Anda di halaman 1dari 20

Oleh :

Dr. Ir. MASRIZAL, MS

Bagian Teknologi Produksi Ternak


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Dr.Ir.Masrizal,MS 1
KRIOPRESERVASI Krio = Beku
Preservasi = Pengawetan

KRIOPRESERVASI :
Teknik penyimpanan materi genetik/sel hewan/ tumbuhan
dalam temperatur rendah (beku) melalui reduksi aktivitas
metabolisme, tanpa mempengaruhi:
 Morfologi sel.
 Biologi sel
 Organel-organel dalam sel
 Fungsi fisiologi
Dr.Ir.Masrizal,MS 2
TUJUAN :
Mempertahankan sesempurna mungkin sifat-sifat
material biologis terutama viabilitas sel.

KEUNTUNGAN KRIOPRESERVASI EMBRIO :

1) Embrio dapat disimpan dalam jangka waktu tidak


terbatas.

2) Embrio dapat dikoleksi sepanjang tahun dan


ditransperkan pada musim-musim kawin .

3) Surplus embrio dapat disimpan dan ditransferkan


pada resifien yang akan tersedia .
Dr.Ir.Masrizal,MS 3
4) Jenis-jenis embrio yang berada dalam ambang
kepunahan dapat dipreservasi atau pelestarian
plasma nutfah.

KERUGIAN KRIOPRESERVASI EMBRIO :


1) Biaya tambahan untuk peralatan pembekuan dan
tenaga teknisi terlatih, trampil untuk meng-
operasikan alat .
2) Hanya embrio yang berkualitas bagus yang cocok
dan dapat dibekukan.
3) Sekitar 1/10 embrio beku yang telah dicairkan
akan mengalami kerusakan berat karena alasan
kriopreservasi.
Dr.Ir.Masrizal,MS 4
1. Air merupakan senyawa penting bagi kehidupan
sel :

 dalam transpor internal zat/unsur essential.

2. Bila air membeku (membentuk kristal es), terjadi:

a. Meningkatnya kandungan unsur-unsur dalam


larutan

b. Meningkatnya tekanan osmotik

c. Menyebabkan kerusakan sel.


Dr.Ir.Masrizal,MS 5
3. Konsekuensi kemis dan fisis dari pembekuan :
a. Pemindahan air dari larutan  kristal es.
b. Peningkatan zat terlarut dalam sel  tekanan
osmotik
4. Kerusakan sel selama pembekuan :
a. Pembentukan kristal es dalam sel  mempe-
ngaruhi struktur sel.
b. Meningkatkan unsur terlarut akibat kristalisasi
(penarikan air dari luar dan dalam sel).
5. Kristal es ekstraseluler tidak terlalu berbahaya
dibandingkan intraseluler.
Dr.Ir.Masrizal,MS 6
Zat (anorganik & organik) yang digunakan untuk
melindungi jaringan biologis dari kerusakan selama
pembekuan beku .

A. JENIS KRIOPROTEKTAN :
1. Intra Seluler (Permeating Cryoprotectant) :
 Molekulnya kecil sehingga dapat menembus
dinding sel embrio.
 Lebih baik untuk laju pendinginan yang lambat.
Dr.Ir.Masrizal,MS 7
 Contohnya :

a. Dimethylsulfoxida (DMSO):

 (CH3)2SO4  grade.

b. Glycerol:

 C3H5(OH)3  grade, laboratory.

c. Ethylene Glycol:

 (CH2)2(OH)2  grade, laboratory.

Dr.Ir.Masrizal,MS 8
2. Extra Seluler (Non-Permeating Cryoprotectant) :

 Molekulnya besar sehingga cendrung tidak bisa


keluar masuk dinding sel embrio .

 Lebih baik untuk laju pendinginan yang cepat.

 Contohnya :

a. Mono & polysaccharida (Sukrosa) Lipoprotein.

b. Protein (Kuning telur, Susu  Lipoprotein .

c. Polivinil pirolidone (PVP), serum, dll


Dr.Ir.Masrizal,MS 9
B. FUNGSI KRIOPROTEKTAN :
1. Freezing  khususnya intraseluler freezing 
menekan titik beku lebih rendah dari –2 oC sampai
–3 oC secara bertahap, pembekuan intraslluler dari
–25 oC sampai –55 oC.

