Anda di halaman 1dari 9

I.

PEMBAHASAN

I.I Fertilisasi 

Fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang meliputi inti (genom)

dan sitoplasma. Fertilisasi juga mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau fusi dari

dua sel gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina, yang akan membentuk zygot

yang mengandung satu sel. Secara embriologi, fertilisasi merupakan pemasukan faktor-faktor

hereditas pejantan ke ovum, dan melibatkan penggabungan sitoplasma dan bahan nucleus

(Toelihere, 1985). Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut dengan

gametogenesis, yaitu proses pembentukan spermatozoa (spermatogenesis) pada jantan dan

pembentukan ovum (oogenesis) pada betina. Setelah proses fertilisasi berlangsung,

dilanjutkan dengan proses embryogenesis yang meliputi pembelahan zigot, blastulasi,

gastrulasi, dan neurolasi, dan proses akhir adalah organogenesis yaitu proses pembentukan

organ-organ tubuh (Puja et al., 2010). Fungsi fertilisasi itu sendiri yaitu:

1. Fungsi Reproduksi

Pada fungsi ini fertilisasi memungkinkan terjadinya pemindahan unsur-unsur genetik dari

orang tua atau induk. Jika pada proses pembentukan gamet terjadi reduksi unsur genetik dari

diploid menjadi haploid, maka pada proses fertilisasi kemungkinan terjadi pemulihan kembali

unsur genetiknya, sehingga diperoleh individu normal 2n.


2. Fungsi Perkembangan

Pada fungsinya dalam perkembangan, fertilisasi menyebabkan rangsangan pada sel telur

untuk menyelesaikan proses meiosis kemudian membentuk pronukleus betina yang akan

melakukan zyngami dengan pronukleus jantan, dan akan membentuk zygot akhirnya akan

berkembang menjadi embryo dan fetus.

Proses keseluruhan reproduksi seksual berpusat pada kegiatan fertilisasi. Fertilisasi

merupakan suatu proses esensial yang terdiri atas :

- Fungsi sel gamet (jantan dan betina)

- Pembentukan sel tunggal yang disebut zigot

Secara fisiologis reproduksi, proses fertilisasi merupakan suatu proses ganda yang melibatkan

dua aspek, yaitu:


Aspek embriologik, yang meliputi :

- Keterlibatan spermatozoa dalam mengaktifkan sel telur

- Adanya stimulus dan rangsangan dari spermatozoa selama proses fertilisiasi

memungkinkan sel telur tersebut secara normal membelah diri sehingga selanjutnya

akan terjadi perkembangan embrional

Aspek genetic, yang meliputi :

- Terjadi introduksi materi herediter dari ternak jantan (spermatozoa) terhadap sel telur

- Melalui cara tersebut memungkinkan terjadinya penurunan sifat atau karakter yang

menguntungkan kepada generasi berikutnya, yang berguna untuk seleksi baik selama

alami atau buatan.

Materi herediter yang tekandung di dalam DNA-chromosomal pronucleus jantandan

selanjutnya terjadi penyatuan dengan materi herediter pada pronukleus betina dalam proses

syngami.

I.II Pertemuan Sel Telur dengan Sel Spermatozoa

Fertilisasi pada mamalia meliputi tuga kejadian utama, yaitu :

1. Penembusan sel sperma di antara sel-sel cumulus sel telur

2. Penembusan dan penempelan atau sentuhan sel spermatozoa pada lapisan zona
pelusida

3. Penyatuan spermatozoa dengan membran plasma sel telur

Pada akrosom babi terdapat enzim arysulfatase untuk diperlukan pada saat penetrasi ke

dalam cumulus oophorus tersebut. Terjadinya sentuhan dari kepala spermatozoa pada zona

pelusida tampaknya diatur oleh adanya reseptor pada permukaan zona pelusida. Tampaknya

reseptor tersebutspesifik untuk setiap spesies hewan, bahkan diduga kepekaan reseptor

tersebut bebeda untuk tiap semen pejantan, yang berakibat terjadinya kebuntingan yang

berbeda bila digunakan semen yang berasala dari pejantan yang berbeda untuk inseminasi.

Penetrasi zona pelusida oleh spermatozoa terjadi 5-15 menit setelah sentuhan sperma

pada dinding zona. Reaksi akrosom terjadi sebelum atau setelah sentuhan kepala spermatozoa
pada reseptor glikoprotein yang terdapat pada dinding zona. Rekasi akrosom ditandai dengan

pengeluaran zona lysine oleh spermatozoa guna menembus zona pelusida untuk mencapai

membrane vitelin. Pada umumnya akrosom pada mamalia mengandung enzim sepertu

hyalurodinase, proacrosin (inaktif akrosin), esterase, fosfolipase A, asam fosfatase, aryl

sulfatase, B-N-acetyl glucosaminidase, arylamidase, dan non spesifik asam proteinase,

meskipun pada tiap spesies kualitas dan kuantitasnya berbeda.

I.III Penyatuan Sel Gamet

Pada umumnya mamalia, fertilisasi dimulai setelah badan kutub pertama dilepaskan,

sehingga spermatozoa menembus dan masuk ke dalam ovum sewaktu pembelahan reduksi

yang kedua sedang berlangsung. Pada waktu sel spermatozoa menembus sel telur, seluruh

tubuh spermatozoa temasuk kepala dan ekor masuk ke dalam sitoplasma sel telur, sedangkan

membrane plasma yang menjadi pembungkus spermatozoa melebur menjadi satu kesatuan

dengan membrane vitelin.

Akibat nyata dan aktivasi oleh spermatozoa terhadap ovum, adalah tejadinya penciuan

volume dan pembelahan inti sel ovum. Hasil penciutan volume adalah dikeluarkannya cairan

ke dalam ruang antara vitelin dan zona pelusida dan pembelahan inti sel ovum menghasilkan

polar bodi juga dikeluarkan ke dalam ruang tesebut.


Proses selanjutnya adalah menggembungnya kepala sel spermatozoa yang telah putus dari

ekornya, yang berakibat bentuk kepala menjadi tidak jelas, tetapi nucleoli menjadi jelas.

Kejadian ini diikuti dengan terurainya kromosom dari inti sel ovum dan sel spermatozoa.

Kromosom dari kedua inti berpasangan membentuk inti baru.

I.IV Cleavage

Setelah terjadi fertilisasi dan penyatuan inti dari sel telur dan spermatozoa (syngami),

selama beberapa hari, ovum yang telah dibuahi dinamakan zigot atau embrio, dan hidup

bebas di dalam tuba falopii atau uterus induk. Selama di dalam uterus, makanan embrio

diperoleh dan sekresi kelenjar-kelenjar uterus, dan selanjutnya setelah implantasi, embrio
mempeoleh makanan yang berasal dari induk melalui saluran darah induk. Pada

perkembangan awal ovum, bahan makanan persediaan disimpan di dalam sitoplasma dalam

bentuk kuning telur (deutoplasma). Zat-zat yang terdapat pada ampula yaitu bikarbonat,

pyruvate dan oksigen diperlukan bagi pertumbuhan embrio. Pada waktu embrio mencapai

uterus, cairan uterus mempunyai komposisi yang berbeda dari komposisi cairan isthmus dan

ampula. Sel tunggal ini kemudian membagi diri beberapa kali tanpa pertambahan volume

sitoplasma. Proses pembelahan sel tanpa pertumbuhan disebut cleavage.

Pada waktu jumlah sel dalam zona pelusida mencapai 32 buah, embrio tersebut

disebut fase morula. Selanjutnya cairan mulai terlihat terkumpul di antara beberapa sel dan

tebentuk suatu rongga bagian dalam yang disebut blastosol, dan embrio kini disebut balstosis.

