Anda di halaman 1dari 12

I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penetasan telur yang kini banyak diaplikasikan oleh para peternak terutama
industry menggunakan mesin tetas merupakan salah satu hal yang penting untuk
diperhatikan terutama pada perusahaan pembibitan ayam (breeding farm). Pada
saat proses penetasan tersebut terjadi proses perkembangan embrio yang terdapat
di dalam telur ayam.
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses
ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel.
Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Layaknya seperti bayi
dalam kandungan, embrio ayam juga mengalami perkembangan yang signifikan
dari hari ke hari. Embrio ayam di dalam telur mengalami perkembangan yang
merupakan awal kehidupan dari ayam. Sebagai peternakan breeding farm
tentunya harus mengetahui fase-fase perkembangan embrio telur ayam agar dapat
meciptakan kondidi lingkungan yang mendukung perkembangan embrio tersebut
bukan menghambat. Makalah ini akan membahas mengenai perkembangan
embrio telur ayam beserta fase-fase tiap perubahan hari hingga akhirnya telur pun
akan menetas.

1.2 Identifikasi Masalah


a) Perkembangan embrio telur ayam
b) Fase-fase perkembangan embrio telur ayam
c) Hasil penelitian masing-masing jurnal

1.3 Maksud dan Tujuan


a) Mengetahui dan memahami perkembangan embrio telur ayam
b) Memahami fase-fase perkembangan embrio telur ayam
c) Memahami hasil penelitian dari masing masing jurnal yang dibahas

II
HASIL PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Embrio Telur Ayam
Awal perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan
somatopleura meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk. Daerah luar tubuh
embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio tidak mempunyai
batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra embrio saling berkelanjutan.
Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan terbentuk lipatan-lipatan tubuh
sehingga tubuh embriohampir terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka
batas antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas. Daerah kepala
embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan memisahkan
antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub sephal. Pada
bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan memisahkan bagian
ekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami pelipatan dan dukenal dengan
nama lipatan ekor membentuk kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan tersebut
membentuk dinding saluran percernaan primitive. Bagian tengah usus tengah yang
menghadap yolk tetap terbuka dan pada daerah ini, dinding kantung yolk
berhubungan dengan dinding usus pada kantung yol. Walaupun kantung yolk
berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk, namun makanan tidak diambil
embrio melalui tangkai yolk (Adnan, 2008).
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima,
disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu
membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan
blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk
rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah dari
detoplasma dan ia terus menerus e dalam detoplasma (Yatim, 1994).

Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan


kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu
kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan
perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini.
Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel,
perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke sel
lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah
beberapa sel dekat permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal
ini akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula
(Campbell, 1987).
Blastulasi pada ayam termasuk blastula yang berbentuk pipih atau cakram
(diskoblastik) yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: periblas hipoblas dan
juga sentoblas. Gastrulasi pada ayam merupaan proses dari pembentukan stria
primitif yang terdiri dari alur dan pematang primitif berupa garis dilinea mediana,
Stria primitif berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam (Sugiyanto, 1996).
Tahap neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keeping
neural, lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjut
setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Perkembangan embio ayam pada berbagai umur
inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis (Tim
Dosen, 2008).
2.2 Fase-fase Perkembangan Embrio Telur Ayam
Berbeda dengan mamalia, Unggas dalam hal ini ayam mengalami perkembangan
embrio ayam di luar tubuh induknya. Selama perkembangan dalam telur, embrio
memperoleh makanan dari telur. Perkembangan embrio ayam tidak bisa dilihat,
dengan mata telanjang, melainkan dengan alat yang biasa disebut "candler" dan
prosesnya dinamakan "candling". Biasanya candling dilakukan pada hari ke 7 dan

hari ke 18 dalam inkubator (mesin tetas) dengan tujuan hari ke 7 yaitu menseleksi
telur yang infertil (tidak ada embrio) dan hari ke 12 yaitu menyeleksi embrio yang
mati. Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion,
dan alantois. Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan enzim yang
berfungsi mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion
berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke
embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa-sisa pencernaan yang
terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna
albumen. Padu suhu dan kelembaban yang tepat atau ideal, anak ayam akan menetas
di hari ke 21. Berikut merupakan tahapan perkembangan embrio ayam dalam telur :
Hari ke-1 : Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih
berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan
bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang
sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit
setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan
embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.
Hari ke-2 : Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini
sudah terlihat primitive streake suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm
yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis
warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
Hari ke-3 : Pada hari ke 3 jantung sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta
bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti
mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal
perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan
menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi
melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.

