Anda di halaman 1dari 28

BIOTEKNOLOGI

PETERNAKAN
Anggota Kelompok 6
1. Niza Maulida 4001418058
2. Nava Natasya 4001418076
3. Hanifatul Fitri 4510121112
4. Muhammad Rizqi Nur 4510121089
SUB BAB MATERI
1 Teknologi Inseminasi Buatan 6 Ternak Transgenik

2 Teknologi Transfer Embrio 7 Kloning

3 Teknologi Processing Semen 8 Ternak Chimera

4 Fertilisasi in Vitro 9 Manfaat Biotek dalam


Peternakan
5 Teknologi Criopreservasi
Gamet
1. TEKNIK INSEMINASI
BUATAN

Pemasukan secara sengaja sel sperma


ke dalam rahim atau serviks seorang
wanita (betina) dengan tujuan
memperoleh kehamilan melalui
inseminasi dengan cara selain
hubungan seksual.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1 2

Toelihere (1981) menyatakan bahwa


Ardikarta (1981) menyatakan bahwa
faktor keberhasilan inseminasi buatan
faktor faktor yang memperngaruhi
dipengaruhi oleh pengetahuan pertenak
inseminasi buatan adalah fertilitas,
dalam gejala birahi, pelaksanaan
keterampilan inseminator, deteksi birahi,
inseminasi buatan, pengalaman
waktu inseminasi, jumlah sperma, dosis
inseminator dan kualitas sperma
inseminasi dan komposisi semen
PROSES
INSEMINASI BUATAN
1. Menggunakan semen cair. Aplikator untuk
menyampaikan semen dapat menggunakan pipet
2. Mengurut punggung ayam betina. Ketika ayam
mere-gang, lakukan penekanan bagian pu-bis ke
arah depan sehingga ayam merejan dan
mencuatkan vaginanya
3. Memasukkan pipet yang sudah berisi semen ke
dalam lubang vagina kedalaman 2-3 cm lalu
menekan pompa pipet injeksi sehingga semen
tercurah
Keuntungan Kelemahan
• Tidak terjadi kehamilan jika identifikasi masa
• Menghemat biaya birahi betina salah atau waktu inseminasi
• Mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik. tidak tepat.
• Mencegah terjadinya perkawinan sedarah • Terjadi distokia atau kesulitan kelahiran jika
(Inbreeding) sperma beku berasal dari pejantan besar yang
• Sperma unggulan bisa disimpan disuntikkan ke betina kecil.
• Sperma beku bisa digunakan kembali next time • Menurunkan kualitas sperma jika
• Menghindari kecelakaan perkawinan pada ternak menggunakan semen beku dalam jangka
betina yang sering terjadi karena fisik pejantan waktu yang lama.
lebih besar. • Menurunkan sifat-sifat genetik yang jelek
• Menghindari dari penularan penyakit yang jika pejantan donor tidak diamati sifat gennya
ditularkan melalui hubungan kelamin. dengan baik
2. TEKNOLOGI TRANSFER EMBRIO

Sinkronasi Superovula
Seleksi IB
Etrus si

Evaluasi Panen
TE
Embrio Embrio

(Situmorang dan Triwulaningsih 2004)


TEKNIK SELEKSI

Kandang

Peterna
k

Resipien
TEKNIK PEMASUKAN
1. Melakukan thawing embrio (melelehkan/ menghangatkan
embrio yang dibekukan)
2. Memasukkan straw embrio pada gun TE kemudian
masukkan gun TE ke dalam sheet TE yang telah
dilengkapi dengan outer sheat
3. Membersihkan vulva dengan air, kemudian lap dengan
dengan tissue dan kapas beralkohol
4. Membuka vagina hewan dengan jari dan masukkan gun
TE kedalam alat reproduksi betina sampai ujung gun
mencapai 1/3 bagian apex cornua kanan atau kiri. Pastikan
prosedur ini dilaksanakan dengan hati-hati untuk 5. Melakukan transfer embrio pada
meminimalisasi iritasi dinding uterus/cornua yang cornua yang ipsilateral dengan CL.
disebabkan oleh ujung gun TE. 6. Mengaplikasikan transfer embrio harus
dilakukan secara aseptis untuk
menghindari adanya kontaminasi.
3. TEKNIK PROCESSING SEMEN

