Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jazuli Azra Mr

Kelas : A
NIM : 2009511022
Tugas Meringkas Materi Fertilasi

A. Pengertian fertilisasi
fertilisasi adalah penyatuan dua gamet untuk membentuk sel tunggal (zigot). Pada
hewan umumnya fertilisasi merupakan proses penyatuan atau peleburan inti sel telur
(ovum) dari gamet betina atau matroklin dengan inti sel spermatozoa dari gamet jantan
atau patroklin, dimana masing-masing gamet mengandung 1 N kromosom yang disebut
haploid. Hasil fertilisasi ini adalah mahluk hidup baru yang disebut zigot. Zigot ini
mengandung 2 N kromosom (diploid). Meskipun zigot masih satu sel baru, tetapi ia disebut
mahluk hidup baru, karena zigot merupakan bentuk paling awal dari semua mahluk hidup
yang berkembang melalui proses fertilisasi. Dari zigot satu sel inilah akan berkembang
menjadi embrio tahap dua sel, empat sel, morula, blastosist dan akan terus berkembang dan
berdifferensiasi membentuk organ-organ tubuh sampai akhirnya membentuk fetus. Setelah
mencapai dewasa kelamin (pubertas), maka aktivitas reproduksi akan dimulai kembali
melalui proses gametogenesis dan fertilisasi, sehingga membentuk suatu siklus yang saling
berkaitan.
B. Fungsi fertilisasi
Ada dua fungsi utama fertilisasi yaitu fungsi reproduksi dan fungsi perkembangan.
1. Fungsi reproduksi.
Jika pada gametogenesis terjadi reduksi (pengurangan) unsur genetik dari 2n
(diploid) menjadi n (haploid), maka pada fertilisasi memungkinkan pemulihan kembali
unsur genetiknya, satu n dari gamet jantan dan satu n dari gamet betina sehingga
diperoleh individu normal 2n.
2. Fungsi perkembangan
Pada fungsi ini fertilisasi menyebabkan gertakan atau rangsangan pada sel telur
untuk menyelesaikan proses meiosisnya dan membentuk pronukleus betina yang akan
melebur (syngami) dengan pronukleus jantan membentuk zigot dan seterusnya
berkembang menjadi embrio dan fetus.
C. Perjalanan Spermatozoa Ke Tempat Fertilisasi
Perjalanan spermatozoa meliliputi tiga tahapan yaitu:
1. Di Dalam tubuh jantan
2. Di luar tubuh jantan
3. Dalam tubuh betina
D. Perjalanan Ovum Ke Tempat Fertilisasi
Mekanisme pergerakan ovum dari tempat folikel pecah ke tuba uterina tergantung
pada beberapa faktor, seperti konfigurasi anatomi fimbria dan keadaan permukaan ovarium
saat ovulasi. Pada saat ovulasi, pembuluh darah dalam fimbria membesar. Fimbria yang
membengkak bergerak di atas permukaan ovarium sebagai hasil kontraksi ritmik otot
polos. Pada saat yang sama, silia sel epitel pada infundibulum banyak yang bergetar ke
arah uterus, mengangkut oosit dengan cepat ke dalam ampula. Ampula bagian kaudal
merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Dalam ampula, aktivitas silia merupakan kekuatan
utama untuk menggerakkan ovum ke arah isthmus. Setelah terjadi fertilisasi, akan
terbentuk embrio. Embrio yang terbentuk itu masih tetap tinggal di atas daerah
isthmoampular untuk beberapa jam tergantung kepada spesies hewan.
E. Proses Fertilisasi
Tempat penyatuan ovum dengan spermatozoa adalah di dalam ampula.
Pada waktu bertemu dengan spermatozoa, ovum masih terbungkus oleh banyak sekali sel-
sel granulosa yang berasal dari folikel dan selubung ovum. Pada kebanyakan mamalia,
untuk keberhasilan fertilisasi, spermatozoa harus mempunyai kemampuan menembus
kumulus ooforus, korona radiata, dan zona pellucida sebelum masuk ke membran vitelin
oosit. Adanya enzim seperti hyaluronidase dan akrosin pada akrosoma spermatozoa
memberi kontribusi pada kemampuan penetrasi spermatozoa. Hyaluronidase ini dilepas
pada saat terjadi reaksi akrosoma. Enzim ini berperan menghancurkan matriks kumulus
ooforus sehingga spermatozoa dapat mencapai zona pellucida. Enzim akrosin berperan
dalam perusakan zona pellucida. Penetrasi zona pellucida dari ovum oleh spermatozoa
menghasilkan serangkaian kejadian penting pada sel telur seperti hambatan fertilisasi oleh
lebih dari satu spermatozoa. Hambatan ini terjadi karena adanya reaksi penghambatan pada
zona (zona block) dan vitelin (vitelin block) sehingga menghambat masuknya spermatozoa
yang lain.
Penetrasi sel telur oleh spermatozoa juga merangsang penyelesaian proses meiosis
II dengan pelontaran badan kutub II (polar body) serta pembentukan pronuklei dan
penggabungan kromosom jantan-betina untuk membentuk zigot diploid.
Fertilisasi juga menghasilkan aktivasi oosit untuk memulai pembelahan dan aktivasi
biokimia. vum yang telah dibuahi merupakan sel terbesar dalam tubuh dan
mempunyai rasio yang tinggi antara volume inti dengan sitoplasma. Perpaduan
ovum dan spermatozoa merangsang dimulainya pembelahan mitosis. Pertama,
dihasilkan embrio dua sel. Sel itu disebut juga blastomer.
