Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI TERNAK POTONG KECIL Mata


Kuliah:
Produksi ternak potong kecil

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
SEMESTER III A
1. ADITIYAS DEVA SHERLI EFENDI (03.03.018.001)
2. ANGGIN KURNIA UTAMI (03.03.018.007)
3. KRISTOFORUS STEVEN GALARANA (03.03.018.020)
4. MUHAMMAD ICHSAN WURLAKSONO (03.03.018.023)
5. MHD. ALI HANFIAH HASIBUAN (03.03.018.021)
KEMENTRIAN PERTANIAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
YOGYAKARTA - MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
TAHUN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Estrus yang dikenal dengan istilah birahi yaitu suatu periode secara psikologis
maupun fisiologis pada hewan betina yang bersedia menerima pejantan untuk
kopulasi. Siklus estrus dibagi menjadi beberapa fase yang dapat dibedakan dengan
jelas yang disebut proestrus, estrus, metestrus dan diestrus (Frandson, 1996). Estrus
merupakan periode seksual yang sangat jelas yang disebabkan oleh tingginya level
estradiol, folikel de Graaf membesar dan menjadi matang, uterus berkontraksi dan
ovum mengalami perubahan kearah pematangan. Metestrus adalah periode dimana
korpus luteum bertambah cepat dari sel-sel graulose folikel yang telah pecah dibawah
pengaruh Luteinizing hormone (LH) dari adenohyphophysa. Diestrus adalah periode
terlama dalam siklus estrus dimana korpus luteum menjadi matang dan pengaruh
progesterone terhadap saluran reproduksi menjadi nyata. Diestrus adalah periode
dimana folikel de Graaf bertumbuh dibawah pengaruh follicle stimulating hormone
(FSH) dan menghasilkan sejumlah estradiol bertambah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pengamatan birahi pada kambing dan domba yakni:
1. Memberikan pengetahuan dasar mengenai gejala – gejala birahi pada kambing
maupun domba.
2. Membuat mahasiswa menjadi lebih peka terhadap kondisi ternak yang sedang
birahi itu seperti apa.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yakni:
1. Mahasiswa jarang mengetahui siklus estrus pada ternak kambing dan domba.
2. Kurangnya kepedulian terhadap ternak.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dalam pengamatan birahi pada kambing dan
domba yakni:
1. Memberikan efek kepedulian terhadap ternak kambing dam domba secara
langsung.
2. Mengajarkan ciri -ciri estrus pada kambing dan domba.
3. Mengetahuinya siklus yang telah di paparkan.
4. Membuat mahasiswa lebih pandai memilah mana yang birahi dan mana yang tidak
birahi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Siklus birahi pada setiap hewan berbeda antara satu sama lain tergantung dari
bangsa, umur, dan spesies (Partodiharjo, 1992). Interval antara timbulnya satu periode
berahi ke permulaan periode berikutnya disebut sebagai suatu siklus berahi. Siklus berahi
pada dasarnya dibagi menjadi 4 fase atau periode yaitu ; proestrus, estrus, metestrus,
dan diestrus (Marawali, dkk., 2001; Sonjaya, 2005). Berikut ini adalah keadaan korpus
luteum dan folikel pada ovarium sapi selama siklus estrus.

Estradiol meningkatkan jumlah suplai darah ke saluran alat kelamin dan


meningkatkan perkembangan estrus, vagina, tuba fallopi, folikel ovarium (Toelihere,
1985). Proses ovulasi akan diulang kembali secara teratur setiap jangka waktu yang tetap
yaitu satu siklus birahi. Pengamatan birahi pada ternak sebaiknya dilakukan dua kali,
yaitu pagi dan sore sehingga adanya birahi dapat teramati dan tidak terlewatkan
(Salisbury dan Vandenmark, 1978). Diestrus adalah periode terakhir dan terlama pada
siklus berahi, korpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron terhadap saluran
reproduksi menjadi nyata (Marawali, dkk, 2001).
BAB III

METODOLOGI

2.1 Pelaksanaan

Adapun tempat melaksanakan nya pada:

