Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI HASIL PENETASAN KELOMPOK 3

Anggota: - Siti jubaida


- Sanju Kurnia
- M.Nabil febrianto
- Nelfita Tri Ulandari
- Alan Kurniawan
- Hafish

LAPORAN PRAKTIKUM AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS


KELAS XII. ATU 1

JURUSAN AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK PP N PADANG MENGATAS
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan siswa melakukan percobaan dengan

mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki kelebihan tersendiri dengan

metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: siswa langsung memperoleh pengalaman dan

keterampilan dalam melakukan praktikum, mempertinggi partisipasi siswa baik secara

individu maupun kelompok, siswa belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau

belajar mempratekkan prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah (Djamarah, 2010).

Penetasan telur merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan pembibitan

Ternak unggas. Sebagai bentuk pembelajaran dalam materi Pembibitan Ternak Unggas maka

di lakukanlah praktikum Penetasan Telur Ayam KUB oleh kelompok 3 yang ber lokasi di

Ruang Praktek Unggas SMK PP-N Padang Mengatas tanggal 24 Agustus sampai dengan 14

September 2022.

B.Tujuan

1. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam praktikum pembibitan

2. Untuk mengetahui kendala dalam menetaskan telur menggunakan inkubator manual

3. Agar memahami prosedur penetasan telur yang benar


BAB II

MATERI dan METODE

A.Alat dan Bahan

Dalam menetaskan telur menggunakan mesin tetas atau inkubator, memerlukan

beberapa alat dan bahan seperti;

Aalat:

1) Mesin tetas telur manual

2) Lampu pijar (heater)

3) Termometer digital

4) Sensor kelembapan

5) Sensor suhu(termometer digital)

6) Baki air

Bahan:

1) Telur ayam kub 100 butir

2) Air

3) Jerami

4) Kardus
B.Prosedur Penetasan

1. Menyiapkan Mesin Sebelum Digunakan

Hindari menggunakan bahan kimia dan semprotkan air panas untuk membersihkan

mesin penetas dari kuman yang bisa menjadi penyebab penyakit bagi unggas. Isi bak

air dengan air hangat lalu tutup menggunakan kain sampai kain dapat terendam.

Untuk mendapatkan suhu udara yang stabil, lakukan uji coba selama 24 jam.

Temperatur yang tepat dan baik adalah sekitar 38° Celsius. Penempatan telur harus

benar. Sebab telur yang diletakkan tidak benar atau terbalik dapat menyebaban embrio

mati setelah kerabang telur retak.

2.Pemutaran Telur & Peneropongan

Salah satu tujuan pemutaran telur adalah untuk meratakan panas yang diterima selama

periode pengeraman. Pemutaran dimulai pada hari ke-4 sampai hari ke-18 dan

dilakukan sebanyak dua kali sehari. Sedangkan peneropongan telur dilakukan pada

hari ke-14, dan ke-17. Peneropongan bertujuan untuk membersihkan embrio yang

mati atau yang tidak bisa berkembang dengan baik.

3.Cara Menetaskan Telur ayam

Menetaskan telur ayam dengan menggunakan mesin tetas kira-kira membutuhkan

masa inkubasi total antara 21 – 22 hari. Suhu ruang tetas pada masa pengeraman telur

ayam (18 hari pertama) diatur sekitar 37°-38°C, Sedangkan pada masa penetasan

(sekitar hari ke 19-21) suhu bisa dinaikkan sedikit hingga 39°C atau tetap dibiarkan

38°C. Kelembapannya relatif, pada periode pengeraman, kelembapan dijaga pada

50% – 55 % dan pada periode penetasan atau pada hari ke 19 – 21 kelembaban udara

naik sedikit yaitu berkisar 60%-65%.


4.Lokasi Penempatan Alat

Tempat yang baik adalah kering, bersih dari bakteri dan terlindung dari paparan panas

langsung seperti sinar matahari. Tempat tertutup, sedikit gelap dan tersembunyi

namun dengan sirkulasi udara baik merupakan tempat ideal.

5.Pengaturan Suhu Ruang Penetasan

Pengaturan suhu pengeraman dan penetasan telur ayam berkisar 37-39°C. Temperatur

terlalu tinggi lebih berbahaya daripada temperature terlalu rendah, suhu terlalu panas

menyebabkan perkembangan embrio menjadi lebih cepat, tidak normal dan tingkat

keberhasilan penetasan rendah

6.Pengaturan Kelembapan

Tujuan dari mengatur kelembapan adalah untuk menjaga kestabilan kandungan air di

dalam telur. Cara yang sangat bagus untuk mengetahui tingkat kelembapan telur

adalah dengan melakukan peneropongan secara berkala pada hari 7,14 dan 18.

Memasuki masa penetasan kelembapan biasanya dinaikkan sedikit karena ventilasi

hrs dibuka penuh agar oksigen bisa dihirup oleh anak ayam yang sudah hendak

menetas. Kelembaban ideal yang diperlukan adalah hari ke-1 hingga ke-18 sebesar

55%- 60%. Selain itu kelembapan dalam ruang penetasan dapat diukur dengan

rnenggunakan higrometer.

7.Ventilasi Udara

Dalam pertumbuhannya, embrio menghirup oksigen yang masuk melalui cangkang

telur dan mengeluarkan karbon dioksida melalui cara yang sama. Suplai oksigen yang

cukup akan sangat dibutuhkan anak ayam yang hendak menetas, ini berarti ventilasi
udara harus dibuka secara bertahap dan pada masa penetasan ventilasi dibuka penuh

untuk memberikan suplai oksigen yang baik untuk anak ayam yang telah menetas.

