Anda di halaman 1dari 4

A.

Perkawinan ternak ruminasia secara buatan

Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih
dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'.

Tujuan Inseminasi Buatan


1. Memperbaiki mutu genetika ternak;
2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan
sehingga mengurangi biaya;
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka
waktu yang lebih lama;
4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
5. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Keuntungan dan Kerugian dari Inseminasi Buatan
1. Keuntungan Inseminasi Buatan
a) Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
b) Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
c) Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
d) Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka
waktu yang lama;
e) Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun
pejantan telah mati;
f) Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik
pejantan terlalu besar;
g) Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan
dengan hubungan kelamin.

2. Kerugian Inseminasi Buatan


a) Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak
akan terjadi kebuntingan;
b) Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan
berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan pada
sapi betina keturunan / breed kecil;
c) Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari
pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;
d) Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan
donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny
test).

Inseminator
Adalah tenaga teknis menengah yang telah dididik dan mendapat sertifikat sebagai
inseminator dari pemerintah (dalam hal ini Dinas Peternakan).

Tugas pokok inseminator adalah:


1. Menerima laporan dari pemilik ternak mengenai sapi birahi dan memenuhi
panggilan tersebut dengan baik dan tepat waktu
2. Menangani alat dan bahan Inseminasi buatan sebaik-baiknya
3. Melakukan identifikasi akseptor Inseminasi Buatan (IB) dan mengisi kartu peserta
Inseminasi Buatan (IB);
4. Melaksanakan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak;
5. Membuat laporan pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan menyampaikan kepada
pimpinan SPT IB
Petugas IB (inseminator) hanya boleh menginseminasi kalau betina sedang birahi saja. Kalau
betina tidak sedang birahi, petugas IB sebaiknya memberitahukan ke peternak dan memintanya
untuk memperhatikan gejala birahi dengan lebih baik lagi.

Pelaksanaan Program Inseminasi Buatan (IB)


Pemeriksaan Awal
Deteksi birahi yang tepat adalah kunci utama keberhasilan Inseminasi Buatan, selanjutnya adalah
kecepatan dan ketepatan pelayanan Inseminasi Buatan itu sendiri dilaksanakan. Untuk
memudahkan, sebagai patokan biasa dilakukan sebagai berikut:
Pertama kali terlihat tanda-tanda
Harus diinseminasi pada Terlambat
birahi
Pagi Hari yang sama Hari berikutnya
Hari berikutnya (pagi dan paling Sesudah jam 15:00
Sore
lambat siang hari) besoknya
Keterlambatan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) akan berakibat pada kerugian waktu yang
cukup lama. Jarak antara satu birahi ke birahi selanjutnya adalah kira-kira 21 hari sehingga bila
satu birahi terlewati maka kita masih harus menunggu 21 hari lagi untuk melaksanakan
Inseminasi Buatan (IB) selanjutnya. Kegagalan kebuntingan setelah pelaksanaan Inseminasi
Buatan (IB) juga akan berakibat pada terbuangnya waktu percuma, selain kerugian materiil dan
immateriil karena terbuangnya semen cair dan alat pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) serta
terbuangnya biaya transportasi baik untuk melaporkan dan memberikan pelayanan dari pos
Inseminasi Buatan (IB) ke tempat sapi birahi berada.

Tanda - tanda birahi pada sapi betina adalah :


1. ternak gelisah
2. sering berteriak
3. suka menaiki dan dinaiki sesamanya
4. vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa:
abang, abuh, anget, atau 3 B dalam bahasa Sunda: Beureum, Bareuh, Baseuh)
5. dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak berwarna
6. nafsu makan berkurang

Waktu Melakukan Inseminasi Buatan (IB)


Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu
liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka.
Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu
dari birahi telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :
 permulaan birahi : 44%
 pertengahan birahi : 82%
 akhir birahi : 75%
 6 jam sesudah birahi : 62,5%
 12 jam sesudah birahi : 32,5%
 18 jam sesudah birahi : 28%
 24 jam sesudah birahi : 12%
Faktor - Faktor Penyebab Rendahnya Kebuntingan
Faktor - faktor yang menyebabkan rendahnya prosentase kebuntingan adalah :
1. Fertilitas dan kualitas mani beku yang jelek / rendah;
2. Inseminator kurang / tidak terampil;
3. Petani / peternak tidak / kurang terampil mendeteksi birahi;
4. Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan Inseminator yang lamban;
5. Kemungkinan adanya gangguan reproduksi / kesehatan sapi betina.
ALAT DAN BAHAN :
1. Insemination Gun
2. Container atau termos straw
3. Platik sheet
4. Plastik glove
5. Straw (berisi semen beku)
6. Air hangat
7. Ember kecil
8. Tissue
9. Sabun mandi
10. Pinset
11. Gunting straw
1. Inseminasi Gun
Digunakan untuk memasukkan semen beku kedalam saluran reproduksi betina (vagina,dan
serviks)
2. Gunting straw
Gunting diperlukan untuk menggunting ujung straw, setelah straw dimasukkan ke dalam
Inseminasi Gun). Sebelum menggunting, harus dipastikan bahwa gunting ini steril.
3. Pinset
Digunakan untuk mengambil straw dari canister atau thermos
4. Container atau thermos straw
Termos khusus berlubang pada bagian tutupnya, digunakan untuk wadah nitrogen cair. Straw
yang diambil dari Container dengan pinset segera dimasukkan ke dalam termos untuk dapat
dibawa ke tempat sapi betina. Lobang kecil yang dibuat pada tutup termos dimaksudkan untuk
penguapan nitrogen. Tanpa adanya lobang ini tutup termos dapat terhembus dan terlempar
keluar, atau termos dapat meledak.
Container dengan canister atau wadah straw, harus tetap dijaga berisi Nitrogen cair. Volume
nitrogen dalam Container harus selalu diperhatikan dengan jalan mencelupkan batang pengukur
yang terbuat dari kayu ke dalam Nitrogen air . Volume N2 cair di dalam container tidak boleh
kurang 3 inci (10 cm) dari dasar container. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana N2 cair di
dalam container tinggal setinggi 3 inci (± 10 cm), maka penambahan N2 cair harus segera
dilakukan dalam waktu 12 jam. Nitrogen cair cadangan untuk menambah volume harus selalu
tersedia. Jika Container tiap hari dibuka satu kali untuk mengambil straw, maka biasanya
penambahan nitrogen cair dilakukan 3 minggu sekali,
5. Plastik sheet
Digunakan sebagai pelindung inseminasi gun setelah di isi straw, sehingga pada saat dimasukkan
kedalam saluran reproduksi betina tidak melukai
6. Plastik glove (sarung tangan plastik)
Digunakan untuk melindungi tangan pada saat palpasi lewat rectal.
7. Air hangat dan ember kecil
Digunakan untuk thawing semen beku
8. Tissue
Digunakan untuk membersihkan straw dan membersihakan vulva yang kotor
9. Sabun
Digunakan sebagai pelicin plastic glove pada saat akan masuk rectal.

Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:


1. Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan
(thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan
memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu
untuk thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air
dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.
2. Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
3. Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan
menggunakan gunting bersih
4. Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw
5. Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat
6. Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan
dimasukkan ke dalam rektum
7. Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat
menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran
harus dikeluarkan lebih dahulu
8. Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut
dengan 'posisi ke empat'. Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka
keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.
Warna straw berdasarkan bangsa sapi
Bali Merah
Madura Hijau
Ongole Biru Muda
Frissian Holstein (FH) Abu-abu
Brahman Biru Tua
Angus Hijau Biru
Brangus Hijau Tua
Simmental Transparan
Limousine Merah Jambu

Anda mungkin juga menyukai