Hari dan tanggal : 15 Oktober 2019

Waktu : 09.00 - selesai

Tempat pelaksanaan : kandang domba dan kambing, politeknik pembangunan


pertanian Yogyakarta – magelang jurusan peternakan

2.2 Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yang dilaksanakan yakni: Alat

– alat

1. Handphone
2. ATK
3. Kandang domba dan kambing

Bahan

1. Ternak domba dan kambing


2. Gambar estrus pada ternak
3. Data
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Siklus Estrus

Estrus yang dikenal dengan istilah birahi yaitu suatu periode secara psikologis
maupun fisiologis pada hewan betina yang bersedia menerima pejantan untuk kopulasi.
Siklus estrus dibagi menjadi beberapa fase yang dapat dibedakan dengan jelas yang
disebut proestrus, estrus, metestrus dan diestrus (Frandson, 1996).

Estrus merupakan periode seksual yang sangat jelas yang disebabkan oleh
tingginya level estradiol, folikel de Graaf membesar dan menjadi matang, uterus
berkontraksi dan ovum mengalami perubahan kearah pematangan. Metestrus adalah
periode dimana korpus luteum bertambah cepat dari sel-sel graulose folikel yang telah
pecah dibawah pengaruh Luteinizing hormone (LH) dari adenohyphophysa. Diestrus
adalah periode terlama dalam siklus estrus dimana korpus luteum menjadi matang dan
pengaruh progesterone terhadap saluran reproduksi menjadi nyata. Diestrus adalah
periode dimana folikel de Graaf bertumbuh dibawah pengaruh follicle stimulating
hormone (FSH) dan menghasilkan sejumlah estradiol bertambah.

3.1.1 Proestrus

Proestrus adalah fase sebelum estrus yaitu periode pada saat folikel de graaf
tumbuh di bawah pengaruh FSH dan menghasilkan sejumlah estradiol yang semakin
bertambah (Marawali, dkk, 2001). Estradiol meningkatkan jumlah suplai darah ke saluran
alat kelamin dan meningkatkan perkembangan estrus, vagina, tuba fallopi, folikel ovarium
(Toelihere, 1985).

Fase yang pertama kali dari siklus estrus ini dianggap sebagai fase penumpukan
atau pemantapan dimana folikel ovarium yang berisi ovum membesar terutama karena
meningkatnya cairan folikel yang berisi cairan estrogenik. Estrogen yang diserap dari
folikel ke dalam aliran darah merangsang peningkatam vaskularisasi dan pertumbuhan
sel genital dalam persiapan untuk birahi dan kebuntingan yang terjadi (Frandson, 1992).
Pada fase ini akan terlihat perubahan pada alat kelamin luar dan terjadi
perubahan-perubahan tingkah laku dimana hewan betina gelisah dan sering
mengeluarkan suara-suara yang tidak biasa terdengar (Partodiharjo, 1980).

Fase ini terjadi perubahan tingkah laku, perubahan alat kelamin luar, pada ovarium
terdapat folikel de graaf, kelenjar endometrium tumbuh memanjang, serviks terjadi
relaksasi, Terjadi pertumbuhan folikel yang cepat.

3.1.2 Estrus

Pada fase ini folikel de graaf sudah matang, sekresi lendir serviks maksimal,
dinding folikel tipis sehingga ternak responsif terhadap pejantan dan ingin dikawini. Estrus
adalah periode yang ditandai dengan penerimaan pejantan oleh hewan betina untuk
berkopulasi. Pada umumnya memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan turun
atau hilang sama sekali, menghampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan
menungganginya. Menurut Frandson (1992), Pengamatan birahi pada ternak sebaiknya
dilakukan dua kali, yaitu pagi dan sore sehingga adanya birahi dapat teramati dan tidak
terlewatkan (Salisbury dan Vandenmark, 1978).