Tentang
Penampunga
CPT
n
Tata Cara
Evaluasi
PENAMPUNGAN SEMEN

Elektrojakulator Vagina Buatan


Pijat
4. FERTILISASI IN VITRO

Pengertian Manfaat
Fertilisasi in vitro (FIV) Menjadi alternatif produksi
merupakan teknologi produksi embrio dalam pelaksanaan
embrio pada lingkungan buatan transfer embrio dan membuka
diluar tubuh dalam suatu sistem peluang yang lebih besar untuk
biakan sel (Hunter, 1995). mengembangkan teknik
manipulasi gamet dan embrio
(Syaiful, 2011).
PROSES FIV

Pengambilan oosit Ditransfer ke ternak


dari ternak hidup resipien atau dibekukan
atau dari ternak untuk ditansfer
betina yang baru kemudian
dipotong
Dimatangkan,dibuahi, dan
dikultur sampai pada tahap
tertentu
5. TEKNOLOGI CRIOPRESERVASI GAMET

Penyimpanan gamet dalam waktu lama yang dilakukan dalam bentuk beku
pada suhu -196 ºC dalam media dengan penambahan crioprotectan. Pada saat
tersebut sel dalam keadaan “ditidurkan”, sehingga metabolisme sel terhenti,
tetapi masih mempunyai kemampuan hidup setelah sel tersebut “dibangunkan”
kembali dengan mencairkan dan mengkultur pada kondisi tertentu secara
optimum.
PRINSIP CRIOPRESERVASI

1. Apabila terjadi dehidrasi


(pengeluaran air dalam sel) akan
terjadi kekeringan yang
menyebabkan kerusakan pada sel

(2) Apabila tidak terjadi dehidrasi


akan terbentuk kristal-kristal es
yang dapat merusak sel, jaringan
dan materi genetik ternak lainnya.
MACAM CRIOPRESERVASI
1 Criopreservasi embrio
Criopreservasi embrio adalah suatu proses penghentian untuk sementara
kegiatan hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel, dimana proses hidup dapat
berlanjut setelah pembekuan dihentikan. Pembekuan embrio mamalia pertama
kali dilaporkan oleh Witting (1971) yang melakukan pembekuan terhadap
embrio mencit

2 Criopreservasi Oosit
Oosit merupakan sel gamet betina yang merupakan dasar terjadinya proses
reproduksi. Pada pembekuan oosit ini faktor-faktor yang perlu diperhatikan
adalah: suhu inkubasi pra pembekuan, lama ekuilibrasi, kecepatan penurunan
suhu pembekuan, dan metode koleksi oosit.
6. TERNAK TRANSGENIK

Pengertian Proses Tujuan


Ternak transgenik adalah Meningkatkan produk
Penyuntingan fragmen
hewan yang telah dari hewan ternak seperti
DNA secara mikro ke
mengalami rekayasa daging susu, dan telur
dalam sel telur yang telah
genetika sehingga
mengalami pembuahan
dihasilkan hewan dengan
sifat yang diharapkan
Tujuan Produksi Ternak Transgenik

● Meningkatkan produktivitas ternak


● Meningkatkan kesehatan ternak
● Bioreaktor untuk produk-produk biomedis
Contoh Ternak Transgenik
Domba transgenik. Jadi DNA domba ini disisipi
dengan gen manusia yang disebut factor VIII
( merupakan protein pembeku darah). Berkat
penyusupan gen tersebut, domba menghasilkan
susu yang mengandung factor VIII yang dapat
dimurnikan untuk menolong penderita
hemophilia.
7. KLONING