Pada waktu blastosol telah tebentuk, maka tubuh embrio seakan-akan terbagi dan, karena ada

bagian sel yang tumbuh membentuk sel-sel tipis di bagian permukaan, yang menyelubungi

hampir seluruh bagian blastosol. Bagian yang menye;ubungi tersebut dinamakan tropoblas,

sedang bagian yang diselubungi disebut inner cell mass (ICM). Dalam pertumbuhan

selanjutnya tropoblast akan tumbuh menjadi plasenta, sedangkan ICM tumbuh menjadi

makhluk baru yang akan lahir.

I.V Reaksi Zona dan Blokade Vitelin


Secara normal, hanya satu ekor spermatozoa yang dapat memasuki sel telur,

walaupun banyak sel spermatozoa berada di sekeliling zona pelusida. Hal tersebut disebabkan

adanya suatu mekanisme pada zona pelusida untuk mengadakan peubahan setelah masuknya

spermatozoa yang petama dan menghalangi pemasukan spermatozoa berikutnya. Perubahan

tersebut dinamakan rekasi zona.

Rekasi zona tesebut terdiri dari perubahanyang menyebar di sekeliling zona.

Spermatozoa petama yang kontak dengan pemukaan vitelus merangsang timbulnya

perubahan tersebut yang dibawa oleh beberapa zat yang keluar dari vitelus ke arah zona.

Kemungkinan zat tesebut dibebaskan dari granula korteks pada ovum yang menghilang

sesudah spermatozoa petama memasuki ovum. Walaupun demikian, kadang-kadang masih

ada spermatozoa yang berhasil lolos menembus zona pelusida ke ruang perivitelin. Sperma
tesebut dinamakan spermatozoa suplementer. Pada babi sering ditemukan, walaupun tidak

dapat melewati membran vitelin.

I.VI Kapasitasi

Proses kapasitasi dimulai di dalam uterus, walaupun tempat utama proses kapasitasi adalah di

dalam oviduk khususnya pada bagian isthmus. Kemungkinan terjadi perubahan hilangnya

sebagian komponen yang terdapat pada permukaan sel spermatozoa oleh sekresai dari cairan

alat reproduksi sehingga menyebabkan lapisan fosfolipid menjadi tidak stabil dan

menyebabkan aktivasi dari akrosom.

I.VII Tahapan Fertilisasi

Menurut penelitian, ovulasi dimulai dengan terlepasnya sel telur dari indung telur 30-

35 jam atau hari kedua setelah gejalah birahi terlihat. Sedangsel jantan (sperma) yang ada

didalam vagina cervix akan saling bertemu padasaluran telur (oviduc) bagian atas dekat

ovarium.

Didalam alat reproduksi betina, sperma dapat hidup 24-48 jam. Dan untuk mencapai
oviduc memerlukan waktu 4-6 jam. Akan tetapi perlu diketahui bahwa ada sperma yang

hidupnya lebih pendek, kurang dari 24 jam setelah terjadi ovulasi dan tidak semua sel telur

bisa dibuahi. Jumlah sel telur bisa 12-16, yang masak bersama

sama dan bisa dibuahi. Akan tetapi sering juga sampai 20 buah: sebaliknya, juga tidak jarang 

hanya 3 atau 4 buah. Kita mengawinkan babi harus betul-betul tepat pada waktunya, yakni

babidikawinkan pada hari kedua setelah nampak birahi. Terkecuali babi dara

(gilt) bisa dikawinkan pada hari pertama dari masa birahi. Karena birahnya babidara lebih

pendek dibanding babi-babi yang pernah beranak. Apabila babiyang sedang birahi itu tidak

dikawinkan, birahi akan terulang kembali pada 24 hari, atau rata-rata 3 minggu (21 hari)

Tahapan yang menunjukkan terjadinya fertilisasi pada babi adalah:


a) Seperma berkontak dengan zona pellucida (Z.p) Badan kutub pertama (Pb, 1) telah

disingkirkan; inti sel telur sedang mengalami pembelaham meiotic yang kedua (2nd

M).

