur
Selama proses penetasan telur
berlangsung, maka harus dilakukan
pembalikan. Hal ini bertujuan agar
disemua permukaan telur mendapat
panas yang sama atau panas yang
merata. Pelaksanaan pembalikan
telur dilakukan mulai hari kedua
sampai hari ke 18. Kegiatan
pembalikan telur dilakukan 3 kali
setiap hari, yaitu pagi, siang dan sore.
Jangan melakukan pembalikan telur 3
hari menjelang telur menetas.
1.5.4. Menjaga Sumber Panas
Sumber panas baik itu dari listrik atau
minyak tanah, perlu dijaga,jangan
sampai selama proses penetasan
berlangsung sumber panas mati.
Kalau terjadi kematian dari sumber
panas cepat-cepat diatasi, karena
apabila tidak cepat diatasi dapat
menyebabkan kegagalan dalam
proses penetasan. Alangkah baik
demi keamanan apabila
menggunakan sumber panasnya dari
listrik, sudah dipersiapkan cadangan
aliran listrik yang berupa generator.
Direktorat Pembinaan SMK 2008

1.5.5. Memeriksa Hasil Penetasan


Setelah 21 hari telur didalam mesin
tetas maka, telur tersebut akan
menetas. Walaupun ada juga telur
yang menetas lebih awal ataupun
terlambat menetas. Hal ini bisa terjadi
apabila ukuran besarnya telur tidak
seragam. Ada telur yang terlalu kecil
atau terlalu besar, oleh karena itu
factor seleksi atau pemilihan telur
dapat menentukan waktu dan
kecepatan telur untuk menetas.
Setelah telur menetas langkah
berikutnya adalah menangani anak
ayam ( DOC), anak yang sudah
menetas dari telur apabila bulunya
sudah kering bisa langsung diambil
dan dikeluarkan dari mesin tetas.
Akan tetapi kalau anak ayam tersebut
masih dalam keadaan masih basah
atau belum kering bulunya jangan
dikeluarkan dari dalam mesin tetas
dan biarkan anak ayam tersebut
bersama dengan telur yang lain
sampai kondisi bulu anak ayam
tersebut kering.

1.6.

Mengevaluasi Penetasan

Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk


mengetahui tingkat keberhasil di
dalam menetasakan telur.
Keberhasilan dalam menetaskan telur
sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya.
Hasil seleksi telur tetas
Telur tetas hasil seleksi merupakan
telur tetas yang memenuhi
persyaratan, misal telur yang
berasal dari induk yang sehat dan
produksi tinggi, telurnya masih
baru dari kandang kondisinya tidak
retak, tidak kotor (dalam keadaan
bersih), berat telur seragam,
keadaan kulit telur halus dan
bentuk telur normal dan lain
sebagainya. Namun apabila
keadaan telur tetas tersebut tidak
136

Agribisnis Ternak Unggas

memenuhi persyaratan, maka


telur tersebut kemungkinan besar
tidak menetas apabila ditetaskan.
Alat mesin tetasnya sendiri
Alat mesin tetas yang
dipergunakan untuk menetaskan
telur, dapat mempengaruhi
keberhasilan dalam proses
penetasan. Misalnya apabila
keadaan mesin tetas yang tidak
steril, maka dapat menurunkan
prosentase daya tetas telur,
bahkan dapat menyebabkan
kegagalan dalam proses
penetasan.
Pada proses penetasannya.
Keberhasilan dalam menetaskan
telur, tergantung pada proses
pelaksanaannya. Misalnya pada
waktu memasukkan telur ke dalam
mesin tetas, pengontrolan
temperatur mesin tetas,
pengontrolan alat pemanas,
pelaksanaan pemutaran atau
pembalikan telur, pengaturan
ventilasi udara mesin tetas,
kegiatan peneropongan tahap
pertama selama proses penetasan
dan lain sebagainya.
1.6.1. Hasil atau Jumlah Telur
yang Menetas.
Untuk mengevaluasi hasil atau jumlah
telur yang menetas, dapat dilihat dari
banyaknya telur yang menetas dari
sejumlah telur yang ditetaskan yang
dihitung dalam persen. Misalnya
setelah diketahui banyaknya telur
yang menetas dan telur yang tidak
tidak menetas, maka dapat dihitung
berapa daya tetas telur yang
ditetaskan tersebut. Daya tetas telur
dapat dihitung dengan rumus :
Jumlah telur yang menetas
Daya tetas =
X 100 %
Jumlah telur fertil

Direktorat Pembinaan SMK 2008

Kegiatan evaluasi pelaksanaan


penetasan dapat dilakukan mulai dari
persiapan pelaksanaan penetasan
sampai dengan proses pelaksanaan
penetasannya. Untuk dapat
mengevaluasi pelaksanaan
penetasan, maka diperlukan catatan
atau rekaman kegiatan harian.
Rekaman atau catatan harian ini,
memuat tentang semua kegiatan
yang telah dilakukan serta kejadiankejadian selama proses penetasan
berlangsung. Dengan rekaman atau
catatan harian yang telah dibuat,
maka dapat membantu untuk
mengevaluasi pekerjaan yang telah
dilakukan selama proses penetasan
berlangsung. Agar catatan atau
rekaman kegiatan selama proses
penetasan mudah dipahami, maka
dibuat yang sederhana akan tetapi
memuat tentang data-data yang
penting selama proses penetasan
berlangsung.
Catatan atau rekaman kegiatan serta
kejadian yang terjadi selama proses
penetasan berlangsung, dapat
dipergunakan sebagai pedoman,
acuan, atau sebagai bahan pelajaran
dalam melangkah dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang telah
dilakukan, sehingga pada
pelaksanaan penetasan yang akan
datang akan menjadi lebih baik.

1.7.

Memelihara Mesin Tetas

Setelah proses penetasan selesai,


kegiatan berikutnya adalah
memelihara mesin tetas. Adapun
tujuan dari pemeliharaan mesin tetas
ini adalah agar mesin tetas tersebut
awet dan tahan lama. Kegiatan
pembersihan dapat dilakukan dengan
cara mengeluarkan semua bagianbagian mesin tetas. Kegiatan
pemeliharaan mesin tetas dapat
dilakukan dengan cara :
137

Agribisnis Ternak Unggas

Mengeluarkan semua bagianbagian mesin tetas, seperti rak


telur, bak air, elemen, lampu dan
lain sebainya dikeluarkan dari
dalam mesin tetas kemudian
dibersihkan dan dicuci sampai
bersih serta dijemur di tempat
yang panas. Setelah kering baru
dikembalikan atau disimpan
ditempat asal.
Bersih mesin tetas dari kotoran
atau limbah penetasan yang
berupa kulit telur ayam, telur
busuk atau telur-telur yang tidak
dapat menetas dan mungkin anak
ayam mati karena proses
penetasan tidak berhasil dengan
baik alias gagal.
Bersihkan seluruh bagian mesin
tetas tersebut dengan
menggunakan desinfektan yang
sebelumnya dilarutkan terlebih
dahulu dengan air bersih
Setelah dibersihkan dengan
larutan desinfektan, lalu keringkan
mesin tetas tersebut dengan cara
dijemur dipanas matahari atau
dengan menggunakan kipas
angin atau blower.
Setelah mesin tetas tersebut
kering simpan kembali mesin tetas
tersebut di tempat yang aman.
Aman yang dimaksut adalah
aman dari pengaruh cuaca
maupun gangguan orang.

1.8.

Seleksi DOC dan


Mengepak DOC

Anak ayam yang dikeluarkan dari


dalam mesin tetas, kemudian
dilakukan seleksi. Kegiatan seleksi
dilakukan dengan cara melihat
penampilan kondisi fisik anak ayam
tersebut, apakah dalam keadaan
sehat dan normal. Normal yang
dimaksut disini adalah tidak ada
kelainan-kelainan atau cacat
Direktorat Pembinaan SMK 2008

