PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki kelebihan tersendiri dengan
metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: siswa langsung memperoleh pengalaman dan
individu maupun kelompok, siswa belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau
Penetasan telur merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan pembibitan
Ternak unggas. Sebagai bentuk pembelajaran dalam materi Pembibitan Ternak Unggas maka
di lakukanlah praktikum Penetasan Telur Ayam KUB oleh kelompok 3 yang ber lokasi di
Ruang Praktek Unggas SMK PP-N Padang Mengatas tanggal 24 Agustus sampai dengan 14
September 2022.
B.Tujuan
Aalat:
3) Termometer digital
4) Sensor kelembapan
6) Baki air
Bahan:
2) Air
3) Jerami
4) Kardus
B.Prosedur Penetasan
Hindari menggunakan bahan kimia dan semprotkan air panas untuk membersihkan
mesin penetas dari kuman yang bisa menjadi penyebab penyakit bagi unggas. Isi bak
air dengan air hangat lalu tutup menggunakan kain sampai kain dapat terendam.
Untuk mendapatkan suhu udara yang stabil, lakukan uji coba selama 24 jam.
Temperatur yang tepat dan baik adalah sekitar 38° Celsius. Penempatan telur harus
benar. Sebab telur yang diletakkan tidak benar atau terbalik dapat menyebaban embrio
Salah satu tujuan pemutaran telur adalah untuk meratakan panas yang diterima selama
periode pengeraman. Pemutaran dimulai pada hari ke-4 sampai hari ke-18 dan
dilakukan sebanyak dua kali sehari. Sedangkan peneropongan telur dilakukan pada
hari ke-14, dan ke-17. Peneropongan bertujuan untuk membersihkan embrio yang
masa inkubasi total antara 21 – 22 hari. Suhu ruang tetas pada masa pengeraman telur
ayam (18 hari pertama) diatur sekitar 37°-38°C, Sedangkan pada masa penetasan
(sekitar hari ke 19-21) suhu bisa dinaikkan sedikit hingga 39°C atau tetap dibiarkan
50% – 55 % dan pada periode penetasan atau pada hari ke 19 – 21 kelembaban udara
Tempat yang baik adalah kering, bersih dari bakteri dan terlindung dari paparan panas
langsung seperti sinar matahari. Tempat tertutup, sedikit gelap dan tersembunyi
Pengaturan suhu pengeraman dan penetasan telur ayam berkisar 37-39°C. Temperatur
terlalu tinggi lebih berbahaya daripada temperature terlalu rendah, suhu terlalu panas
menyebabkan perkembangan embrio menjadi lebih cepat, tidak normal dan tingkat
6.Pengaturan Kelembapan
Tujuan dari mengatur kelembapan adalah untuk menjaga kestabilan kandungan air di
dalam telur. Cara yang sangat bagus untuk mengetahui tingkat kelembapan telur
adalah dengan melakukan peneropongan secara berkala pada hari 7,14 dan 18.
hrs dibuka penuh agar oksigen bisa dihirup oleh anak ayam yang sudah hendak
menetas. Kelembaban ideal yang diperlukan adalah hari ke-1 hingga ke-18 sebesar
55%- 60%. Selain itu kelembapan dalam ruang penetasan dapat diukur dengan
rnenggunakan higrometer.
7.Ventilasi Udara
telur dan mengeluarkan karbon dioksida melalui cara yang sama. Suplai oksigen yang
cukup akan sangat dibutuhkan anak ayam yang hendak menetas, ini berarti ventilasi
udara harus dibuka secara bertahap dan pada masa penetasan ventilasi dibuka penuh
untuk memberikan suplai oksigen yang baik untuk anak ayam yang telah menetas.
Pengaturan ventilasi harus lebih hati-hati untuk mesin yang tidak mempunyai kipas
untuk membantu sirkulasi udara karena suhu ruang penetasan akan cenderung mudah
panas.
