1. Ruang Fumigasi
Telur dai farm langsung masuk ruang ini, dan difumigasi dengan
kekuatan 1-3 kali. Sopir hanya boleh mengantar sampai pintu.
7. Ruang pencucian
Setelah anak ayam menetas dan rak-rak telur dari setter ke
hatcher, rak telur harus dibersihkan. Pencucian dilakukan dengan
detergen, dan didesinfektan.
Mengatur Ventilasi :
Ventilasi pada inkubator berfungsi untuk menyediakan oksigen
dan mengeluarkan CO2 hasil metabolisme. Telur akan menetas
dengan baik jika kandungan oksigen inkubator sekitar 21%, atau
sekitar 8,5 m3 udara oer 1000 butir tlur perjam pada
temperatur udara 24-7 derajad C. Daya tetas akan menurun 5%
setiap penrunan O2 sebanyak 5%. Gas CO2 yang dapat
ditoleransi sebesar 0,5%. Kandungan C)2 udara lebih dari 2%
sudah menurunkan daya tetas.
Mengatur posisi telur dan memutar telur (turning)
Pada bagian ujung telur yang tumpul, terdapat air cell (rongga
udara). Rongga udara tersebut pada telur yang baru saja
dihasilkan berukuran kecil, dan melebar sesuai dengan umur
telur. Embrio akan berkembang dengan posisi kepala mendekati
kantong udara pada hari 15-16 pengeraman. Karena diakhir
penetasan kebutuhanoksigen meningkat, kepala embrio akan
membuka kerabang melalui kantong udara. Jika bagian tumpul
dibalik, kan menurunkan daya tetas sampai 10%.
Turning (pembalikan telur ) dalam setter sebanuak 3-5 kali setiap hari
sampai umur 18 hari. Tujuan turning untuk mencegah agar embrio
tidak menempel di membrane shell. Pemutaran dilakukan dengan
mengubah posisi telur dengan derajad kemiringan 30-45 derajad.
Candling dan tarnsfer telur
Pull Chicks
Proses pemindahan DOC dari hatcher disebut pull chick. DOC dapat
diturunkan jika doc sudah kering, kemudian dibawa keruang seleksi.
Alat pull chick adalah meja pull chickm, sexer, tong sampah, doc afkir,
DOC dipacking dengan jumlah per boks 102 ekor, kemudian disimpan
diruang pengiriman (delivery room). Pengiriman pada pagi hari atau
sore hari, dengan tujuan untuk menghindari suhu yang panas karena
akan menyebabkan dehidrasi. Alat transportasi dilengkapi dengan
kipas, dan transportasi tidak lebih dari 12 jam. Setiap pengiriman
dilengkapi data tanggal menetas, berat doc, doc ekstra, sexer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas
Daya tetas (hatchabililty) dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Tingkat fertilitas
Fertilitas telur tergantung dari kemampuan ayam jantan membuahi ayam
betina. Disamping kesehatan pejantan, perbandingan ayam jantan dan
betina perlu diperhatikan. Perbandingan yang ideal antara jantan dan betina
pada ayam petelur 1:11, sedang pada broiler 1: 8. Fertilitas juga
dipengaruhi oleh umur induk, kegemukan betina, lama penyimpanan telur,
pakan defisien vitamin A,B, C atau E dan parent stock mengalami sakit atau
stress
2. Genetik
Daya tetas setiap strain berbeda-beda. Beberapa faktor genetik yang
mempengaruhi daya tetas adalah :
a. In-breeding : persilangan dari ayam dengan kedekatan keturunan
tanpa diiukti seleksi yang baik akan menurunkan daya tetas.
b. Cross breeding dan incrossbreeding : persilangan bibit murni atau
persilangan antar bibit murni akan menghasilkan daya tetas yang
baik.
c. Gen lethal dan semi lethal : adalah gen yang menyebabkan
kematian embrio selama inkubasi
d. Produksi telur: ayam dengan produksi telur tinggi memiliki
daya tetas tinggi dibanding ayam dengan produksi rendah.
4. Penyakit : telur tetas yang berasal dari induk yang sehat akan menghasilkan
daya tetas telur yang tinggi. Beberapa penyakit yang mempengaruhi daya
tetas adalah pullorum, penyakit pernapasan karena mycoplasma.
5.Seleksi telur tetas : sifat fisik telur yang mempengaruhi daya tetas adalah
ukuran telur, bentuk telur, kualitas kerabang dan kualitas bagian dalam
telur.
Pengaruh defisiensi nutrien terhadap daya tetas
Defisiensi Pengaruhnya
Vitamin A Kegagalan pembentukan sistem peredaran darah dan
malposisi
Vitamin D3 Ricket, ayam kerdil (stunted) dan tulang lunak
Vitamin E Penurunan fertilitas, pembengkakan mata, embrio mati pada
umur 1-3 hari inkubasi
Vitamin K Koaguasi darah lebih lama, sindrom perdarahan pada embrio
dan anak ayam waktu menetas
Riboflavin Mortalitas yang tinggi pada anak ayam, menurunkan daya tetas
Asam Pertumbuhan bulu tidak normal, terjadi perdarahan bawah
pantotenat kulit embrio dan ayam menetas kondisinya lemah
Biotin Perosis pada tulang kaki, sayap, kerangka tubuh memendek
dan berpilin