b) Sperma telah menembus zona pellucida, dan kini bertaut pada vitellus (vit.) hal ini

merangsang reaksi zona, yang ditandai oleh pembayangan yang mentelusur sekeliling

zona pelucida.

c) Kepala sperma terambil kedalam vitellus, dan terletak tepat dibawah permukaan yang

telah terungkit diatasnya.

d) Sperma kini hampir seluruhnya berada di dalam vitellus. Kepala sperma

membengkak. Vitellus berkurang volumenya, dan badan kutub kedua sudah

disingkirkan.

e) Pronuclei jantan dan betina mulai berkembang. Mitokondria (Mit.) berkumpul

disekitar pronuclei.

f) Pronuclei berkembang sempurna dan mengandung banyak nucleoli. Pronucleus jantan

lebih besar daripafda betina.

g) Fertilisasi telah sempurna. Pronuclei telah menghilang dan diganti oleh kelompok-

kelompok kromosom yang telah bersatu di dalam profase pada pembagian cleavage

pertama. ini bermigrasi dengan pergerakan amuboid dari kantong kuning telur
melewati mesenterium dorsalis ke lereng-lereng benih. Perpindahan tersebut pada

embrio babi terjadi kira-kira 35 hari masa kebuntingan. Dalam beberapa hari

kemudian kelamin gonad embrio dapat dibedakan oleh adanya pembentukan tunica

albuginea di permukaan dan lokasi sel-sel kecambah di sentral, spermatogonia pada

testis primer dan lokasi oogonia yang peripheral pada ovarium primitive. Oogonia

kemudian berpoliferasi atau memperbanyak diri secara mitosos sesudah diferensiasi

kelamin dan measuki profase dari pembelahan miosis yang pertama dimana sel-sel

tersebut dinamakan oocyt. Oogenesis tidak lain adalah transformasi atau perubahn

bentuk dari oogonia menjadi oocyt. Proses oogenesis berakhir sebelum atau sesudah

partus.
Menurut Mauleon (1969) diferensiasi kelamin terjadi pada embrio yang berumur 30

hari pada babi. Akhir periode mitosisoogonial yang menendakan akhir periode oogenesis

utama adalah pada hari ke-32 masa kebuntingan sampai 7 hari sesudah partus pada babi.

Petunbuhan oocyt ditandai oleh pembesaran cytoplasma karena penumpukan granula-granula

deutoplasama (kuning telur) dalam berbagai ukuran, pembentukan zona pellucida sebagai

suatu selaput sel telur dan proliferasi mitosis epitel folokuler dan jaringan sekitarnya. Sel-sel

folikuler ini dapat berfungsi sebagai sel-sel pemberi makan bagi oocyt dengan jalan

menyediakan deutoplasma bagi bakal sel telur tersebut. Menjelang pubertas, sel telur telah

mengumpulkan reserve materi sebagai sumber enersi bagi perkembangan selanjutnya. Factor

yang menentukan oocyt mana yang harus mulai tumbuh atau menyelesaikan pertumbuhannya

selama siklus reproduksi tidak diketahui.

Pertumbuhan oocyt dibagi atas dua fase. Selama fase pertama oocyt bertumbuhcepat

dan erat berhubungan dengan perkembangan folikel ovarii. Ukuran dewasanya tercapai kira-

kira pada waktu pertumbuhan antrum dimulai di dalam folikel. Selama fase kedua, oocyt

tidak bertambah besar, sedangkan folikel ovarii yang berespons terhadap hormone-hormon

hypophysa sangat bertambah besar diameternya. Pada umumnya pertumbuhan ini hanya

berlaku bagi folikel dimana ovum telah mencapai ukuran yang maksimal.