2. Interaksi dengan dinding sel  mengurangi


kerapuhan sel (embrio).

3. Mencegah penarikan air ke luar dinding sel embrio


akibat dari pembekuan.

4. Mengurangi efek konsentrasi yang amat tinggi


karena dehidrasi.
Dr.Ir.Masrizal,MS 10
1. EVALUASI EMBRIO :
 Grade excellent ( A = sangat baik).
 a. Tahap IV : Morula
b. Tahap V : Awal Blastosis.
c. Tahap VI : Blastosis.

2. PENCUCIAN EMBRIO :
Sebanyak 3 kali  PBS + 10 % FCS  untuk
menghilangkan kontaminasi & mencuci kotoran
(debris).
Dr.Ir.Masrizal,MS 11
3. EQUILIBRASI EMBRIO:

A. Pada temperatur / suhu kamar.

B. Medium isotonik  Keseimbangan osmotik.

C. Sebanyak 2 kali :

a) Letakan embrio dalam PBS + 10 % FCS +


5 % glycerol  selama 5 menit

b) Kemudian dalam PBS + 10 % FCS + 10 %


glycerol  selama 10 - 20 menit.
Dr.Ir.Masrizal,MS 12
4. PRINTING STRAW :
Proses pemberian tanda/identifikasi straw untuk
membedakan antara pejantan, betina, bangsa, jenis
ternak dan tanggal produksi .

Dr.Ir.Masrizal,MS 13
5. PENEMPATAN EMBRIO DALAM STRAW :

A. Straw yang digunakan 0,25 ml atau 0,50 ml.

B. Tahapan pengisian :

a) Isi setengah straw dengan freezing medium


(PBS + 10 % FCS + 10 glycerol).

b) Kemudian udara 3 - 4 mm.

c) Kemudian kolom medium pembekuan yang


berisi embrio  sehingga straw terisi 90 %.

Dr.Ir.Masrizal,MS 14
d) Kemudian cotton wet (kattun basah) 
terakhir 1,5 - 2,0 mm dengan parrafin oil.

e) Terakhir di seal (disegel/ditutup).

6. PEMBEKUAN EMBRIO :

a) Pembekuan straw sampai –5 oC to –6 oC dengan


laju pembekuan 2 - 4 oC/menit, biarkan selama
5 - 10 menit.
Dr.Ir.Masrizal,MS 15
b) Pembekuan straw dari –6 oC sampai –30 oC

dengan laju pendinginan –0,3OC, biarkan


selama 10 menit.
c) Setelah straw mencapai suhu –30 oC, celupkan
dengan segera straw ke dalam nitrogen cair
–196 oC (dalam waktu 2 - 3 menit).

Dr.Ir.Masrizal,MS 16
Dr.Ir.Masrizal,MS 17
1. Straw dithawing pada air dengan suhu 37 oC

selama tidak lebih dari 20 detik.

2. Pemindahan dari nitrogen cair ke dalam air suhu


37 oC paling lama dalam waktu 2 detik.

3. Kemudian langkah berikutnya dilakukan pada


suhu kamar.

4. Pemindahan embrio dari larutan pembekuan


dilakukan dalam 6 tahap penurunan konsentrasi
glycerol (6 - 7 menit per tahap), yaitu :
Dr.Ir.Masrizal,MS 18
a. PBS + 10 % FCS + 8,3 % glycerol.

b. PBS + 10 % FCS + 6,7 % glycerol.

c. PBS + 10 % FCS + 5,0 % glycerol.

d. PBS + 10 % FCS + 3,3 % glycerol.

e. PBS + 10 % FCS + 1,7 % glycerol.

f. PBS + 10 % FCS + 0 % glycerol.

5. Dievaluasi, ditransper dalam waktu tidak lebih


30 menit.

Dr.Ir.Masrizal,MS 19
Dr.Ir.Masrizal,MS 20

Anda mungkin juga menyukai