Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

“Histologi Sel"

Oleh :

KELOMPOK 8
CITRA JUANG PRATIWI 200110220039

NAJWA RAZITA MUMTAZ 200110220041

M. DAFFA DANENDRA 200110220042

FARIDA KHAIRUNNISA 200110220047

AGHNIA SABILA FAZA 200110220051

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Laporan Praktikum Histologi Sel” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak. Saya mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Novi Mayasari, S.Pt., M.Sc., Ph.D. selaku dosen mata kuliah Anatomi dan
Fisiologi Ternak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kami. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa
kami praktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Jatinangor, 30 Maret 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................ 4
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................................................................ 4
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................................................................................ 5
1.5 Waktu dan Tempat Praktikum .......................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................................... 6
2.1 Alat............................................................................................................................................................... 6
2.2 Bahan .......................................................................................................................................................... 6
2.3 Prosedur Kerja......................................................................................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................................................. 7
3.1 Otot Rangka ............................................................................................................................................. 7
3.2 Jaringan Epitel Usus ............................................................................................................................. 8
3.3 Tulang Kompak ................................................................................................................................... 10
3.4 Jantung..................................................................................................................................................... 11
3.5 Kulit .......................................................................................................................................................... 12
3.6 Hati............................................................................................................................................................ 13
3.7 Ginjal........................................................................................................................................................ 14
BAB IV................................................................................................................................................................ 15
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................................ 15
4.2 Saran ......................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSAKA...................................................................................................................................... 16
LAMPIRAN TUGAS .................................................................................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik
secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu
dengan yang lain. Sedangkan, Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal dari
tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh dan sebagainya. Anatomi
dan fisiologi manusia secara garis besar mempelajari tentang komposisi tubuh
(homeostasis dan integrasi), organisasi tubuh, gerak, integumen, koordinasi/sistem
pengendali tubuh, metabolisme dan sirkulasi.
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh
Robert Hooke seorang ilmuwan fisika dan kimia yang berkebangsaan Inggris Pada
tahun 1665, Robert Hooke melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus. Sel
merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. Seluruh fungsi kehidupan
diatur dan berlangsung di dalam sel.
Sel sangatlah penting dipelajari, sebab untuk mempelajari makhluk hidup, dalam
mengatasi masalah - masalah yang berkaitan dengan kondisi ternak baik dari segi
fisik maupun dari aspek lain. Melalui kegiatan praktikum ini kita dapat mempelajari
sel suatu makhluk hidup dengan lebih lanjut, memberikan metode standar untuk
mengamati ciri-ciri sel pada makhluk hidup, memberikan pemahaman dasar secara
visual tentang bagian-bagian makhluk hidup, dan dapat meningkatkan kemampuan
memaparkan ciri-ciri sel yang ada pada makhluk hidup dalam bentuk gambar dan
tulisan.

1.2. Identifikasi Masalah


1. Bagaimana cara mengetahui anatomi berbagai sel dan organel sel secara
visual/mikroskop?
2. Bagaimana cara mengetahui gambaran umum, ciri dan fungsi suatu sel dan
organel sel?

4
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui anatomi berbagai sel dan organel sel secara visual/mikroskopis.
2. Mengetahui gambaran umum, ciri dan fungsi suatu sel dan organel sel.

1.4 Manfaat Praktikum


Mahasiswa dapat mengetahui secara visual/mikroskopis anatomi berbagai bentuk
dan jenis sel atau organ serta gambaran umum dan fungsi suatu organ.

1.5 Waktu dan Tempat Praktikum


Tanggal : Jum’at, 17 Maret 2023
Waktu : 13.00 - 15.00 WIB

5
BAB II
ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Alat
● Mikroskop
● Preparat Sel

2.2 Bahan
● Sel Otot rangka
● Sel Tulang kompak
● Sel Jantung
● Sel Kulit
● Sel Hati
● Sel Ginjal
● Sel Epitel Usus

2.3 Prosedur Kerja


1. Ambil mikroskop dan preparat yang sudah berisi sel yang akan diamati
2. Letakkan preparat pada tempatnya dan jepit menggunakan penjepit
preparat
3. Colokkan kabel mikroskop pada stop kontak, lalu pencet tombol “on”
4. Amati sel yang berada pada preparat dengan mengatur lensa dan mengatur
meja preparat
5. Foto sel yang sudah terlihat secara jelas
6. Tekan tombol “off” pada mikroskop jika sudah selesai, lalu cabut kabel
dari stop kontak
7. Ambil preparat dari meja preparat nya
8. Bersihkan alat yang sudah dipakai dan kembalikan mikroskop dan preparat
ke tempat semula

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Otot Rangka

Otot rangka merupakan otot yang menempel dan melekat pada rangka atau
tulang tulang pada tubuh , otot rangka merupakan jaringan jenis volunter yang
dimana digerakan oleh saraf yang di dalamnya secara sadar atau memerlukan
sebuah kontraksi sadar.
Di dalam otot rangka mengandung fasikulus otot yang berisikan serat-serat otot,
di dalam serat-serat otot tersebut juga mengandung myofiber yang berlimpah , di
dalam myofiber terkandung jaringan yang lebih kecil bernama miofibril yang
merupakan jaringan pembentuk otot. Dalam jaringan otot rangka terkandung pita.A
dan pita.I yang berfungsi memberikan efek warna pada lurik jaringan otot. Pita.A
menghasilkan warna yang lebih gelap sedangkan pita.I menghasilkan warna yang
lebih terang. Mengapa demikian?Karena di dalam pita.A terkandung 2 jenis filamen
yaitu filamen tebal dan filamen tipis, untuk pita.I hanya terkandung 1 filamen yaitu
filamen tipis oleh karena itu memberikan dua efek perbedaan warna yang lebih
gelap dan yang lebih terang pada jaringan otot

Bagian dan Fungsi Jaringan Otot


Pada pita A mengandung 2 jenis filamen yaitu jaringan filamen tipis dan
jaringan filamen tebal yang mengandung protein miosin.Pada jaringan protein tipis
mengandung protein aktin. troponin, dan tropomiosin.Meskipun mengandung lebih
banyak protein pada jaringan filamen tipis namun protein-protein tersebut tetap

7
lebih tipis dibandingkan hanya dengan satu jaringan protein miosin.Pada miosin
terdapat jaringan yang dimanakan jaringan H yang akan menyempit ketika otot
berkontraksi dan filamen tipis akan menuju ke tengan.
Lalu pada jaring I hanya terdapat satu jaringan yaitu jaringan filamen tipis. Pada
protein miosin terdapat bagian kepala dan ekor yang saling terikat kepala bertemu
dengan ekor. Pada filamen tipis tiap protein seperti protein aktin, troponin,dan
tropomiosin saling terikat. Aktin memiliki sisi aktif yang ditutupi oleh tali
tropomiosin dan dikencangkan oleh troponin pada saat berkontraksi sehingga sisi
aktif sakitin terbuka. Penyangga pada filamen tipis dinamakan garis Z karena
memang bentuknya menyerupai garis Z, dari tiap garis Z bertemu garis Z lagi
dinamakan dengan sarkomer yang mengandung jaringan Titin sebagai penyangga
antara garis Z yang bertemu dengan garis Z bagaikan pegas.

3.2 Jaringan Epitel Usus

Epitel usus adalah jaringan sel yang melapisi usus besar dan usus halus. Epitel
ini berfungsi terutama untuk mengambil bagian dalam proses pencernaan, tetapi
juga mengambil bagian dalam fungi sistem kekebalan tubuh. Epitel usus adalah
jenis kolumnar sederhana, dan non bersilia.
Epitel adalah jaringan yang terdiri dari berbagai jenis sel. Ini mencakup
permukaan tubuh dan organ, serta membentuk lapisan dalam rongga tubuh dan
organ berongga. Semua epitel memiliki permukaan yang terbuka, disebut
permukaan bebas atau permukaan apikal, dan melekat ke jaringan ikat di bawahnya
oleh lapisan tipis yang disebut membran basement. Sel-sel epitel dapat membagi

