PROSES KEHAMILAN Key Point: FERTILISASI NIDASI PENDAHULUAN Sebelum memahami bagaimana terjadinya proses kehamilan kita harus mengenal dan memahami sel telur dan sel gamet. 1. Sejak kecil, setiap wanita dalam indung telurnya ( ovarium ) mengandung beribu- ribu sel telur muda yang dinamakan Folikel Primodial . 2. Pada seorang wanita yang telah dewasa, setiap bulan dihasilkan satu folikel primodial yang tumbuh dan berkembang, FP tersebut tumbuh menjadi gelembung beisi cairan yang dinamakan Folikel De Graf . 3. Dalam proses selanjutnya, di bawah pengaruh LH, Folikel De Graf menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium hingga pada waktu pecah dan mengeluarkan suatu sel telur ( ovum ), peristiwa ini disebut ovulasi.
Selama ovulasi, kadang- kadang terdapat
perdarahan sedikit yang akan merangsang peritonium di pelvis sehingga timbul rasa sakit yang disebut Intermenstrual Pain. Ovulasi terjadi setiap bulan, kira- kira pada pertengahan siklus, yaitu pada hari ke 13-15 sebelum menstruasi yang akan datang.
Pecahnya folikel disertai perdarahan
sehingga folikel berubah menjadi suatu benjolan berwarna merah yang dinamakan Korpus Rubrum ( badan Merah ).Dan dalam beberapa hari korpus rubrum akan menjadi Korpus Luteum ( badan kuning ). Korpus Rubrum ini menghasilkan hormon progesteron yang mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjer- kelenjernya berkelok- kelok dan bersekresi.
Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum
berdegenerasi sehingga korpus luteum menjadi liat dan akhirnya merupakan jaringan berwarna merah putih yang dinamakan Korpus Albikns ( Badan Putih ) Dengan adanya korpus albicans maka terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri yang berkelok- kelok di endometrium menjadi tampak dilatasi dan diiukuti dengan spasme dan iskemia, setelah itu, terjadi degernerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik. Proses ini disebut dengan Haid atau Menstruasi . Peristiwa pertumbuhan folikel primodial menjadi Korpus Albicans memakan waktu satu siklus haid, yaitu 28 hari, Jika terdapat pertumbuhan dalam masa ovulasi maka korpus luteum tersebut diatas dipertahankan, bahkan berkembang menjadi korpus luteum graviditas. SAAT OVULASI Saat ovulasi kadang- kadang perlu diketahui untuk menentukan masa subur (masa fertil) dari seorang wanita, karena masa kehamilan hanya memungkinkan jika koitus terjadi sekitar ovulasi. Ovulasi terjadi kira- kira 14 hari sebelum haid yang akan daatang, karena korpus luteum mempunyai umur tertentu, yaitu kira- kira 8 hari. FERTILISASI 4. Pada saat ovulasi antara pria dan wanita ( sanggama / koitus ).Dengan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi sekitar masa ovulasi disebut masa subur, kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan sel telur dan sel sperma inilah yang disebut sebagai fertilisasi atau pembuahan. Dalam keadaan normal, pembuahan terjadi pada daerah Tuba Falopii, umumnya di daerah Ampula/ Infundibulum. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat senggama. Setelah itu, Spermatozoa mengalami peristiwa sebagai berikut: REAKSI KAPASITASI Selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein yang berada dalam cairan mani diluruhkan. REAKSI AKROSOM
Setelah dekat dengan sel telur, sel sperma
yang telah mengalamai kapasitasi akan terpengaruh oleh zat- zat dari korona radiata ovum sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontrak dengan lapisan korona radiata. Ketika itulah dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, yang dikenal dengan trypsyne like agent dan lysine zone , yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. 5. Begitu spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah penembusan zona oleh satu sperma, terjadi reaksi khusus di zona pelusida yang bertujuan mencegah terjadi penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma. SETELAH SPERMA MENCAPAI SEL TELUR, TERJADI HAL- HAL SBB. Reaksi zona/ reaksi kortikal pada selaput zona pelusida. Sel telur menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan sel telur definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita. Inti sel sperma membesar membentuk pronukle pria. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi. Pronukleus pria dan wanita, masing- masing haploid bersatu dan membentuk zigot yang memiliki jumlah DNA genap / diploid hasil utama pembuahan adalah sebagai bertikut: Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan haploid ayah dan ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah kromososm diploid. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, bergabung pada kromosom X dan Y yang dikandug sperma yang membuahi ovum tersebut Permulaan pembelahan dan stadium – stadium pembentukan dan perkembangan embrio PEMBELAHAN / PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO 6. Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali, Sel- sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil,ari ukuran induknya disebut blastomer. Setelah 3-4 kali pembelahan, zigot memasuki tingkat 16 sel disebut stadium morulla( kira-kira ke 3-4 pasca fertilisasi ). 7. Morulla terdiri atas Inner cel mas ( kumpulan sel- sel di sebelah dalam yang akan tumbuh menjadi jaringan- jaringan embrio sampai janin ) dan outner cell mass ( lapisan sel sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi tropoblas sampai plasenta ). 8.Kira - kira pada hari ke 5-6, di rongga sel- sel inner cel mass, merembes cairan menembus zona pelusida, dan membentuk ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar masa zigot membentuk rongga Blastokist. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi , Tetap berbatasan dengan lapisal sel telur. Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau pembentukan blastokoist. Inner cel mass kemudian disebut sebagai embrioblas,dan outer cell mass kemudian disebut tropoblas. IMPLANTASI ATAU NIDASI Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5-7 ), zigot mencapai kavum uteri. Ketika itu, uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dalam pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Oleh karena itu, lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjer selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler sehingga sel trofoblas zigot tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada epitel endometrium uterus ( terjadi impalntasi ).
Setelah implantasi, sel- sel trofoblas yang
tertanam di dalam endometrium terus berkembang dan membentuk jaringan bersama sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi placenta. Placenta nantinya akan berfungsi sebagai nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang berimplantasi diendometrium dinding uterus, mengadakan proliperasi menjadi dua lapis berbeda antara lain sitotropoblas
Diantara masa embrioblas dengan lapisan
sitotropoblas, terbentuk suatu celah yang makin lama makin besar yang nantinya akan menjadi Rongga Amnion.