3.1.4 Metestrus

Fase Metestrus terjadi setelah estrus selesai, ternak menolak untuk kopulasi, ada
korpus haemoragicum pada ovarium, serviks sudah menutup, fase ini terjadi penurunan
kadar estrogen.Metestrus ditandai dengan berhentinya puncak estrus dan bekas folikel
setelah ovulasi mengecil dan berhentinya pengeluaran lendir (Salisbury dan
Vandenmark, 1978).

3.1.5 Diestrus

Diestrus adalah periode terakhir dan terlama pada siklus berahi, korpus luteum
menjadi matang dan pengaruh progesteron terhadap saluran reproduksi menjadi nyata
(Marawali, dkk, 2001). Fase diestrus tidak ada aktivitas kelamin, ovarium terdapat corpus
luteum dan ternak dalam keadaan tidak bunting, berakhir pada saat regresi corpus
luteum.

3.1.6 Ovulasi

Salah satu yang sangat penting pada saat birahi adalah terjadinya ovulasi. Karena
birahi tanpa ovulasi tidak akan terjadi fertilisasi. Ovulasi adalah, pecahnya folikel yang
telah matang disertai keluarnya ovum dari folikel tersebut. Lapisan sel telur (ovum) terdiri
dari memberan vitelin, zona pelusida dan comulus oophorus. Ovulasi merupakan
rangkaian mekanisme fisiologis, biokemikal dan biofisikal (samik A, 2017)

Keberhasilan perkawinan baik IB maupun kawin alam apabila terjadi pertemuan


sel telur (ovum) dengan sel spermatazoa. Jika tidak terjadi ovulasi sudah barang tentu
tidak akan ada kebuntingan. Terjadinya ovulasi pada ternak ruminansia
bermacammacam tergantung jenis ternaknya. Waktu yang paling tepat ternak ruminansia
untuk dikawinkan pada saat menjelang ovulasi, pada sapi sekitar 10 jam setelah standing
heat

3.2 Siklus estrus pada domba

Pubertas pada domba mulai umur 12 bulan. Domba merupakan contoh nyata
untuk hewan-hewan yang mempunyai poliestrus musiman dengan periode anestrus yang
panjang diikuti dengan musim kawin yang bervarasi dari 1-20 hari siklus estrus yang
berurutan. Panjangnya musim kawin tampak berkaitan dengan keadaan iklim pada saat
itu. Pada iklim tertentu periode melahirkan bagi domba terbatas dan akibatnya musim
kawin atau musim birahi juga terbatas dengan demikian kelahiran hanya terjadi pada
waktu yang memungkinkan.

Lama siklus estrus domba rata-rata 16-17 hari. Siklus yang terlalu panjang atau
terlalu pendek cenderung terjadi selama awal atau akhir masa birahi, bukan pada
pertengahan birahi. Lama estrus rata-rata 30 jam dengan kisaran 3-84 jam, tetapi
kebanyakan domba betina akan siap menerima pejantan selama periode 24-48 jam.
Domba-domba pejantan sudah mulai tertarik pada sat proestrus, metestrus, dan estrus,
tetapi domba-domba betina baru bisa menerima pejantan hanya periode estrus saja.

Ovulasi terjadi pada saat akhir estrus, 2 atau 3 ovulasi dapat terjadi pada estrus yang
sama. Saat yang terbaik untuk mengawinkan domba betina adalah pada pertengahan
sampai akhir periode estrus.

3.3 Siklus estrus pada kambing

Tingginya respon birahi pada penyuntikan kedua disebabkan PGF2α efektif untuk
penyerentakan birahi mulai fase pertengahan luteal. Kambing‐kambing yang tidak berada
pada fase ini pada penyuntikan pertama akan memasuki fase luteal pada penyuntikan
kedua. Hormon PGF2α efektif dalam meregresi korpus luteum fungsional tidak pada
korpus luteum yang sedang tumbuh (Partodihardjo, 1987). Tanda‐tanda birahi pada
kambing hampir sama dengan yang dilaporkan Siregar et al. (2004) yakni vulva merah
dan bengkak, keluar lendir, mau dinaiki, dan perubahan tingkah laku

Sumoprastowo (1980) menyatakan tanda - tanda birahi pada kambing adalah


gelisah, ekor diangkat dan digerakkan ke kiri dan ke kanan, berusaha mendekati kambing
jantan, mengembik, vulva bengkak dan berwarna kemerahan, bila diraba terasa hangat
serta mengeluarkan cairan yang jernih. Selanjutnya Britt (1993) menerangkan bahwa
faktor‐faktor yang mempengaruhi lama birahi meliputi bangsa, umur, dan musim.
Table 1

Parameter Kambing Domba


Jumlah kromosom 60 54

Taksonomi Capra hircus Ovis aries

Umur Dewasa 5-7 6-9

Siklus Birahi (hari) 21 (18-22) 17 (14-19)

Lama Birahi (jam) 24-28 24-36

Ovulasi Menjelang akhir Beberapa saat


Birahi setelah akhir Birahi

3.3.1Tanda-tanda birahi pada ternak ruminansia sebagai berikut :

1. Standing heat (diam saat dinaiki oleh ternak yang lain, yang menaiki juga perlu
diamati)
2. Gelisah
3. Nafsu makan menurun
4. Vulva bengkak dan berwarna merah
5. basah (keluar cairan lendir bening dari vagina)
6. Sering mengeluarkan suara

Deteksi birahi pada peternakan rakyat lebih mudah dilakukan karena pada peternakan
rakyat setiap hari ternak berada dalam pengawasan peternak, sedangkan pada
perusahaan peternakan sekala besar atau jumlah ternak betina yang banyak,
pengamatan birahi dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari, tanda yang lebih mudah
diamati adalah pada saat ternak terjadi standing heat. Tentunya seluruh ternak yang
diamati sudah ada eartagnya. Setiap ada kejadian standing heat dilakukan rekording
untuk berikutnya dilakukan perkawinan.
3.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Estrus pada Ternak Ruminansia

1. Kadar hormon dalam tubuh ternak

Jika hormon-hormon reproduksi bekerja dengan baik maka akan terjadi estus.

2. Kecukupan Nutrisi. Defisiensi nutrisi atau kekurangan kandungan nutrisi yang


dikonsumsi oleh ternak dapat mempengaruhi status reproduksi ternak.

3. Kondisi alat reproduksi : kondisi dimana alat reproduksi normal atau tidak. Kondisi
ini berpengaruh terhadap timbulnya estrus.
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang di ambil yakni :

1. Tanda – tanda birahi

• Standing heat (diam saat dinaiki oleh ternak yang lain, yang menaiki juga perlu
diamati)
• Gelisah
• Nafsu makan menurun
• Vulva bengkak dan berwarna merah
• basah (keluar cairan lendir bening dari vagina)
• Sering mengeluarkan suara
2. Lama siklus estrus domba rata-rata 16-17 hari. Siklus yang terlalu panjang atau
terlalu pendek cenderung terjadi selama awal atau akhir masa birahi, bukan pada
pertengahan birahi.
3. Sumoprastowo (1980) menyatakan tanda - tanda birahi pada kambing adalah
gelisah, ekor diangkat dan digerakkan ke kiri dan ke kanan, berusaha mendekati
kambing jantan, mengembik, vulva bengkak dan berwarna kemerahan, bila diraba
terasa hangat serta mengeluarkan cairan yang jernih.

SARAN

Kemungkinan mahasiswa harus lebih peka lagi terhadap pada saat praktikum dengan
serius dan tidak banyak bercanda.
DAFTAR PUSTAKA

Larson, at al (1995) The fertility of inseminations made in cow showing post estrus

Hemorrhage.

Samik, A. (2017) Siklus Reproduksi. Presentasi Pelatihan ATR. BIB Singosari. Malang

Samik. A. (2017) Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Alat Kelamin Betina Sapi. Presentasi

Pelatihan ATR. BIB Singosari. Malang

Toelihere, R. Mozes (1997) Inseminasi Buatan Pada Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan
IPB.

Penerbit Angkasa. Bandung.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai