Kambing penghasil jaring laba-laba atau yang sering disebut sebagai Spider Goat merupakan salah satu inovasi penerapan dari ilmu bioteknologi seperti domba dolly. Spider Goat dapat menghasilkan sutra laba-laba dalam susu yang di hasilkannya. Mengapa bisa demikian? Randy Lewis, seorang professor biologi molekuler dan peneliti lainnya dari Universitas Wyoming, telah megembangkan cara untuk memasukan/menyisipkan gen laba-laba sutra ke DNA kambing betina. Hasilnya kambing betina dapat membentuk protein sutra laba-laba dalam susu mereka. Protein tersebut diaktifkan menggunakan asam amino yang kemudian menjadikan susu sebagai tiruan serat jaring laba- laba. Susu yang dihasilkan kemudian diperah lalu dimurnikan dan dikeringkan. Hasil akhirnya akan menjadi microfiber (benang sutra tipis). Selanjutnya microfiber dipintal menjadi benang dengan ketebalan diameter 1 mm. Benang tersebut dinamakan BioSteel.
B. Manfaat Spider Goat
Setelah 10 tahun silam penerapan ilmu bioteknologi, khususnya pada rekayasa genetika hewan “Spider Goat” ini dimanfaatkan dan sudah dikomersialkan produk dari hasil susu kambingnya. Pada bulan januari 2002 perusahaan kanada bekerja sama dengan militer amerika dalam proyek penelitian susu kambing sutra ini telah berhasil menghasilkan produk benang BioSteel. BioSteel lebih kuat dari baja, memiliki kekuatan 150.000 kg perinci persegi dan kompatibel dengan tubuh manusia, BioSteel juga 2 kali lebih lentur dari nylon. Maka dari itu BioSteel dimanfaatkan di dunia kemiliteran sebagai bahan pembuat Kevlar/rompi anti peluru. Tidak hanya itu karena kekuatan dan keelastisitasannya, BioSteel dapat digunakan juga untuk keperluan medis seperti untuk membuat benang operasi,sarung tangan bedah, ligamen dan tendon buatan, untuk menjahit luka mata, dan untuk perbaikan rahang.
C. Dampak negatif dari Spider Goat
Sampai saat ini para ilmuwan belum menemukan gejala kambing yang mengalami gangguan fisik maupun psikologis, kambing transgenik tersebut tampaknya tidak memiliki perbedaan lain dalam hal kesehatan, penampilan atau perilaku yang berbeda dengan kambing biasa tanpa gen tambahan selain dari susunya yang mengandung protein sutra laba-laba. Para kambing tersebut tetap memakan rumput dan dapat hidup secara berkawanan. Hanya saja seperti faktor genetik lainnya, hanya beberapa persen dari kambing yang dapat melanjutkan gen tersebut. Misalnya, dari 7 anak-anak kambing yang dilahirkan pada bulan februari 2010, 3 telah di uji positif karena memiliki gen protein sutra sedangkan 4 lainya merupakan kambing normal.
D. Proses rekayasa genetika dari Spider Goat
Sebenarnya sutra laba-laba yang dihasilkan dari laba-laba sudah bisa digunakan dalam pembuatan BioSteel. Namun di karenakan laba-laba cenderung bersifat territorial, sehingga ketika para peneliti membuat peternakan laba-laba, laba-laba itu akan saling membunuh satu sama lainnya. Oleh karena itu perusahaan asal kanada yang bergerak dalam bidang BioSteel menemukan inovasi tentang Spider Goat. Spider Goat merupakan hewan hasil modifikasi genetik berupa kambing transgenik/kambing GMOs (Genetically Modified Organisms) yang dalam proses perekayasaan gennya menggunakan teknik rekombinasi DNA, yaitu dengan cara menyisipkan gen lain ke dalam plasmid sehingga menghasilkan individu yang memiliki sifat tertentu sesuai dengan keinginan si pembuat. Untuk Spider Goat sendiri merupakan penyisipan dari gen laba-laba sutra ke dalam DNA kambing betina hasilnya susu dari kambing tersebut mengandung protein sutra laba-laba. Tugas Biologi Rekayasa Genetika Spider Goat (kambing penghasil jaring laba-laba)
Nama kelompok : 1. Annisa Rakhmawati 2. Aji Bimantoro
SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
Jl. Raya Kotagajah Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah Telp/ Fax (0725) 48318 Email : sma1koga@yahoo.com