8
dengan mudah, sehingga luka pada jaringan akan sembuh dengan cepat. Sel-sel
epitel usus yang terus-menerus rusak dan kemudian diganti.
Inti dari sel-sel ini biasanya di sekitar tingkat yang sama seperti membran basal.
Epitel kolumnar sederhana adalah baik bersilia atau non bersilia. Silia adalah
tonjolan dari sel dan selalu bergerak. Epitel usus adalah non bersilia.
Fungsi utama dari epitel kolumnar sederhana untuk absorbsi, sekresi, dan
perlindungan. Sel-sel kolumnar sederhana mensekresi cairan pencernaan dan
menyerap nutrisi. Sel-sel ini juga lebih panjang, dan yang membuat jaringan lebih
tebal, membuatnya menjadi pelindung.
Sel epitel membantu melindungi atau menutup organ. Jaringan epitel memiliki
ukuran dan bentuk yang berbeda. Sebagian besar jaringan epitel menghasilkan
lendir atau sekresi.Jaringan epitel berperan dalam mengeluarkan limbah atau
kotoran hasil metabolisme dari tubuh. Jenis jaringan epitel ini biasanya terdapat di
ginjal dan kelenjar keringat. Memberikan perlindungan untuk jaringan di bawahnya
dari radiasi, pengeringan, racun, dan trauma fisik.
Sel epitel kolumnar Sederhana yang sangat khusus untuk penyerapan karena
mereka memiliki ribuan kecil, tonjolan berbentuk silinder yang disebut mikrovili.
Mikrovili in meningkatkan luas permukaan membran sel dimana sel-sel yang
terkena, dan memungkinkan untuk eksposur yang lebih besar untuk zat apa pun
yang sedang diserap. Dalam kasus epitel usus, ini yang paling penting di usus kecil
karena sebagian besar proses pencernaan berlangsung di sana. Jenis sel-sel yang
disebut sel sikat perbatasan. Lalu menyerap air yang tersisa di dalam makanan yang
dicerna dan membuang air limbah yang tersisa adalah tanggung jawab utama dari
usus besar.
Epitel usus yang tidak serumit atau beragam seperti usus kecil. Bagaimanapun,
Baik usus kecil dan besar, memiliki sel yang disebut toll-like receptor 4 (TR4) sel
yang berkontribusi terhadap sistem kekebalan tubuh dengan mengenali patogen dan
membentuk penghalang untuk menghentikan mereka. Epitel usus juga mengandung
sel goblet. Mereka berbentuk seperti labu dan tersebar di antara sel-sel lain. Sel-sel

9
ini mengeluarkan lendir, cairan pelindung, pada permukaan bebas dari jaringan
epitel.
Mekanisme Kerja Epitel Usus
Pertama adalah transportasi glukosa , glukosa akan melintasi sel epitel usus
namun tergantung dengan distribusi protein transport dalam membran sel.
Pengangkutan glukosa dari lumen lumen usus ke cairan ekstraseluler, dimana yang
diangkut dari darah memerlukan transport yang berbeda yaitu melalui glumen
apikah membran oleh simportir glukosa yang bertenaga Na+ . Agar konsentrasi
Na+ dalam sitosol tetap rendah, Na+ dipompa keluar oleh pompa Na+ dalam lumen
usus yang disediakan oleh makanan dan juga glukosa mengeluarkan Na+ melalui
suatu transportasi yaitu difusi terfasilitasi.

3.3 Tulang Kompak

Tulang keras (tulang kompak) merupakan kumpulan sel-sel tulang (osteosit).


Sel-sel tulang mengeluarkan matriks yang mengandung zat kapur dan fosfor
sehingga tulang menjadi keras dan tidak lentur. Matriks tulang yang rapat dan padat
akan membentuk tulang kompak (tulang keras).
Bagian dari fungsi tulang kompak :
1. Canalis centralis, merupakan semacam kanal atau lubang yang terdapat
pembuluh darah di dalamnya. Canalis Centralis memiliki fungsi utama
sebagai pelindung, yaitu melindungi organ-organ penting dan juga saraf
2. Lamela, adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada lamela terdapat
rongga-rongga yang disebut lacuna. Lamela sendiri memiliki zat penyusun

10
garam mineral dan serat kolagen dimana zat-zat ini membuat lamela
menjalankan fungsinya sebagai penguat tulang.
3. Kanalikuli, adalah saluran halus yang meluas dari satu lakuna ke lakuna
lainya dan meluas ke permukaan tulang. Pada kanalikuli terdapat proses
sitoplasmik dari nutrisi osteosit. Proses ini mengadakan kontak dengan
proses dari osteosit di sebelahnya (Sitanggang, 2005).
4. Linea cirmentalis, merupakan batas setiap osteon, ditandai dengan garis bias
matriks tulang modifikasi
5. Lakuna, merupakan ruangan kecil yang terdapat diantara lempengan -
lempengan yang mengandung sel tulang (Gartner, 2007).