Pada aves, proses fertilisasi biasanya berlangsung di dalam saluran telur atau
oviduct dan dilanjutkan dengan segmentasi. Pada saat itu telur belum
mempunyai albumin dan lapisan kulit (caleaneous), kelenjar albumin terdapat
pada dinding oviduct, sedangkan caleaneous gland terdapat pada dinding uterus.
Telur bergerak di dalam oviduct sambil berputar sehingga lapisan albumin
bertambah selapis demi selapis.Akibat perputaran itulah pada kedua ujung telur
terdapat chalaza yang berperanan menjaga keseimbangan telur. Setelah tiba di
dalam uterus barulah mendapat selaput kapur.
Pada amphibia, suatu tanda khas ovum amphibia ialah adanya pigmen.
Penyebaran pigmen tidak merata pada ovum karena pigmen terletak pada
setengah bulatan bagian kutub animal. Sekalipun amphibia melakukan
amphioxus (coitus) namun fertilisasi terjadi di alam bebas. Seperma masuk ke
dalam ovum di bagian kutub animal ± 45o dari titik kutub. Pada saat fertilisasi
biasanya ovum sedang mengadakan pembelahan yaitu terlepasnya polocyte ke II.
Pada ikan, proses fertilisasi terjadi di luar tubuh meskipun sebagian lagi
terjadi secara internal (dalam tubuh). Proses di dalam tubuh terjadi begitu saja, sperma
dikeluarkan ikan jantan dekat-dekat pada telur yang baru saja dikeluarkan betinanya dan
terjadi secara serentak (spawning), karena itu perjalanan di sini pendek sekali. Pada proses
ini baik ikan jantan dan betina mengeluarkan zat penelur untuk merangsang pasangannya
untuk mengelurkan materi pembuahan yakni sperma dan sel telur. Spermatozoa bergerak
aktif dalam medium air untuk mencapai telur dan membuahinya.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ovum akibat dari penetrasi sperma
adalah sebagai berikut:
- Metabolisme makin tinggi karena terjadinya aktivitas-aktivitas enzim
- permiabilitas naik sehingga memungkinkan ovum untuk mengadakan
pertukaran cairan dengan lingkungannya.
- Viskositas atau kekentalan semakin tinggi sebagai akibat terbentuknya
zatzat di dalam ovum
F. Pencegahan Polysperma
Ovum dari beberbagai macam spesies mempunyai ratusan tempat perlekatan
spermatozoa pada selubung vitelinnya. Tempat perlekatan ini memungkinkan
terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa. Namun, tempat perlekatan yang
jumlahnya banyak ini memungkinkan terjadi pembuahan ovum oleh lebih dari
satu spermatozoa. Keadaan ini disebut polyspermy. Akibat dari polyspermy ini
adalah kematian embryo secara dini. Pada beberapa spesies seperti pada
serangga, reptil, salamander, dan burung terjadi polysperma secara alami,
sedangkan pada beberapa spesies terjadi hambatan polysperma. Mekanisme
pencegahan polysperma ini ada yang cepat (fast block to polyspermy) dan lambat (slow
block to polyspermy).
Mekanisme pencegahan cepat ini adalah semacan hambatan listrik yang
timbul setelah terjadinya fusi ovum dengan spermatozoa pertama. Hambatan ini
menyebabkan kegagalan spermatozoa berikutnya untuk menempel pada permukaan ovum.
Segera setelah spermatozoa masuk ke dalam sitoplasma ovum, akan terjadi perubahan
perubahan permeabilitas membran ovum. Perubahan permeabilitas ini akan menyebabkan
perubahan potensial membran vitelin (fertilization potential). Perubahan ini menyebabkan
spermatozoa lain yang dihasilkan menembus zona pellucida dan masuk ke ruang perivitelin
tidak dapat menembus membran vitelin. Perubahan potensial membran vitelin ovum
berlangsung sangat cepat, namun bersifat sementara karena potensial membran akan
kembali pada kondisi semula.
Mekanisme pencegahan lambat adalah suatu reaksi yang diperankan oleh
bagian kortek ovum. Pada mamalia pencegahan polysperma oleh kortek ini dikenal dengan
zona reaction. Reaksi ini terjadi segera setelah terjadinya kontak spermatozoa dengan
ovum. Pada saat terjadinya reaksi ini terjadi pelepasan komponen yang dapat menghambat
perlekatan spermatozoa lainnya. Ada tiga komponen utama yang dilepas pada saat reaksi
tersebut yaitu, (1) protease yang berperan memecah protein pada selubung vitelin dan
bersamaan dengan itu juga dilepas polysakarida yang disebut glycosaminoglycans.
Pelepasan ini menyebabkan tertariknya air dari ruangan vitelin. Hasilnya akan terbentuk
lapisan seperti gelatin yang disebut dengan Hyalin layer, (2) pelepasan peroxidase
menyebabkan pengerasan selubung vitelin. Selubung yang mengeras ini disebut
fertilization envelope, dan (3) enzym yang memodifikasi reseptor spermatozoa sehinga
spermatozoa tidak dapat lama melekat pada ovum
G. Parthenogenesis
Parthenogenesis terbagi menjadi 2 yaitu :
- Alami
1. Complete parthenogenesis
2. Cyclic Parthenogenesis
- Buatan (artificial parthenogenesis)
1. Pemberian cairan kimia.
2. Agen Fisik
3. Radiasi.

Anda mungkin juga menyukai