tubuhnya seperti pingkor kakinya dan


cacat paruhnya atau paruh tidak
normal. Disamping itu seleksi dapat
dilakukan dengan melihat apakah
ukuran berat badannya sesuai
dengan standar, anak ayam kelihatan
lincah, pantatnya dalam keadaan
bersih dan lain sebagainya.
Apabila kondisi anak ayam dalam
keadaan cacat tubuhnya, anak ayam
kelihatan lemas, dan pantatnya dalam
kedaan basah, maka anak ayam
tersebut harus dipisah tersendiri.
Pada saat melakukan pemisahan
atau seleksi dapat dikelompokkan
berdasarkan grandnya. Grand atau
klas bisa berdasarkan berat ayam
dan keadaan bersih dan tidaknya
pantat ayam. Seandainya ada anak
ayam yang dalam keadaan cacat
tubuh bisa langsung diafkir.
Namun apabila kondisi anak ayam
hanya karena kelihatan lemas dan
kondisi pantatnya agak basah dapat
dikelompokkan tersendiri, setelah itu
anak ayam tersebut bisa dipelihara
difarm sendiri dan tidak dijual. Apabila
dipelihara di farm sendiri maka harus
diberi perlakuan khusus. Kenapa
anak ayam yang mempunyai grad
rendah tidak dijual kepasar, karena
apabila dijual dapat berpengaruh
terhadap kredibilitas suatu
perusahaan tersebut.
Kegiatan seleksi dilakukan
berdasarkan kelompok atau gradnya.
Setelah diseleksi anak ayam tersebut
dimasukkan kedalam bok ayam yang
terbuat dari bahan kerdus. Setiap bok
ayam pada umumnya diisi sebanyak
100 ekor dan dilebihi 2 ekor, jadi
setiap bok jumlah total 102 ekor.
Dilebihinya 2 ekor per boknya dengan
tujuan untuk mengantisifasi apabila
ada anak ayam yang mati, baik
138

Agribisnis Ternak Unggas

selama perjalanan maupun reksiko


kematian awal minggu pertama.
Apabila anak ayam yang baru
dikeluarkan dari dalam mesin tetas
kemudian dilakukan seleksi dan
dimasukkan kedalam bok ayam serta
dipacking selanjutnya untuk dikirim
ketempat lain. Maka anak ayam
tersebut sebaiknya tidak langsung
diberi pakan dan air minum, karena
anak ayam yang baru menetas dapat
bertahan hidup sampai dua hari.
Kenapa ayam masih dapat hidup
sampai dua hari walaupun tidak
diberi pakan dan air minum, karena
anak ayam tersebut masih
mempunyai cadangan makanan
dalam tubuhnya yang berasal dari
kuning telur.
Bagi perusahaan pembibitan unggas,
khususnya jenis ayam petelur, setelah
ayam menetas dari mesin tetas ,
kemudian anak ayam tersebut di
seleksi, bersamaan itu dilakukan pula
sexing. Kegiatan sexing untuk
memisahkan antara anak ayam jantan
dan betina. Untuk melihat anak ayam
tersebut jantan atau betina ada
beberapa tanda khusus yang dimiliki.
Sedangkan cara untuk melihat antara
anak ayam jantan dan betina dapat
dilakukan dengan cara :
Melihat kloakanya
Anak ayam yang baru menetas umur
satu hari atau 24 jam, pada ayam
betina terdapat dua titik yang
menyembul. Dan untuk anak ayam
jantan hanya ada satu titik yang
menyembul. Untuk dapat memahami
dan trampil dalam hal sexing perlu
adanya latihan terus menerus sampai
trampil.
Berdasarkan keadaan warna bulu
Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi
khususnya dalam bidang genetika,
maka pada jenis ayam tertentu sudah
Direktorat Pembinaan SMK 2008

dapat dibedakan antara jantan dan


betina, dengan keadaan warna
bulunya. Misalnya pada DOC petelur
betina, warna keseluruhan bulunya
adalah coklat muda sampai coklat
tua. Sedangkan untuk jantan
warnanya adalah putih atau
kombinasi putih dan coklat muda di
daerah punggungnya.
Tidak semua anak ayam yang
menetas baik untuk dipelihara, namun
anak ayam yang akan dipelihara
harus memenuhi persyaratan
diantaranya :
Anak ayam tersebut tidak cacat
Anak ayam dalam keadaan sehat
Warna bulunya seragam
Beratnya seragam
Berasal dari induk yang sehat
Waktu menetasnya tepat selama
21 hari
dll
Setelah anak ayam diseleksi sesuai
dengan pesyaratan, maka langkah
berikutnya adalah melakukan
pengepakan. Pengepakan dilakukan
untuk mempermudah pada saat
mengangkutan. Disamping pada
bok atau kerdus pengepak biasanya
diberi catatan mengenai :
Tanggal menetas
Strain dari ayam tersebut
Jumlah isi bok atau kemasan.
Nama dan alamat perusahaan.
Nama pemesan/ penerima dan
alamatnya.
Vaksinasi yang telah dilakukan.
Cap perusahaan pengirim

2.

Penetasan Dengan Mesin


Tetas Otomatis (Moderen)

Penetasan yang dillakukan di


perusahaan pembibitan ayam
(Breeder) menggunakan mesin tetas
skala besar (diatas 10,000 telur) dan
139

Agribisnis Ternak Unggas

mesin otomatis. Mesin tetas otomatis


prinsip kerjanya sama dengan mesin
tetas manual. Perbedaannya
pengaturan kelembaban, ventilasi,
dan pembalikan telur dilakukan
secara otomatis. Perbedaan lainnya
adalah mesin tetas dibagi menjadi 2
yaitu setter dan hathcer.2.1. Jenis

Mesin Tetas
2.1.1. Setter
Setter merupakan tempat melakukan
penetasan atau inkubasi selama 18
hari. Setelah di inkubasi selama 18
hari, lalu telur dipindahkan ke mesin
hatcher.

Contoh Gambar: 77. Setter,


Sumber Petersime, 2008
2.1.2. Hatcher
Hatcher merupakan tempat anak
ayam menetas, yang digunakan dari
hari ke 19 sampai hari ke 21.

Contoh gambar. 78. Mesin Hatcher,


Sumber Petersime, 2008

2.2. Proses Penetasan


2.2.1. Pre Warming
Direktorat Pembinaan SMK 2008

Mesin tetas berukuran besar biaya


pengoperasiannya mahal, sehingga
disarankan pada saat penetasan
disesuaikan dengan kapasitas
maksimum mesin tetas tersebut.
Pengisisan telur yang dibawah
standar akan menurunkan efisiensi
biaya penetasan. Setelah jumlah telur
yang akan ditetaskan terpenuhi, maka
telur tetas dikeluarkan dari cooling
room (tempat pendinginan telur)
menuju setter. Perbedaan antara
cooling room dengan setter sangat
jauh, maka perlu adanya penyesuaian
temperatur agar embrio yang ada di
dalam telur tidak mengalami
cekaman. di dalam cooling room
sekitar 20* C, sedang didalam setter
37,5*C. Proses penyesuaian
temperatur tersebut disebut pre
warming. Lamanya proses pre
warming didasarkan pada ketebalan
kerabang telur. Pre warming pada
telur ayam Hysex dilakukan selama
18 jam, sedangkan untuk telur ayam
Hybro selama 12 jam
2.2.2. Setter
Telur yang sudah hangat dari pre
warming dimasukkan ke dalam ruang
setter . Telur disusun berdasarkan
kandang, kualitas telur, dan umur
induk ayam. Temperatur ruang setter
37,5 oC dan kelembaban 55%.
Pemutaran telur tetas di dalam setter
dilakukan selama 18 hari dengan
frekuensi pemutaran satu jam sekali.
Sudut pemutaran telur 90 o dan
kemiringan 45o. Bila telur tidak diputar,
maka kuning telur akan melekat pada
satu sisi kerabang telur dan berakibat
pada kematian embrio.

Transfer Telur Tetas dan Candling


Transfer adalah proses pemindahan
telur tetas dari setter ke hatcher saat
umur embrio 18 hari. Sebelum masuk
ke mesin hatcher, terlebih dahulu
dilakukan candling (peneropongan).
140

Agribisnis Ternak Unggas

Candling dilakukan untuk


memisahkan telur yang fertil, infertil
dan explode. Menurut Nuryati dkk
(2003), telur explode disebabkan telur
terkontaminasi bakteri, kotor,
pencucian telur kurang baik dan
mesin tetas kotor.
Transfer telur tetas dan candling
dilakukan dengan cepat, maksimal 30
menit karena embrio dapat mati
akibat perubahan temperatur telur
yang drastis. Telur yang sudah
diteropong dipindahkan ke kereta
buggy hatcher yang berbentuk
keranjang.
2.2.3. Hatcher
Telur yang lolos pada saat candling
kemudian dimasukkan ke dalam
mesin hatcher selama tiga hari.
Selama berada di hatcher tidak
dilakukan pemutaran telur karena
pada periode ini akan terjadi pipping
(anak ayam berusaha memecah
kerabang dengan paruhnya).
Pengaturan temperatur dan
kelembaban dilakukan berdasarkan
keadaan telur. Temperatur dalam
hatcher sekitar 37-38 oC. Kelembaban
hatcher sebelum pipping sekitar 55%
dan saat pipping kelembaban
dinaikkan menjadi 70%-75%.
Kelembaban yang tinggi dapat
membantu proses pipping. Saat telur
menetas (setelah pipping)
kelembaban diturunkan kembali

menjadi 52%-55% dan temperatur


dalam keadaan lebih rendah dari
37 oC untuk membantu proses
pengeringan bulu DOC.
Pull Chick (Penurunan DOC)
Pull chick adalah kegiatan
menurunkan DOC dari mesin hatcher,
termasuk sexing DOC (pemisahan
DOC jantan dan betina), seleksi
sambil memasukkan DOC ke dalam
boks. Sexing dilakukan berdasarkan
Direktorat Pembinaan SMK 2008

warna bulu atau dikenal dengan auto


sexing. Untuk ayam tipe petelur hyline
coklat DOC jantan memiliki warna
bulu kuning dan garis punggung
berjumlah ganjil, sedangkan DOC
betina memilki warna bulu coklat
dengan garis punggung kuning
berjumlah genap. DOC jantan
langsung dimasukkan ke boks
sebanyak 102 ekor tanpa perlakuan
apapun. DOC betina diseleksi lagi
dengan kriteria bobot badan, warna
bulu, kondisi fisik (mata, kaki, perut),
dan kesehatan. DOC betina langsung
dipotong paruhnya sepanjang 1/3
bagian dari panjang paruh,
menggunakan alat debeaker. DOC
yang telah diseleksi kemudian
dimasukkan ke dalam boks dan
dihitung jumlahnya. Setiap boks diisi
100 ekor betina ditambah 2 ekor
untuk resiko transportasi.
Proses pull chick diawali dengan
membongkar rak DOC, grading DOC,
potong paruh, vaksinasi, hitung ulang
dan pengeluaran DOC.
DOC yang dibongkar dari keranjang
akan diseleksi berdasarkan bobot
badan dan penampilan normal.
Kriteria DOC normal yaitu bobot DOC
minimal 33 g/ekor untuk layer dan 37
g/ekor untuk broiler, lincah, mata
cerah dan aktif, memiliki pusar
tertutup, kaki, paruh dan perut
(kantung kuning telur) normal, bulu
cerah, tidak kusam dan penuh, bebas
dari penyakit pullorum, omphalitis dan
jamur.
Pada DOC layer dilakukan pemisahan
jantan dan betina (sexing). DOC
jantan berwarna kuning merata,
sedangkan untuk betina berwarna
coklat lebih dominan atau warna
kuning dengan garis coklat di bagian
punggung atau di kepala.
141

Agribisnis Ternak Unggas

Perhitungan dan pengemasan DOC


dilakukan dengan teliti agar jumlah
DOC pada boks tidak kurang. Setiap
boks diisi dengan 102 ekor DOC.
Boks dilengkapi dengan label yang
mencantumkan strain ayam, tanggal
menetas, nama perusahaan dan
jumlah ayam. Warna boks untuk strain
Hybro PG+ yaitu hijau. Warna boks
untuk strain Hysex Brown yaitu hitam
untuk jantan dan biru untuk betina.
Setelah itu DOC betina divaksin
Mareks dan NDIB. Vaksin Mareks
dilakukan sub cutan (suntik di bawah
kulit leher), sedangkan vaksin NDIB
melalui mata. Dosis pemberian vaksin
ini 0,2 cc per ekor. Setelah divaksin,
DOC disemprot dengan vitamin
kemudian dikemas dan diberi label
yang berisi keterangan nama
perusahaan pembibit, penyeleksi
(grader), jumlah DOC dalam boks,
bobot DOC saat menetas dan jenis
vaksin yang diberikan serta tanggal
DOC menetas.