8.Pemanenan
Setelah telur berumur 21 hari lebih, satu persatu telur akan menentas dan
mengeluarkan anak ayam(doc). Doc yang baru keluar dari cangkang telur nya belum
bisa langsung di pindahkan dari inkubator karena bulunya masih lengket dan
badannya masih lemas. Untuk memanen doc, keluarkan doc yang sudah kering dan
bisa berdiri sempurna dari inkubator dan masukan ke dalam kotak kardus berisi
jerami. Guna jerami adalah untuk menopang badan doc saat berdiri agar kaki doc
Hasil Evaluasi
• Fertilitas : 92%
• Doc menetas : 60
Pembahasan
a) Culling telur, adalah kegiatan menyeleksi telur dengan mengeluarkan telur yang tidak
sesuai dengan kriteria yang di inginkan. Seperti kerabang telur retak, bentuk telur
abnormal, berat telur terlalu besan atau terlalu kecil dan cacat lainnya.
b) Daya tetas, Daya tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari
jumlah telur yang fertil. Daya tetas telur merupakan salah satu indikator
c) Telur Fertil, adalah telur ayam yang bertunas atau di buahi oleh pejantan yang dapat
menetas dan dijadikan bibit ayam atau bisa disebut DOC (Day Old Chick).
d) Telur infertil, merupakan telur yang tidak dapat menetas atau telur yang tidak
pejantan)
e) Fertilitas (kesuburan) dari suatu kelompok telur tetas adalah jumlah telur yang
bertunas (fertile) dari sekian banyaknya telur yang dierami atau ditetaskan, dan
f) Death embrio, adalah embrio yang mengalami kematian dalam masa penetasan di
dalam inkubator. Biasanya disebabkan karena indukan yang lemah ataupun handling
yang kasar.
g) Doc salable, adalah doc yang layak untuk di pelihara atau tidak mengalami cacat
apapun.
h) Telur DIS (death in cell) adalah telur yang perkembangan embrio nya sudah di fase
akhir akan tetapi embrio atau bibit ayam tidak mampu menetas/keluar dari
kerabangnya
BAB IV
A. Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan dari pengujian Penetasan telur menggunakan mesin tetas manual,
yakni:
1. Mesin tetas telur terbuat daru papan tripek setba, lampu yang digunakan sebanyak 4
buah dengan daya masing-masing 5 watt yang dihubungkan dengan relay 4 chanel.
Untuk rak telur menggunakan kawat ram yang di bingkai dengan kayu. Untuk
sensor kelembaban(higrometer).
2. Unjuk kerja berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan, sistem pada
kinerja Alat Tetas Telur manual bekerja kurang baik. Alat dapat menetaskan telur
kurang tepat waktu dengan tingkat keberhasilan 67% dan tingkat kegagalan sebesar
33%. Secara keseluruhan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Alat Penetas Telur
manual belum dapat membantu mengurangi kerja dari manusia, dari telur ayam
dimasukkan hinga telur menetas peternak harus membalikan telur agar suhu panasnya
merata. Dan peternak perlu menambahkan air pada bak saat kering untuk
B. KeterbatasanAlat
Praktikum penetasan telur ayam dengan ini memiliki keterbatasan alat, adapun
2. Alat yang harus terhubung listrik, bila terjadinya pemadaman listrik maka akan
mempengaruhi perkembangan penetasan telur.
3.Rak penompang telur terlalu datar tanpa sekat sehingga telur sangat mudah bergeser
C. Saran
Berdasarkan hasil evaluasi praktikum penetasan telur tersebut, masih terdapat kekurangan
dari praktikum ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan, dan waktu, sehingga penulis
1. Dari keterbatasan yang sudah dijabarkan pada tugas akhir ini maka alat ini masih
penetasanini dapat dilanjutkan oleh adik tingkat atau siapapun. Akan lebih baik jika
sistem pada alat ini dapat dikembangkan lagi dan di optimalkan pada kinerja alat ini
sendiri.
BAB V
DOKUMENTASI
3.Candling telur
5. doc death in cell
6.proses telur menetas