Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Layout bangunan penetasan dan Teknis pelaksanaan penetasan "


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah MANAJEMEN TERNAK
UNGGAS

Di susun oleh :
Syadid satria 24032118028

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Layout bangunan
penetasan dan Teknis pelaksanaan penetasan .

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada bidang peternakan, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
makalah.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku


dosen. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Garut, 14
September 2020

iii
DAFTAR ISI

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk
daging dan/atau telurnya serta jenis burung yang tubuhnya ditutupi oleh bulu.
Umumnya unggas merupakan bagian dari ordo Gallifores (seperti ayam dan kalkun),
dan Anseriformes (seperti bebek). Unggas adalah tipe hewan yang berkembangbiak
dengan cara bertelur. Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gisi seperti
air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk
pertumbuhan embrio sampai menetas. Telur yang dapat ditetaskan adalah harus fertil
atau yang lazim disebut dengan telur tetas. Telur tetas merupakan telur yang sudah
dibuahi oleh sel jantan. Bila tidak dibuahi oleh sel jantan, telur tersebut disebut telur
infertil atau lazim disebut telur konsumsi, artinya telur tersebut tidak dapat menetas
jika ditetaskan, melainkan hanya untuk dikonsumsi saja. Adapun untuk menetaskan
telur perlu diperhatikan hal-hal yang menunjang keberhasilan dalam menetaskan.
Untuk memperbanyak populasi hewan unggas seperti itik, ayam, dan burung
puyuh dibutuhkan cara penetasan telur yang tepat, yaitu pengeraman telur tetas yang
akan diperbanyak. Pengeraman ini dapat terjadi jika sifat mengerami telur pada
unggas itu telah muncul. Misalnya pada ayam buras, sifat mengerami telur tampak
jelas sekali. Pada saat sifat ini muncul, ayam buras tidak akan mau lagi bertelur.
Berbeda dengan ayam ras yang sifat mengeramnya dapat diatur atau dihilangkan dari
induknya. Penetasan pada prinsipnya adalah menyediakan lingkungan yang sesuai
untuk perkembangan embrio unggas. Lama penetasan telur ditempat pengeraman
sangat tergantung dari jenis hewannya.
Semakin kecil hewan, semakin kecil telur yang dihasilkan. Dan, semakin
tinggi suhu badan hewan, semakin pendek waktu penetasan telurnya. Bila bentuk
telur dan ukurannya seragam, waktu penetasan akan selalu hampir

1
bersamaan.  Berbeda dengan ayam, jenis unggas lain seperti itik dan puyuh tidak
mempunyai sifat mengeram. Dahulu, untuk memperbanyak populasinya hanya
dengan seleksi alam, baik oleh induknya maupun oleh lingkungan. Namun saat ini,
dengan adanya alat penetas buatan akan mempermudah perbanyakan populasi unggas
ini.

1.2 Indenfikasi masalah


 Bagaimana layout bangunan penetasan di hatchery
 Apa saja faktor keberhasilan dalam penetasan
 Apa aja bagian yang ada di mesintetas

1.3 Maksud dan tujuan


 Mengetahui tata letak ruang di hatchery
 Mengatahui factor keberhasil dalam penetasan
 Mengetahui bagian dalam mesin tetas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Layout bangunan penetasan


Dalam layout bangunan penetasa harus memeliki ruangan tersendiri dan
memiliki pungsi yang berbeda dengan yang lain sebagai beriku :
 . Ruang Karyawan, pada ruangan ini sebaiknya dilengkapi ruang makan
dan kamar kecil dan tempat istirahat. Hal ini dilakukan untuk menjaga sanitasi
dan agar karyawan tidak dapat keluar masuk hatchery sembarang waktu.
 . Ruang Administrasi, merupakan tempat khusus bagian administrasi
penetasan, pencatatan telur, anak ayam serta barang-barang kepegawaian.
 Ruang Fumigasi, merupakan ruang penerimaan telur yang datang dari farm.
Sopir farm hanya boleh memasukkan telursampai dipintu dan tidak boleh
masuk ke dalam hatchery. Ruang ini diusahakan kecil agar mengurangi
fumigan dan juga harus dilengkapi kipas angin untuk membantu sirkulasi
udara.
 Terminal Room, merupakan tempat penyeleksian telur tetas yang telah
difumigasi. Setelah itu, telur dipindahkan ke tray khusus untuk mesin setter
 Egg-Holding Room, merupakan tempat untuk telur-telur yang tidak langsung
dimasukkan ke setter smbil menunggu terpenuhinya jumlah telur yang
diinginkan atau jadwal waktu yang ditetapkan. Telur disimpan didalam rak
dan diberi tanggal. Lama penyimpanan tidak lebih dari 7 hari dengan suhu
ruang harus dipertahankan 18,3 0C dengan Rh 70-80%.
 Ruang Pre-heating, merupakan ruang dengan suhu 27 0C yang digunakan
untuk penyimpanan telur selama 6 jam sebelum dimasukkan kedalam setter.
Hal ini untuk mencegah turunnya suhu setter terlalu lama yang dapat
membuat telur yng lebih dulu di setter gagal menetas.