Sanitasi pada Hatchery


Program sanitasi yang dilakukan pada
hatchery Dony Farm adalah
membersihkan kendaraan dan
peralatan yang dipakai pada saat
membawa telur tetas dengan
desinfektan agar dalam kondisi bebas
dari organisme patogen pembawa
penyakit. Desinfektan yang digunakan
adalah jenis TH-4 atau BIODES
dengan dosis 1cc/liter air. Telur tetas
setelah terkumpul, sebelum dibawa
ke hatchery terlebih dahulu difumigasi
dengan menggunakan formalin 40%
sebanyak 240 cc dengan 96 g
forcen/PK untuk 8 m3 ruangan. Hal ini
dimaksudkan agar telur yang baru
diperoleh dari kandang bebas
penyakit atau bakteri sebelum masuk
ruang penyimpanan telur (cooling
room).
Direktorat Pembinaan SMK 2008

Setelah kegiatan full chick, semua


peralatan dan bagian ruangan
disemprot dengan air bertekanan
tinggi. Setelah itu dilakukan desinfeksi
ruangan hatchery menggunakan
desinfektan long live dengan dosis
5cc/liter air. Hal ini bertujuan untuk
membunuh mikroorganisme patogen
yang ada di lingkungan dan sekitar
bagian ruangan hatchery.
Perhitungan dan pengemasan DOC
dilakukan dengan teliti agar jumlah
DOC pada boks tidak kurang. Setiap
boks diisi dengan 102 ekor DOC.
Boks dilengkapi dengan label yang
mencantumkan strain ayam, tanggal
menetas, nama perusahaan dan
jumlah ayam. Warna boks untuk strain
Hybro PG+ yaitu hijau. Warna boks
untuk strain Hysex Brown yaitu hitam
untuk jantan dan biru untuk betina.
Pengiriman DOC merupakan tahap
akhir dari proses penetasan. Jumlah
pengiriman disesuaikan dengan
permintaan pasar. Pengiriman DOC
dilakukan dengan menggunakan
mobil boks yang dilengkapi dengan
ventilasi sebagai sirkulasi udara
selama perjalanan. Biasanya,
konsumen yang memesan DOC dari
perusahaan ini berasal dari daerah
Jawa dan Sumatera.

Lembar Aplikasi Konsep


Tugas: 1
Melakukan seleksi telur tetas
1. Lakukan seleksi telur tetas
dengan cara melihat bentuk
telurnya, berat telur, keadaan kulit
atau kerabang telurnya dan umur
telurnya

142

Agribisnis Ternak Unggas

2. Pada saat melakukan seleksi


gunakan alat candler,timbangan
dan rak telurnya
3. Buatlah laporan hasil kegiatan
seleksi dari sejumlah telur yang
anda seleksi.

c.

2. Salah satu komponen mesin tetas


yang berfungsi untuk mengatur
tegangan adalah :

Tugas: 2
Melakukan fumigasi mesin tetas
1. Lakukan kegiatan fumigasi pada
mesin tetas dengan bahan
formalin 40 % dan KMO4.. dengan
dosis, untuk ruangan dengan
volume 2,83 m3 dibutuhkan
KMnO4 20 gram dan formalin
sebanyak 40 cc .
2. Buatlah laporan hasil tugas Anda

Lembar Pemecahan Masalah


Pak Bambang menetaskan telur
ayam sebanyak 1.000 butir, ternyata
telur yang dapat menetas hanya 20 %
saja. Menurun pendapat anda kirakira apa penyebabnya. Apa saran
Anda supaya daya tetas telur dapat
mencapai 80-90 % pada periode
berikutnya.

dibawah ini yang paling tepat


1. Salah satu komponen mesin tetas
yang berfungsi untuk memutus
arus apabila keadaan suhu terlalu
tinggi adalah :
T
ermoregulator
T
hermostat.
Direktorat Pembinaan SMK 2008

3. Ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan didalam melakukan
seleksi telur tetas diantaranya:
a. Bentuk telur, kerabang telur,
berat telur, rongga udara dan
lama penyimpanan
b. Bentuk telur, kerabang telur,
rongga udara dan asal telur
serta harga telur
c. Asal telur, harga telur,
kerabang telur, berat telur,
rongga udara dan lama
penyimpanan.
4. Berat telur ras yang baik untuk
ditetaskan adalah:
a. 40 - 55 gram
b. 55 - 65 gram
c. 65 - 75 gram

a. hathcer dan cooling room


b. Setter dan cooling room
c. Setter dan hathcer

Pilihlah salah satu jawaban

b.

a. Termoregulator
b. Voltage regulator
c. Thermostat

4. Mesin tetas otomatis (moderen)


dibagi menjadi 2 yaitu

Lembar Pengayaan

a.

S
aklar

5. Yang dimaksud dengan pre


warming dalam proses penetasan
adalah;
a. Proses penyesuaian
temperatur
b. Proses persiapan penetasan
c. Proses penyesuaian ruangan
143

Anda mungkin juga menyukai