3.4 Jantung

Jantung merupakan organ vital di tubuh manusia yang bertugas sebagai


pemompa darah ke seluruh tubuh Di dalam jantung terdapat empat ruangan yang
terbagi menjadi dua bilik (ventrikel) dan dua serambi (atrium). Serambi dan bilik
kiri jantung berisi darah bersih yang kaya akan oksigen, sedangkan bilik dan
serambi kanan berisi darah kotor.
Bagian dan fungsi sel jantung :
1. Serat Otot jantung
Otot jantung tersusun atas sel silindris, serabut luriknya pendek, dan
cabangnya saling terhubung satu sama lain, serta terdapat 1–2 inti di sentral
sarkoplasma. Sifat otot jantung adalah otonom atau bekerja dengan
sendirinya Mengatur denyut jantung.
2. Fibrosit

11
Fibrosit dikenal sebagai sel tetap pada jaringan ikat, tetapi sel ini masih
dapat melakukan pergerakan pada jaringan ikat dan berperan pada
regenerasi jaringan yang rusak akibat peradangan atau trauma
3. Eritrosit
Eritrosit tersusun atas hemoglobin, yaitu protein yang berperan sebagai
transport oksigen. Fungsi utama eritrosit adalah transport oksigen dari paru-
paru untuk dibawa ke seluruh jaringan dan transport karbondioksida dari
jaringan kembali ke paru-paru
4. Endomisium
Endomisium, membungkus serat otot, terdiri dari jaringan ikat longgar,
mengandung pembuluh darah,

3.5 Kulit

Kulit terutama merupakan pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh serta


memiliki kekhususan setempat bagi terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku,
dan kelenjar-kelenjar. Dari Hasil pengamatan yang telah dilakukan di kulit terdapat
beberapa organel yaitu adiposa, dermis, hipodermis, epidermis, dan duktus
ekskretorius.
1. Jaringan Adiposa memiliki yang berfungsi sebagai tempat cadangan lemak.
2. Dermis merupakan lapisan kulit kedua yang membuat kulit memiliki
kemampuan elastisitas dan dapat direnggangkan. Lapisan kulit ini juga
memiliki fungsi untuk melindungi tubuh dari trauma mekanik, mengikat air,
membantu dalam proses regulasi suhu tubuh dan mengandung reseptor
sensorik.

12
3. Hipodermis merupakan Lapisan terdalam yang terdiri dari sel-sel lemak,
ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Hipodermis
mempunyai peran sebagai penahan terhadap benturan ke organ tubuh bagian
dalam, memberi bentuk pada tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan
sebagai tempat penyimpan cadangan makanan.
4. Epidermis merupakan lapisan sel- sel paling luar dan menutupi permukaan
yang berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ. 5. Duktus
ekskretorius merupakan saluran untuk mengangkut sisa ekskresi atau
sekresi.

3.6 Hati

Hati merupakan organ yang memiliki peran penting dalam menjaga


keseimbangan homeostatis. Hati memiliki tanggung jawab dalam proses fisiologis
tubuh dan fungsi metabolisme seperti produksi asam empedu, pembentukan energi,
penyimpanan vitamin dan metabolisme karbohidrat, protein serta lipid. Hati juga
merupakan organ sekresi yang berfungsi untuk mendetoksifikasi zat-zat toksik,
sehingga adanya kerusakan hati merupakan petunjuk apakah suatu zat bersifat
toksik atau tidak (Lee, et al).
Berdasarkan hasil pengamatan, organel-organel sel hati terdiri dari Nekrosis,
Apoptosis, Edema dan Degenerasi.
1. Negrosis, merupakan sel yang mati karena adanya kerusakan sistem
membran akibat aktivitas enzim

13
2. Apoptosis, merupakan kematian sel melalui mekanisme genetik
(Fragmentasi DNA). Hal ini merupakan sistem mekanisme homeostasis sel
untuk memelihara populasi sel.
3. Edema, merupakan pembengkakan jaringan tubuh akibat penumpukkan
cairan berlebih
4. Degenerasi, sebuah ruang putih di antara jaringan hati

3.7 Ginjal

Ginjal adalah dua buah organ berbentuk menyerupai kacang merah yang berada
di kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya dibawah tulang rusuk manusia.
Ginjal sering disebut bawah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya di
sebelah belakang rongga perut, kanan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri
letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan. Setiap ginjal
panjangnya 12-13 cm dan tebalnya 1,5-2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-
kira 140 gram. Pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilus
(sisi dalam).
Ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu korteks ginjal, medula ginjal, dan pelvis ginjal.
Berikut penjelasannya:
1. Korteks Ginjal, untuk melindungi struktur dalam ginjal dari kerusakan.
2. Medula Ginjal, Berguna untuk mengambil darah, metabolisme nutrisi, serta
membantu untuk mengeluarkan limbah yang telah disaring.
3. Pelvis Ginjal, berfungsi sebagai wadah penampung urine sementara dan
jalur untuk cairan berpindah dari ginjal menuju kandung kemih. Akhirnya,
urine dialirkan ke ureter dan dibuang keluar dari tubuh.

