Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rosmilah

NPM : 200110180006

Kelas : A (Manajemen Ternak Perah )

 Review video kelompok 5

Tatalaksana Penetasan Skala Tradisional

 Fumigasi mesin tetas


Fumigasi adalah sanitasi dengan cara pengasapan dengan menggunakan formalin dan

KMnO4 . Tujuan dari fumigasi ini adalah untuk mensterilkan dan membunuh

kuman/mikroba yang ada dimesin tetas dan tidak menyebabkan kegagalan dalam

penetasan . Fumigasi mesin tetas adalah suatu langkah awal yang penting pada proses

penetasan telur untuk mencegah timbilnya penyakit menular melalui penetasan .

Fumigasi juga salah satu faktor yang sangat memepengaruhi daya tetas telur, oleh

karena itu agar proses penetasan berjalan dengan baik perlu perlakuan fumigasi yang

tepat.

Menurut Siregar (1975) Daya tetas telur yang mendapat perlakuan fumigasi lebih tinggi

dari pada yang tidak , Namun jika jenis disinfektan atau dosisnya terlalu tinggi akan

meyebabkan kematian pada embrio, maka dari itu perlu dilakukan pencampuran

disinfektan yang sesuai dengan kebutuhan.

Alat dan Bahan yang digunakan utuk fumigasi mesin tetas yaitu :

Alat : Gelas Piala, Cawan Petridish, Timbangan Antiseptik, masker, sarung tangan.

Bahan : Formalin dan Kalium Pemanganat/PK. Formalin yang dicampurkan dengan

KMnO4, Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2010) Dosis pemakaian 40 ml

formalin + 20 gram KMnO4 digunakan untuk ruangan bervolume 2,83 m3

Cala Melakukan Fumigasi Mesin Tetas :


1. Mencuci Egg tray

2. Mengelap mesin

3. Larutkan Antiseptik

4. Mengelap mesin

5. Memasang egg tray kembali

6. KMnO4 dan formalin ditimbang sesuai dengan kebutuhan

7. Masukan KMnO4 kedalam mesin dan masukan formalin

8. Tunggu sekitar 20 menit


9. Selesai

Persiapan Setting Telur Tetas

Setter merupakan mesin tetas yang digunakan khusus untuk pengeraman telur

selama 18 hari. Telur dari cooling room akan dimasukan ke dalam setter. Hal – hal yang

harus diperhatikan dalam stter ini adalah teperatur, kelembaban dan kmemiringan

dengan Temperatur pada ruang setter adalah 98 – 100 ℉ , Kemiringan rak 45 derajat,

rak akan berputar setiap 1 jam sekali Hal ini bertujuan agar telur mendapatkan panas

yang merata. Peraturan temperature sangat mempengaruhi tingkat perkembangan

embrio.Temperatur yang terlalu rendah akan menyebabkan embrio tumbuh lambat,

temperature yang terlalu tinggi embrio kan berkembang sangat cepat, sehingga menetas

lebih awal . Setelah masa incubasi selama 18 hari, telur akan dicandling dan

dipindahkan ke hatcher. Cancling ini bertujuan memisahkan telur fertile, infertile, telur

terkontaminasi dan telur yang embrionya tidak berkembang.Telur infertile akan

berwarna merah menyala. Telur infertile akan diambil untuk dipisahkan dan telur fertile

akan dipindahkan ketahap selanjutnya.

Seleksi Telur Tetas

Untuk menghasilkan daya tetas yang tinggi pada telur tetas, perlu dilakukan seleksi
 Bobot Telur

Bobot telur tetas yang seragam akan menghasilkan anak ayam yang seragam. Bobot

telur berkaitan dengan bobot tetas (bobot anak ayam).

Bobot tetas biasanya berkisar antara 62-68 % dari bobot telur semakin berat makaakan

semakin berat bobot DOC, Namun bobot telur terlalu besar atau terlalu kecil akan

menyebabkan daya tetas rendah

Adapun bobot telur yang ideal yaitu :

Ayam ras : 55 – 65 g
Ayam kampong : 35 – 45 %

Itik : 65 – 75 g

Puyuh : 9 – 11 g

- Bentuk telur yang baik adalah ovoid (tidak bulat dan tidak lonjong) , bentuk terlalu

lonjong atau terlalu bulat, maka daya tetas rendah. Hasil penelitian membuktikan

bahwa telur bentuk ovoid dapat menetas hingga 70 – 75 %. Sedangkan yang bulat

atau lonjong hanya mentas 30 – 35 %. Bentuk telur berhubungan erat dengan

keturunan tetapi dapat diperbaiki melalui seleksi .

- Kualitas kerabang sangat menentukan terhadap daya tetas telur, terutama mengenai

ketebalan kerabang. Kerabang yang tebal ataupun titips kurang baik untuk

ditetaskan , Telur yang kerabangnya tebal, benjol, bintik-bintik, kotor, keriput, atau

kerbangnya retak. Biasanya jarang menetas atau daya tetasnya berkurang . Hal ini

dipengaruhi oleh faktor genetik, makanan, suhu lingkungan, dan penyakit.

Ketebalan kerabang ayam yang baik yaitu 0,33-0,35 mm.

- Warna telur ; bisa menyebabkan perbedaan daya tetas. Warna yang lebih gelap

dapat menghasilkan daya tetas lebih tinggi. Biasanya pada ayam dengan warna

kerabang lebih gelap daya tetasnya lebih tinggi, sedangkan pada itik sebaliknya.

- Umur telur tetas : Telur tetas yang baik untuk ditetaskan harus yang berumur antara

satu sampai denga tjuh hari yang paling optimal yaitu umur empat hari. Telur yang
terlalu oama disimpan dapat mengakibatkan terjadinya kematian embrio pada hari

ke -2 hingga ke 4. Bila terjadi perkembangan embrio tidak semurna, karena tidak

dalam lingkungan yang sesuai. Sebaiknya telur tetas yang digunakan umurnya

seragam, bila telur tetas terlalu beragam, telur tidak serempak menetas.

- Kebersihan telur : Telur- telur yang akan ditetaskan hendaknya dalam keadaan

bersih telur yang kotor dan terkontaminasi bakteri dapat mengakibatkan telur

membusuk dan meledakdalam mesintetas. Kebersihan telur inidapt dilihat

darikeadaan bagian luar telur. Telur yang kotor dilakukan pencucian air hangat atau
disinfektan khusus untuk pencucian telur denganmengunakan lap atau tissue dan

pembersihan telur secara kering yaitu menggunakan ampelas halus.

- Kualitas Intererior: Adanya blood/meet spot, bbly air cell (bergelumbung),

tremolous air cell (bergerak), watery white (lancar) maka daya tetas tetp rendah bila

dibandingkan dengan yng normal. HU (Haugh Unit) tinggi, maka daya tetas tinggi.

Jadi kaitannya dengan kekentalan putih telur. Bila dicandling telur yang gambaran

yolknya kurang jelas maka daya tetas lebih tingg 10 – 15 % dari pada gambaran

yolk yang jelas.

Fumigasi telur tetas

Fumigasi adalah cara sanitasi telur dngan menggunkan gas foraldehyde yang berupa hasil

campuran dengan kalium permanganate, fumigasi telur tetas sebaiknya dilakukan sekitar 2 jam

setelahkeluar dari induk.telur yang pecah pada saat inkubasi maka akan manjadi sumber infeksi.

Telur tetas yang tidak di fumigasi maka akan terpapas mikroorganisme sehingga kerabang telur

tipis dan rusak.

Hal hal yang haru diperhatikan dalam fumigasi yaitu

a. konsentrasi formaldehyde yang terkandung dalm formalin standard 40 %.

b. Temperatur ruang fumigasi 27 -29 ℃


c. Kelembaban 70 – 75 %

d. Volume ruang dan jumlah telur

e. Sistem sirkulasi dan exhaust fan yang baik

f. Waktu fumigasi 15 – 20 menit

g. Memperhatikan imbangan antara kalium permanganate dengan formalin

h. Acuan untuk 1 x dosis fumigasi adalah PK 21,5 gr + formalin 43 ml pada volume ruang

2,83 m3. Untuk dosis per 1 m3 adalah PK 7,6 gr : formalin 15,2 ml.

Fumigasi juga bisa dilakukan dengan penyemprotan telur teta smenggunakan disinfektan
seperti dioksida klorida (ozone/O3)

Anda mungkin juga menyukai