Anda di halaman 1dari 13

KRIOPRESERVASI EMBRIO

Fakhirah Ahmad
P33002 16 010
Kriopreservasi Embrio
Suatu proses penghentian untuk
sementara kegiatan hidup dari sel tanpa
mematikan fungsi sel sel embrio
KRIOPRESERVASI OOSIT IKAN MAS

Penyiapan ikan uji Sehat, matang gonad penyuntikan hormon (ovaprim)

Penampungan telur pada wadah, ditimbangkan dan diberi larutan fisiologis

direndam dengan Dimethyl sulfoxide (DMSO) sebanyak 4-5 tetes


Tahap vitrifikassi selama 10 menit. Telur ikan mas dimasukan pada eppendof, kemudian
(Pembekuan) dipapar dalam nitrogen cair dengan suhu -196C selama 10 menit

Pencairan kembali menempatkan eppendorf pada rak tabung reaksi selama 10 menit, hal
(thawing) ini bertujuan untuk mengadaptasikan. pencairan dgn merendam
eppendorf Ke dalam air 300C selama 15-20 mnt cawan petri

Pembilasan mengeluarkan telur ikan Mas dari eppendorf dan di tempatkan pada
cawan petri, selanjutnya membilas telur tersebut dengan NaCl sebanyak
2 kali untuk menghilangkan krioprotektan DMSO.

Evaluassi telur ikan

Fertilisasi, in vitro
Tujuan Sel dapat disimpan dalam
keadaan beku tanpa batas waktu
untuk aplikasi komersial atau
penelitian dikemudian hari.

Manfaat 1. Mempermudah pengaturan waktu dalam


program produksi embrio in vitro berikut
transfer embrio.
2. Upaya penyimpanan dan pemeliharaan
plasma nutfah.
3. Plasma nutfah dari betina yang bernilai
mutu genetik atau ekonomi tinggi dan
spesies-spesies langka terlindungi.
Metode Kriopreservasi Embrio

Metode konvensional sangat menekankan


Metode Konvensional / pada pembekuan lambat, sehingga
pembekuan dua tahap berpeluang besar terbentuk kristal es.

Pembekuan embrio dilakukan secara cepat


Metode vitrifikasi pada temperatur -196 0C dengan
menggunakan krioprotektan konsentrasi tinggi
sehingga dapat menghindari terbentuknya
kristal es
Secara umum proses vitrifikasi meliputi:

1) dehidrasi yaitu proses dimana terjadi Mengandung bahan yg


pengeluaran cairan sitoplasma yang digantikan bekerja melindungi sel
pada saat pembekuan
oleh larutan krioprotektan melalui proses difusi dan memiliki bobot
ke dalam sel molekul yang kecil

2) cooling yaitu tahap dimana oosit dan larutan


berbeda dalam nitrogen cair membentuk solid
Dimethyl sulfoxide (DMSO)
glass,
3) warming yaitu tahap dimana terjadi perubahan
kembali bentuk larutan menjadi cair, serta
4) rehidrasi yaitu proses dimana masuknya
kembali air ke dalam sel untuk menggantikan
kedudukan krioprotektan
Penelitian tentang oosit zebra fish telah dilakukan oleh Babin,
et al (2008), terkait pemaparan krioprotektan menggunakan 2
M DMSO / 2 M Metanol selama 30 menit.

Hasil penelitian Wirawan (2012), menunjukan


bahwa pada pemaparan Dimethyl sulfoxside 1 M
selama waktu pemaparan telur 10 menit
memberikan kualitas telur ikan mas terbaik.

Dimethyl sulfoxide (DMSO) yang bersifat penetrasi


kedalam sel telur ikan mampu mempertahankan
keutuhan sel telur, ditinjau dari keadaan morfologi telur
seperti zona pelusida, membran sel, kemampuan
fertilisasi, dan derajat penetasan Telur, Sutarjo, 2014.
KRIOPRESERVASI
Perubahan bentuk
fisik

Mekanisme kerja
Fase cair Fase padat
ika

penurunan temperatur pada tekanan normal disertai


fi s

dengan dehidrasi sampai tingkat tertentu dan


mencapai temperatur jauh di bawah 0oC (-196 0C)
atau deepfreezing.
Kekurangan Kriopreservasi

(1) biaya pelaksanaan cukup mahal;


(2) memerlukan tenaga yang terampil dan berpengalaman;
(3) nitrogen cair perlu tersedia secara kontinyu; dan
(4) hanya teluryang berkualitas baik yang dapat dan layak
dibekukan
Hal penting terkait keberhasilan pembekuan embrio

Keberhasilan pembekuan embrio tergantung dari jenis


embrio melalui upaya manipulasi media
(krioprotektan), percepatan derajat pendinginan,
pengaturan suhu selama pemaparan, pendinginan,
penyimpanan, dan pencairan. Dalam penyedian
krioprotektan yang harus diperhatikan adalah faktor
konsentrasi.
Pengembangan kembali embrio yang telah
dibekukan

in vivo Metode transfer embrio

TE (transfer embrio) merupakan teknologi yang


memungkinkan induk betina unggul memproduksi
anak dalam jumlah banyak tanpa harus bunting dan
melahirkan

in vitro
Metode kultur
Embrio dikultur dalam inkubator CO2 5% pada suhu
37 C
KESIMPULAN

Teknik kriopreservasi merupakan teknik yang potensial untuk


penyimpanan jangka panjang, yaitu menyimpan material genetik ke dalam
nitrogen cair (-196 oC) dalam keadaan beku. Dengan demikian dapat
dimanfaatkan setiap saat bila dibutuhkan dan digunakan dalam
mendukung penerapan teknologi inseminasi buatan pada ternak.
Penyimpanan dengan cara kriopreservasi mempunyai keuntungan, yaitu
lebih efisien dari segi biaya, waktu, ruang penyimpanan, dan tenaga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai