Anda di halaman 1dari 48

HUMAN FERTILISATION

Transport Sel Telur dan Sperma, Fertilisasi, dan


Implantasi

Oleh : Dr. dr. H. M. A. ASHARI SpOG (K)


 Pada tahun 1609 Galileo Galilei
dua instrumen penting ( teleskop dan
mikroskop).
 Anton van Leeuwenhoek ( Belanda )
mikroskop Galileo. Leeuwenhoek adalah
seorang tukang hias dan tidak memiliki gelar
medis maupun ilmiah, tapi kemudian ia
menjadi anggota Royal Society of London, tempat
ia mendaftarkan 375 tulisan ilmiahnya .Hal
tersebut terjadi 198 tahun sebelum Wilhelm
August Oscar Hertwig di Jerman menjelaskan
penyatuan antara sperma dan sel telur,
fertilisasi di lautan urchin.
4 weeks germs migration

TDF+, MIF+, TESTOSTERON + TDF - , MIF -

Copied from Leon Speroff


Clin Gyn End
6
Testis formation 7-12 weeks
 fertilisasi menjadi subjek studi yang sulit. Hal
tersebut berubah sejalan dengan ditemukannya
fertilisasi in vitro. Pemahaman yang lebih baik
mengenai perkembangan sperma dan sel telur
dan penyatuannya bermanfaat sangat besar
terhadap aplikasi klinis tehnik bantuan
reproduksi.
SPERM TRANSPORT
 Semen membentuk suatu gel
kemudian mengalami likuefaksi
dalam 20-30 menit oleh enzim
dari kelenjar prostat.
 pH basa semen melindungi
sperma dari asam vagina.
 Sperma yang tertinggal di dalam
vagina dibekukan dalam 2 jam.
 Sperma memasuki uterus;
plasma seminalis tertinggal
dalam vagina.
 Proses masuknya sangat cepat,
90 detik setelah ejakulasi.
MIF

TESTOSTERON
SPERM TRANSPORT
SPERM TRANSPORT
Transport Sperma

 Sperma mencapai epididimis


kaudal kurang lebih 72 jamsetelah
dimulainya spermatogenesis.
 Kepala sperma ter diri dari nukleus
yang terikat membran, tertutup
oleh akrosom, sebuah vesikel besar
enzim proteolitik.
 Membran akrosom bagian dalam
berada dekat dengan membran
inti, dan membran akrosom bagian
luar berada di sebelah membran
plasma permukaan. Flagellum
merupakan struktur kompleks
mikrotubulus dan serat-serat,
dikelilingi di ujung proksimal oleh
mitokondria. Motilitas dan
kemampuan fertilisasi didapatkan
secara bertahap saat sperma
memasuki epididimis.
SPERM TRANSPORT
• Head
– Acrosome:
– Nucleus:
• Midpiece
– Centrioles:
– Mitochondria:
• Tail: flagellum
– Microtubules:
Palermo et al., 1997
 Epididimis kaudal
menyimpan sperma yang
disiapkan untuk ejakulasi.
 Dipengaruhi oleh kadar
testosteron dan
temperatur skrotum.
 berkurangnya sperma
berhubungan dengan
episode demam.
 Peran epididimis terbatas
pd penyimpanan
PIF

MITOTIC DIVISION

MEIOTIC DIVISIONS

TRANSFORMATION

Copied from Lucinda L.


An Atlas of Human Gamet and Conceptus
Copied from Lucinda L.
An Atlas of Human Gamet and
MITOTIC DIVISION

MEIOTIC DIVISIONS

TRANSFORMATION
11
10
4 WEEKS
0,5 MIL

12-16 WEEKS

16-20
WEEKS
6-7 MIL

7
FSH-LH
EGF
TGFα
EGF RECEPTOR
SPERM TRANSPORT
SPERM TRANSPORT
 Kontraksi traktus reproduksi wanita ........
sperma masuk ke mukus serviks
 Kesuksesan inseminasi terapeutik,
bagaimanapun, menunjukkan bahwa koitus
dan orgasme wanita tidak penting untuk
transport sperma.
Struktur Mukus Serviks
 Mukus serviks mrpk struktur
kompleks tidak homogen. disekresi
dalam bentuk granuler,berupa
network mukus terbentuk di dalam
kanalis servikalis. Karenanya, tidak
semua area mukus serviks
terpenetrasi secara merata oleh
sperma.
 Estrogen naik, produksi mukus
serviks, dam kandungan air
meningkat, dan ruang antara
glikoproteinnya yang lebar mencapai
kadar maksimal pada periode pra
ovulasi.
 Proses kapasitasi dimulai, dan
mungkin selesai selama pasase
sperma melalui serviks.
 Sperma berenang dan bermigrasi
melalui pori-pori dalam
mikrostruktur mukus yang lebih
kecil dari kepala sperma;
 sperma harus aktif mendorong diri
.
 Satu penyebab infertilitas, mungkin,
adalah gangguan gerakan sperma
yang mencegah transport tersebut
melalui mukus.
 Gerakan tesebut kemungkinan
dipengaruhi oleh antibodi sperma,
abnormalitas morfologi kepala
sperma
 Mukus serviks memiliki aksi filter
(penyaringan); sperma yang
abnormal dan kurang punya
’kemampuan’ akan mengalami
kesulitan melaluinya.
 Kapasitasi :
perubahan seluler
yang harus dialami
oleh sperma yang
diejakulasikan
untuk fertilisasi.
Kapasitasi digambarkan dengan tiga
pencapaian di bawah ini:
• kemampuan menjalani reaksi
akrosom
• kemampuan berikatan dengan
zona pelusida
• hipermotilitas
 Hal-hal yang berperan dalam proses kapasitasi diatur
oleh status redox sel sperma. Reaksi redox
menginduksi fosforilasi tirosin, suatu hal yang sangat
dibutuhkan untuk kapasitasi.

 Reaksi tersebut tergantung pada peningkatan


konsentrasi kalsium intra sel karena influks kalsium
ekstra sel, yang diyakini diinduksi oleh progesteron.

 Walaupun kapasitasi secara klasik diartikan sebagai


perubahan sperma yang terjadi dalam traktus
reproduksi wanita, tapi tampaknya sperma beberapa
spesies termasuk pada manusia bisa mendapatkan
kemampuan fertilisasinya setelah inkubasi singkat
pada suatu media dan
 Diawali lepasnya faktor plasma seminalis yang
melapisi permukaan sperma, perubahan
permukaannya, dan pembatasan mobilitas reseptor.
 Perubahan sterol, lipid, dan gikoprotein membran sel
sperma yang menyebabkan berkurangnya stabilitas
membran plasma dan membran yang berada tepat di
bawahnya, membran akrosom bagian luar.
 Membran mengalami perubahan lebih lanjut dan lebih
besar, saat sperma yang telah mengalami kapasitasi
berada di sekeliling oosit atau saat mereka diinkubasi
dalam cairan folikuler.
 Terjadi pemecahan dan penyatuan antara membran
plasma dan membran akrosom bagian luar yang
disebut reaksi akrosom.
 Reaksi tersebut menyebabkan keluarnya
kandungan enzim dari akrosom, suatu struktur
yang seperti topi yang menutupi nukleus
sperma.
 Enzim tersebut, termasuk hyaluronidase,
neuraminidase-like factor, enzim pelarut
kumulus, dan suatu protease yang disebut
akrosin, kesemuanya diperkirakan memiliki
peran dalam penetrasi sperma.
 Membran akrosom bagian dalamlah
mengalami fusi dengan membran plasma oosit.
 Reaksi akrosom dapat diinduksi oleh protein
zona pelusida oosit dan oleh cairan folikuler
manusia pada percobaan in vitro. Selain itu,
kapasitasi membentuk sperma dengan
hipermotilitas, dan bertambahnya kecepatan
sperma merupakan faktor penting untuk
penetrasi zona pelusida.
 Pada manusia sperma sampai di tuba dalam waktu 5
menit setelah inseminasi. Paling lama 80 jam setelah
koitus.

 Labeled albumin terdapat di tuba dalam waktu 30 detik


setelah pemberian intra uterus.

 Sperma pertama yg memasuki tuba akan dirugikan (?).

 Motilitas yang buruk, dan seringkali terdapat


gangguan pada membran kepala. Sperma di barisan
depan tersebut kecil kemungkinannya mencapai
fertilisasi. (?).

 Sperma lain yang telah mengkolonisasi mukus serviks


dan kripte serviks kemudian berjalan lebih pelan ke
arah ampula tuba untuk bertemu dengan sel telur. (?).
Di dalam tuba fallopii, sperma yang
belum terkapasitasi terikat dengan
100-1000 sel epitel. Saat sel tersebut dilepas
dan mengalami kapasitasi, mereka
memperlihatkan pola gerakan baru
100-200jt yang disebut motilitas hiperaktif.
Motilitas tersebut mungkin
dipengaruhi oleh interaksi dengan
epitel tuba yang menghasilkan
kecepatan yang lebih tinggi dan
arah yang lebih baik begitu pula
pencegahan terjadinya perlekatan
dan jebakan.
ACROSIN
ACROSIN
The farther away from the metaphase spindle
the sperm enters, the farther the microtubules
need to grow in order to pull the female pronucleus
back to the central position.
20
Days after Fertilisation

 3-5  Morula/Early
blastocyst enters uterus
 Morula develops into
 4 early blastocyst
 Blastocyst composed of
 5 108 cells; ZP intact
 ZP thins out to allow
‘hatching’
 6-7
 8  Trophoblast penetrates
epithelium and
migrates through
stroma
 9  Stickiness of embryonic
trophoblast orientates
invasion
 Endometrial cytolysis
 10 by secreted proteolytic
enzymes
 11  Endometrial invasion
by syncytiotrophoblast
21
Embryo-maternal dialogue

Norwitz ER, NEJM 345(19) Nov.8, 2001 22


23
Norwitz ER, NEJM 345(19) Nov.8, 2001

Anda mungkin juga menyukai