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Setiap jenis sel memiliki fungsi dan peranannya masing-masing. Sel epitel usus
mengambil bagian dalam proses pencernaan. Sel Tulang Kompak berfungsi untuk
memberikan sokongan dan bentuk pada tulang. Sel jantung berperan penting dalam
proses pemompaan darah ke seluruh tubuh. Sel kulit berperan untuk membungkus
utuh seluruh permukaan tubuh. Sel hati berperan dalam menjaga keseimbangan
homeostatis tubuh. Sel ginjal berperan dalam penyaringan darah dan proses
pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh. Oleh karena itu, tiap sel saling
berkesinambungan, saling melengkapi dan sama-sama penting untuk
keberlangsungan hidup suatu organisme.

4.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kesalahan. Tentunya, kmai akan memperbaiki
makalah dengan pedoman pada banyak sumber yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca tentu pembahasan laporan yang kami
buat ini.

15
DAFTAR PUSAKA
Wangko, S. & Karundeng, R. (2014). Bagian Anatomi-Histologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Rumah Sakit Umum Gunung Maria Tomohon. Jurnal Biomedik, Volume 6,
Nomor 3.
Soesilawati, P. (2020). Histologi Kedokteran Dasar. Surabaya: Airlangga university
Press
Handayani, S. (2021). Anatomi dan Fisiologi tubuh manusia. Bandung: Media
Sains Indonesia
Susetyarani, E., Wahyono, P., Latifa, R., Nurrohman, E. (2019). Struktur Histologis
Tulang Femur dan jaringan subkutan Kelinci New Zealand. Seminar Nasional
Pendidikan Sains 2019
Wahyuni, S. & Tosiyana, V.R. (2018). Identifikasi preparat gosok tulang (Gallus
gallus) dengan pewarnaan alami bunga telang (Clitoria ternatea L.) Prosiding
Seminar Nasional IV 2018
Tortora, G.J. & Derrickson, B. (2017). Principles of ANATOMY &
PHYSIOLOGY. United State of America: John Wiley & Sons, Inc.
Junaidi, A. & Ramadhania, Z. M. (2018). Potensi Silymarin (Hepamax) Sebagai
Suplemen dan Terapi Penunjang Pada Gangguan Liver. Sumedang: Farmaka.
Sijid, St. A., Muthiadin, C., Zulkarnain, Hidayat, Ar. S., & Amelia, R. R. (2020).
Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus
musculus) ICR Jantan. Makassar: Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA.
2021 Sec. Striated Muscle Physiology Volume 12 - 2021. Tissue-Engineered
Skeletal Muscle Models to Study Muscle Function, Plasticity, and Disease
The Role of Mitochondria in Mediation of Skeletal Muscle Repair (2023) journal
by Stephen E. Alway , Hector G. Paez and Christopher R. Pitzer
Front. Cell Dev. Biol., 20 May 2021
Sec. Stem Cell Research.

16
The Intestinal Epithelium – Fluid Fate and Rigid Structure From Crypt Bottom to
Villus Tip
United European Gastroenterology Journal 2017, Vol. 5(8) 1073–1081. Human
intestinal epithelium in a dish: Current models for research into gastrointestinal
pathophysiology
Kalangi, S. J. (2013). Histofisiologi kulit. Jurnal Biomedik: JBM, 5(3).
Soeharsono. (2010). Fisiologi Ternak. Widya Padjadjaran. Bandung
Pratiwi, Asa. 2019. Ginjal.
Faustinawati, Belinda. Anatomi Ginjal

17
LAMPIRAN TUGAS
No Nama NPM Keterangan

Mengerjakan BAB 3, kesimpulan dan


1 Citra Juang Pratiwi 200110220039
jaringan hati

Mengerjakan BAB 1, saran,


2 Najwa Razita Mumtaz 200110220041 merapihkan makalah dan jaringan
kulit
Mengerjakan jaringan jantung dan
3 M. Daffa Danendra 200110220042
tulang kompak
Mengerjakan BAB 2 dan jaringan
4 Farida khairunnisa 200110220047
ginjal

Mengerjakan jaringan otot lurik dan


5 Aghnia Sabila Faza 200110220051
jaringan epitel usus

18

Anda mungkin juga menyukai