 Berdasarkan etimologi, istilah kloning atau klonasi berasal dari


bahasa Yunani, yaitu dari kata Klonus atau Kloon yang berarti
ranting, stek, tunas, atau cangkok.
 Pada hakekatnya, kloning merupakan langkah penggandaan
(pembuatan tiruan yang sama persis) dari suatu makhluk hidup
dengan menggunakan kode DNA makhluk tersebut.
SEJARAH KLONING

 Menurut Budidaryono (2009), kloning pada hewan dimulai ketika para pakar biologi reproduksi
Amerika, Briggs dan King, pada tahun 1952 berhasil membuat klon katak melalui teknik Transplanting
Genetic Material dari suatu sel embrional katak ke dalam sel telur katak yang telah diambil intinya.
 Pada tahun 1962, Gurdon melakukan transplantasi nukleus sel usus katak (somatik) yang telah
mengalami diferensiasi ke dalam sel telur katak yang telah diambil intinya. Sel telur berinti sel
intestinum tersebut kemudian berkembang menjadi klon katak.
 Fakta dari hewan kloning dari berbagai spesies telah diproduksi oleh sejumlah laboratorium
menunjukkan begitu besarnya keinginan untuk memproduksi atau mengkloning hewan dengan genotip-
genotip spesifik.
 National Geographic pada bulan Mei 2009 ini menyajikan berita yang cukup menarik mengenai usaha
para ilmuwan untuk membangkitkan kembali mamooth (Mammuthus primigenius), sejenis gajah
raksasa berbulu lebat yang pernah menguasai lingkaran kutub utara ribuan tahun silam dari specimen
utuh seekor bayi mamooth di Siberia.
MANFAAT KLONING

1 2 3
Untuk pengembangan ilmu Untuk tujuan diagnostik
pengetahuan, Untuk mengembangkan dan dan terapi
pengembangan biologi, memperbanyak bibit unggul Menolong atau
khususnya reproduksi- menyembuhkan pasangan
embriologi infertil

Ada beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat keberhasilan


kloning diantaranya adalah spesies, tipe sel donor inti, modifikasi
genetik, ovum resipien, perlakuan terhadap sel donor sebelum
transfer inti, dan teknik transfer inti.
BIOETIKA KLONING

Metode baru harus


dikembangkan untuk
menunjukkan bahwa Metode monitoring
embrio manusia harus dikembangkan
preimplantasi yang untuk mendeteksi
dihasilkan harus normal secara efektif dan
komprehensif

Prosedur untuk kloning


reproduktif
8. TERNAK
CHIMERA
Kata “Chimera” berasal dari nama
makhluk pada mitologi yunani, yaitu
makluk berkepala singa, berbadan domba
dan berekor ular. Sedangkan dalam
genetika, Chimera adalah individu yang
memiliki lebih dari satu set populasi DNA
yang berbeda satu sama lainnya dan
berasal dari zygote yang berbeda.
MANFAAT CHIMERA

2. Tikus hasil teknik chimera


1. Memungkinkan
atau Chimeric Mice dapat
manusia
digunakan untuk menguji
menumbuhkan organ
suatu bahan atau obat
pada hewan tertentu
sebelum di uji coba ke tubuh
untuk implantasi
manusia
9. MANFAAT
BIOTEKNOLOGI
DALAM BIDANG
PETERNAKAN
Dengan teknik inseminasi
Dengan menerapkan
Usaha perbanyakan buatan, dapat dihasilkan
pengetahuan cabang
ternak unggul keturunan sapi atau domba
ilmu, akan dihasilkan
yang diharapkan tanpa
ternak varietas unggul.
mengenal musim kawin
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, S. 2009. Kloning dan Etik dalam Kedokteran Reproduksi. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hangbao Ma. 2004. Technique of Animal Clone. Journal Nature and Science, 2(1),
2004: 29-34.
Hine, T. M. 2004. Kloning untuk Menghasilkan Hewan dengan Genotip yang
Diinginkan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rusda, M. 2004. Kloning. Sumatra Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Setiawan, M., Sardjono, CT., Sandra, F. 2008. Menuju Kloning Terapeutik dengan
Teknik SCNT. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 161/ Vol. 35 No. 2 Maret-April
2008: 72-76.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai