Anda di halaman 1dari 54

Fertilisasi

Dr. Drs. Jodion Siburian, M.Si

FKIP Universitas Jambi

Pertemuan 3b
Fungsi Reproduksi Manusia

♀ ♂
FERTILISASI
Fertilisasi
Proses penggabungan/peleburan sel gamet ♂ & ♀
Peleburan itu meliputi:
– Inti
– Sitoplasma
Aspek utama fertilisasi:
– Aktivasi sel telur
– Amphimixis.
Hasil fertilisasi : zigot
Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet,
yaitu sel telur dan sel sperma (sering juga disebut
proses pembuahan).

Hasil proses fertilisasi menghasilkan sel tunggal


yaitu zigot. Tempat terjadinya fertilisasi pada
manusia adalah di dalam tuba fallopi atau oviduct.

Pada manusia, fertilisasi yang terjadi merupakan


fertilisasi internal (proses pembuahan yang terjadi
di dalam tubuh induk betina).
TAHAPAN
1. Persiapan
2. Penetrasi
3. Penggabungan inti
4. Awal pembelahan zigot

Proses fertilisasi mencakup 6 aktivitas:


1. kontak sperma dengan ovum
2. penembusan sperma ke dalam ovum
3. pencegahan polispermi
4. aktivasi metabolisme
5. penyelesaian meiosis sel telur
6. pembentukan dan fusi pronukleus jantan dan betina
PERSIAPAN SEL TELUR
Tingkat perkembangan sel telur: oosit II  telah terjadi
pembelahan meiosis I (2n  n).
Meiosis II terjadi setelah spermatozoa masuk ke dalam telur
 pada mamalia
Persiapan Sel Telur .............
Kondisi sel telur sebelum fertilisasi
– Selaput telur impermeabel
– Selaput telur melekat pada permukaan ooplasma
Sekresi sel telur:
– Gynogamone  echinodermata
– Fertilizin  cyclostomata, teleostei & Amfibi
– Spawning Inducing Agent  nereis & ketam
– Sperm –Binding Protein  mammalia
Echinodermata & Amphibia Mammalia
Persiapan Spermatozoon
Pemasakan fisiologis → dalam epipidimis
Gerak pasif → gerak aktif
Sekresi spermatozoon:
– Androgamone
– Antifertilizin
– Spawning inducing substance
– Hyaluronidase
– Trypsin-like substance
– Lisin/Akrosin (zona lysing enzyme)
– Bindin
Spermiogenesis
Androgamone
– Pd Avertebrata, Ikan, Amfibi
– Fx: melisiskan selaput gelatin telur & mencairkan
korteks telur
Antifertilizin
– Fx: mengencerkan aglutinasi telur dan membantu
penempelan spermatozoon pd sel telur dari sp. yg
sama
Spawning inducing substance
– Fungsi : Menginduksi individu ♀ untuk bertelur
Hyaluronidase
– Dihasilkan: akrosom spermatozoa mammal
– Fungsi : memisahkan ikatan sel-sel pada corona radiata
sehingga spermatozoon dapat mencapai sel telur
– Fx: zona pellucida
Lisin/Akrosin (zona lysing enzyme)
– Fx: melisiskan zona pellucida trypsin-like substance
– Dihasilkan oleh: Permukaan bagian dalam membran
akrosom
Bindin
– Merupakan protein pelekat spermatozoon pada
permukaan sel telur  modifikasi dr protein aktin
– Terdapat pada : Echinodermata
Sea Urchin

Selaput telur berupa : selaput gelatin (“jelly coat”).


Tahapannya:
 Spermatozoon mendekati sel telur → kemotaksis.
 Kepala sp. kontak pada selaput telur → membran
plasma sp. diujung akrosom terbuka → sekresi akrosom
dilepaskan → memecah selaput telur (lisis).
 Terbentuk bindin
 Ujung bindin terikat pd reseptor sperma di permukaan
sel telur
 Terjadi fusi membran plasma sperma dan sel telur → inti
sperma masuk ke ooplasma
MAMMALIA
 Sel telur dilindungi
– corona radiata
– zona pelucida
 Penetrasi ke corona radiata → enz. hyaluronidase
 Penetrasi ke zona pelucida → enz. trypsin-like
substances & zona–lysing anzym (akrosin)
AKTIVASI SEL TELUR

 Penetrasi spermatozoon pada sel telur menyebabkan


aktivasi sel telur
 Granula kortekal pecah.
 Pembentukan selaput pembuahan.
 Peningkatan metabolisme.
 Peningkatan konsumsi O2
 Menyelesaikan pembelahan meiosis
REAKSI CORTECAL
 Masuknya sperma menyebabkan = reaksi kortekal=
Reaksi korteks
 Reaksi kortekal : granula kortekal sel telur pecah
mengalir ke arah rongga perivitelin dan bersatu
dengan membran telur sehingga menjadi tebal &
keras = SELAPUT PEMBUAHAN → menghalangi
polyspermi
Reaksi Akrosome
 Pd echinodermata, annelida, mollusca, teleostei: di tempat
masuknya spermatozoon terjadi penonjolan pada bagian
korteks sel telur  bukit pembuahan
 Penonjolan itu menyelubungi kepala sperma dan berfungsi
menarik membawa spermatozoon masuk telur.
Masuknya spermatozoon dalam telur mengganggu
keseimbangan di dalam ooplasma → terjadi aliran ooplasma

 GRAY CRESCENT → pada amfibi


Pigmen hitam ooplasma mengalir ke arah tempat sperma
masuk sehingga di bagian bawah daerah equator warnanya
agak pucat kelabu berbentuk seperti bulan sabit
PENGGABUNGAN INTI
 Nukleus sel telur setelah masuknya sperma =
PRONUKLEUS ♀
 Nukleus sperma di dalam ooplasma = PRONUKLEUS ♂
→ nukleus membesar, dindingnya pecah.
 Pronukleus ♂ bergerak mendekati pronukleus ♀ dan
pronukleus ♂ + ♀bergabung → membentuk inti zigot
 Kromosom spermatozoon berpasangan dengan
kromosom sel telur membentuk inti zigot yang diploid
a. Pencegahan Polispermi
1. Pencegahan cara CEPAT (Past Blocking)
Membran sel telur mempunyai kemampuan berfusi dengan
sperma, tetapi kemampuan tersebut akan hilang sementara
setelah ditembus sebuah sperma.
Perubahan potensial listrik pada membran ovum (depolarisasi)
yg disebabkan influks ion natrium (Na+) ke dalam ovum.
Pencegahan ini sangat cepat (2-3 detik) aetelah ovum ditembus
aperma, tetapi berlangsung sangat singkat, yaitu hanya sekitar
60 detik saja. Biasanya diikuti pencegahan secara permanen.
Proses depolarisasi
Potensial membran ovum sebelum dibuahi sekitar -70 mV,
(artinya didalam membran lebih negatif ( - ) daripada di luar
ovum
Pada saat prosessus akrosomberfusi dengan membran sel telur,
terjadi depolarisasi cepat yang disebabkan influks Na+ ke
dalam ovum.
Hal tersebut menyebabkan potensial membran ovum sekitar
masuknya sperma berubah dari -70 mV menjadi +10 mV , dan
dalam waktu 2 – 3 detik, seluruh permukaan membran ovum
akan mempunyai potensial listrik +10 mV.
Dengan potensial tersebut menyebabkan membran sel telur
tidak dapat berfusi dengan membran sperma, namun sifatnya
sementara, dan akan diikuti mekanisme permanen.
2. Pencegahan cara LAMBAT (Slow Blocking)
Tepat dibawah membran sel telur (sea urchin) terdapat ± 15.000
granula korteks, berdiameter sekitar 1 µ.
Granula cortex berisi campuran Enzim, protein struktural, dan
mukopolisakkarida sulfat (glikosaminoglikan).
Pencegahan secara lambat ini didahului reaksi Korteks.
Ketika sperma menembus ovum, terjadi mobilisasi ion kalsium
(Ca2+) di dalam ovum ke daerah masuknya sperma, menyebar ke
seluruh permukaan sel telur.
Adanya ion kalsium, granula korteks bergerak menuju
permukaan membran plasma, dan berfusi, dan isinya dikeluarkan
diantara membran plasma dengan membran vitelin.
Fusi granula korteks dengan membran plasma ovum
menyebabkan luas membran plasma ovum berlipat ganda
sehingga membentuk mikrovili
Tahap berikut: pecahnya hubungan molekuler membran vitelin
dengan membrane palsma oleh enzim proteolitik dari granula
korteks.
Pada waktu bersamaan Mukopolisakkarida sulfat, yang
mempunyai afinitas tinggi thp air, mulai mengembang,
memnyebabkan membran vitelin menjauh dari membran
plasma., dkl. Terbentuk membran Fertilisasi (nama baru dari
membran vitelin setelah reaksi korteks).
Mukopolisakarida yg terhidrasi, akan membentuk lapisan hialin
diantara membran plasma dengan membran fertilisasi.
Saat pembentukan membran vitelis, enzim lainnya dari granula
korteks mengubah reseptor membran vitelin (membran
fertilisasi), menjadi tidak dapat bergabung dengan membran
sperma lainnya.
Tahap akhir cara lambat adalah: pelepasan enzim Ovoperoksida
dari granula korteks.
Hidrogen peroksida (H2O2) sebagai oksidan kuat dilepaskan ovum
saat terjadi reaksi korteks.
Penguraian H2O2 disekitar membran fertilisasi dengan bantuan
enzim ovoperoksida menyebabkan perubahan proterin membran
sehingga membran fertilisasi mengeras.
Pengaruh H2O2 adalah bersifat spermisida, terhadap sperma
yang berhasil melewati membran vitelin saat membran fertilisasi
belum terbentuk.
Sperma tambahan bisa terjadi pada tenggang waktu ketika fast
blocking berakhir tetapi slow blocking belum terbentuk.
b. Pengaktifan metabolisme sel Telur
Fungsi utama sperma tahap awal fertilisasi adalah
mengaktifkan metabolisme Ovum
Aktivasi dimulai adanya Influks Na+ saat penghambatan cepat.
Pelepasan ion kalsium (Ca2+) selain menyebabkan reaksi
korteks juga menyebabkan konsumsi oksigen meningkat 3-5
kali ( mungkin berhubungan dengan pembentukan H2O2);
aktivasi enzim NAD kinase, yang membantu pembentukan
lipida membran, dan influks Na+ kedua kalinya bersamaan
dengan effluks H+ pada membran ovum.
Hal tsbt menyebabkan peningkatan pH dalam Ovum (1-5
menit) setelah kontak awal sperma dengan ovum).
Peningkatan pH ovum menyebabkan peningkatan sintesis
protein, mengaktifkan transportasi dalam ovum dan akhirnya
terjadi sintesis DNA (Persiapan Fusi Materi Genetik)
Fusi Materi Genetik.
Setelah kepala sperma masuk ke ovum, membran inti sperma
melebur, bahan inti berinteraksi dengan sitoplasma ovum dan
kromatin mulai meregang.
Jelang akhir peregangan kromatin, membran inti baru
terbentuk, dan inti sperma baru disebut pronukleus jantan.
Bagian lain sperma, hanya sentriol yang dipertahankan dan
menjadi aster (benang gelendong) yang berperan penting
dalam mempertemukan pronukleus jantan dan betina.
Sebagai catatan: pada sea urchin Meiosis II telah berakhir
sebelum kontak dengan sperma. Berbeda dengan mamalia,
belum berakhir sampai sperme menmbusnya.
Dengan bantuan aster spermapronukleus betina akan bergerak
ke bgn tengah ovum mendejkati pronukleus jantan.
Setelah kedua pronukleus bertemu, kedua membran
pronukleus melebur menjadi satu. Proses peleburan
pronukleus (amfimiksis).
Setelah itu terjadi reflikasi DNA mempersiapkan pembelahan
zigot yang pertama (Masuk Periode Pembelahan)
Fertilisasi pada Mamalia
Saat sperma melalui saluran kelamin betina terjadi proses
Kapasitasi mebentuk kekuatan supaya sperma mampu utk
reaksi akrosom.
Waktu kapasitasi bervariasi ( kurang dari1 jam pada mencit;
primata dan manusia antara 5 – 6 jam).
Perubahan yg terjadi pada kapasitasi (sebenarnya belum jelas,
akan tetapi diantaranya: Terjadi pelepasan glikoprotein yg
menyelaputi sperma dan perubahan membran plasma sperma.
Sperma yang tidak terlibat dlm proses fertilisasi akan
dibersihkan dari saluran kelamin betina. Sperma yg ada
dirongga uterus biasanya akan dikeluarkan lewat vagina,
sedang yang ada di oviduk akan dimakan oleh sel sel Pagosit.
Bagaimana kemampuan Ovum dan sperma?
Pada kebanyakan mamalia , termasuk manusia, Ovum yang
telah diovulasikan harus dibuahi dalam waktu 24 jam. Jika tidak
fertilitas dan viabilitasnya akan sangat menurun.
Bagaimana dengan sperma? Kemampuan gerak sperma tdk
sama dengan fertilitasnya, karena kenyataannya kemampuan
gerak sperma lebih lama dibanding fertilitasnya.
Cth: sperma kelinci telah kehilangan fertilitasnya setelah 30 jam
didalam saluran kelamin betinanya sedang kemampuan
geraknya mungkin lebih dari 2 hari.
Kemampuan fertilitas sperma manusia di dalam saluran
kelamin wanita berkisar 1-2 hari, sedangkan kemampuan
geraknya 2 kali lebih lama dari fertilitasnya
Penembusan Ovum oleh sperma
Fertilisasi terjadi di bgn anterior Oviduk.
Ovum diselaputi Korona radiata, zona pelusida dan membran
plasma.
Utk melewati ketiganya, terjadi reaksi akrosom. Enzim
hialuronidase dari akrosom melarutkan matriks ekstra
sellulersekitar korona radiata, sperma bisa masuk zona pelusida
Selanjutnya: Akrosin melarutkan Zona pelusida memasuki
rongga periviitelin (rongga ZP dengan membran ovum).
Reaksi akrosom menyebabkan perubahan membran plasma
sehingga dapat berfusi dengan membran plasma ovum, saat
kedua membran bertemu membentuk kerucut fertilisasi,
menarik sperma hingga masuk ke ovum.
Pencegahan Polispermi
Pencegahan terjadi seperti pada sea urchin setelah ovum
ditembus sperma.
Masuknya sperma ke ovum, penahanan Meiosis II oosit berahir
dilanjutkan terbentuknya polosit II dan inti ovum haploid
(pronukleus betina).
Segera setelah sperma masuk, inti sperma hancur dan
kandungannya berinteraksi dengan sitoplasma ovum. Dkl
kromatin inti sperma meregang, terbentuk membran inti baru
dihasilkan pronukleus jantan.
Pronukleus jantan dan betina saling mendekat, sintesis DNA
terjadi ketika kromosom bentuk haploid, hal ini beda dengan
sea urchin: sehingga ketika terjadi peleburan, membran
pronukleus , maka kromosom langsung menyusun diri pada
posisi metafase.
AWAL PEMBELAHAN
 Zigot selanjutnya mengalami pembelahan
secara mitosis
 Inti zigot bergerak menuju bidang equator untuk
mengadakan pembelahan
 Sebelum membelah terjadi sintesis DNA pada masing-
masing pronukleus.
 Umumnya proses pembelahan didahului dengan
terbentuknya ASTER
 Pada mulanya terbentuk aster yang tunggal →
membelah menjadi sepasang aster = AMPIASTER.
 Terbentuknya ampiaster selanjutnya menyebabkan
pembelahan zigot (pelajari mekanisme mitosis).
Pembelahan
MONOSPERMI VS POLISPERMI
MONOSPERMI
 Spermatozoa yang masuk ke sel telur hanya 1.
 Contoh : Amphioxus, Katak, Mammalia

POLISPERMI
 Sperma yang masuk telur sampai ke dalam ooplasma > 1
 Contoh : Reptil, Aves, Urodella dan Teleostei (pada telur yang kaya
vitellus).
 Pada telur yang kaya vitellus, inti tertutup oleh vitellus sehingga lebih
sukar dicapai oleh spermatozoon → membutuhkan banyak
spermatozoa.
 Hanya 1: spermatozoon yang intinya bergabung dengan inti telur →
sperma yang lain berperan sebagai SPERMATOZOA KOMPLEMENTER/
PEMBANTU.
 Sperma komplementer berperan membantu fertilisasi → enzim-enzim
yang dihasilkan membantuk melisiskan selaput telur +vitellus
Dr. Jerry Schatten
(Dept. of Zoology, Univ. of Wisconsin-Madison)

Fertilization is the "great awakening“ of the


oocyte. It has likened fertilization to the
classic fairy tale, "Sleeping Beauty", since
the oocyte is "awakened" from "slumber" by
the events of fertilization, resulting in the
process of egg activation

Fertilisasi adalah "kebangkitan hebat"


oosit. Ia menyamakan fertilisasi dengan
dongeng klasik, "Sleeping Beauty", karena
oosit "terbangun" dari "tidur" oleh peristiwa
fertilisasi, menghasilkan proses aktivasi
telur

Anda mungkin juga menyukai