Selama fase terakhir pertumbuhan folikel, oocyt mengalami pematangan. Nucleus


yang telah memasuki profase pembelahan miotik selama pertumbuhan oocit bersiap-siap

untuk menjalani pembelahan reduksi. Nucleoli dan selaput inti menghilang dan kromosom

memadatkan diri menjadi suatu bentuk yang kompak, sentrosom membagi diri menjadidua

sentriol dan disekitarnya terbentuk aster. Kedua aster tersebut bergerak saling menjauhi dan

membentuk spindle diantaranya. Kromosom dalam pasangan-pasangan diploid dibebaskan ke

dalam sitoplasmadan tersususn pada datarn khatulistiwa spindle (metaphase). Oocit primer

kini menjalani pembelahan miotik. Pada pembelahan pertama dua sel anak sel terbentuk,

masing-masing mengandung setengah jumlah kromosom. Akan tetapi berbeda dengan pada

spermatogenesis, satu anak sel mengambil hamper semua sitoplasma, sel ini disebu oocyt

sekunder; anak sel lain yang jauh lebih kebil disebut badan kutub. Pada pembelahan sel

kedua, oocyt sekunder membagi diri menjadi ootid (n) dan badan kutub kedua (n). kedua
badan kutub tersebut yang mengandung sedikit sekali cytoplasma, terjirat di dalam zona

pellucida dan mengalami degenerasi. Badan kutub pertama dapat pula membagi diri sehingga

zona pellucida dapat berisi satu, dua atau tiga badan kutub

Waktu dimana kedua pembelahan reduksi berlangsung tidak perlu bertepatan dengan

waktu ovulasi. Oocyt biasanya berada pada tingkat patau diploten dari profae I selama

diestrus. Segera sebelum ovulasi oosyt mungkin mengalami pembelahan miotik pertama.

Pembelahan miotik kedua mulai terjadi akan tetapi tidak terselesaikan sebelum atau apabila

tidak terjadi pembuahan. Jadi badan kutub kedua dan pronukleus betina terbentuk pada waktu

pembuahan. Ova pada babi mengandung satu kutub pada waktu ovulasi. 

Spermatozoa diangkut dalam sejumlah besar cairan sekresi dari tubuli seminiferi dan

rete testis ke dalam ductuli efferents testes yang berliku-liku yang terletak dekat caput

epididimis dan bermuara ke dalam ductus epididimis. Struktur-struktur ini yang tadinya

berasal dari mesonefros memiliki fungsi yang hampir sama dengan ginjal dalam hal aktivitas-

aktivitas absorptive dan sekretoris.kontraksi selubung testikuler mungkin membantu

mendorong semsn dari testes ke ductuli efferens. Hampir seluruh cairan, 200 ml per hari pada

babi diabsorbsi. Konsentrasi sperma dalam cairan ini adalah 100 juta per ml. sel-sel sekretoris
dan bersilia dengan silia yang memukul kea rah epididimis ditemukan pada ductuli efferents.

Aktivitas peristaltic otot licin epedidimis bertanggungjawab atas pengangkutan

sperma di daerh ini. Mirovili ditemukan pada sel-sel epididimis tetapi bersifat non-motil.

Mekanisme kontraktil yang terlihat dalam pengangkutan sperma pada hewan jantan sebagian

diatur oleh oksitoksin. Epitheliuym epididimis mempunyai fungsi absorptive dann sekretoris

yang menghasilkan ion=ion natrium, kalium, kalsium, klorida, pospor dan protein, enzim dan

glicerylphosporylcholine (GPC) dalam berbagai konsentrasi pada cairan luminal berbagai

bagian epididimis. Komposisi plasma epididimis berhubungan erat dengan fungsi testikuler,

pengangkutan sel-sel sperma dan lingkungan hormonal dan fisik testes. Volume plasma pada

babi, isi epididimis mengalami pengenceran terus menerus dari caput ke cauda epididimis.
Waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan spermatozoa melalui epididimis kira-kira &

sampai 15 hari

Anda mungkin juga menyukai