Anda di halaman 1dari 24

Pembekuan semen

Setelah ditampung, semen harusdiperlakukan dengan hati2


untuk menghindari cold shock / pemanasan tinggi

Kontaminasi dengan urine dan bahan-bahan kimia

 pengocokan atau goncangan

Kena sinar matahari langsung

Tahan dalam suhu kamar lebih kurang 2 jam


 Semen yang tidak diencerkan dapat disimpan pada
suhu 27°C - 32°C kemudian disimpan dalam lemari
pendingin pada suhu 3°C - 8°C
 Atau dapat ditambah bahan pengencer dan disimpan
dalam lemari pendingin pada suhu 5°C
 Motilitas tahan sampai 7 – 14 hari, tetapi angka
konsepsi rendah setelah 36 jam
 Evaluasi tidak boleh lebih dari 10 - 15 menit
 Semen cair motilitasnya baik dalam waktu 3 – 4 hari
Bahan pengencer :
- sitrat kuning telur
- air susu segar / skim milk
- pengencer mengandung
gliserol

Penanbahan antibiotika
- 300 mg sulfanilamide per 100 ml
pengencer
- 1000 IU penicillin per ml pengencer
Contoh :
volume ejakulat 5 ml
konsentrasi spermatozoa 1000 juta / ml
motilitas 70%

Jadi pengencer yang dibutuhkan :


konsentrasi x motilitas x volume ejakulat x volume straw
konsentrasi spermatozoa / straw

1000 jt x 70% x 5ml x o,25 ml


25 jt
 Suhu pengencer harus sama dengan suhu
semen pada waktu dicampurkan
 Pencampuran dilakukan bertahap, kemudian
tabungnya dimiringkan ke depan – ke
belakang supaya dapat bercampur sempurna
Keuntungan dan kerugian semen beku
Suatu teknologi modern selalu harus dipahami
benar-benar dan ditinjau dari segi untung ruginya
sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat sebelum ia dapat di terapkan dan
memberi manfaat yang dikehendaki
 Penggunaannya dengan hasil yang memuaskan
mungkin berlaku di suatu daerah dan pada suatu jenis
peternakan tertentu tetapi belum tentu dapat
diterapkan secara berhasil di daerah atau pada jenis
peternakan yang lain
Keuntungan semen beku
 Dapat dipakai secara efisien

 Dapat mengatasi hambatan waktu dan jarak

 Memungkinkan perkawinan selektif dengan

pejantan2 unggul untuk daerah yang luas


 Biaya pengankutan yang murah
Kerugian semen beku
 10% - 20% semen pejantan tidak tahan terhadap pembekuan
 Semen beku mahal, biaya produksi dan penyimpanannya cukup tinggi
 Dalam proses pembekuan, antara 20% - 80% rata2 50% spermatozoa akan
mati sehingga jumlah sel kelamin jantan tersebut perlu dipertinggi untuk
setiap dosis IB ( semen cair 5 jt spermatozoa / straw, semen beku 12 jt
spermatozoa / straw, ini untuk dosis minimal )
 Bisa menyebarluaskan penyakit viral dan bakterial
 Membatasi jumlah pejantan yang dipakai dan mungkin mempersempit
dasar genetik sesuatu bangsa ternak tertentu
Problema pembekuan semen dan cara me
Ngatasinya
- pengaruh cold shock terhadap sel yang
dibekukan
- perubahan intraseluler akibat pengeluar
an air yang berhubungan dengan pem
bentukan kristal-kristal es
Pembekuan adalah suatu fenomena pengeringan
fisik . Apabila suatu larutan dibekukan, maka pela
rut yaitu air akan membeku menjadi kristal es, dan bahan
terlarut tidak bersatu dengan kristal2 tersebut melainkan
berakumulasi dan makin pekat
 Pada pembekuan semen terbentuk kristal2
es, terjadi penumpukan ekektrolit dan bahan
terlarut lainnya di dalam sel2, sehingga da
pat merusak spermatozoa secara mekanik
dan melarutkan selubung lipoprotein dinding
sel spermatozoa dan pada waktu thawing
permiabilitas membran sel akan berubah
dan menyebabkan kematian sel
 Penambahan glycerol / glycerin ke dalam medium
telah mengatasi prolema tersebut
 Waktu ekuilibrasi adalah periode yang diperlukan sper
matozoa sebelum pembekuan untuk menyesuaikan diri de
ngan pengencer supaya sewaktu pembekuan kematian spermatozoa
yang berlebihan dapat dicegah
 Waktu ekuilibrasi berbeda pada berbagai
jenis, bangsa dan individu pejantan
 Semen harus berada di dalam pengencer

dengan atau tanpa glycerol selama kurang


lebih 4 jam pada suhu 5°C
 Glycerol mempunyai pengaruh negatif ter

hadap antibiotika, sebaiknya ekuilibrasi dila


kukan pada pengencer tanpa glycerol
Alat – alat pembekuan
 Nitrogen cair dimasukkan ke dalam contai

ner
 Spermatozoa sebelum dimasukkan ke da

lam nitrogen cair, harus dilakukan ekuili


brasi, yaitu ditaruh 10 cm diatas nitrogen cair dengan
suhu - 25°C
 Setelah dimasukkan ke nitrogen cair, setelah 24 jam

di lakukan thawing untuk uji kualitasnya


Thawing
 Pencairan kembali setelah dibekukan

 Thawing bisa menggunakan air hangat, air kran atau air es,
yang disesuaikan dengan lama thawing ( suhu semakin tinggi,
maka waktu semakin cepat )