Hari ke-4 : Pada hari ke 4 mata sudah mulai kelihatan. Mata tersebut tampak
sebagai bintik gelap yang terletak disebelah kanan jantung. Selain itu jantung sudah
membesar.Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.
Hari ke-5 : Pada hari ke 5 embrio sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncupkuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah
berdekatan, dalam fase ini telah terjadi perkembangan alat reproduksi
Hari ke-6 : Pada hari ke 6 anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah
terlihat menonjol, rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah
membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois, kantong kuning telur,
seta paruhnya.
Hari ke-7 : Pada hari ke 7 paruh anak ayam sudah terlihat seperti bintik gelap
pada dasar mata. Pada fase ini otak dan leher sudah terbentuk.
Hari ke-8 : Pada hari ke 8 mata dari embrio sudah terlihat sangat jelas.
Hari ke-9 : Pada hari ke 9 lipatan dan pembuluh darah sudah mulai bertambah
banyak dan terbentuk jari kaki
Hari ke-10 : Pada hari ke 10 biasanya paruh sudah mulai mengeras dan folikel
bulu embrio sudah mulai terbentuk
Hari ke-11 : Pada hari ke 11 embrio sudah terlihat seperti ayam. Pada fase ini
embrio menjadi tambah besar sehingga yolk akan menyusut
Hari ke-12 : Pada hari ke 12 embrio sudah semakin besar dan mulai masuk ke
yolk sehingga yolk menjadi semakin kecil. Mata sudah mulai membuka dan telinga
sudah terbentuk
Hari ke-13 : Pada hari ke 13 sisik dan cakar embrio sudah mulai terlihat sangat
jelas.
Hari ke-14 : Pada hari ke 14 punggung embrio sudah terlihat melengkung atau
meringkuk dan bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya.

Hari ke-15 : Pada hari ke 15 kepala embrio sudah mengarah kebagian tumpul
bagian telur.
Hari ke-16 : Pada hari ke 16 embrio sudah mengambil posisi yang baik didalam
kerabang. Sisik, cakar dan paruh sudah semakin mengeras
Hari ke-17 : Pada hari ke 17 paruh embrio sudah membalik ke atas
Hari ke-18 : Pada hari ke 18 embrio sudah tampak jelas seperti ayam akan
mempersiapkan diri akan menetas. Jari kaki, sayap, dan bulunya berkembang dengan
baik.
Hari ke-19 : Pada hari ke 19 paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk
selaput kerabang dalam.
Hari ke-20 : Pada hari ke 20 kantung kuning telur sudah masuk sepenuhnya
kedalam rongga perut. Embrio ayam ini hampir menempati seluruh rongga di dalam
telur, kecuali kantung udara. Pada fase ini terjadi serangkaian proses penetasan yang
diawali dengan kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang ini, ayam
menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan
semakin besar membuka, sehingga ayam dapat bernafas. Pada saat ini kelembaban
harus diperhatikan supaya pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada
kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar tubuhnya dengan bantuan
dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, pecahnya kerabang semakin besar.
Hari ke-21 : Dihari ke dua puluh satu ini, ayam sudah membuka kerabangnya
walaupun belum seluruhnya. Dari keadaan ini biasanya tubuh ayam memerlukan
waktu beberapa jam untuk keluar dari kerabang. Setelah keluar dari kerabang, tubuh
masih basah. Supaya kering, diperlukan waktu beberapa jam lagi,

III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1) Perkembangan embrio ayam di luar tubuh induknya. Selama perkembangan
dalam telur, embrio memperoleh makanan dari telur. Perkembangan embrio
ayam tidak bisa dilihat, dengan mata telanjang, melainkan dengan alat yang
biasa disebut "candler" dan prosesnya dinamakan "candling". Biasanya
candling dilakukan pada hari ke 7 dan hari ke 18 dalam inkubator (mesin
tetas) dengan tujuan hari ke 7 yaitu menseleksi telur yang infertil (tidak ada
embrio) dan hari ke 12 yaitu menyeleksi embrio yang mati.
2) Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion,
dan alantois. Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan enzim yang
berfungsi mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
3) Padu suhu dan kelembaban yang tepat atau ideal, anak ayam akan menetas di
hari ke 21.

3.2 Saran
Fase-fase dalam masa inkubasi adalah fase kritis bagi embrio maka kita harus
sangat memperhatikan factor lingkungan terutama suhu dan kelembapan sebagai
factor yang dapat mendukung atau menhambat pertumbuhan embrio.

DAFTAR PUSTAKA

Bradley M, Patten.(1950). Early Embriology of The Thich. McGraw-Hill Book


Company,

Adnan.,

Nuryati,

New York.

M.P

Ir.Tuti,

Ir.Sutarto,

Muh.Khamim,

dkk.(2005).Sukses

Menetaskan Telur, Penebar Swadaya, Bogor.

Suprijatnah, Dr. Enjeng, Prof. Dr. Ruhyat Kartasudjana.(2006). Unggas. Penebar


Swadaya,

Bogor.

Sugianto, (1962). Embriologi. Pustaka Bandung, Bandung.

Wildan Yatim.(1982).Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.

Yuhara Sukra.(1975).Pengantar Kuliah Embriologi I. Proyek Peningkatan Mutu


Perguruan

Tinggi IPB, Bogor.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai