PETERNAKAN
Anggota Kelompok 6
1. Niza Maulida 4001418058
2. Nava Natasya 4001418076
3. Hanifatul Fitri 4510121112
4. Muhammad Rizqi Nur 4510121089
SUB BAB MATERI
1 Teknologi Inseminasi Buatan 6 Ternak Transgenik
Sinkronasi Superovula
Seleksi IB
Etrus si
Evaluasi Panen
TE
Embrio Embrio
Kandang
Peterna
k
Resipien
TEKNIK PEMASUKAN
1. Melakukan thawing embrio (melelehkan/ menghangatkan
embrio yang dibekukan)
2. Memasukkan straw embrio pada gun TE kemudian
masukkan gun TE ke dalam sheet TE yang telah
dilengkapi dengan outer sheat
3. Membersihkan vulva dengan air, kemudian lap dengan
dengan tissue dan kapas beralkohol
4. Membuka vagina hewan dengan jari dan masukkan gun
TE kedalam alat reproduksi betina sampai ujung gun
mencapai 1/3 bagian apex cornua kanan atau kiri. Pastikan
prosedur ini dilaksanakan dengan hati-hati untuk 5. Melakukan transfer embrio pada
meminimalisasi iritasi dinding uterus/cornua yang cornua yang ipsilateral dengan CL.
disebabkan oleh ujung gun TE. 6. Mengaplikasikan transfer embrio harus
dilakukan secara aseptis untuk
menghindari adanya kontaminasi.
3. TEKNIK PROCESSING SEMEN
Tentang
Penampunga
CPT
n
Tata Cara
Evaluasi
PENAMPUNGAN SEMEN
Pengertian Manfaat
Fertilisasi in vitro (FIV) Menjadi alternatif produksi
merupakan teknologi produksi embrio dalam pelaksanaan
embrio pada lingkungan buatan transfer embrio dan membuka
diluar tubuh dalam suatu sistem peluang yang lebih besar untuk
biakan sel (Hunter, 1995). mengembangkan teknik
manipulasi gamet dan embrio
(Syaiful, 2011).
PROSES FIV
Penyimpanan gamet dalam waktu lama yang dilakukan dalam bentuk beku
pada suhu -196 ºC dalam media dengan penambahan crioprotectan. Pada saat
tersebut sel dalam keadaan “ditidurkan”, sehingga metabolisme sel terhenti,
tetapi masih mempunyai kemampuan hidup setelah sel tersebut “dibangunkan”
kembali dengan mencairkan dan mengkultur pada kondisi tertentu secara
optimum.
PRINSIP CRIOPRESERVASI
2 Criopreservasi Oosit
Oosit merupakan sel gamet betina yang merupakan dasar terjadinya proses
reproduksi. Pada pembekuan oosit ini faktor-faktor yang perlu diperhatikan
adalah: suhu inkubasi pra pembekuan, lama ekuilibrasi, kecepatan penurunan
suhu pembekuan, dan metode koleksi oosit.
6. TERNAK TRANSGENIK
Menurut Budidaryono (2009), kloning pada hewan dimulai ketika para pakar biologi reproduksi
Amerika, Briggs dan King, pada tahun 1952 berhasil membuat klon katak melalui teknik Transplanting
Genetic Material dari suatu sel embrional katak ke dalam sel telur katak yang telah diambil intinya.
Pada tahun 1962, Gurdon melakukan transplantasi nukleus sel usus katak (somatik) yang telah
mengalami diferensiasi ke dalam sel telur katak yang telah diambil intinya. Sel telur berinti sel
intestinum tersebut kemudian berkembang menjadi klon katak.
Fakta dari hewan kloning dari berbagai spesies telah diproduksi oleh sejumlah laboratorium
menunjukkan begitu besarnya keinginan untuk memproduksi atau mengkloning hewan dengan genotip-
genotip spesifik.
National Geographic pada bulan Mei 2009 ini menyajikan berita yang cukup menarik mengenai usaha
para ilmuwan untuk membangkitkan kembali mamooth (Mammuthus primigenius), sejenis gajah
raksasa berbulu lebat yang pernah menguasai lingkaran kutub utara ribuan tahun silam dari specimen
utuh seekor bayi mamooth di Siberia.
MANFAAT KLONING
1 2 3
Untuk pengembangan ilmu Untuk tujuan diagnostik
pengetahuan, Untuk mengembangkan dan dan terapi
pengembangan biologi, memperbanyak bibit unggul Menolong atau
khususnya reproduksi- menyembuhkan pasangan
embriologi infertil