NPM : 200110180006
KMnO4 . Tujuan dari fumigasi ini adalah untuk mensterilkan dan membunuh
kuman/mikroba yang ada dimesin tetas dan tidak menyebabkan kegagalan dalam
penetasan . Fumigasi mesin tetas adalah suatu langkah awal yang penting pada proses
Fumigasi juga salah satu faktor yang sangat memepengaruhi daya tetas telur, oleh
karena itu agar proses penetasan berjalan dengan baik perlu perlakuan fumigasi yang
tepat.
Menurut Siregar (1975) Daya tetas telur yang mendapat perlakuan fumigasi lebih tinggi
dari pada yang tidak , Namun jika jenis disinfektan atau dosisnya terlalu tinggi akan
meyebabkan kematian pada embrio, maka dari itu perlu dilakukan pencampuran
Alat dan Bahan yang digunakan utuk fumigasi mesin tetas yaitu :
Alat : Gelas Piala, Cawan Petridish, Timbangan Antiseptik, masker, sarung tangan.
2. Mengelap mesin
3. Larutkan Antiseptik
4. Mengelap mesin
Setter merupakan mesin tetas yang digunakan khusus untuk pengeraman telur
selama 18 hari. Telur dari cooling room akan dimasukan ke dalam setter. Hal – hal yang
harus diperhatikan dalam stter ini adalah teperatur, kelembaban dan kmemiringan
dengan Temperatur pada ruang setter adalah 98 – 100 ℉ , Kemiringan rak 45 derajat,
rak akan berputar setiap 1 jam sekali Hal ini bertujuan agar telur mendapatkan panas
temperature yang terlalu tinggi embrio kan berkembang sangat cepat, sehingga menetas
lebih awal . Setelah masa incubasi selama 18 hari, telur akan dicandling dan
dipindahkan ke hatcher. Cancling ini bertujuan memisahkan telur fertile, infertile, telur
berwarna merah menyala. Telur infertile akan diambil untuk dipisahkan dan telur fertile
Untuk menghasilkan daya tetas yang tinggi pada telur tetas, perlu dilakukan seleksi
Bobot Telur
Bobot telur tetas yang seragam akan menghasilkan anak ayam yang seragam. Bobot
Bobot tetas biasanya berkisar antara 62-68 % dari bobot telur semakin berat makaakan
semakin berat bobot DOC, Namun bobot telur terlalu besar atau terlalu kecil akan
Ayam ras : 55 – 65 g
Ayam kampong : 35 – 45 %
Itik : 65 – 75 g
Puyuh : 9 – 11 g
- Bentuk telur yang baik adalah ovoid (tidak bulat dan tidak lonjong) , bentuk terlalu
lonjong atau terlalu bulat, maka daya tetas rendah. Hasil penelitian membuktikan
bahwa telur bentuk ovoid dapat menetas hingga 70 – 75 %. Sedangkan yang bulat
- Kualitas kerabang sangat menentukan terhadap daya tetas telur, terutama mengenai
ketebalan kerabang. Kerabang yang tebal ataupun titips kurang baik untuk
ditetaskan , Telur yang kerabangnya tebal, benjol, bintik-bintik, kotor, keriput, atau
kerbangnya retak. Biasanya jarang menetas atau daya tetasnya berkurang . Hal ini
- Warna telur ; bisa menyebabkan perbedaan daya tetas. Warna yang lebih gelap
dapat menghasilkan daya tetas lebih tinggi. Biasanya pada ayam dengan warna
kerabang lebih gelap daya tetasnya lebih tinggi, sedangkan pada itik sebaliknya.
- Umur telur tetas : Telur tetas yang baik untuk ditetaskan harus yang berumur antara
satu sampai denga tjuh hari yang paling optimal yaitu umur empat hari. Telur yang
terlalu oama disimpan dapat mengakibatkan terjadinya kematian embrio pada hari
dalam lingkungan yang sesuai. Sebaiknya telur tetas yang digunakan umurnya
seragam, bila telur tetas terlalu beragam, telur tidak serempak menetas.
- Kebersihan telur : Telur- telur yang akan ditetaskan hendaknya dalam keadaan
bersih telur yang kotor dan terkontaminasi bakteri dapat mengakibatkan telur
darikeadaan bagian luar telur. Telur yang kotor dilakukan pencucian air hangat atau
disinfektan khusus untuk pencucian telur denganmengunakan lap atau tissue dan
tremolous air cell (bergerak), watery white (lancar) maka daya tetas tetp rendah bila
dibandingkan dengan yng normal. HU (Haugh Unit) tinggi, maka daya tetas tinggi.
Jadi kaitannya dengan kekentalan putih telur. Bila dicandling telur yang gambaran
yolknya kurang jelas maka daya tetas lebih tingg 10 – 15 % dari pada gambaran
Fumigasi adalah cara sanitasi telur dngan menggunkan gas foraldehyde yang berupa hasil
campuran dengan kalium permanganate, fumigasi telur tetas sebaiknya dilakukan sekitar 2 jam
setelahkeluar dari induk.telur yang pecah pada saat inkubasi maka akan manjadi sumber infeksi.
Telur tetas yang tidak di fumigasi maka akan terpapas mikroorganisme sehingga kerabang telur
h. Acuan untuk 1 x dosis fumigasi adalah PK 21,5 gr + formalin 43 ml pada volume ruang
2,83 m3. Untuk dosis per 1 m3 adalah PK 7,6 gr : formalin 15,2 ml.
Fumigasi juga bisa dilakukan dengan penyemprotan telur teta smenggunakan disinfektan
seperti dioksida klorida (ozone/O3)