Pengaturan ventilasi harus lebih hati-hati untuk mesin yang tidak mempunyai kipas

untuk membantu sirkulasi udara karena suhu ruang penetasan akan cenderung mudah

panas.

8.Pemanenan

Setelah telur berumur 21 hari lebih, satu persatu telur akan menentas dan

mengeluarkan anak ayam(doc). Doc yang baru keluar dari cangkang telur nya belum

bisa langsung di pindahkan dari inkubator karena bulunya masih lengket dan

badannya masih lemas. Untuk memanen doc, keluarkan doc yang sudah kering dan

bisa berdiri sempurna dari inkubator dan masukan ke dalam kotak kardus berisi

jerami. Guna jerami adalah untuk menopang badan doc saat berdiri agar kaki doc

tidak bengkok, menyilang atau cacat kaki lainnya.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Evaluasi

Dalam evaluasi penetasan telur di lakukan beberapa perhitungan hasil penetasan

dalam bentuk data sebagai berikut;

• Jumlah telur awal : 100 butir

• Telur culling ( retak) : 1 butir

• Telur yang masuk inkubator : 99 butir

• Telur fertil : 89 butir

• Fertilitas : 92%

• Death embrio : 13 butir

• Doc menetas : 60

• Daya tetas : 60:89x100%= 67%

• Doc Salable (layak) : 51 ekor

• Telur DIS(death in cell) : 18

Pembahasan

a) Culling telur, adalah kegiatan menyeleksi telur dengan mengeluarkan telur yang tidak

sesuai dengan kriteria yang di inginkan. Seperti kerabang telur retak, bentuk telur

abnormal, berat telur terlalu besan atau terlalu kecil dan cacat lainnya.
b) Daya tetas, Daya tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari

jumlah telur yang fertil. Daya tetas telur merupakan salah satu indikator

didalam menentukan keberhasilan suatu penetasan

c) Telur Fertil, adalah telur ayam yang bertunas atau di buahi oleh pejantan yang dapat

menetas dan dijadikan bibit ayam atau bisa disebut DOC (Day Old Chick).

d) Telur infertil, merupakan telur yang tidak dapat menetas atau telur yang tidak

mengalami perkembangan embrio pada saat penetasan(telur yang tidak di buahi

pejantan)

e) Fertilitas (kesuburan) dari suatu kelompok telur tetas adalah jumlah telur yang

bertunas (fertile) dari sekian banyaknya telur yang dierami atau ditetaskan, dan

dihitung dalam bentuk persentase

f) Death embrio, adalah embrio yang mengalami kematian dalam masa penetasan di

dalam inkubator. Biasanya disebabkan karena indukan yang lemah ataupun handling

yang kasar.

g) Doc salable, adalah doc yang layak untuk di pelihara atau tidak mengalami cacat

apapun.

h) Telur DIS (death in cell) adalah telur yang perkembangan embrio nya sudah di fase

akhir akan tetapi embrio atau bibit ayam tidak mampu menetas/keluar dari

kerabangnya
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan dari pengujian Penetasan telur menggunakan mesin tetas manual,

yakni:

1. Mesin tetas telur terbuat daru papan tripek setba, lampu yang digunakan sebanyak 4

buah dengan daya masing-masing 5 watt yang dihubungkan dengan relay 4 chanel.

Untuk rak telur menggunakan kawat ram yang di bingkai dengan kayu. Untuk

mendeteksi suhu dan kelembaban mengunakan termometer digital( termostat) dan

sensor kelembaban(higrometer).

2. Unjuk kerja berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan, sistem pada

kinerja Alat Tetas Telur manual bekerja kurang baik. Alat dapat menetaskan telur

kurang tepat waktu dengan tingkat keberhasilan 67% dan tingkat kegagalan sebesar

33%. Secara keseluruhan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Alat Penetas Telur

manual belum dapat membantu mengurangi kerja dari manusia, dari telur ayam

dimasukkan hinga telur menetas peternak harus membalikan telur agar suhu panasnya

merata. Dan peternak perlu menambahkan air pada bak saat kering untuk

menyetabilkan kelembaban ruangan.

B. KeterbatasanAlat

Praktikum penetasan telur ayam dengan ini memiliki keterbatasan alat, adapun

keterbatasanya adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas telur yang hanya menampung 100 butir telur/lebih.

2. Alat yang harus terhubung listrik, bila terjadinya pemadaman listrik maka akan
mempengaruhi perkembangan penetasan telur.

3.Rak penompang telur terlalu datar tanpa sekat sehingga telur sangat mudah bergeser

dan akan berpengaruh pada pertumbuhan embrio.

C. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi praktikum penetasan telur tersebut, masih terdapat kekurangan

dari praktikum ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan, dan waktu, sehingga penulis

menyarankan untuk melakukan penelitian lanjutan sebagai berikut:

1. Dari keterbatasan yang sudah dijabarkan pada tugas akhir ini maka alat ini masih

ada kekurangannya, untuk itu harapan untuk kedepannya semoga praktikum

penetasanini dapat dilanjutkan oleh adik tingkat atau siapapun. Akan lebih baik jika

sistem pada alat ini dapat dikembangkan lagi dan di optimalkan pada kinerja alat ini

sendiri.
BAB V

DOKUMENTASI

1.Telur dalam inkubator 2.keadaan inkubator setelah


4.Hasil candling (death embrio)
pembalikan telur

3.Candling telur
5. doc death in cell
6.proses telur menetas

7.pemindahan doc dari inkubator ke


kotak kardus

8.serah terima doc dari kelompok


tiga kepada pihak pemeliharaan

Anda mungkin juga menyukai