Teknik Inseminasi Buatan


 Metode spekulum ( kambing, domba ) vulva dibuka dengan
spekulum, kemudian gun dimasukkan ke alat reproduksi
( servik )
 Metoda retrovaginal ( sapi, kerbau ) tangan dimasukkan ke
rektum, memegang servik, kemudian gun dimasukkan ke
servik
Teknik Inseminasi Buatan
 Metode spekulum ( kambing, domba )
Vulva dibuka dengan spekulum,
kemudian gun dimasukkan ke alat reproduksi
( servik )
 Metode retrovaginal ( sapi, kerbau )
Tangan dimasukkan ke rektum,
memegang servik, kemudian gun dimasukkan
ke servik
Evaluasi hasil IB
Persiapan semen ( segar, dingin atau beku ) sebe
lum digunakan untuk IB
Persiapan ternak betina yang akan dilakukan IB
Teknik – teknik IB
Evaluasi keberhasilan IB
Apa yang mempengaruhi
keberhasilan Inseminasi Buatan
 Kondisi betinanya
 Semen spermatozoanya

 Ketepatan waktu IB

 Ketepatan penempatannya ( deposisi semen )

 Penyakit

Kondisi betinanya
 Kesehatannya dan anatomi organ reproduksinya

 Skor kondisi tubuh

 Lingkungan dan pakan

 Ektoparasit dan endoparasit

 Kondisi hormonal yang baik


Spermatozoanya
Total spermatozoa yang bergerak ( motil ) yaitu %
motillitas dan konsentrasinya
Waktu inseminasi
Waktu optimum untuk melakukan inseminasi harus
diperhatikan dengan waktu kapasitasi yaitu suatu
proses fisiologi yang dialami oleh spermatozoa di
dalam saluran kelamin betina untuk memperoleh
kesanggupan membuahi sel telur
 Pada tikus dan kelinci proses kapasitasi membu
tuhkan waktu 2 sampai 4 jam di dalam uterus
atau tuba fallopii
 Waktu inseminasi pada sapi idak boleh kurang
dari 4jam sebelum ovulasi atau tidak boleh mele
bihi 6 jam sesudah akhir estrus
 IB pada sapi antara 8 sampai 24 jam (7-18 jam)
sebelum ovulasi akan memberikan angka konsepsi yang
paling tinggi
 Angka akan lebih baik 50%, apabila IB dilakukan lebih
dari 24 jam sebelum ovulasi sewaktu hewan dalam keadaaan
berahi sampai 6 jam sesudah akhir estrus
Pertama kali harus diinse terlambat
terlihat estrus minasi pada

pagi hari yang sama hari berikutnya


sore hari
sore hari berikutnya sesudah jam
( pagi-siang ) 15.00 besoknya

Spermatozoa sapi tahan hidup kira-kira 30 jam – 56 jam


di dalam saluran kelamin sapi betina
Tempat deposisi semen
deposisi semen dilakukan dalam servik pada pangkal
korpus uteri ( posisi 4 )

Evaluasi keberhasilan Inseminasi Buatan


 Keberhasilan kebuntingan setelah dikawinkan

 Jarak antara partus sampai bunting kembali

 Interval beranak

 Umur pubertas
 Sistem pencatatan hasil inseminasi buatan
diperlukan untuk :
- menilai ketrampilan kerja inseminator, dan pe
nguasaan teknik inseminasi
- menilai kesanggupan peternak dalam mende
teksi berahi
- menentukan sebab-sebab kegagalan yang bersumber
pada pejantan maupun hewan betina
- memberi data untuk penilaian hasil inseminasi dan efi
siensi reproduksi
- memperkirakan waktu kelahiran anak yang berhubungan dengan
kegiatan pemasaran
- memberi informasi tentang identitas induk dan ayah dari anak yang lahir dari
hasil inseminasi buatan
Pada prinsipnya catatan IB mengandung informasi
: - nama dan alamat peternak
- nama, nomor, bangsa, gambar warna, induk
dan ayah hewan betina yang diinseminasi,
keadaan berahi
- tanggal inseminasi pertama, kedua dan ketiga

- nama atau kode pejantan


- nama inseminator
- tanggal dan hasil periksaan kebuntingan
- tanggal melahirkan dan jenis kelamin anak, nama atau nomor anak

- tanggal serta keterangan tentang pemeriksaan dokter hewan atau kejadian


abortus
Non-Return Rate (NR) : persentase hewan yang
tidak kembali berahi ( minta kawin ) atau bila ti
dak ada permintaan inseminasi lebih lanjut da
lam waktu 2 8 – 35 hari
( jml sapi yg di IB) – (jml sapi yg kbl IB)
NR(%) = X100
jumlah sapi yang di IB

Conception Rate (CR) : persentase sapi betina


yang bunting pada inseminasi pertama
jml betina bunting yg didiagnosa secrkt
CR(%) = X100
jml seluruh betina yg diinseminasi

Jumlah inseminasi perkebuntingan ( service per


Conception )
Calving Rate ( angka kelahiran )

Anda mungkin juga menyukai