3
 Ruang mesin penetas, pada ruangan ini diletakkan mesin setter dan heatcher
yang berpasangan. Suhu optimum untuk ruang ini adalah 22 0C dengan Rh
50-60%. Untuk kapasitas 1.000 telur tetas, kecepatan aliran udara pada ruang
setter (inkubator) sebaiknya 57 m3/jam, sedangkan pada ruang hatcher 370
m3/jam.
 Ruang doc, merupakan ruang pelaksanaan seleksi doc, pemotongan paruh,
vaksinasi marek, pengemasan doc kedalam boks, dan penyimpanan sementara
sampai doc dikirim ke pelanggan. Ventilasi ruang ini harus lancar dengan
suhu optimum 22 0C dengan Rh 60%.
 Ruang Pencucian, merupakan tempat pembersihan rak-rak dan tray yang kotor
bekas telur menetas.
 Ruang Generator, merupakan ruang tempat suplai listrik dari PLN tidak
berjalan
 Ruang Material, merupakan tempat menyimpan boks yang belum digunakan
untuk menyimpan suku cadang mesin,
 Ruang Laboratorium, merupakan ruang untuk kegiatan pemeriksaan kimia,
ataupun mikrobiologis pada bahan-bahan yang digunakan dalam proses
penetasan. Selain itu untuk memeriksa tingkat sanitasi dan kebersihan telur
maupun hatchery.
 Tempat pembuangan limbah, merupakan tempat pembuangan limbah. Limbah
kering dapat ditanam atau dikuburkan pada area yang jauh dari hatchery
sedangkan limbah cair dapat dialirkan keselokan.

2.2. Bagian-bagian dalam mesin tetas telur

4
Bagian-bagian yang ada pada mesin tetas berserta keguanya
No Bagian alat Kegunaan
1 Tabung Terbuat dari seng dengan diameter kurang
lebih 5 cm, untuk penyalur
2 Regulator telor untuk mengatur suhu dalam mesin tetas
3 Rak telur Tempat simpan telur
4 Bak OIP Pengatur keseimbangan kelembab
5 Alot pemutar telur/pembalik Untuk membulak balikan telur
telur
6 Thermometer Untuk mengetahui suhu yang terjadi
7 Hygrometer berguna untuk prosentase kelembaban yang
ada dalam maman mesin tetas
8 Lampu minyak tanah Sebagai penghangatya

2.3 Faktor keberhasilan penetasan


Faktor yang menentukan keberhasilan dalam penetasan terdiri beberapa faktor
yankni :

5
 Sumber panas
Sumber panas dalam mesin harus terbebas dan gangguan selama proses
berjalan. Apabila mesin penetas masih menggunakan sumber panas dari
minyak tanah maka perlu diusahakan pengontrolan minyak tanah dan nyala
apinya. Apabila sudah menggunakan listrik sebagai sumber panas maka perlu
cadangan energi seperti diesel, generator atau jen set.
 Air
Air sangat dibutuhkan mesin penetas untuk mengatur kelembaban dalam
ruang. Tanpa air, kemungkinan kegagalan menjadi lebih besar. Air memang
berhubungan erat dengan daya tetas telur. Oleh karena itu pada saat memasuki
periode kritis, air harus selalu tersedia secara maksimal. Karena pada saat
periode kritis ruangan sudah tidak di buka lagi sehingga air perlu dipersiapkan
ketika akan memasuki periode kritis.
 Operator
Operator adalah orang atau petugas yang melaksanakan atau melayani tugas
selama proses penetasan berlangsung. Operator haruslah orang yang terampil,
telaten, dan sabar. Seorang operator perlu untuk membuat catatan-catatan
selama proses penetasan berlangsung. Hal ini berguna untuk perbandingan
setiap dilakukan penetasan dan sebagai bahan perbandingan pada pelaksanaan
penetasan selanjutnya. Beberapa hal yang harus dikerjakan selama proses
penetasan berlangsung antara lain: pengaturan suhu, pengaturan kelembaban,
pengaturan ventilasi, pemutaran telur, peneropongan telur, dan pengamaan
periode kritis.

6
BAB III

PENUTUP

Penetasan telur adalah usaha untuk menetaskan telur unggas dengan bantuan
mesinpenetas telur yang sistem atau cara kerjanya mengadopsi tingkah laku induk
ayamatau unggas lainnya selama masa mengeram
Mesin penetasan telur saangat berpengaruh dalam keberhasikan tekur tersebut
menetas olehkarena itu penting sekali dalam pengolahan,pengecekan dan
pengontrolan suhu agar setabil dengan kebutuhan setiap telur.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bambang S. Beternak Itik Intensif

Anooimus, 1982. Tata Cara Pemtasan Telur Ayam dan Itik, Missouri Bahrti•, A.B.
Pertanian Agribisnis Karya Nyata Cinagar

Gunawan, B. 1996. Hasil Penelitian Teknis Reproduksi Untuk Meningkatkan Mutu


Bibit Ayam Buras, Balai Penelitian Ternak, Ciawi.

Gatot, 2009. Penetasan Telur.http://gatotleo.blogspot.com/2009/05/penetasan-


telur.html. diakses tanggal 5 Mei 2012

Paimin, Farry. 2000. Membuat Dan Mengelola Mesin Tetas. Penebar Swadaya.
Jakarta.Rasyaf, Muhammad. 1990. Pengelolaan Penetasan. Kanisius. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai